Anda di halaman 1dari 19

Dukungan Pemerintah Pusat

dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting


……………………………………………….……………………………………...
Pungkas Bahjuri Ali
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Kementerian PPN/Bappenas
Jakarta, 23 Agustus 2021
Perencanaan dan Penganggaran
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Konsep Perencanaan dan Penganggaran

Upaya percepatan
perbaikan gizi dengan
fokus pada: Penurunan 1 TEMATIK • Penetapan sebagai bagian dari
prioritas nasional dalam
Stunting Terintegrasi RPJMN dan RKP
. • Prinsip money follow program:
Penanganan stunting anggaran diprioritaskan untuk
HOLISTIK 2 dengan intervensi gizi
spesifik dan sensitif
kegiatan yang berkontribusi
pada penurunan stunting

Intervensi efektif untuk


. • Memastikan keselarasan
menurunkan stunting prioritas RKP dengan Renja
diintegrasikan dengan
pendekatan multisektor
3 INTEGRATIF K/L dan RKA K/L

. Penanganan stunting
• Sinkronisasi dengan sumber
pembiayaan lainnya: DAK,

SPASIAL 4 diprioritaskan kepada


daerah bermasalah
dana desa, dan APBD

gizi
.
Penandaan Anggaran (Budget Tagging) Tematik Stunting

Tujuan
Siklus Penandaan
Meningkatkan kinerja kegiatan, alokasi, dan pemanfaatan
anggaran intervensi percepatan pencegahan/penurunan stunting.
.
Tujuan Kuantitatif Tujuan Kualitatif
Menghitung jumlah belanja Memastikan intervensi
pengeluaran untuk upaya pencegahan/penurunan stunting
percepatan pencegahan/ penurunan dilakukan secara terintegrasi oleh
stunting. lintas sektor terkait.
Target Rencana
Penurunan Kerja Sistem
• Disepakati sebagai “tagging anggaran tematik” sehingga memungkinkan untuk double (RPJMN, RKP) Anggaran Monev
tagging. (RKA K/L)
E-monev, SMART DJA, OM-
• SPAN, Monev K/L
Tagging dilakukan pada tataran “rincian output” belanja K/L dalam APBN Rencan Kerja
Tahunan
 Identifikasi awal rincian output yang dapat di-tagging stunting (secara top-down dan (Renja K/L) Implementasi
bottom-up) Integrasi rencana kerja dan Kegiatan
anggaran (KRISNA)
 Di-input oleh K/L  pada saat penyusunan KRISNA (Renja K/L) dan RKA K/L

 Ditelaah oleh Bappenas dan Kemkeu  memastikan rincian output kegiatan yang
Ringkasan Penandaan Reviu Kinerja
di-tagging relevan dan berkontribusi signifikan pada penurunan stunting

• Sebagai dasar untuk pemilihan rincian output utama yang akan mendapat evaluasi
mendalam. Anggaran Tematik diarahkan untuk Konvergensi
Percepatan Penurunan Stunting
Pentingnya Konvergensi Intervensi
pada Rumah Tangga 1.000 HPK
Suplementasi Gizi
Pengasuhan BPNT (Makro &
PAUD Mikronutrien)
Prov
ins i
Kab
/Kota
Pemantauan
Pertumbuhan Keca
mata
n
Desa

Rumah
P2L Konvergensi adalah upaya
Tangga untuk memastikan seluruh
1.000
Promosi & HPK intervensi penurunan stunting
Konseling sampai pada target sasaran
Menyusui
Tata Laksana
Gizi Buruk
1 Lokasi prioritas
Manajemen Terpadu
Imunisasi Balita Sakit 2 Rumah tangga 1.000 HPK
PKH Air Bersih &
Sanitasi 5
Dukungan Anggaran
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Anggaran yang Mendukung Penurunan Stunting

Belanja K/L Dana Transfer


Alokasi Anggaran DAK*
19 K/L (dalam Rp T)
 6 K/L kunci 4.5 4.3
 5 K/L koordinasi/dukungan 4
 8 K/L penajaman intervensi
3.5 3.2
*Ket : Total dari DAK Penugasan
220 RO 3
2.6 dan Non Fisik yang ditandai
mendukung penurunan stunting
Jumlah RO (rincian output) 2.5

2
Rp 2,4,T Rp 0,4 M
(7 %) (1%) 1.5

1
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Dukungan/Koordinas
i
Intervensi Sensitif
Intervensi Spesifik
DAK digunakan sebagai intervensi pembiayaan
yang terintegrasi dengan belanja K/L
Rp 32,5 T
(92%)
7
Evaluasi Pemanfaatan DAK terkait Stunting TA 2020
Konsep Dasar Kebijakan DAK Stunting
(dikembangkan sejak 2018)

Monitoring dan Pengendalian DAK merupakan stimulus APBD


• Pusat melakukan monitoring secara • Alokasi DAK Stunting tidak sebagai 01
01
06 terintegrasi
• Direncanakan dikembangkan juknis DAK
sumber utama intervensi, APBD tetap
sebagai sumber utama
tematik terintegrasi lintas bidang

