Anda di halaman 1dari 40

KONSEP

MANAJEMEN
BAHAYA DAN
RISIKO

ekarudypurwana@gmail.com
Latar Belakang
–             Program
Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu
memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan
yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan promosi kesehatan
pekerja. Lebih jauh lagi adalah menciptakan kerja yang tidak saja
aman dan sehat, tetapi juga nyaman serta meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas kerja. Manajemen risiko kesehatan
adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan. Tujuan utama
manajemen risiko kesehatan adalah menurunkan risiko pada tahap
yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk
terhadap kesehatan pekerja.
Konsep identifikasi dan evaluasi
bahaya risiko
–Pengertian bahaya dan risiko

–Risiko : sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian,


kerusakkan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya.
–Manajemen Risiko : organisasi yang dapat menerapkan metode
pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu
mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih prioritas dan mengendalikan
risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.
– 
Identifikasi Bahaya Dan Risiko Ditempat Kerja Akan Membantu
Dalam Menyusun Dan Mengembangkan Program K3

1.  Jenis pekerjaan
2.  Bahan-bahan yang digunakan
3. Mesin dan peralatan yang digunakan
4.  Jumlah pekerja
5.  Karakteristik bangunan dan gedung
6.  Cara dan pola kerja
Tujuan Identifikasi Bahaya dan Risiko

– Untuk mengetahui jenis bahaya dan risiko


– Untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko
– Untuk mengetahui pekerja yang terpajan bahaya dan risiko
– Untuk mengetahui besaran bahaya dan tingkat risiko
– Untuk mengetahui pengendalian yang sudah dilakukan
– Untuk mengetahui program yang diperlukan
a. Identifikasi Bahaya
1 Pertimbangan :
–v  Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
bahaya
–v  Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi
2 Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya
2 Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya

–ü  Konsultasi dengan pekerja


–ü  Konsultasi dengan tim K3
–ü  Melakukan pertimbangan
–ü  Melakukan safety audit
–ü  Melakukan pengujian
–ü  Evaluasi Teknis dan keilmuan
–ü  Analisis rekaman data
–ü  Mengumpulkan informasi dari desaigner, konsumen. Supplier dan organisasi
–ü  Pemantauan lingkungan dan kesehatan
–ü  Melakukan survey terhadap karyawan
*
Tiga pertanyaan dasar untuk identifikasi bahaya :
–1. Apakah ada suatu sumber celaka / bahaya ?
–2. Siapa / Apa yang dapat celaka ?
–3. Bagaimana dapat terjadi ?
CARA MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA

1.* Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala


kegiatan.
2.*Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K-3 pada setiap
proses/area yg telah diidentifikasi sebelumnya.
3.* Identifikasi K-3 dilakukan pada suatu proses kerja baik
pada kondisi NORMAL , ABNORMAL ,EMERGENCY dan
MAINTENANCE
KATEGORI BESARNYA BAHAYA
–* Untuk membantu proses identifikasi bahaya dapat
dikatagorikan, sbb:
–1. Mechanical
–2. Electrical
–3. Radiation
–4. Chemical
–5. Fire and explosion
DAFTAR POTENSI
BAHAYA
* Zat yg melukai kulit
* Terpleset / Jatuh
* Jatuh dari ketinggian * Bahaya listrik
* Kejatuhan benda asing * Radiasi
* Ruang untuk kepala yang * Getaran
kurang
* Bahaya dari Mesin * Bising
* Bahaya dari Kendaraan * Pencahayaan
* Kebakaran & Ledakan * Lingkungan terlalu Panas
* Zat yang terhirup * Kegiatan Kontraktor
* Zat yg mencederai Mata
* Huru hara
MENILAI RISIKO  DAN
SELEKSI  PRIORITAS
–Pengertian : Merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian
terhadap tingkat risiko kecelakaan akibat kerja. Tujuannya, menentukan
prioritas untuk tindak lanjut karena tidak semua aspek bahaya potensial
dapat ditindak lanjuti.
– 
–Sasaran penilaian risiko adalah: mengidentifikasi bahaya sehingga
tindakan dapat diambil untuk menghilangkan, mengurangi atau
mengendalikanya sebelum terjadi kecelakaan atau cidera atau kerusakan.
Metode Penilaian Risiko
1.Untuk setiap risiko :
                           - Menghitung setiap insiden
                            - Menghitung konsekuensi
                            - Kombinasi penghitungan keduannya
2.Menggunakan rating setiap resiko, mengembangkan daftar
prioritas risiko kerja.
– 
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
peluang sebuah  insiden
–:
 Pengaruh posisi terhadap
 Frekuensi situasi terjadinya bahaya
 Berapa orang yang terpapar  Distraksi
 Keterampilan dan  Jumlah material atau
pengalaman orang yang tingkat paparan
terkena  Kondisi lingkungan
 Karakteristik yang terlibat  Kondisi peralatan
 Durasi paparan  Efektivitas pengendalian
Faktor yang mempengaruhi konsekuensi :

 v  Potensi pada reaksi berantai


           

v  Konsentrasi substansi
v  Volume material
v  Kecepatan proyektil dan pergerakkan bagiannya
v  Ketinggian benda
v  Jarak pekerja dari bahaya potensial
v  Berat pekerja
v  Tingkat gaya dan energi
 
Metode Pengendalian Risiko

– Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi,


subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi
– Pendidikan dan pelatihan
– Pembangunan kesadaran motivasi
– Evaluasi melalui internal audit
– Penegakan hukum
 
Tahapan – Tahapan Pengendalian

1. Mengembangkan Prosedur Kerja Tujuannya, sebagai alat


pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya
yang kita pilih.
2. Komunikasi  Menginformasikan pada pekerja tentang
penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan penggunaannya.
3. Menyediakan Pelatihan ; Agar pekerja dan personel lainnya
lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan
4. Pengawasan:  Memastikan alat pengendali bahaya potensial
digunakan secara benar.
MONITOR dan TINJAUAN

– ü  Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan


langkah terakhir dalam proses ini dan harus
dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang
ditetapkan dalam organisasi
Untuk menentukan periode
monitoring dan tinjauan risiko
tergantung pada
–ü  :
–      1. Sifat dari bahaya
–      2. Magnitude risiko
–      3. Perubahan Operasi
–      4. Perubahan dari metode kerja
–      5. Perubahan peraturan dan organisasi.
KUNCI MENGIDENTIFIKASI RISIKO

* Kapan, kenapa, dimana, bagaimana kemungkinan terjadinya risiko & siapa


tenaga yang dilibatkan.
* Apakah Sumber & akibat masing - masing risiko ?
* Apakah banyak waktu yg terbuang, biaya dan gangguan pemakai masing -
masing risik ?
* Apakah pengawasan yang ada dapat mengurangi risiko ?
* Apakah dibutuhkan penelitian mendalam pada risiko tertentu ?
* Apakah lingkup penelitian ?
* Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ?
* Apakah informasi yang diperoleh dapat dipercaya ?
 
Evaluasi risiko dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses analisis
risiko untuk memutuskan tindakan selanjutnya (Pengendalian Risiko)

1. Tindak lanjut dapat berupa:


2.  Apakah risiko yang ada memerlukan pengendalian.
3. Tindakan apa saja yang harus dilakukan.
4.  Prioritas risiko yang akan dikendalikan.
5.  Nilai risiko yang diperoleh dari hasil analisis dibandingkan
dengan kriteria yang ditetapkan tentang batasan risiko yang
bisaditolerir dan tidak.
Tujuan Evaluasi Bahaya dan Risiko

 Untuk mengetahui level dan prioritas bahaya dan risiko di tempat


kerja
 Mengetahui tindakan pengendalian/program K3 yang diperlukan
– The purpose of risk evaluation is to make decisions, based on the
outcomes of risk analysis, about which risks need treatment and
treatment priorities
mengidentifikasi bahya dan risiko dalam pekerjaan,
antara lain:

􀁹 Jenis
pekerjaan
􀁹 Bahan-bahan yang digunakan
􀁹 Mesin dan peralatan yang digunakan
􀁹 Jumlah pekerja
􀁹 Karakteristik bangunan dan gedung
􀁹 Cara dan pola kerja
tujuan identifikasi bahaya dan risiko
ialah
–:
–􀁹 Untuk mengetahui jenis bahaya dan risiko
–􀁹 Untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko
–􀁹 Untuk mengetahui pekerja yang terpajan bahaya dan
–    risiko
–􀁹 Untuk mengetahui besaran bahaya dan tingkat risiko
–􀁹 Untuk mengetahui pengendalian yang sudah dilakukan
–􀁹 Untuk mengetahui program yang diperlukan
Teknik identifikasi bahaya dan
risiko
– Survei keselamatan kerja
– Patroli Keselamatan Kerja
– Pengambilan Sampel Keselamatan Kerja
– Audit Keselamatan Kerja
– Pemeriksaan Lingkungan
– Laporan Kecelakaan
– Laporan Kecelakaan yang Nyaris Terjadi
– Masukan dari Para Karyawan
Metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi bahaya dan risiko
– Metode proaktif
– Metode semi proaktif
v  Metode proaktif
Metoda terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah cara proaktif, atau
mencari bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak
yang merugikan.
Tindakan proaktif memiliki kelebihan
–• Bersifat preventif karena bahaya di kendalikan sebelum menimbulkan kecelakaan
atau cedera
• Bersifat peningkatan berkelanjutan(continual improvement) karena dengan mengenal
bahaya dapat di lakukan upaya perbaikan
–• Meningkatkan “awareness” semua pekerja setelah mengetahui dana mengenal
adanya bahaya di sekitar tempat kerjanya,dan
–• Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan, karena adanya bahaya dapat
menimbulkan kerugian.misalanya ada katub yang bocor tanpa di ketahui maka akan
terus menerus mengeluarkan bahan /bocoran sehinggga dapat mrnimbulkan kerugian.
teknik identifikasi bahaya yang
bersifat proaktif
1.• Data kejadian
2.• Daftar periksa
3.• Brainstorming
4.• What is analysis
5.• Hazops(Hazard and Operability Study)
6.• Analisa Moda Kegagalan dan Efek(Falure Mode and Effect Analysis)
7.• Task Analysis
8.• Event Tree Analysis
9.• Analisa Pohon Kegagalan(faul Tree Analysis)
10.• Analisa Keselamatan Pekerja(Job Safety Analysis)
Teknik Identifikasi Bahaya Metode Semi Proaktif

–di sebut juga teknik belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak perlu mengalaminya
sendiri.Teknik ini lebih baik karena tidak perlu mengalami sendiri setelah itu baru mengetahui
adanya bahaya. Namun tekni ini juga kurang efektif karen

• .Tidak semua bahaya telah di ketahui atau pernah menimbulkan dampak kejadian
kecelakaan
• Tidak semua kejadian di laporkan atau di informasikan kepada pihak lain untuk di ambil
sebagai bahan pelajaaran
• Kecelakaaan telah terjadi yang berarti tetap menimbulkan kerugian, walaupun menimpa
pihak lain
Metode Evaluasi Bahaya dan Risiko

– Evaluasi bahaya kerja adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat
menetapkan seberapa besar risiko bahaya kerja yang ditemukan di tempat
kerja. Pengukuran objektif dosis bahaya kerja yang diterima oleh pekerja
merupakan komponan penting pada manajemen evaluasi bahaya kerja.
– Langkah berikutnya memutuskan tindakan untuk mengelola risiko.
Dengan cara memilih dan menerapkan kegiatan yang sesuai lalu
mengontrol atau memodifikasi risiko. Pilihan kegiatannya dapat berupa:
mengambil kesempatan untuk kondisi ada kemungkinan keuntungan
lebih besar dibanding kerugiannya,
Pemantauan Bahaya Potensial
Lingkungan Kerja
1. Pengenalan atau penemuan bahaya/masalah potensial di
lingkungan kerja.
2.Evaluasi dari faktor-faktor bahaya potensial di lingkungan
kerja.
3.Pengendalian/Penanggulangan dari bahaya/masalah potensial
yang ada.
1. Pengenalan/penemuan bahaya potensial di
lingkungan kerja

– Pengenalan dari berbagai bahaya potensial dan risiko kesehatan di lingkungan


kerja biasanya dilakukan pada waktu survey pendahuluan dengan cara melihat
atau mengobservasi dan mengenal (walk through survey) yang merupakan
langkah awal yang harus dilakukan dalam upaya kesehatan lingkungan kerja.
– Pada waktu survey pendahuluan informasi mengenai segala sesuatu keterangan
yang menggambarkan bahan baku, bahan tambahan, proses produksi, hasil
antara, hasil akhir dan hasil sampingan berupa limbah, jalur pengangkutan, cara
kerja, peralatan kerja, dan data pekerja meliputi jumlah dan status kesehatan.
. Evaluasi dari faktor-faktor bahaya potensial
pada lingkungan kerja
– Kegiatan evaluasi terhadap tingkat pemajanan dan bahaya potensial di lingkungan
kerja dilakukan melalui pengamatan langsung yang ditentukan secara kualitatif dan
kuantitatif melalui berbagai teknik pengukuran, misalnya pengukuran tingkat
kebisingan, penentuan indeks tekanan panas, kuat cahaya, analisis patikel udara di
tempat kerja, dll. Hasil yg diperoleh kemudian dibandingkan dengan aturan yang
berlaku yaitu Nilai Ambang Batas (NAB).
Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Pengendalian
Lingkungan Kerja yaitu :

–.      Desain dan tata letak yg adekuat (konstruksi bangunan dan tata letak
peralatan/material yang baik dan sesuai) sehingga pekerja dpt bekerja efisien
& efektif serta dapat memberikan perlindungan yang optimal dan tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.
–2.      Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya,
antara lain : penghentian proses, substitusi, isolasi, ventilasi, metode basah
dan tata kerumahtanggaan yang baik
– 
Upaya dalam Pengendalian Perorangan yaitu Melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku serta disiplin kerja para pekerja
dengan

 Cara kerja yang baik dan benar.


1.Tersedianya Alat Pelindung Diri dan ketaatan dalam pemakaiannya.
2.Pembatasan waktu pajanan (Jam Kerja, Cuti, dll)
3. Kebersihan perorangan.
4. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan secara berkala untuk
penemuan dini gangguan kesehatan.
5.Penerapan prinsip K3 dan ergonomi.
Klasisfikasi berat risiko bahaya kerja
a. Sangat berat (catastrophic) – dapat mengakibatkan kematian atau khancuran seluruh
property berserta fasilitas yang ada di dalamnya.
b. Berat (critical) – dapat mengakibatkan ganguan kesehtan akibat kerja yang berat atau
kerusakan property dalam skala besar.
c. Sedang (marginal) – dapat mengakibatkan gangguan kesehatan akibat kerja yang
ringan, biasanya mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerja untuk beberapa hari, atau
kerusakan property dalam skala kecil.
d. Ringan (negligible) – kemungkinan tidak berpengaruh dalam kesehatan dan
keselamatan pekerja, tetapi jalas dalam kondisi yang menyalahi syarat-syarat kesehatan
kerja yang baik.
 Klasifikasi kemungkinan dan frekuensi risiko
terjadinya bahaya kerja.

1. Kemungkinan terjadi dalam waktu yang sangat pendek


setelah terpajan pada suatu bahaya kerja.
2. Kemungkinan besar akan terjadi pada suatu waktu
3.Ada kemungkinan untuk terjadi apda suatu waktu.
4.   Sangat tidak mungkin terajadi
prioritas risiko bahya kerja sebagai berikut:

1. Risiko ringan: kemungkinannya kecil untuk terjadi serta akibat


yang ditimbulkannya ringan maka bahaya kerja ini dapat
diabaikan.
2.Risiko sedang: kemungkinannya kecil untuk terjadi akan tetapi
akibat yang ditimbulkannya cukp berat, atau sebaliknya, maka
perlu pelaksanaan manajemen risiko khusus.
3.Risiko berat: sangat mungkin terjadi dan akan berakibat sangat
buruk, maka harus dilaksanakan penganggulangan sesegara
mungkin.
– www science direct.com
User : poltekesmanad02@yahoo.com
Psword: SD1234567
- Search.proquest.com
USER :44M2M4TCBN
PASSWORD ; pqdikti2011
CENGAGE
SEARCH CENGAGE.GALEGROUP.COM
USER N: Pptn043
Pass: success

Anda mungkin juga menyukai