Anda di halaman 1dari 71

ORIENTASI MTBS/MTBM

PEMANTAPAN
IMPLEMENTASI MTBS/MTBM
DI YANKES PRIMER
dr. Ovri Aprianza,CHt
Certified Hypnotherapist
Disampaikan pada Pertemuan Orientasi MTBS/MTBM

Pekan Kamis 23 Maret 2019


Index kesiapan pelaksanaan MTBS
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
.0%
h at bi lu g rta h ur li ur h ur h r a at a a
ce r m ku un a ga m Ba ga ng
a
ga r ar pu
IA Ba Ja g l i t k n T i T im en T im g Ba Ut Pa
D a n Be Ja Te a T T e
en es
i u
er Be KI a w r a n ta
n si T uk
a t
gk
a D Ja
w Ja ga ta an e is a w a l
m n ng a n
im l aw we Sul M
Su Ba Te im l Su l a
sa Ka
l Ka Su
Nu

INDEXMTBS sarana dasar pelatihan dan modul


alat MTBS Obat-obatan

Rata rata puskesmas memiliki index kesiapan pelaksanaan MTBS sebesar


29,9% dengan nilai terendah kesiapan ketersediaan obat obatan MTBS (3,3%
yang siap)
KESIAPAN PELAKSANAAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

Indikator Terpilih untuk Pelaksanaan MTBS


Fasilitas dasar: Peralatan MTBS
1. Ruangan MTBS 1. Terdapat timbangan bayi dan
dewasa atau bayi dan anak
2. Melakukan pelayanan MTBS
2. Formulir MTBS
3. Melakukan Penanganan Diare
pada balita dengan dehidrasi Obat-Obatan MTBS
1.Amoxicillin tab atau syrup
2.Ampicillin injeksi
3.Gentamicyn injeksi
Pedoman dan Pelatihan:
4.Phenobarbital injeksi
1.Petugas puskesmas dilatih MTBS
5.Diazepam inj atau rectal
2.Terdapat modul MTBS
6.Kotrimoxazole susp atau tab
7.Paracetamol
8.Zink tab
9.Tetracyclin salap mata
Latar belakang
Tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita
merupakan salah satu faktor yang
menentukan indikator Indeks Pembangunan
Manusia di suatu wilayah.
Penyebab utama tingginya angka kematian
tersebut antara lain pneumonia, malaria,
diare, demam berdarah dengue dan gizi
buruk

2
Latar Belakang Perlunya Penerapan
MTBS di Indonesia

Menurut data hasil Survei yang dilakukan sejak


tahun 1990-an hingga saat ini (SKRT 1991,
1995, SDKI 2003 dan 2007, 2012),
penyakit/masalah kesehatan yang banyak
menyerang bayi dan anak balita masih berkisar
pada penyakit/masalah yang kurang-lebih
sama yaitu gangguan perinatal, penyakit-
penyakit infeksi dan masalah kekurangan gizi.
Latar Belakang Perlunya Penerapan
MTBS di Indonesia

Menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit


seringkali memiliki beberapa keluhan lain yang
menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5
penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus
MTBS. Hal ini dapat diakomodir oleh MTBS
karena dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua
aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan
anak akan ditanyakan dan diperiksa.
MENGAPA PERLU MTBS ?

12 juta balita per tahun meninggal di negara


berkembang
70% kematian balita karena pneumonia, malaria,
diare, campak, malnutrisi atau kombinasi.
Lebih dari 75% ibu membawa balita ke klinik
dengan keluhan salah satu kondisi di atas
Sering ditemukan overlapping gejala, sehingga
diagnosis tunggal tidak tepat.
Apa itu MTBS ?

Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam


tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat dasar

Bukan program vertikal


MTBS
Merupakan kombinasi perbaikan tatalaksana
kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek
gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan
preventif).
Penerapan MTBS dapat meningkatkan kualitas dan
efektifitas pelayanan kesehatan balita, meningkatkan
peran keluarga dan masyarakat, serta melindungi
perawat/bidan
MTBS merupakan standar pelayanan bagi balita
sakit yang dinilai cost effective dan memberikan
kontribusi sangat besar untuk menurunkan
kematian balita bila dilaksanakan secara benar
dan luas
TUJUAN MTBS

 Menurunkan angka kesakitan dan kematian


yang terkait dengan penyebab utama
penyakit pada balita, melalui peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat
jalan fasilitas kesehatan dasar.
 Memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan
anak
STRATEGI MTBS ADA 3 KOMPONEN

 Meningkatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.

 Memperbaiki sistem kesehatan


agar penanganan penyakit-2 pada
balita lebih efektif.

 Memperbaiki praktek keluarga


& masyarakat dalam perawatan
di rumah dan pola pencarian
pertolongan.
MTBS sebagai Key Strategy
untuk meningkatkan kesehatan anak

Manajemen Gizi Imunisasi Pencegahan


balita sakit berbagai
penyakit dan
promosi
tumbuh
kembang
MTBS
Skema teori sederhana pengaruh MTBS pada
peningkatan kesehatan dan nutrisi
IMPLEMENTA
SI MTBS
Peningkatan Pelatihan petugas Intervensi Komunitas
Sistem Kesehatan kesehatan (c-imci)

Peningakatan Kualitas
Pelayanan

Perbaikan perawatan Perbaikan yan Peningkatan praktek


di rumah kesehatan pencegahan

Perbaikan Kesehatan
dan Status Gizi
KEUNTUNGAN MTBS BAGI PROGRAM TERKAIT

PROGRAM KEUNTUNGAN DARI MTBS


ISPA dan Diare Keterpaduan tatalaksana kasus
Imunisasi Mengurangi “missed
opportunities”
Malaria Memperbaiki penanganan malaria
pada balita dan promosi kelambu
Kesehatan ibu Mendiskusikan kesehatan ibu dan
memberikan pelayanan
Gizi Konseling bagi ibu untuk
pemberian makanan pada anaknya
dan meneteki
Pengobatan, QA Pedoman tatalaksana yang baku
Promosi Mencari pertolongan kesehatan
kesehatan secara tepat
14
PELAKSANA MTBS
Tenaga kesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar,
yaitu:
¨Paramedis (perawat, bidan).
¨Dokter.
¨Bukan untuk rawat inap
¨Bukan untuk kader.
MTBS
MODEL PEMERIKSAAN BALITA SAKIT

o TANYA
o LIHAT
o RABA
o DENGAR

DIBAGI MENURUT 2 KELOMPOK UMUR


2 BL – 5 TH DAN < 2 BL
KLASIFIKASI PENYAKIT

 Klasifikasi di baris merah, berarti perlu dirujuk.


 Klasifikasi di baris kuning, berarti dapat ditangani
oleh puskesmas, misalnya dg pemberian
antibiotik/antimalaria – dll
 Klasifikasi di baris hijau, berarti cukup dengan
nasihat perawatan di rumah.
Terapi A, B, C
Bagaimana cara menatalaksana balita sakit
dengan pendekatan MTBS?
 Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh
Petugas kesehatan yang telah dilatih.
 Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk
melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara: menanyakan
kepada orang tua/wali, apa saja keluhan-keluhan/masalah anak
kemudian memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan
raba'.
 Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala
berdasarkan hasil tanya-jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil
klasifikasi, petugas akan menentukan jenis tindakan/pengobatan,
misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit
Sangat Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas, anak yang
imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak dengan masalah
gizi akan dirujuk ke ruang konsultasi gizi, dst.
Bagaimana cara menatalaksana balita sakit
dengan pendekatan MTBS?
Ketika anak sakit datang ke ruang
pemeriksaan, petugas kesehatan akan
menanyakan kepada orang tua/wali secara
berurutan, dimulai dengan memeriksa
tanda-tanda bahaya umum seperti:
1. Apakah anak bisa minum/menyusu?
2. Apakah anak selalu memuntahkan
semuanya?
3. Apakah anak menderita kejang?
4. Apakah anak tampak letargis/tidak sadar?
Bagaimana cara menatalaksana balita sakit dengan
pendekatan MTBS?

Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan


utama lain:
Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
Apakah anak menderita diare?
Apakah anak demam?
Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Memeriksa status gizi
Memeriksa anemia
Memeriksa status imunisasi
Memeriksa pemberian vitamin A
Menilai masalah/keluhan-keluhan lain
Tanda bahaya bayi baru lahir
1. Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
2. Kejang ATAU
3. Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
4. Nafas cepat > 60 x per menit ATAU
5. Nafas lambat < 30 x per menit ATAU
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat ATAU
7. Merintih ATAU
8. Teraba demam (suhu aksila > 37,5°C) ATAU
9. Teraba dingin (suhu aksila <36°C) ATAU
10. Nanah yang banyak di mata ATAU
11. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut ATAU
12. Diare ATAU
13. Tampak kuning pada tangan dan kaki ATAU
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
1. Tanda Bahaya Umum : Lihat dan dengar : tambahan item
anak rewel/gelisah, letargis atau tidak sadar? Stridor dan
Sianosis, Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin. Bila
terdapat salah satu atau lebih tanda, → Klasifikasi : Penyakit
sangat berat (hal 1).

2. Batuk atau sukar bernafas : Tidak ada penilaian Stridor;


ada penilaian wheezing dan penilaian saturasi Oksigen
dengan alat pulse oxymeter. Klasifikasi merah : Pneumonia
berat (tarikan dinding dada ke dalam atau Saturasi Oksigen
< 90%). (Hal 2) Kunjungan ulang Pneumonia : 3 hari.
Obati wheezing bila ada → bagan hal 19.
3. Diare : kunj. ulang untuk disentri : 3 hari. (hal 3)

4. Demam : (hal 4)
 Klasifikasi demam hanya 2 : risiko Malaria tinggi atau
rendah dan risiko Malaria rendah.
 Jika tanpa risiko : tanya riwayat bepergian ke daerah
Malaria dalam 1-2 minggu terakhir.
 Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau
mulut : kunjungan ulang 3 hari.
8. Status HIV : (hal 9)
 Hal yang baru dalam bagan MTBS revisi 2015 ini.
 Digunakan pada anak yang tidak dalam perawatan HIV.
 Tentukan daerah risiko HIV : daerah Epidemi HIV
meluas atau daerah Epidemi HIV terkonsentrasi.
 Di daerah Epidemi HIV meluas, semua balita sakit
diperiksa tes HIV, Klasifikasinya Infeksi HIV
terkonfirmasi, Terpajan HIV, Diduga terinfeksi Hiv dan
Kemungkinan bukan infeksi HIV.
 Di daerah Epidemi HIV terkonsentrasi, pemeriksaan
HIV apabila ada klasif ikasi berat pada MTBS, atau
 Ada salah satu : riwayat TB, Pemberian OAT berulang, gizi
buruk berulang, Pneumonia berulang, diare kronik atau
berulang atau persisten. (hal 10)
 Klasifikasi untuk daerah Epidemi HIV terkonsentrasi adalah :
Infeksi HIV terkonfirmasi, Diduga terinfeksi HIV dan
Kemungkinan bukan infeksi HIV.

9. Antibiotik oral yang sesuai : (hal 12)


 Pneumonia, Infeksi telinga akut : Amoksisilin obat pilihan yang
dianjurkan, tidak ada obat pilihan kedua.
 Profilaksis pada kasus HIV terkonfirmasi atau anak terpajan
HIV : Kotrimoksasol oral.
 Untuk disentri : Pilihan pertama tetap Kotrimoksasol, pilihan
kedua : Sefiksim.

10. Antimalaria oral hal 13 - 15) : Pilihan pertama :


Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP) + Primakuin atau
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin.

11. Pemberian vit A utk Pengobatan Campak : (hal 16)


 Campak dengan komplikasi mata dan/atau mulut : hari ke
1 dan hari ke 2.
 Campak tanpa komplikasi mata dan/atau mulut : hari ke 1.
 Defisiensi vit A, Xerofthalmia dan Gizi buruk : hari ke 1, hari
ke 2 dan hari ke 15.
 Pemberian Diazepam untuk menghentikan kejang.
(hal 18).

12. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit


(hal 25) :
 Dibagi dalam 6 kolom (gol umur), Neonatus
sampai umur 1 minggu, Umur 1 minggu sampai 6
bulan, Umur 6 sampai 9 bulan, Umur 9 sampai 12
bulan, Umur 12 bulan sampai 2 tahun dan Umur 2
tahun atau lebih.
 Cara membuat bubur nasi di tambah tempe.
13. Kunjungan Ulang : (hal 28).
 Kunjungan ulang pasti dan Kunjungan ulang tidak
pasti.
 Pneumonia, Disentri, Campak dg Komplikasi pada
mata dan mulut, Diare Persisten → 3 hari.
 Infeksi telinga akut dan Infeksi telinga kronis : 5 hr.
 Masalah pemberian makan dan Gizi buruk tanpa
komplikasi : 7 hari.
 Anemia : 14 hari.
 Gizi kurang : 30 hari.
 Demam malaria, jika tetap demam : 3 hari.
 Demam bukan malaria, jika tetap demam : 2 hari.
14. Pelayanan Tindak Lanjut :
 Pneumonia : (hal 30).
Tindakan : Jika frekuensi napas atau nafsu makan
anak yidak menunjukkan perbaikan atau lebih
buruk, Rujuk segera.
 Disentri : (hal 30) Pastikan ibu mengerti metode
pemberian rehidrasi oral dan perlunya porsi makan
lebih banyak setiap harinya selama seminggu.
 Gizi Kurang : (hal 33).
 Gizi buruk tanpa komplikasi (hal 33).
15. Pelayanan Tindak Lanjut anak diduga terinfeksi
HIV : (hal 34)
 Pemeriksaan HIV :
 Jika infeksi HIV terkontaminasi :
 Terkonfirmasi tidak terinfeksi HIV :
 Rujukan :
 Jika masih diperlukan kunjungan ulang
berdasarkan kunjungan pertama atau kunjungan
saat ini.
16. Sistem skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB di
fasilitas Pelayanan Kesehatan : (hal 35)
 Parameter skoring :
 Algoritma Tatalaksana TB Anak :
 Dosis kombinasi pada TB anak :
 Keterangan : Anak yang lahir dari ibu penderita TB,
tunda pemberian vaksin BCG, Rujuk ke dokter.
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh
dokter ; apabila tidak ada dokter, pelimpahan
wewenang terbatas dapat diberikan pada nakes
terlatih strategi DOTS untuk menegakkan diagnosis
dan tatalaksana TB mengacu Pedoman Nasional.
17. Pencegahan cedera pada anak : (hal 36)
 Kecelakaan Lalu Lintas.
 Tenggelam.
 Luka Bakar.
 Jatuh.
 Keracunan.
 Tersedak.
 Luka bakar akibat benda tajam ataupun tumpul.
BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
18. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
(hal 37) :
 Pusar kemerahan meluas sampai ke dinding
perut > 1 cm.

19. Ikterus : (hal 38)


 Ikterus berat : timbul kuning pada hari
pertama (<24jam) setelah lahir, ATAU Kuning
pada telapak tangan dan telapak kaki.
20. Memeriksa status HIV : (hal 36)
 Bagan digunakan pada bayi muda yang tidak dalam
perawatan HIV : baik di daerah epidemi meluas
maupun di daerah epidemi terkonsentrasi
 Klasifikasi : Infeksi HIV terkonfirmasi ; Terpajan
HIV ; Mungkin bukan Infeksi HIV.

21. Kemungkinan Berat badan Rendah dan Masalah


Pemberian ASI. (hal 41).
 Khusus untuk Ibu HIV positif tanyakan : Apakah ibu
memberi ASI? Jika tidak, cairan apa yang diberikan
untuk menambah atau mengganti ASI.
 Berat Badan Rendah menurut umur dan/atau
masalah pemberian ASI :
 Ibu HIV positif.
 Mencampur pemberian ASI dengan makanan lain.

22. Pada bayi yang tidak mendapat ASI. (hal 42)


 Termasuk untuk bayi terpajan HIV yang tidak
mendapat ASI.
 Klasifikasi Berat Badan Rendah menurut umur dan/
atau Masalah pemberian minum ; Berat Badan tidak
rendah dan tidak ada masalah pemberian minum.
23. Tindakan/Pengobatan.
 Cara membuat Larutan Gula : larutkan 4 sdt (20
gr) gula ke dalam 200 ml air matang, aduk sampai
larut. (hal 43).
 Memberi antibiotik oral untuk Infeksi Bakteri
Lokal : Amoksisilin ; beri 2 kali sehari untuk 5
hari.
Umur atau Berat Badan Tablet 250 mgr Sirup 125 mg dlm 15 ml
< 1 bulan (BB < 4 kg) ¼ tablet ½ sendok takar
1 bl - < 2 bl
½ tablet 1 sendok takar
( BB 4 -<6 kg)
24. Kunjungan Ulang : (hal 49).
 Infeksi HIV terkonfirmasi ; Pajanan HIV : sesuai dengan
pedoman nasional.

25. Grafik Panjang badan menurut umur : (hal 62-67).


Infeksi HIV terkonfirmasi ; Pajanan HIV : sesuai dengan pedoman
nasional.

26. Pelayanan Tindak Lanjut : Berat Badan Rendah menurut umur.


(hal 51).
Lakukan penilaian cara menyusui :
 Jika BB tidak lagi rendah menurut umur : Puji ibu.
 Jika BB masih rendah menurut umur, tapi menyusui baik, puji
ibu ; timbang dalam 14 hr lagi.
 Jika BB masih rendah dan ada masalah menyusui, konseling ibu
tentang masalah menyusui.
KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan Ulang Pasti ada Anak dengan : Kunjungan Ulang
Pneumonia 2 hari
Disentri 3 hari
Campak dengan Komplikasi pada Mata atau Mulut 3 hari
Diare Persisten 3 hari
Mungkin DBD 5 hari
Infeksi Telinga Akut 5 hari
Infeksi Telinga Kronis 5 hari
Masalah Pemberian Makan 7 hari
Gizi Buruk tanpa Komplikasi 7 hari
Anemia 14 hari
Gizi Kurang 30 hari
MTBM
 Selain itu di dalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda berusia
kurang dari 2 bulan, yang disebut juga Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
 Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam MTBM terdiri dari:
 Menilai/memeriksa dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit
sangat berat atau infeksi bakteri
 Menilai/memeriksa dan mengklasifikasikan diare
 Menilai/Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus
 Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan atau
masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Yang menarik disini, diuraikan secara
terperinci cara mengajari ibu tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara
menyusui yang baik, mengatasi masalah pemberian ASI secara sistematis dan
terperinci, cara merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu tentang jadwal
imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu cara memberikan
cairan tambahan pada waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungna ulang, dll.
 Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi.
 Memeriksa masalah dan keluhan lain.
Penerapan MTBS di Puskesmas
Diharapkan seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas diharapkan ditangani melalui pendekatan
MTBS

Khusus penerapan pada bayi muda, penatalaksanaan


bayi muda lebih dititik beratkan pada saat melakukan
Kunjungan Neonatal
Penerapan MTBS di Puskesmas
Instrumen yang digunakanpd saat kunjungan
nenonatal adalah Formulir Pencatatan Bayi Muda

Bila Puskesmas menerapkan MTBS berarti turut


membantu dalam upaya pemerataan pelayanan
kesehatan dan membuka akses bagi seluruh lapisan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang terpadu.
• Penilaian dan klasifikasi MTBM
 Menanyakan kepada ibu tentang masalah bayinya
 Memeriksa tanda bahaya umum
 Memeriksa tanda dan gejala sesuai algoritme
 Membuat klasifikasi :
 Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah
diberi pengobatan prarujukan
 Kuning ; bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan pengobatan
medis spesifik dan nasihat
 Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasehat tentang
penanganan di rumah
Tanda bahaya bayi baru lahir
1. Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
2. Kejang ATAU
3. Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
4. Nafas cepat > 60 x per menit ATAU
5. Nafas lambat < 30 x per menit ATAU
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat ATAU
7. Merintih ATAU
8. Teraba demam (suhu aksila > 37,5°C) ATAU
9. Teraba dingin (suhu aksila <36°C) ATAU
10. Nanah yang banyak di mata ATAU
11. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut ATAU
12. Diare ATAU
13. Tampak kuning pada tangan dan kaki ATAU
• Klasifikasi penyakit bayi muda:
 Kemungkinan penyakit sangat berat atau
infeksi bakteri
 Diare
 Ikterus
 Kemungkinan berat badan rendah
PENGISIAN FORM PENCATATAN

• Klasifikasi diisi sesuai dengan klasifikasi yang sesuai.


• Apabila sudah dinyatakan tidak ; kolom klasifikasi
dikosongkan, tidak perlu diberi strip (-).
• (anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu ≥ 37,5
ºC) → lingkari yang sesuai.
• Tentukan daerah risiko malaria : Tinggi – Rendah –
Tanpa risiko → lingkari yang sesuai.
• Menilai masalah/keluhan lain : Kalau tidak ada, beri
strip (-).
PENGISIAN FORM PENCATATAN

• Penilaian Pemberian Makan : Jika anak berumur


<2tahun, atau GIZI KURANG atau GIZI BURUK TANPA
KOMPLIKASI atau ANEMIA DAN anak tidak akan
dirujuk segera → lingkari mana yang sesuai.
• Point ke 3 : Jika anak GIZI KURANG atau GIZI
BURUK TANPA KOMPLIKASI. Apabila Penilaian
Pemberian Makan hanya karena anak <2 tahun, atau
ANEMIA, maka Point 3 tidak perlu diisi.
• Kunjungan ulang : ditulis hanya yang terpendek dan
pasti. Apabila tidak ada, harap dikosongkan saja.
Tantangan dalam perluasan penerapan MTBS

1. Belum seluruh kabupaten/kota menerapkan


MTBS
2. Belum seluruh puskemas menerapkan MTBS
3. Belum seluruh balita sakit memperoleh
pelayanan dengan MTBS
4. Belum seluruh bayi muda sehat dan sakit
dilayani MTBM

 Bagaimana upaya kita agar tantangan tersebut


dapat diatasi?
Tantangan dalam penerapan MTBS
1) Menjamin kualitas pelatihan, penerapan dan
supervisi MTBS
2) Menjamin ketersediaan sarana pendukung
dalam penerapan MTBS, seperti ketersediaan
formulir, Kartu Nasihat Ibu, obat dan alat
Kesempatan
1) MTBS merupakan salah satu unggulan program
2) Sumatera Barat komitmen untuk memberikan
dukungan teknis kepada Kabupaten/Kota yang
akan menerapkan MTBS
3) MTBS/MTBM merupakan pendekatan pelayanan
pada balita
LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN
MTBS
UJI COBA BEBERAPA KASUS

KALAKARYA Pengamatan keterampilan:


Klasifikasi, tindakan, konseling

PENAMBAHAN JUMLAH BALITA YG


DILAYANI

KALAKARYA Pengamatan keterampilan:


Klasifikasi, tindakan, konseling

SEMUA BALITA
ANALISA/EVALUASI PENERAPAN
MTBS
INPUT

PROSES

OUTPUT
ANALISA/EVALUASI PENERAPAN
MTBS
Evaluasi petugas: saat pelayanan & uji petik formulir
Evaluasi sistem pelayanan
Evaluasi thd komponen sistem: cakupan program dan
logistik
Evaluasi kepuasan ibu balita
Evaluasi pemberdayaan ibu : (%) kunjungan ulang,
perawatan dirumah
CARA MEMPERTAHANKAN KUALITAS
PELAYANAN
Evaluasi berkala yang ketat untuk memotivasi dan
mempertahankan kinerja petugas
Peer review
Studi banding
Menjaga sarana penunjang pelayanan MTBS
Incentive/reward
Penyediaan kotak saran
Buku bagan selalu tersedia ditempat pelayanan
Input ( 8 indikator) :
Ketersediaan bagan alogaritme
 Buku modul
 Timer
 Blanko MTBS
 Blanko MTBM
 Obat-obatan
 Register pasien
Tenaga yang sudah dilatih.
Proses ( 2 indikator ) :
Pemeriksaan dengan protap MTBS
Pemeriksaan dengan protap MTBM
Hasil untuk MTBS ( 11 Indikator ) :
 Identitas
 Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
 Apakah anak batuk/sukar bernafas
 Apakah anak diare
 Apakah anak demam
 Apakah anak mempunyai masalah telinga
 Memeriksa status gizi dan anemia
 Memeriksa status imunisasi anak
 Memeriksa pemberian vitamin pada anak
 Menilai masalah/keluhan lain
 Melakukan penilaian pemberian anak jika anak anemia/BGM
atau umur kurang 2 tahun.
Hasil untuk MTBM ( 13 Indikator ) :
 Identitas
 Memeriksa kejang
 Memeriksa gangguan napas
 Memeriksa hipotermia
 Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri
 Memeriksa ikterus
 Memeriksa kemungkinan gangguan saluran cerna
 Memeriksa apakah bayi menderita diare
 Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan/atau
masalah pemberian ASI
 Memeriksa tentang penilaian cara meneteki
 Memeriksa status imunisasi
 Memeriksa masalah/keluhan lain
 Memeriksa/keluhan ibu.
Kategori Hasil Penilaian Variabel :
 Y/A/B/L adalah adanya pemeriksaan dengan
menggunakan prosedur MTBS dan MTBM secara
lengkap dan benar
 Y/A/B/TL adalah adanya pemeriksaan dengan
menggunakan prosedur MTBS dan MTBM dengan
benar tetapi tidak lengap
 S/TL adalah adanya pemeriksaan dengan
menggunakan prosedur MTBS dan MTBM dengan
tidak lengkap dan salah
 T adalah tidak ada hasil dari pemeriksaan MTBS
dan MTBM.
Cakupan puskesmas yang melaksanakan
Indikator Upaya MTBS
MTBS : % Pkm sesuai kategori, yg
melaksanakan MTBS terhadap Balita sakit
Meningkatkan
akses balita
pada periode waktu satu tahun : SAKIT mdpt
pely standar
• Kategori A: jika 80-100% balita
sakit yang di MTBS
Target 2017 : Pkm kategori C 80%
• Kategori B: jika 60-<80% balita
Target 2019 :
sakit yang di MTBS • Pkm kategori C mencapai 95%
• Kategori C: jika <60% balita sakit • Pkm kategori B mencapai 80%
• Pkm kategori A mencapai 50%
yang di MTBS

• Sasaran : Balita sakit yg berkunjung ke PKM


• PKM melaporkan % balita sakit yg berkunjung ke PKM medpt pely MTBS
• Sasaran balita sakit dihitung dari laporan tahun berjalan
• Untuk estimasi balita sakit diperkirakan dari rata-rata laporan 3 thn terakhir
kunjungan balita sakit ke PKM
• Laporan tahunan ke pusat , dan dimonitor triwulanan di tk prov, kab/kota
TERIMAKASIH

eraMTBS/orientasi/april2018

Anda mungkin juga menyukai