Bidang dalam DAK Stunting


DAK
DAK • Intervensi melalui DAK meliputi
05 Wajib Terintegrasi Lintas Sektor
• Pelaksanaan antar bidang DAK STUNTING
STUNTING sensitif dan spesifik
• Bidang DAK berkembang setiap
02
terintegrasi di lokus dan sasaran
tahun
yang sama

Lokus DAK Stunting


Stunting
Dukungan BOK Khusus Stunting • Lokus DAK DAK Stunting
Stunting
sesuai dengan
sesuai penetapan
dengan

04 • BOK Stunting setiap lokus untuk konvergensi


8 aksi integrasi lintas sektor di daerah
lokus prioritas
penetapan
• Desa lokus
lokus prioritas
lokus ditetapkan berdasarkan hasil 03
analisis situasi
analisis situasidaerah
daerah
DAK 2019 – 2020 untuk Intervensi Kunci di Daerah

Intervensi Pendampingan, Koord.


Jenis DAK Intervensi Spesifik & Dukungan Teknis
Sensitif
DAK Fisik  Suplementasi gizi untuk ibu hamil KEK &  Penyediaan sarana air minum
balita kurus  Penyediaan sarana sanitasi
 Suplementasi Fe & Vit. A  BKB kit
 Sarpras imunisasi
 Pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
 Pelaksanaan sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM)
DAK Non Fisik  Suplementasi gizi untuk ibu hamil KEK &  Konseling nutrisi & pola asuh Pelaksanaan konvergensi
balita kurus  Penyediaan konseling parenting kepada kab/kota
 Suplementasi Fe & Vit. A untuk orang tua PAUD
 Imunisasi  Makanan tambahan untuk siswa
 Penurunan kecacingan PAUD

Menu DAK tersedia untuk semua jenis intervensi


Peta Pemanfaatan DAK Stunting oleh Daerah

Pemanfaatan DAK Stunting per Bidang


300  Tidak memanfaatkan menu PMT (5
260 260 260 260 260
250 Prov)
202
200 171 158 149
(Prov. Kep. Bangka Belitung, DKI, Jabar,
150 Jatim dan Sulut)
100
34 29 38  Tidak memanfaatkan semua menu DAK
50
Stunting (9 Kab./Kota)
0 (Kab. Kerinci, Kota Jaktim, Kab. Bogor, Kota
PMT Antropometri TFC BKB Kit (KB) Air Minum Sanitasi
(Penugasan) (Penugasan) Bandung, Kab. Tangerang, Kab. Buton
Prov/Kab./Kota Lokus Kab./Kota Pengusul
Selatan, Kab. Kolaka Timur, Kab. Mappi)
 Tidak memanfaatkan menu DAK Bidang
Konvergensi Pemanfaatan DAK Stunting di Kab./Kota Air Minum dan Sanitasi (Penugasan)
84  Air Minum 102 kabupaten/kota
80
64
70  Sanitasi 111 kabupaten/kota
60  Konvergensi pemanfaatan menu DAK di
40 33 Kab./Kota Lokus
20
 4 bidang : 64 Kab./Kota
9
 3 bidang : 84 Kab./Kota
0
Mengusulkan 4 Mengusulkan 3 Mengusulkan 2 Mengusulkan 1 Tidak Mengusulkan  2 bidang : 70 Kab./Kota
Bidang DAK Stunting Bidang DAK Stunting Bidang DAK Stunting Bidang DAK Stunting DAK Stunting  1 bidang : 33 Kab./Kota
 0 bidang : 9 Kab./Kota
Jumlah Kab./Kota Lokus
Realisasi Anggaran DAK Stunting TA 2020 (per Juni 2021)
Pagu Realisasi
No. Subbidang (%)
(Rp juta) (Rp juta)
  DAK Fisik dan Nonfisik 4.045.103 1.477.318 36,5%
 Persentase penyerapan DAK
  DAK Fisik 1.345.799 555.292 41,3% Fisik dan Non-fisik per 25 Juni
1 PMT 280.377 225.924 80,6% 2021 adalah 36,5%
2 Penguatan Intervensi Stunting 165.434 130.911 79,1%  Penyerapan tertinggi DAK
3 Penurunan Stunting (KB) 8.089 6.079 75,2% Fisik adalah PMT
4 Air Minum (Penugasan) 390.526 47.095 12,1% sebesar 80,6%,
5 Sanitasi (Penugasan) 501.374 145.283 29,0% sedangkan yang terendah
adalah Air Minum sebesar
  DAK Non-fisik 2.699.304 922.026 34,2%
12,1%
1 BOK Stunting 195.000 111.271 57,1%
 Penyerapan tertinggi DAK
2 BO Pencegahan Stunting (KB) 53.813 44.746 83,2% Nonfisik adalah BO
3 BO PAUD 2.450.491 766.009 31,3% Pencegahan Stunting (KB)
sebesar 83,2%, sedangkan
yang terendah adalah BO
Catatan:
1. Kemenkes, laporan per tanggal 25 Juni 2021 PAUD sebesar 31,3%.
2. BKKBN, laporan per tanggal 21 Juni 2021
3. Kemen PUPR, laporan per tanggal 25 Juni 2021
4. DJPK, surat tanggal 12 Maret 2021
Review Pengusulan DAK Fisik Stunting TA 2021

