Anda di halaman 1dari 29

Hipnotik Sedatif

Pharmacology Department
Hipnotik Sedatif
 Adalah kelompok obat yang menimbulkan depresi sistem
saraf pusat dan pada akhirnya menyebabkan tidur
 Sedative:
Obat yang menyebabkan ketenangan, relaksasi,
pengurangan kecemasan
 Hipnotik:
Obat yang menginduksi tidur, menambah keinginan
tidur/m’p’mudah tidur, digunakan untuk terapi insomnia
parah
Klasifikasi berdasarkan struktur kimianya :

1. Barbiturates
2. Benzodiazepines
3. Lain-lain (nonbarbiturate/nonbenzodiazepine)
 Awalnya barbiturat merupakan obat utama yg digunakan
sebagai sedatif-hipnotik.
 Perkembangan berikutnya, benzodiazepin lebih banyak
digunakan karena lebih aman, tkt toleransi yg rendah,
margin of safety lebar, tdk m’induksi enzim mikrosom
hepar, dan kurang menyebabkan ketergantungan obat
BENZODIAZEPIN
Struktur Kimia :
 Disusun sebuah ring benzene b’gabung mjd diazepine ring
b’isi 7 molekul.
 Golongan :

Diazepam, klordiazepoksid, klorazepat, halazepam,


prazepam, lorazepam, flurazepam, oksazepam,
nitrazepam, bromazepam, temazepam, estazolam,
triazolam, midazolam & alprazolam.
Pembagian obat-obat yang bekerja pd
reseptor GABA
 US (T1/2 < 2 hrs) : Midazolam, Tiopental
 Short ( < 6 hrs) : Triazolam, Zolpidem
 IM ( 6-24 hrs) : Alprazolam, Lorazepam, Estazolam,
Temazepam, Oxazepam
 LA (> 24) : Diazepam, Quazepam, Chlordiazepoksid
Mekanisme Kerja :
 M↑ kepekaan reseptor GABA thd n.t inhibit shg kanal Cl
ttp terbuka shg tjd hiperpolarisasi post sinaptik membran
sel shg tdk dpt dieksitasi.
 M’p’kuat (potensiasi) neuron inhibit (GABA)
 Meningkatkan transmisi GABA-ergik pd level
postsinaptik reseptor.
 Tidak m’gantikan GABA yg mengikat alpha sub-unit, tp
m↑ frekuensi p’bukaan saluran  p↑ konduktansi ion
klorida dan penghambatan potensial aksi
BENZODIAZEPIN

Farmakokinetik :
 Absorbsi hampir lengkap lewat GI Tract
 Metabolisme di hati oleh enzim sitokrom P-450, beberapa
di antaranya mempunyai metabolit aktif 
memperpanjang efek terapi
 Kadar dalam LCS = darah
 Pemberian IV : uptake ke otak cepat, redistribusi juga
cepat  efek pada CNS relatif singkat.
 Ekskresi lewat ginjal, air susu dan dapat melewati plasenta
Farmakodinamik :
 CNS : sedatif, hipnotik, anticemas, antikonvulsan,
relaksan otot, anterograde amnesia
 Sistema respirasi

Depresi nafas pada dosis sangat besar


Hati-hati pada anak-anak, gangguan fx hepar
 Jantung dan kardiovaskular

Menurunkan TD, meningkatkan heart rate pada


dosis preanestetic
 Otot Polos :
Diazepam  Sbg pelemas otot (muscle relaxant).
Relaksasi otot tjd stl p’berian obat yg m’depresi SSP
 Saluran cerna :
Benzodiazepin  sbg antistress dpt menyembuhkan
b’mcm keluhan sal.cerna yg b’hubungan dg ansietas.
Indikasi Klinis :
 Hipnotik : nitrazepam & flurazepam  waktu paruh yang
pendek
 Antikonvulsi : diazepam & lorazepam  waktu paruh
yang panjang & cepat masuk ke dalam otak
 Antiansietas waktu paruh yang panjang
 Muscle Relaxant : diazepam dosis 2-20mg IV interval 2-8
jam (tetanus)
 Premedikasi anestesi : midazolam  mula kerja cepat,
larut air, kuat, & waktu paruh pendek.
Barbiturat
 Bekerja pada reseptor GABA A
 Dapat bekerja langsung sebagai agonis GABA tanpa
adanya neurotransmitter GABA itu sendiri
 Efek adiksi lebih besar
 Efek depresi nafas lebih besar dan tidak bisa diantagonisir
dengan flumazenil
 Toleransi lebih cepat terjadi
 Induksi enzim sitokrom P-450  autoinduksi, interaksi
dengan obat lain
Golongan Barbiturat
1. Phenobarbital
2. Amobarbital
3. Pentobarbital
4. Butabarbital
5. Heksobarbital
6. Kemital
7. Sekobarbital
8. Tiopental
 Long acting (6 jam) : fenobarbital
 Short acting (3 jam) : amobarbital, pentobarbital dan
sekobarbital
Fenobarbital
Farmakokinetika
 Diabsorbsi cepat dan beredar luas di seluruh tubuh.
 Ikatan pada protein plasma tinggi, tp tingkat kelarutan
lemak tidak begitu tinggi.
 Dosis sedasi : 15 - 30 mg. Kadar puncak dalam 60 menit
dengan durasi kerja 10 hingga 12 jam.
 Waktu paruh 80 hingga 120 jam
 Metabolisme di hati
 Diekskresikan ke urin
Mekanisme Kerja
 B’ikatan dg komponen2 molekuler reseptor GABAA pd
membran neuron SSP
 M↑ lama p’bukaan kanal ion klorida yg diaktivasi o/
GABA
 Konsentrasi ↑ : b’sifat sbg GABA-mimetik  m’aktifkan
kanal klorida sec langsung
 Ion Cl msk pd badan neuron shg potensial intra membran
neuron mjd lebih negatif
Indikasi Klinis
 Sedasi dlm keadaan gelisah
 Pd neuropsikiatri utk narkoanalisis & narkoterapi 
amobarbital, pento & tiobarbital
 Hipnotik  sekonal (short), fenobarbital (long)
 Antikonvulsi  tetanus, eklampsi, status epileptikus.
 Anestesi umum  pentotal. Pre medikasi  barbiturat
kerja singkat.
 Potensiasi analgetik  me+ khasiat analgetik derivat
salisilat, pirazolon, paraaminofenol.
Toksisitas & Efek Samping
 Hangover : stl efek depresi (neuritis)  tmbul lesu,
vertigo, mual, muntah, diare, kelainan emosi, fobia.
 Kegelisahan : tjd t.u jk semula ada rasa nyeri
 Nyeri : mialgia, arthralgia, neuralgia (jarang)  pasien
psikoneurosis dg insomnia.
 Alergi : dermatosis, dermatitis eksfoliativa (jrg) 
fenobarbital
Class of others Sedatives-Hypnotics
1. Non benzodiazepin receptor agonist : Zolpidem
2. Antidepresant : Amitriptilin
3. Antihistamin : Diphenhidramin
4. Natural product : Tryptophan, melatonin
5. Melatonin receptor agonist : Ramelteon

Zolpidem
 Agonis GABA A
 T1/2 pendek
 Efek adiksi rendah
Antihistamin
 Berkerja sebagai antagonis H1 sedasi
 Efek antikolinergik besar
 Toleransi cepat terjadi
 Tidak ada adiksi
 Sering digunakan adalah difenhidramin
Antidepresant
 Berkerja menghambat reuptake serotonin
 Serotonin meningkat  sedasi
 Sering digunakan adalah dari kelompok antidepresan
trisklik dengan efek sedasi tinggi mis amitriptilin
 Efek antikolinergik besar
 Bermanfaat pada gangguan tidur karena depresi
Stimulansia
Stimulansia
 Obat yg dlm dosis kecil b’efek perangsangan SSP, jk dosis
di↑ m’berikan efek eksitasi or konvulsi.
 Klasifikasi b’dasar derajat efek p’r’s’gn :

1. Konvulsan : efek konvulsi  striknin, pikrotoksin,


pentilentetrazol, bemegrid, niketamid, toksin tetanus
2. Analeptik : ggn tidur  efedrin, amfetamin, kokain,
3. Psychic energizer : rasa segar  kafein, derivat xantin,
imipramin, amitriptilin
 P’gunaan jrg  bahaya kejang jk overdosis & after effect
 Indikasi : pasien tdk sadar jangka lama coz pengaruh obat
depresan SSP.
 Analeptik : m’atasi depresi sedang & rasa kantuk, mis
akibat efek morfin or alkoholisme dg TD rendah
 Psychic energizer : b’sama vitamin  me+ aktivitas otot
& nafsu makan.
 Kafein : penyegar rasa kantuk & m’hilangkan sakit kepala
yg dikombinasi dg analgesik.
Pikrotoksin
 Stimulansia kuat  merangsang smua bag SSP & coz
kejang.
 Jrg digunakan.
Pentilentetrazol
 Merangsang smua tkt SSP.
 Sbg analeptik tdk skuat Pikrotoksin, m’coz kejang mirip
epilepsi petit mal, & do ↑ m’coz kejang klonik
 Cara kerja : me↓ hambatan sist GABAergik  me↑
eksitabilitas SSP
 Absorbs p’oral & parenteral baik, distribusi merata, metab
hepar, ekskresi mell urin.
Derivat Xantin
 Tdd : kafein (biji coffea arabica, daun thea sinensis, biji
theobroma cacao), teofilin, & teobromin.
 Efek :

1. Prangsangan SSP t.u pusat napas


2. me↑ diuresis
3. Mrangsang otot jantung
4. Relaksasi otot polos t.u bronkhus
 Toleransi : thd efek diuresis & ggn tidur, thd prangsangn
SSP <<
Kafein & Teobromin
 Minum kafein 85-250mg (1-3 cangkir kopi)  hlg rasa
kantuk, lelah, daya pikir lebih cepat & jernih. Tp kemamp
bekerja dg koord otot halus, ketepatan waktu/b’hitung
mjd b’(-).
 Overdosis : gugp, tremor, insomnia, hiperestesia, kejang
fokal or umum.
 Gjl yg menonjol : muntah, kejang
Teofilin
Farmakodinamik :
 Perangsang SSP yg kuat, > kafein
 Perangsang pusat napas di meddula oblongata
 M’pkuat kontraktilitas diafragma
 M’punyai efek inotropik (+)
 Relaksasi otot polos bronkhus  kapsitas vital ↑
(bronkhodilator)
 Me↑ ekskresi air & elektrolit (tiazid)
Farmakokinetik
 Absorbsi cepat mell p’oral, parenteral, & rektal
 Distribusi ke seluruh bag tubuh
 T’ikat protein plasma (50%)
 Eliminasi : metab di hepar, ekskresi mell urine. T1/2 8
jam.
 Kadar dlm darah hrs dipantau krn m’coz kematian m’ddk
(overdosis) & pd dosis kcl tdk b’efek
Indikasi Klinik :
 Bronkhodilator  asma & PPOM
 M’p’baiki fx diafragma  PPOM
 M’atasi apneu pd bayi dg p’salinan yg sulit
Efek Samping
 P’oral : sakit kepala, gugup, pusing, mual, muntah, nyeri
epigastrium, kejang.
 IV : aritmia jantung, hipotensi, henti jantung, & kejang
 Pd anak2 : stimulansia SSP, diuresis, & demam.
Intoksikasi :
 Aritmia, takikardi, gelisah, agitasi, & muntah.
 Kematian  aritmia jantung coz teofilin IV sec.cepat

Anda mungkin juga menyukai