Anda di halaman 1dari 43

PEDOMAN PENYIAPAN

GAMBAR TERLAKSANA JALAN


(AS BUILD DRAWING)
BUKU - 4
Lingkup Penyiapan ABD
Pengertian
Penyiapan dan pengesahan gambar terlaksana
Persyaratan pelaksanaan gambar terlaksana jalan
Persyaratan pelaksanaan gambar terlaksana jembatan
Persyaratan pelaksanaan gambar bangunan pelengkap
dan perlengkapan jalan
Persyaratan pelaksanaan foto dokumentasi
Distribusi gambar terlaksana jalan
Dokumen Jalan

Gambar Terlaksana Jalan (ABD)

Sumber Data dalam Pembuatan Leger Jalan


PENGERTIAN ABD
ABD adalah satu bentuk standar gambaran otentik
mengenai apa yang telah dikerjakan, yang berdasarkan
hasil pengukuran atas otentik bangunan hasil
pekerjaan oleh pelaksana proyek jalan, jembatan, dan
bangunan pelengkap dan perlengkapan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas
STANDAR ABD
 ABD jalan untuk menggambarkan panjang segmen jalan, terdiri dari:
 alinyemen horizontal dan vertikal jalan
 penampang melintang jalan
 struktur perkerasan jalan
 ABD Jembatan untuk menggambarkan jembatan, terdiri dari:
 situasi jembatan
 potongan memanjang, potongan melintang, tampak dan potongan
atas jembatan
 detail konstruksi jembatan
 ABD Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan untuk
menggambarkan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
PENYIAPAN ABD
 ABD wajib disiapkan untuk :
Proyek pembangunan jalan
proyek peningkatan jalan
proyek pembangunan jembatan
proyek penggantian jembatan

• ABD disiapkan oleh penyedia jasa pelaksana menyatu dan


menjadi bagian dari dokumen kontrak pelaksanaan proyek
(tenaga, peralatan, bahan, data dan biaya) untuk Proyek-
proyek yang dilaksanakan secara Kontrak
PENGESAHAN ABD
Draft ABD disiapkan pada waktu penyampaian
laporan penyerahan proyek sementara, selambat-
lambatnya 14 hari sebelum penyampaian laporan
penyerahan proyek selesai
ABD dilakukan oleh penyedia jasa pelaksana,
diperiksa oleh penyedia jasa pengawas dan pengawas
lapangan Bina Marga, yang ditanda tangani bersama
ABD diperiksa dan disahkan oleh Pemimpin
Proyek(Kasatker/ PPK)
PERSYARATAN PELAKSANAAN
GAMBAR TERLAKSANA JALAN
GAMBAR TERLAKSANA JEMBATAN
GAMBAR TERLAKSANA BANGUNAN PELENGKAP
DAN PERLENGKAPAN JALAN
GAMBAR TERLAKSANA JALAN
Alinyemen Horizontal (Situasi)
Alinyemen Vertikal (Potongan Memanjang)
Penampang Melintang
Struktur Perkerasan
Alinyemen Horizontal (Situasi)
• Sumbu jalan
 Apabila terjadi perubahan/ pergeseran alinyemen horizontal, sumbu jalan lama
tetap digambarkan juga bersama sumbu jalan baru
• Ruang manfaat jalan (Rumaja)
• Ruang milik jalan (Rumija)
 hak kepemilikan,
 asal-usul,
 harga,
 peta milik, dan
 copy sertifikat tanah
• Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
• Garis ketinggian/kontur sampai batas Ruwasja dengan perbedaan ketinggian 1.00
meter dan Jari-jari lengkung pada tikungan jalan
 Medan sekitar jalan (Bukit, lembah, Terjal, landai, dan sebagainya)
Alinyemen Horizontal (Situasi)
• Jalan simpang sampai batas Ruwasja
• Macam dan lokasi bangunan pelengkap yang telah ada /dikerjakan
oleh proyek
• Macam dan lokasi bangunan pengaman jalan yang telah ada
/dikerjakan proyek sampai batas Ruwasja
• Macam dan lokasi bangunan utilitas yang telah ada /dikerjakan
proyek sampai batas Ruwasja
• Macam dan lokasi rambu jalan (patok KM dan HM)
• Lokasi rambu lalu lintas
• Lokasi lampu lalu lintas
• Macam dan lokasi bangunan lain yang ada sampai batas Ruwasja
• Jarak horizontal nominal 100 meter (diukur mulai dari patok KM
terdekat dari awal proyek)
• Arah utara magnetis
alinyemen Horizontal (Situasi)
skala 1:1000
Setiap lembar Standar memuat maksimum 750 meter
panjang segmen jalan
Alinyemen Vertikal
Ketinggian sumbu jalan dan prosentase tanjakan/
penurunan
 diukur terhadap muka air laut
 diukur terhadap suatu titik/ patok tetap dengan
menunjukkan jenis, macam, dan lokasi titik/ patok yang
dimaksud
Macam dan lokasi bangunan pelengkap jalan yang
telah ada/ dikerjakan proyek
Gambar alinyemen Vertikal
Gambar alinyemen vertikal dibuat dengan 2 skala:
Skala mendatar 1 : 1000
Skala Vertikal1 : 100
Setiap Lembar Standar memuat maksimum 750 meter
panjang segmen jalan
Penampang Melintang
Bentuk penampang melintang dan besarnya
prosentase kemiringan melintang sampai pada batas
Rumija
Lokasi penampang melintang
Sumbu jalan
Bagian-bagian jalan dan ukuran
Bangunan utilitas dan bangunan lainnya , pelengkap,
pengaman jalan yang terletak pada penampang
melintang
Batas Rumija
Gambar Penampang Melintang
Gambar penampang melintang dibuat dalam 2 skala:
Skala mendatar 1:100
Skala vertikal 1:50
Setiap jarak 25 meter pada tikungan spiral circle spiral (SCS); spiral
spiral (SS)
Setiap jarak 50 meter pada tikungan tangent spiral (TS)
Setiap jarak 100 meter pada jalan lurus dan datar
Setiap jarak 50 meter pada jalan lurus dan naik / turun dengan
prosentase > 4%
Penampang jalan lama dan penampang jalan yang baru dikerjakan
proyek
Untuk pembangunan jalan baru /relokasi digambarkan muka tanah asli
Struktur Perkerasan
Jenis, nilai, dan lokasi CBR tanah dasar
Nilai dan lokasi CBR dibuat dalam bentuk daftar
Jenis dan tebal pondasi bawah
Jenis dan tebal lapisan tambahan lainnya (pada
perkerasan atau pelebaran jalan)
Gambar Struktur Perkerasan
Tanpa skala dan ukuran-ukuran dicantumkan pada
gambar
• Gambar perkerasan dibuat berdasarkan tipe dan lokasi
GAMBAR TERLAKSANA JEMBATAN
Situasi
Penampang Memanjang
Penampang Melintang
Pandangan dan Potongan Atas
Gambar Detail Konstruksi
Gambar Situasi Jembatan
 Lokasi jembatan dan situasi daerah sekitar:
 Bila yang dilintasi daerah digambarkan minimum sampai 100 meter
di sebelah kiri dan kanan dihitung dari sumbu jembatan
 Bila yang dilintasi sungai digambarkan arah aliran sungai
 Untuk daerah disekitar disesuaikan dengan keadaan lingkungan
digambarkan minimal jarak 100 meter dari ujung-ujung jembatan
 Lokasi, macam, dan hasil penyelidikan tanah
 Lokasi dan macam titik ikat atau titik penting lainnya
 Lokasi dan macam bangunan utilitas, bangunan pengaman dan
bangunan lainnya, rambu lalu lintas, rambu jalan, yang ada di sekitar
jembatan.
 Arah jalan ke kota/ tempat terdekat
 Gambar sumbu jalan
 Gambar arah utara magnetis
Gambar Situasi Jembatan
Gambar situasi dibuat di antara skala:
Skala 1:500 atau
Skala 1:1000 disesuaikan dengan kebutuhan
Pada gambar situasi digambarkan garis ketinggian. Besarnya interval
garis ketinggian disesuaikan dengan skala
 Apabila dalam ABD tidak ada garis ketinggian, maka cukup dicatat
keadaan medan di sekitar jembatan (bukit, lembah, terjal, landai, dsb).
Jika di sekitar jembatan terdapat bangunan pengaman, maka macam
dan lokasi bangunan pengaman digambarkan pada gambar situasi
Kiri dan kanan Jembatan adalah arah patok kilometer kecil ke arah
patok kilometer besar
Penampang Memanjang Jembatan
 Penampang memanjang jembatan dari sebelah kiri atau kanan jembatan, meliputi tipe, jenis, dan
ukuran bangunan atas, bangunan bawah, dan pondasi
 Ketinggian detail jembatan terhadap titik ikat tertentu meliputi:
 Tinggi jembatan diukur pada titik pusat lantai
 Tinggi taraf bangunan bawah sebelah kiri dan kanan
 Tinggi taraf landasan sebelah kiri dan kanan
 Tinggi / kedalaman bagian-bagian pokok bangunan bawah
 Tinggi / kedalaman bagian-bagian pokok pondasi
 Bila Jembatan melintasi sungai, penampang melintang sungai pada sumbu jembatan termasuk
ketinggian muka air terhadap titik ikat tertentu meliputi:
 Irisan sungai pada penampang tersebut
 Muka air rendah
 Muka air normal
 Muka air banjir tertinggi yang pernah terjadi
 Lokasi jembatan dengan jarak terhadap suatu kota (ibukota propinsi) disertai arah jurusan jalan
terhadap kota-kota terdekat
 Lokasi dan gambar hasil penyelidikan tanah yang digunakan untuk mendisain jembatan
 Gambar bangunan pengaman jembatan yang terletak pada penampang memanjang jembatan
Gambar Penampang Memanjang
Gambar penampang memanjang dibuat di antara skala:
Skala 1:100 atau
Skala 1:200 atau
Skala 1:500 disesuaikan dengan kebutuhan.
Setiap lembar standar jembatan memuat 1 gambar
penampang memanjang jembatan
Memuat macam, lokasi, dan ketinggian titik ikat yang
digunakan sebagai dasar pengukuran
Dalam penggambaran penampang memanjang
memuat dari arah mana pandangan
Gambar Penampang Melintang
Penampang melintang jembatan pada kepala jembatan dan
pilar, memuat tipe, jenis dan ukuran
Gambar penampang melintang digambarkan di antara
skala:
Skala 1:10 atau
Skala 1:50 atau
Skala 1:100 atau
Skala 1:200 disesuaikan dengan kebutuhan
Pada setiap penampang melintang digambarkan
penampang melintang dari bangunan atas, bangunan
bawah dan pondasi, dan memuat tipe, jenis dan ukuran
Gambar Pandangan Potongan Atas
Gambar pandangan dan potongan atas jembatan
memuat tipe, jenis dan ukuran
Arah jalan ke kota terdekat
Pandangan dan potongan atas yang digambarkan
boleh sebagian yang mewakili
Gambar pandangan dan potongan atas digambarkan
di antara skala:
Skala 1:100 atau
Skala 1:200 atau
Skala 1:500 disesuaikan dengan kebutuhan
Gambar Detail Konstruksi
Gambar detail konstruksi meliputi :
Detail konstruksi bangunan atas
Detail konstruksi bangunan bawah
Detail konstruksi pondasi
Detail bagian-bagian konstruksi
Gambar detail konstruksi digambarkan di antara skala:
Skala 1:5 atau
Skala 1:10 atau
Skala 1:20 disesuaikan dengan kebutuhan
• Untuk detail bagian-bagian konstruksi digambarkan tanpa skala dan
memuat ukuran
• Pada setiap gambar detail memuat tipe, jenis, bahan dan ukuran
GAMBAR TERLAKSANA BANGUNAN
PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN JALAN
Penampang Memanjang
Penampang Melintang
PENAMPANG MEMANJANG

Penampang memanjang bangunan memuat tipe, jenis


dan ukuran-ukuran
Gambar penampang memanjang dibuat di antara
skala:
Skala 1:100 atau
Skala 1:200 atau
Skala 1:500 disesuaikan dengan kebutuhan
PENAMPANG MELINTANG
Penampang melintang bangunan memuat tipe, jenis
dan ukurannya
Penampang melintang dari suatu bangunan boleh
dibuat lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan
Gambar penampang melintang dibuat di antara skala:
Skala 1:100 atau
Skala 1:200 atau
Skala 1:500 disesuaikan dengan kebutuhan
Foto Dokumentasi
Bahan, Ukuran dan Penyimpanan
Jenis Foto Minimal Yang Harus Dibuat
Foto Dokumentasi Jalan
Foto Dokumentasi Jembatan
Foto Dokumentasi Bangunan Pelengkap Lainnya Dan
Bangunan Pengaman
Keterangan foto
Bahan, Ukuran dan Penyimpanan
Bahan foto dokumentasi dipergunakan kamera digital
berwarna agar dapat memberikan gambaran keadaan
lapangan yang jelas
Foto dokumentasi dibuat dalam ukuran kartu pos (6 x
9 cm) dengan proses pencetakan yang baik, ditempel
pada album foto
Film negatif foto dokumentasi dipindahkan ke dalam
CD (Compact Disc) didistribusi ke semua instansi
yang berkaitan dengan leger jalan tersebut untuk
disimpan dan dipelihara
Foto Dokumentasi Jalan
Foto jalan pada setiap maksimal jarak 750 m (tiap
segmen jalan), diambil pada sumbu jalan dari arah
patok kilometer kecil ke arah patok kilometer besar
Foto memberikan gambaran minimal tentang keadaan
sekitar Rumaja, cakrawala, dan Rumija
Foto-foto lainnya yang menggambarkan longsoran,
terain, situasi daerah dsb
Foto struktur perkerasan jalan
Setiap lembar foto memuat tanggal, bulan dan tahun
Foto Dokumentasi Jembatan
Foto tampak samping jembatan dari arah kiri dan arah
kanan jembatan mengggambarkan jembatan secara
keseluruhan.
Foto tampak depan jembatan, diambil dari arah patok
kilometer kecil ke arah patok kilometer besar
Foto menggambarkan jembatan dan cakrawala
Foto Dokumentasi Bangunan Pelengkap
Lainnya Dan Bangunan Pengaman
Untuk gorong-gorong yang mempunyai d > 1 m diambil
foto dari arah hulu dan arah hilir
Untuk bangunan pelengkap lainnya dan bangunan
pengaman diambil foto dari arah samping dan arah
depan bangunan
KETERANGAN FOTO
Foto memuat lokasi, jenis, tanggal/ bulan/ tahun
Foto memuat maksud pengambilan foto
Foto memuat dokumentasi obyek pada saat sebelum,
selama, dan sesudah pekerjaan dilaksanakan
DISTRIBUSI
1 paket ABD jalan terdiri dari:
gambar terlaksana hardcopy dan digital
kelengkapan foto dokumentasi berwarna, film negatif/compact
disc
surat keterangan atau sertifikat tanah milik jalan
Gambar terlaksana yang dikirim (salinan) kepada semua pihak
yang berkaitan dengan proyek yang bersangkutan adalah hasil
penggandaan/copy menggunakan kertas ukuran A3
Surat keterangan pelepasan hak tanah atau sertifikat tanah
milik jalan diperlukan untuk proyek-proyek yang mengalami
pelebaran ruang milik jalan, pemindahan sumbu/ruas jalan dan
pembangunan jalan baru
Jalan Nasional (Non Tol dan Tol)
1 paket salinan/ copy ABD jalan nasional dikirim ke
kantor Sub Bagian Leger, Bagian PBMN Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Marga
1 paket salinan/copy ABD jalan nasional dikirim ke
kantor Balai Besar / Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
1 paket salinan/copy ABD jalan nasional disimpan di
kantor proyek
Jalan Provinsi
 1paket Asli ABD jalan provinsi dikirim ke kantor
penyelenggara leger jalan provinsi Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi
 1 paket salinan/copy ABD jalan provinsi disimpan di kantor

proyek
Jalan Kabupaten/ Kota
1 paket Asli ABD jalan kabupaten/kota dikirim ke
kantor penyelenggara leger jalan Dinas Bina Marga
Kabupaten/Kota
1 paket salinan/ copy ABD jalan kabupaten/kota
disimpan di kantor proyek
Jalan Desa
1paket Asli ABD jalan desa dikirim ke kantor
penyelenggara leger jalan desa Dinas Bina Marga
Kabupaten
1paket salinan/ copy gambar terlaksana jalan desa
disimpan di kantor proyek
Jalan Khusus
1 paket asli ABD jalan khusus disimpan dan dipelihara
di kantor pemilik jalan khusus
1 paket salinan/ copy ABD jalan khusus dikirim ke
kantor penyelenggara jalan kabupaten/kota
Sertifikat Tanah
Sertifikat tanah asli atau Surat Bukti Pelepasan Hak
Tanah untuk jalan nasional dan jalan tol dikirim ke
Bagian Hukum Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
Marga
Sertifikat tanah asli atau Surat Bukti Pelepasan Hak
Tanah untuk jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, jalan
desa dan jalan khusus diatur menurut ketentuan yang
berlaku di dalam wilayah
Lampiran contoh ABD jalan adalah hasil
penggandaan/copy dari asli ke dalam ukuran kertas jenis
HVS 80 gram ukuran A3
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai