Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS:

RINITIS ALERGI
MUHAMMAD DENI KURNIAWAN/ I4061192054
Pembimbing: dr. Rangga Putra Nugraha, Sp.THT-KL., M. Sc.

Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
2021
PENYAJIAN KASUS
ANAMNESIS
Identitas
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Agama : Kristen
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 01 April 2021
Biaya Perawatan : BPJS
PENYAJIAN KASUS
Keluhan Utama
Flu Berulang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan flu berulang yang terjadi secara
terus menerus sejak ± 3 tahun lalu yang terjadi hampir setiap
hari dalam seminggu, pasien mengatakan keluhan yang dialami
yaitu sering bersin-bersin dan hidung terasa gatal terutama
pada pagi hari saat bangun tidur dan saat terkena debu saat
membersihkan rumah, pasien juga mengeluhkan sakit kepala
yang terasa diseluruh kepala, dan sulit tidur karena hidung
tersumbat dan kadang juga disertai keluarnya cairan kental
berwarna bening dari kedua lubang hidung. Pasien sekarang
masih menyusui anaknya yang berusia 3 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu PENYAJIAN KASUS
- Alergi Makanan (-)
- Alergi Obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


- Alergi (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
Tanda-Tanda Vital:
TD : 99/69 mmHg
HR : 87 x/m
RR : 18 x/m
SpO2 : 98%
Temp : 36,9 oC
PENYAJIAN KASUS
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil reguler bulat isokor 3 mm/3 mm,
refleks cahaya (+/+), Allergic Shiner (+)
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa bibir kering (-)
Leher : Bentuk simetris, pembesaran KGB (-)
Paru
Inspeksi: Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi: Tidak dilakukan
Auskultasi: SND Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-),
PENYAJIAN KASUS
Jantung
Inspeksi: Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi: Tidak dilakukan
Auskultasi: BJS1S2 reguler, G(-), M (-)
Abdomen
Inspeksi: Tidak dilakukan
Auskultasi: Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi: Tidak dilakukan
Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT ≤ 2’’ , Edema tungkai (-)
Pemeriksaan Status Lokalis PENYAJIAN KASUS
Auricula Dextra Auricula sinistra
Auricula Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
Massa (-). mass a -).
Preauricula Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
mass a (-), fistula (-), mass a (-), fistula (-)
NT tragus (-) NT tragus (-)
Retroauricula Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-), Tenggorokan
mass a (-), fistula (-) mass a (-), fistula (-)
Faring Hiperemi s (-)
NT (-) NT (-)
Canalis acusticus Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-), Tonsil T1- T1
externus cerumen (-), furunkel (-). cerumen (-), furunkel (-).
Membran Intak, cone of light (+) Intak, cone of light (+)
Tympani arah jam 5, edem (-) arah jam 7, edem (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)

ENDOSKOPI Cavum Nasal Dextra Cavum Nasal Sinistra


Hiperemis (-), secret (-) Hiperemis (-), secret (-)
Mukosa Nasal
mucous (+), massa(-). mucous (+), massa(-).
Septum Nasal Deviasi (-), dislocation (-). Deviasi (-), dislocation (-).
Konka Media dan Edema (-), hyperemis (-), Polip (-) Edema (-), hyperemis (-), Polip (-)
Konka Inferior Konka tampak putih pucat Konka tampak putih pucat
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI

Konka Media
tampak putih pucat

Konka Inferior
tampak putih pucat
DIAGNOSIS
Rhinitis Alergi

TATALAKSANA
- Cetirizine 1 x 10 mg
- Mometason Nasal Spray
- Hindari Paparan Alergen

PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanactionam : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI HIDUNG
DEFINISI RINITIS ALERGI
Rinitis adalah ‘peradangan pada membran
yang melapisi hidung, dengan ciri adanya
sumbatan hidung, rinore, bersin, gatal pada
hidung dan/atau post nasal drainage.’

Rinitis alergi secara klinis merupakan gangguan


fungsi hidung yang terjadi setelah pajanan
alergen melalui inflamasi yang diperantarai oleh
Imunoglobulin E yang spesifik terhadap alergen
tersebut pada mukosa hidung.
EPIDEMIOLOGI RINITIS ALERGI
Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia dan diderita oleh
sedikitnya 10-25 % populasi dan prevalensinya terus meningkat.

Rinitis alergi lebih sering dijumpai pada anak usia sekolah,


dijumpai pada sekitar 15% anak usia 6-7 tahun dan 40% pada
usia 13-14 tahun.

Sekitar 80% pasien rinitis alergi mulai timbul gejala sebelum usia
20 tahun.

Meskipun rinitis alergi lebih banyak muncul pada anak yang lebih
besar, namun pajanan alergen (sensitisasi) sudah terjadi sejak
dini.
ETIOLOGI RINITIS ALERGI
Gejala rinitis alergi dapat dicetuskan oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah:
1. Pajanan udara dingin
2. Debu
3. Uap
4. Bau cat
5. Polusi udara
6. Tinta cetak
7. Bau masakan
8. Bubuk detergen
9. Bau minuman beralkohol

Umumnya faktor pencetus ini berupa iritan non spesifik.


PATOFISIOLOGI RINITIS ALERGI
KLASIFIKASI RINITIS ALERGI
The Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma (ARIA)
mengklasifikasikan rinitis alergi berdasarkan lama
gejala dan beratnya gejala, yaitu:

Lama Gejala
Beratnya Gejala
ANAMNESIS RINITIS ALERGI
Pada anamnesis, hal yang perlu ditanyakan yaitu:
1. Lama
2. Frekuensi
3. Waktu timbulnya
4. Beratnya penyakit Persisten atau intermiten
5. Gejala yang ditanyakan berupa
Hidung berair, hidung tersumbat, post- nasal drip,
gatal di hidung dan palatum, bersin-bersin, gejala
mata merah, gatal dan berair, fungsi penciuman, tidur
mengorok dan ada/tidaknya gangguan tidur.
6. Riwayat atopi dalam keluarga
(asma, dermatitis atopi, rinitis alergi)
PEMERIKSAAN FISIK RINITIS ALERGI
Secara khusus petanda atopi dicari, yaitu:
1. Allergic shiner
2. Allergic Crease
3. Allergic salute.
4. Geographic tongue
5. Rhinoskopi Anterior:
Geographic Tounge
mukosa edem,basah,
konka berwarna pucat

Bila disertai keluhan pada mata maka pemeriksaan Palpebra


dan konjungtiva diperlukan untuk menemukan edema, sekret,
dan kelainan lainnya.
DIAGNOSIS
RINITIS ALERGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG RINITIS ALERGI
LABORATORIUM 1. Peningkatan hitung jenis eosinofil,
hitung total eosinofil, dan kadar
IgE total serum.
2. Sitologi mukosa menunjukkan
hitung persentase eosinofil
meningkat.

UJI KULIT ALERGEN Menentukan status atopi serta


menentukan kemungkinan alergen
penyebab.

SEKRET MATA Pemeriksaan eosinofil pada sekret


mata

CT SCAN SINUS PARANASALIS Bila dicurigai komplikasi sinusitis


atau adanya deviasi septum nasi.
TATALAKSANA RINITIS ALERGI
1. Tata laksana utama adalah penghindaran
alergen.
2. Pengobatan medikamentosa tergantung dari
lama dan berat-ringannya gejala. Pengobatan
medikamentosa dapat berupa pilihan tunggal
maupun kombinasi dari antihistamin H1 generasi
satu maupun generasi dua, kortikosteroid
intranasal, dan stabilisator sel mast.
3. Imunoterapi spesifik dianjurkan pada semua
penderita rinitis kategori berat.
4. Tindakan bedah hanya dilakukan pada kasus
selektif misalnya sinusitis dengan air- fluid level
atau deviasi septum nasi.
TATALAKSANA RINITIS ALERGI
1. RINITIS ALERGI INTERMITEN
RINGAN SEDANG/ BERAT
Antihistamin H1 generasi I Antihistamin H1 generasi II misalnya setirizin
Misalnya CTM 0,25 mg/kg/hari dibagi 3 dosis. 0,25mg/kg/kali diberikan sekali sehari atau 2 kali
sehari pada anak usia kurang dari 2 tahun, atau
Bila terdapat gejala hidung tersumbat dapat generasi ketiga seperti desloratadine dan
ditambah dekongestan seperti pseudoefedrin levocetirizin pada anak > 2 tahun.
1 mg/kg/dosis, diberikan 3 kali sehari.
Bila tidak ada perbaikan atau bertambah berat
dapat diberikan kortikosteroid misalnya
prednison 1 mg/kg/hari dibagi 3 dosis, paling
lama 7 hari

2. RINITIS ALERGI PERSISTEN


RINGAN SEDANG/ BERAT
Antihistamin generasi II (setirizin) jangka lama. Diberikan kortikosteroid intranasal jangka lama
Bila gejala tidak membaik dapat diberikan dengan evaluasi setelah 2-4 minggu. Bila
kortikosteroid intranasal misalnya mometason diperlukan ditambahkan pula obat-obat
furoat atau flutikason propionat. simtomatik lain seperti rinitis alergi intermiten
  sedang/berat.
PROGNOSIS RINITIS ALERGI
Rinitis Alergi adalah penyakit kronik yang
gejalanya akan hilang timbul.
Komunikasi dengan pasien dan orangtua
diperlukan agar pemeriksaan berkala dilakukan
dan pemberian obat dapat disesuaikan dengan
fluktuasi gejala.
Bila alergen penyebab diketahui, maka
penghindaran alergen pencetus perlu terus
menerus dilakukan.
Pada gejala yang menetap dan berat, diperlukan
penilaian menyeluruh dan tatalaksana lanjut,
antara lain imunoterapi.
PEMBAHASAN KASUS
IDENTITAS Ny. F, 27 tahun, IRT
PASIEN
KU: Flu Berulang
RPS: Flu berulang terus menerus ± 3
tahun yang terjadi hampir setiap hari, Sesuai dengan gejala rinitis alergika
bersin, hidung gatal saat pagi, terkena Yang jelas terlihat dari kasus pasien
ANAMNESIS debu, sakit kepala, hidung tersumbat,
tersebut dan dipicu adanya paparan
cairan kental warna bening kental dari
hidung alergen

Pemfis : Allergic Shiner (+)


PEMERIKSAAN FISIK Endoskopi
Ditemukan: Produksi mukosa, konka
inferior dan media tampak putih pucat

Pada Kasus ditemukan pemeriksaan


spesifik ke arah rinitis alergi

Pada Kasus dapat ditegakkan


DIAGNOSIS Rinitis Allergi diagnosis rinitis alergi tipe
persisten dikarenakan terjadi >4
hari dalam seninggu dan >4 minggu
-Cetirizine 1 x 10 mg
-Mometason Nasal Spray Terapi Derajat Ringan
TATALAKSANA
-Hindari Paparan Alergen Antihistamin, dan steroid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai