Anda di halaman 1dari 42

Sistem Otot Wajah, Mulut

dan Pipi
Putri Anisah
P07125218 061
Reguler B/Tingkat II
S.P Anatomi Kepala &
Leher
Definisi Otot-Otot Wajah

Otot - otot wajah adalah sekelompok otot kerangka lurik yang dipasok


oleh saraf wajah (saraf kranial VII) yang, antara lain, mengendalikan
ekspresi wajah. Manusia menggunakan wajah untuk menunjukkan
sebuah ekspresi, dan untuk melakukan sebuah ekspresi ini wajah
memiliki otot- otot yang fungsinya untuk mengendalikan gerakan
ekspresi pada wajah manusia, dan otot ini disebut facial muscle, mimetic
muscle, atau otot wajah. Otot wajah merupakan jaringan otot tipis yang
berada di dalam kulit wajah dan
dapat dibagi menjadi beberapa area.
Anatomi Otot
Wajah &
Fungsinya
Anatomi otot wajah

• Dahi, parietal, pelipis - Venter occipitalis: linea nuchalis


1. M. occipitorfrontalis suprema.
Bagian origo: Bagian insersio: galea aponeurotica.
- Venter frontalis: kulit dahi membentuk Fungsi: pergerakan kulit kepala.
anyaman otot bersama dengan Mm. 2. M. temporoparientalis
procerus, Bagian origo: kulit pelipis, Fascia
corrugator dan depresor superciii, serta temporalis.
M. orbicullaris oculi. Bagian insersio: Galea aponeurotica.
Fungsi: pergerakan kulit kepala.
Anatomi otot wajah

• Dahi, parietal, pelipis Fungsi: pergerakan daun telinga.


3. M. auricularis anterior
Bagian origo: fascia temporalis.
Bagian insersio: spina helicis. 5. M. auricularis posterior
Fungsi: pergerakan daun telinga. Bagian origo: proc. Mastoideus, tendo
4. M. auricularis superior M. sternocloidomastoideus.
Bagian origo: galea aponeurotica. Bagian insersio: akar daun telinga.
Bagian insersio: akar daun telinga. Fungsi: pergerakan daun telinga.
Anatomi otot wajah

• Kelopak mata Bagian insersio:


6. M. orbicularis oculi Mengelilingi arditus orbitae seperti
Bagian origo: sfinkter.
- Pars orbitalis: pars nasalis (os. - Pars orbitalis: lig. Pelpebrale laterale,
Frontale), proc. Frontalis maxillae, os. di sampingnya merupakan peralihan
Lacrimale, lig. menjadi
Pelpebrale mediale, saccus lacrimalis. simpul otot berbentuk cincin.
- Pars palpebralis: lig. Palpebrale - Pars palpebralis: lig. Palpebrale
mediale, saccus lacrimalis. laterale
- Pars lacrimalis: crista lacrimalis - Pars lacrimalis: lubang air mata, tepi
posterior (os. Lacrimale) kelopak mata.
Fungsi: menutup kelopak mata;
menekan kantung air mata, pergerakan
alis mata.
Anatomi otot wajah

• Kelopak mata Bagian insersio: sepertiga tengah kulit


7. M. depresor supercilii alis mata. Galea aponeurotica.
Bagian origo: pars nasalis os frontale, Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis
pembelahan pars orbitalis M. orbicularis mata.
oculi. 9. M. procerus
Bagian insersio: sepertiga medial dahi Bagian origo: os nasale, cartilago nasi
dan alis mata. lateralis.
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis Bagian insersio: kulit glabella
mata. Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis
8. M. corrugator supercilii mata
Bagian origo: pars nasalis (os frontale)
Anatomi otot wajah

• Otot-otot hidung - Pars alaris: cuping hidung, tepi lubang


10. M. nasalis hidung
Bagian origo: - Pars transversa: cartilago nasi lateralis.
- Pars alaris: jugum alveolare gigi seri Lempeng tendo di atas punggung
lateral hidung.
- Pars transversa: jugum alveolar gigi Fungsi: pergerakan cuping hidung dan
taring hidung 11. M. depressor septi nasi
Bagian insersio: Bagian origo: jugum alvelare gigi seri
medial.
Bagian insersio: cartilago alaris major,
cartilago septi nasi.
Fungsi: penggerak cuping hidung dan
hidung.
Anatomi otot wajah

• Otot-otot mulut
12. M. orbicularis oris 13. M. buccinator
Bagian origo: Bagian origo:
Pars marginalis dan pars labialis: Bagian belakang proc. Alveolaris
sebelah lateral Angulus oris maxillae, raphe ptyerigomandibularis,
Bagian insersio: bagian utama bibir bagian belakang proc. Alveolaris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, mandibulae.
pipi dan kulit dagu. Bagian insersio: angulus oris, bibir atas
dan bawah; membentuk dasar pipi.
Fungsi: sangat diperlukan sebagai
sinergi untuk meningkatkan tekanan
dalam rongga
mulut, misalnya pada saat meniup atau
mengunyah.
Anatomi otot wajah

• Otot-otot mulut Berasal dari otot M. orbicularis oculi.


14. M. depressor labiti inferioris Bagian insersio: bibir atas
Bagian origo: basis mandibulae medial Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
di bawah foramen mentale pipi dan kulit dagu.
Bagian insersio: bibir bawah, tonjolan 16. M. mentalis
dagu; serabut dalam ke selaput lendir. Bagian origo: jugum alveolare gigi seri
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, lateral bawah
pipi dan kulit dagu. Bagian insersio: kulit dagu
15. M. levator labii superioris Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
Bagian origo: margo infraorbitalis dan pipi dan kulit dagu.
bagian tepi proc. Zygomaticus maxillae;
Anatomi otot wajah

• Otot-otot mulut
17. M. transversus menti Bagian insersio: bibir bawah, pipi
Bagian origo: pembelahan melintang sebelah lateral Angulus ori, bibir atas.
dari M. mentalis. Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
Bagian insersio: kulit tonjolan dagu. pipi dan kulit dagu.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, 19. M. risorius
pipi dan kulit dagu. Bagian origo: fascia
18. M. depressor anguli oris parotideomasseterica
Bagian origo: basis mandibulae di Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
bawah foramen mentale. Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
pipi dan kulit dagu.
Anatomi otot wajah

• Otot-otot mulut
20. M. levator angulus oris
Bagian origo: fossa canina maxillae
Bagian insersio: Angulus oris 21. M. zygomaticus major
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, Bagian origo: os zygomaticum dekat
pipi dan kulit dagu. sutura zygomaticotemporalis
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
pipi dan kulit dagu.
Anatomi otot wajah

• Otot-otot mulut
22. M. zygomaticus minor
Bagian origo: os zygomaticum dekat 23. M. levator labii superioris alaeque
sutura zygomaticomaxillaris nasi
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris Bagian origo: proc. Frontalis maxilla;
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, berasal dari massa otot M. orbicularis
pipi dan kulit dagu. oculi
Bagian insersio: cuping hidung dan
bibir atas; serabut dalam: lingkar
samping dan
belakang lubang hidung.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung,
pipi dan kulit dagu.
Anatomi otot wajah

• Leher Bagian insersio: kulit di bawah


24. Platysma clavicula, fascia pectoralis
Bagian origo: basis mandibulae, fascia Fungsi: meregangkan kulit leher.
perotidea
Gambar Otot Wajah, Mulut
dan Pipi
Kelainan Pada
Otot Wajah
Bell’s Palsy

Bell’s Palsy merupakan suatu kelumpuhan akut nervus


fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya. Sir Charles
Bell (1821) adalah orang yang pertama meneliti beberapa
penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua
kelumpuhan nevus fasialis perifer yang tidak diketahui
sebabnya disebut Bell’s palsy (Sukardi, 2004).
Bell’s Palsy

Juga dikatakan Bell’s palsy atau prosoplegia adalah


kelumpuhan fasialis tipe lower motor neuron (LMN)
akibat paralisis nervus fasial perifer yang terjadi secara
akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) di luar
sistem saraf pusat tanpa disertai adanya penyakit
neurologis lainnya (Aminoff, 1993; Djamil,
2003,Davis,2005).
Etiologi Bell’s Palsy

Diperkirakan, penyebab Bell’s palsy adalah virus. Akan


tetapi, baru beberapa tahun terakhir ini dapat dibuktikan
etiologi ini secara logis karena pada umumnya kasus BP
sekian lama dianggap idiopatik. Telah diidentifikasi gen
Herpes Simpleks
Virus (HSV) dalam ganglion genikulatum penderita Bell’s
palsy
(Aminoff, 1993; Ropper, 2003).
Patogenesis Bell’s Palsy

Para ahli menyebutkan bahwa pada BP terjadi proses inflamasi


akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar
foramen stilomastoideus. BP hampir selalu terjadi secara
unilateral. Namun demikian dalam jarak waktu satu
minggu atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral. Penyakit ini
dapat berulang atau kambuh (Mardjono,2003).
Patogenesis Bell’s Palsy

Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori


menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis
yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis
sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui
tulang temporal (Mardjono,2003, Davis,2005).
Gejala Klinik Bell’s Palsy

Pada awalnya, penderita merasakan ada kelainan di mulut


pada saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur,
minum atau berbicara. Setelah merasakan adanya kelainan
di
daerah mulut maka penderita biasanya memperhatikannya
lebih cermat dengan menggunakan cermin (Djamil, 2003).
Gejala Klinik Bell’s Palsy

Mulut tampak moncong terlebih pada saat meringis,


kelopak mata tidak dapat dipejamkan (lagoftalmos), waktu
penderita disuruh menutup kelopak matanya maka bola
mata tampak berputar ke atas(Bell phenomen). Penderita
tidak dapat bersiul atau meniup, apabila berkumur atau
minum maka
air keluar melalui sisi mulut yang lumpuh (Djamil,2003,
Afzal Mir, 2003).
Terapi Bell’s Palsy

Terapi Bell’s palsy bertujuan untuk mempercepat


penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi.
Terapi tersebut dilakukan dengan cara mengonsumsi obat-
obatan dari dokter dan fisioterapi.
Gambar Klinis Bell’s Palsy
Gambar Klinis Bell’s Palsy
Kelainan Pada Wajah & Rahang Secara
Genetik
Kelainan-kelainan pada wajah dan rahang secara genetik
antara lain Cherubism; Cleidocranial dysplasia; Crouzon's
syndrome (craniofacial dysostosis); Treacher coffins
syndrome (mandibulofacial dysostosis); Down syndrome;
Brittle Bone Syndrome (Osteogenesis imperfecta);
Achondroplasia; Osteopetrosis (Marble Bone Disease);
Fibrous
(Osteogenesis imperfecta displasia.
Cherubism

Cherubism rnerupakan kelainan genetik benigna yang


melibatkan maksila dan mandibula. Biasanya dijumpai
pada anak usia 5 tahun. Tanda-tanda khas yaitu terjadinya
pembesaran rahang, pembesaran pipi dan tatapan mata ke
arah alas.
Etiologi & Patogenesis Cherubism

Etiologi terjadinya cherubism karena adanya gangguan


pada autosomal dominan. Penetrasinya adalah 100% pada
penderita laki-laki dan 50 -75% pada wanita. Bersifat
"self-limiting disease",  jadi dapat berkembang cepat
selama masa kanak-kanak dan seringkali berawal pada
usia 2 tahun kemudian berlahjut hingga pubertas. Pada
masa pubertas, lesi pada tulang mulai surut atau
mengalami regresi dan pada usia 30 tahun tinggal sedikit
kecacatan yang tersisa
Gambaran Klinis Cherubism
Cleidocranial dysplasia

Syndrome ini meliputi aplasia atau hipoplasia clavicula,


mal formasi cranio-facial, multiple supemumarary dan
unerupted gigi.
Etiologi & Patogenesis Cleidocranial
dysplasia

Defisiensi dari clavicula menyebabkan penampakan leher


yang panjang dan sempit. Penyebab keterlambatan atau
kegagalan erupsi gigi seringkali dikaitkan dengan
kurangnya
cellular cementum. Adanya kegagalan pembentukan
cementum mungkin karena adanya resistensi mekanis oleh
kepadatan tulang alveolar.
Gambaran Klinis Cleidocranial dysplasia
Crouzon's syndrome (craniofacial
dysostosis)

Tanda-tanda khas pada penyakit ini antara lain : terjadi


deformitas pada cranial, hipoplasi maksilla, orbita dangkal
dengan exopthalmos dan divergen strabismus. Dapat pula
terjadi komplikasi sistemik yang meliputi retardasi mental,
tuli gangguan penglihatan dan bicara serta konvulsi.
Etiologi & Patogenesis Crouzon's
syndrome (craniofacial dysostosis)

Crouzon's syndrome merupakan kelainan genetik yang


diwariskan secara autosomal dominan dengan penetrasi
sempurna. Sepertiga kasus timbul secara spontan. Terdapat
peningkatan keparahan ekspresi penyakit pada saudara
kandung secara berturut-turut dimana anak paling muda
terparah. Teradapat craniosynostosis jika terjadi prematur
pada sutura cranial. Disertai exophthalmos dan
pengurangan volume orbital.
Gambaran Klinis Crouzon's syndrome
(craniofacial dysostosis)
Daftar Pustaka
dimas_aria. (2014, Juli 15). Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy. Retrieved Juli 7,
2020, from www.slideshare.net: https://www.slideshare.net/dimas_aria/anatomi-otot-kepala-wajah

firarahmadiyanti. (2015, Maret 12). Kelainan-Kelainan Pada Wajah, Rahang Dan Sendi Rahang.
Retrieved Juli 7, 2020, from www.scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/258495500/Kelainan-Kelainan-Pada-Wajah-Rahang-Dan-Sendi- Rahang

Moch, B. (2017, Maret 18). Bell’s Palsy (BP). Retrieved Juli 7, 2020, from www.researchgate.net:
https://www.researchgate.net/publication/326348292_Bell's_Palsy_BP

Qinthara, F. D. (2018, Juni 2). Neurologi : Korelasi N.V dan N.VII di bidang Kedokteran Gigi. Retrieved Juli
7, 2020, from slideshare.net: https://www.slideshare.net/FasyaQinthara/neurologi-korelasi-nv-
dan-nvii-di-bidang-kedokteran-gigi?qid=4697c2e9-edb6-4794-a2a1- c801afbb1176&v=&b=&from_search=

Ramanda, A. G. (2010, April 1). LAPORAN PBL OTOT PADA WAJAH DAN SISTEM OTOT. Retrieved Juli 7,
2020, from docplayer.info: https://docplayer.info/55356250-Laporan-pbl-otot-pada-wajah-dan-
sistem-otot-disusun-oleh-abraham-gita-ramanda.html

Anda mungkin juga menyukai