Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 2

1. ARHAM PRATAMA
2. SULMANTO
3. A. HAFSARI
ANWAR
4. WIDIA FANDINI
5. WAFDAH
6. WIDYAH ASTUTI
7. A. YUNIAR
DEMOKRASI
TERPIMPIN
Demokrasi terpimpin adalah sistem demokrasi dimana
seluruh keputusan berpusat pada pimpinan negara
yang saat itu dijabat oleh presiden soekarno.
Demokrasi ini diumumkan pertama kali oleh presiden
soekarno pada pembukaan sidang konstituante tangga
10 November 1956.
KEHIDUPAN POLITIK MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi terpimpin (1956-1965) dibentuk setelah
dikeluarkannya dekrit presiden 5 juli 1959 dimana sistem
demokrasi liberal yang dulunya dianut kemudian dibubarkan dan
diganti menjadi demokrasi terpimpin.
demokrasi terpimpin diharapkan dapat mengembalikan
keadaan politik negara yang tidak stabil sebagai warisan masa
demokrasi liberal serta perkembangan ekonomi pada masa
demokrasi liberal yang tidak stabil menjadi lebih stabil.
kondisi politik merupakan isu utama yang akan dibahas pada
materi kali ini, bagaimana sebenarnya kondisi politik yang
terjadi pada masa demokrasi terpimpin ? mari simak materi
berikut ini.
KEHIDUPAN POLITIK MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN
Pemimpin negara berfungsi sebagai sumber dan patokan
setiap kebijakan yang diambil oleh negara.
Terbentuknya penguasa tunggal yang bersifat mendekati
otoriter.
Dengan adanya demokrasi terpimpin kala itu, maka negara
terselamatkan dari perpecahan dan krisis berkepanjangan.
Terbentuknya lembaga MPRS dan DPAS.
Kekuatan militer menjadi bisa masuk dalam ruang lingkup
dunia politik.
KONDISI POLITIK DALAM NEGERI
kondisi politik dalam negeri bisa dikatakan sangat tidak
stabil, sebab pada pelaksanaannya presiden selaku kepala negara
malah bisa dikatakan otoriter. Sebab ada banyak sekali kebijakan
yang dikeluarkan oleh presiden dengan memanfaatkan
kekuasaan yang begitu besar dimilikinya, dan pada faktanya
kebijakan yang diambil malah bertentangan dengan UUD 1945.
tidak jarang pula kebijakan yang diputuskan memiliki tujuan
untuk semakin memperbesar kekuasaan presiden.
KONDISI POLITIK DALAM NEGERI

Adanya pembentukan DPR


meskipun carut marut namun, demokrasi liberal yang
diterpakan sebelumnya berhasil memberikan dampak positif. Hal
tersebut ialah dengan adanya keberhasilan dalam pemilu pada
tahun 1955. dimana dalam pemilu tersebut bertujuan untuk
memilih para anggota dewan perwakilan rakyat.
meskipun demokrasi liberal telah runtuh namun DPR hasil
dari pemilu 1955 ini harus tetap bekerja hingga DPR hasil UUD
1945 dibentuk. Hal ini berdasarkan pada penetapan presiden
No.1 tahun 1959 yang dikeluarkan pada tanggal 15 juli 1959
menyatakan bahwa sebelum terbentuk DPR menurut UUD 1945,
maka DPR hasil pemilu 1955 atas dasar UU No.7 tahun 1953
tetap menjalankan tugasnya
KONDISI POLITIK DALAM NEGERI
 Pembentukan MPRS
Isi dakrit presiden 5 juli 1959 mengamanatkan adanya
pembentukan MPRS. Berdasarkan pasal 1 Ayat (1) dan pasal 2
Ayat (2) UUD 1945, lembaga tertinggi negara harus dibentuk
adalah MPR. Namun, dikarenakan sebelum terselenggaranya
pemilu maka MPRS dibentuk berdasarkan penetapan presiden
No.2 tahun 1959. ketua MPRS adalah Chaerul Saleh. Inilah yang
kemudian menjadi salah satu bentuk penyimpangan dalam
kehidupan politik dimasa demokrasi terpimpin. Sebab anggota
MPR harus dipilih berdasarkan UUD 1945 bukan berdasarkan
keputusan pribadi presiden.
KONDISI POLITIK DALAM
NEGERI
Pembentukan DPAS
DPAS (dewan pertimbangan agung sementara)
merupakan sebuah lembaga yang dibentuk sendiri oleh
presiden Soekarno. Berdasarkan penetapan presiden No. 3
tahun 1959 dibentuk dewan pertimbangan agung sementara
(DPAS) yang memiliki tugas memberikan saran kepada
presiden atas apa yang akan menjadi keputusannya. Salah
satu ide dan keberhasilan serta bentuk pengabdian DPAS
terhadap presiden ialah penetapan GBHN yang bersumber
pada pidato presiden tanggal 17 agustus 1959 yang berjudul
“penemuan kembali revolusi kita” yang kemudian ditetapkan
oleh DPA bukan MPRS.
KONDISI POLITIK DALAM NEGERI
Pembentukan Bappenas
sebelumnya pada bulan agustus 1959, dibentuk Dewan
Perencanaan nasional yang diketuai oleh Muh.yamin. Pada tahun
1963, depernas (dewan perencanaan nasional) diganti menjadi
badan perencanaan nasional (Bappenas) yang dipimpin langsung
oleh presiden sendiri. tentunya ini merupakan bentuk
penyimpangan dalam kehidupan perpolitikan bangsa ini. Sebab
betapa presiden memegang kekuasaan yang amat besar. Padahal
UUD 1945 mengamanatkan bahwa presiden adalah kepala negara
yang hanya dapat memiliki satu jabatan dalam pemerintahan,
sedangkan pada demokrasi terpimpin presiden juga membawahi
Badan perencanaan dan pembangunan Daerah.
KONDISI POLITIK DALAM NEGERI
Pembentukan Front Nasional
Hampir sama dengan pembentukan badan lainnya, pembentukan Front
nasional memiliki tujuan untuk semakin memperbesar dan menguatkan
kekuasaan presiden. Front nasional dibentuk pada 31 desember 1959
dimana tugasnya adalah sebagai lembaga negara yang melaksanakan
pembangunan semesta indonesia.
 Pembentukan DPR-GR
Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1050 karena DPR
menolak anggaran belanja negara yang diajukan presiden. Kemudian,
presiden membentuk DPR gotong royong (DPR-GR) pada tanggal 24 juni
1960. keijakan ini menjadi salah satu kebijakan yang paling menyimpang
dan melanggar UU. Sebab, DPR harus dipilih langsung oleh rakyat
sebagaimana amanat UUD 1945. sebesar apapun kekuasaan presiden
tentu tidak memiliki wewenang untuk membentuk anggota dewan.
Karena keputusan presiden masih dapat bersifat pribadi.
Terima kasih
Semoga bermanfaat !!!

Anda mungkin juga menyukai