Usulan Anggaran vs. Alokasi Tahun 2021


Bidang DAK Nilai usulan (Rp Ribu) Alokasi (Rp Ribu) Selisih (Rp Ribu) (%)
Penguatan Intervensi Stunting 1.120.495.789 615.920.400 504.575.389 45%
Keluarga Berencana 142.324.375 100.000.000 42.324.375 30%
Air Minum 3.900.989.351 1.000.000.000 2.900.989.351 74%
Sanitasi 2.686.909.986 828.979.000 1.857.930.986 69%
Lingkungan Hidup 390.658.578 272.645.050 118.013.528 30%
Jumlah 8.241.378.079 2.817.544.450 5.423.833.629 66%

 Persentase selisih nilai usulan dengan alokasi terbanyak adalah bidang air minum yaitu sebesar 74%
 Total selisih nilai usulan DAK Stunting dengan alokasi tahun 2021 senilai 5,4 T atau sebesar 66%
Temuan Review DAK Stunting TA 2020
Masih banyak daerah yang tidak mendasarkan usulan aktivitas dalam DAK
Stunting dari hasil Analisis Situasi dan Rembug Stunting
Mayoritas Kab/Kota prioritas terlambat dalam penetapan desa lokus prioritas
stunting sehingga tidak masuk dalam pengusulan DAK melalui Krisna

Pemanfaatan BOK Stunting belum sepenuhnya dikoordinasikan antara Dinkes


dan Bappeda sehingga belum optimal dalam mendukung konvergensi tingkat
daerah
Pelaksanaan DAK Stunting antarbidang masih belum terintegrasi, tata kelola
di daerah belum terkoordinasi secara kuat antar OPD
8 Aksi Konvergensi perlu dipastikan menjadi dasar untuk semua jenis
rencana intervensi dan monitoring terintegrasi dari berbagai sumber
pembiayaan
Upaya Perbaikan yang Dapat Dilakukan
Kaitan 8 Aksi Konvergensi & Proses Perencanaan

Rancangan Rencana
Rembug Stunting Komitmen Hasil
Kegiatan
Output (Aksi 3) Output Rembug Stunting
(Aksi 2)

Output
Input
Input Input Kesepakatan
Rencana Kegiatan Kegiatan
Musrenbang konvergen/
Hasil Analisis Situasi
Kecamatan terintegrasi pada
(Aksi 1)
Input lokus dan rumah
Input
Input tangga prioritas
Musrenbang
Memastikan semua usulan Kab/Kota
kegiatan terkait intervensi sensitif Musrenbang
dan spesifik dibahas dan Desa Memastikan semua usulan Diharapkan selesai
disepakati kegiatan desa lokus dapat dibahas paling lambat Bulan
dan terdanai melalui APBD murni Mei
Menghasilkan desa lokus atau usulan dana transfer
1. Integrasi Rencana Kegiatan ke dalam Perencanaan Daerah

01 02 03
Memastikan Rencana Kegiatan Finalisasi Rencana OPD memastikan Rencana Kegiatan masuk
masuk ke dokumen perencanaan Kegiatan disampaikan dalam dokumen perencanaan & penganggaran,
& penganggaran daerah (RKPD, kepada Tim Anggaran termasuk memastikan sumber pembiayaan
Renja OPD, dan RAPBD dst) Pemerintah Daerah (APBD murni/usulan dana transfer)
(TAPD) & OPD terkait

04 05
TAPD menjamin komitmen Matriks kendali digunakan oleh
dalam dokumen perencanaan penanggungjawab untuk memantau
& penganggaran proses integrasi
2. Peningkatan Kualitas DAK Stunting di Daerah

KOMITMEN
Komitmen untuk Konsistensi 8 Aksi
Konvergensi sebagai bagian Tata
Kelola DAK Stunting di Daerah SKEMA MONEV
 Analisis situasi hingga reviu kinerja Pengembangan monev & pengendalian terintegrasi antar
merupakan dasar utama dalam
OPD pengampu bidang DAK Stunting
memastikan ketepatan sasaran &
efektivitas DAK Stunting  DAK Stunting fokus pada keterintegrasian antar bidang
intervensi sehingga diperlukan monev terpadu
 Dibutuhkan leadership yang kuat dalam
mengkoordinasikan keterpaduannya BOK STUNTING
Optimalisasi BOK Stunting untuk
Konvergensi lintas bidang DAK Stunting
 Menu BOK Stunting 2022 telah difokuskan
sesuai tahapan 8 aksi konvergensi sehingga
dapat dioptimalkan dengan koordinasi
Bappeda

Anda mungkin juga menyukai