Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

INDIVIDU
EPIDEMIOLO
GI
Dosen Pengampu
Budi Irwansyah, M.Kes

Selasa, 08 Juni 2021


Nama : Rita Novianti
Kelas​ : Alih Jenjang Kebidanan Kelas Samarinda

Analisis Epidemiologi Kejang Demam Pada Anak :


Kejang demam adalah kejang pada anak yang dipicu oleh demam, bukan kelainan di otak, dengan
gejala hentakan pada tungkai dan lengan yang berulang, mata terbuka dan melihat keatas serta
anak kehilangan kesadaran.
Faktor Resiko Kejang Demam :

1. Kejang demam terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.


2. Pemicu kejang demam : pemberian imunisasi dapat memberikan demam yang bisa memicu
kejang demam, infeksi virus atau bakteri, gangguan elektrolit/metabolik.
3. Riwayat penyakit : anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat kejang demam lebih beresiko
mengalami kejang demam.
4. Etnisitas atau ras, lebih sering terjadi pada keturunan jepang dan populasi pulau pasifik.
5. Riwayat BBLR.
6. Demam tinggi lebih dari 40 derajat celcius.
Nama : Raudah
Kelas​ : Alih Jenjang Kebidanan Kelas Kubar

Analisa Epidemiologi Anemia Pada Remaja Putri


Prevalensi anemia pada remaja putri cukup tinggi yaitu sebesar 28%, angka ini tergolong masalah
kesehatan di masyarakat
Kenapa Remaja 
Remaja Putri Umur 12 – 15 Tahun Pertumbuhan Cepat dan Kebutuhan Meningkat
Putri ?
 Keadaan Menstruasi / Haid menyebabkan kehilangan darah rutin dalam jumlah yang cukup
banyak
Ekonomi → Rendahnya pendapatan keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan zat gizi di keluarga ( Zat besi :
Telur, Ikan, Daging, Ayam, Kacang Hijau, Bayam dan Sayuran Hijau Lainnya )

Pendidikan Orang Tua Rendah → Tidak mengetahui sumber zat gizi dan pentingnya zat besi selama masa remaja
Pola Makan → Rendah Zat Besi Remaja menjaga Penampilan
Keturunan → Menderita Penyakit Tertentu
Kebiasan → Tidak suka Makan Sayuran atau Minum Susu
DAMPAK .........KONSENTRASI BELAJAR MENURUN .....PRESTASI DI SEKOLAH RENDAH / TIDAK OPTIMAL
IMUNITAS MENURUN...............HINGGA RENTAN TERHADAP PENYAKIT INFEKSI.

UPAYA KESEHATAN .....REMAJA PUTRI KONSUMSI 48 TABLET ZAT BESI UNTUK 1


TAHUN / 1 TABLET PERMINGGU SELAMA 1 TAHUN
Nama : Desti Tri Wahyuni
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

ANALISIS EPIDEMIOLOGI PADA KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL

Orang : Ibu hamil


Umur : <20 atau >35 th
UK : umur kehamilan TM I dan TM III.
Paritas : ibu dengan paritas <3 tidak beresiko anemia, ibu dengan
paritas >3 beresiko anemia
Pekerjaan : ibu hamil tidak bekerja lebih beresiko anemia daripada
ibu bekerja
Status KEK : Anemia lebih tinggi terjadi pada ibu KEK ( < 23,5 cm)
dibandingkan ibu hamil yang bergizi baik.
Nama : Sela Apriyanti
Kelas​ : Alih Jenjang Kebidanan Kelas Samarinda

Analisis Epidemiologi Infeksi Pada Tali Pusat Bayi


Omfalitis adalah Infeksi tali pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terjadi pada
neonatus dan jarang terjadi diluar masa neonatal.
Penyebab Infeksi
Infeksi bakteri. Faktor risikonya yaitu:
Tali Pusat ?
 Berat lahir bayi rendah (kurang dari 2.500 gr).
 Sebelumnya kateterisasi umbilikalis.
 Kelahiran dengan sepsis (ketuban pecah dini, infeksi maternal, persalinan tidak steril).
 Ketuban pecah lama (lebih dari 12 jam).
Tanda-tanda infeksi pada tali pusar di antaranya area sekitar tali pusar tampak merah dan bengkak, muncul
nanah berwarna kuning kehijauan di sekitar tali pusat, bayi demam. Kemudian, bayi tiba-tiba rewel dan muncul
bau tak sedap dari area sekitar tali pusar.
Nama : Yustina
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

Analisa Epidemiologi pada Ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum


Nama : Ny,T
Tempat : Puskesmas Melak
Waktu : senin,7 juni 2021 jam 09.00

Hyperemesis Gravidarum yaitu mual-mual yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan mual-muntah bisa menyebabkan dehidrasi dan dapat mempengaruhi perkembangan janin
dalam kandungan.

Hiperemesis gravidarum tidak boleh diabaikan dan harus ditangani secara medis. Selain dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga dapat berpengaruh buruk pada kesehatan fisik dan psikologis ibu
● Faktor yang hamil, serta pertumbuhan bayi di dalam kandungan karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Berhubungan Namun, risiko-risiko tersebut bisa dihindari jika bisa memenuhi kebutuhan nutrisi di masa kehamilan;.
● dengan Kejadian
● ↓ Hiperemesis

Umur Paritas
Gravidarum
1. Penuhi kebutuhan vitamin B6 Paritas
2. Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat
3. Pilih makanan tinggi energi
Nama : Siti Nur Khaliza
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

Analisa Keputihan Abnormal

1. Host : Biasa terjadi pada wanita, melakukan hubungan seksual tanpa kondom dan sering
berganti pasangan, menggunakan sabun atau produk kewanitaan yang mengandung
parfum.
2.Agent : Jamur, bakteri atau parasit. Bahan-bahan kimia yang terkandung didalam sabun
atau produk kewanitaan.

Pencegahan :
Langkah utama mencegah terjadinya keputihan abnormal adalah dengan selalu menjaga
kebersihan area kewanitaan.
Gunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembapan pada area kewanitaan,
hindari menggunakan celana dalam yang terlalu ketat. Jagalah kebersihan selama menstruasi
dengan mengganti pembalut setidaknya setiap 3-5 jam sekali. Tidak berganti pasangan
seksual atau menggunakan kondom agar terhindar dari risiko infeksi menular seksual.
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin area kewanitaan untuk pencegahan dini.
Nama : Retno Aprilia Sandra
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

AMENOREA PADA REMAJA PUTRI

Orang : Remaja Putri


Kebiasaan : Jarang berolahraga, sering mengkonsumsi junkfood
Pola Makan : Pengaruhnya terjadi karena seusia remaja seperti
mereka suka mengkonsumsi makanan cepat saji,
sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Nama : Damaris
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

Analisa Epidemiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia pada Ibu Hamil Paritas : 1. Primigravida


Orang : 2. Paritas > 4
Umur : 1. < 20 tahun 3. Kehamilan kembar
2. > 35 tahun 4. Jarak kehamilan yang dekat

Kebiasaan : 1. Tidak suka mengkomsumsi makanan


Pola makan : 1. Makan sehari 1-2 kali / hari kaya zat besi ( sayuran & buah )
2. Kurang makan sayuran dan buah-buahan 2. Kebiasaan makan makanan siap saji
3. Porsi makan sedikit 3. Pola tidur , 6 jam
 4. Tidak suka mengkomsumsi obat
Ekonomi : Status ekonomi rendah tambah darah selama hamil
Pendidikan : Status pendidikan rendah ( tdk sekolah, SD )

Tempat :
1.Tinggal jauh dari fasilitas kesehatan
2.Tinggal daerah pedesaan / terpencil

Waktu :
Anemia pada ibu hamil sering terjadi pada usua kehamilan trimester pertama dan trimester ketiga.
Nama : DAHLIYANA PURWANINGSIH
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan

Analisa Epidemiologi Kista Pada Perempuan

Orang : KISTA
Umur : 20-50 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebiasaan : Mengkonsumsi makan cepat saji, merokok, konsumsi
alkohol, sering stress,kurang olahraga, sering
terlambat makan
Pola makan : Kurangnya mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
Ekonomi : Sosial ekonomi tinggi/rendah
Status Perkawinan : Belum menikah/ Menikah
Nama : Nor Syafitri F. A. A
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

ANALISIS EPIDEMIOLOGI PADA IBU DENGAN KONDISI BABY BLUES SYNDROME

Orang : Ibu Post Partum


Tempat :
- Jauh dari lingkungan keluarga
- Jauh dari jangkauan tenaga kesehatan
Waktu : Pasca Melahirkan - 2 minggu atau lebih

BABY BLUES SYNDROME


Bagi seorang ibu, melahirkan bayi adalah suatu peristiwa yang sangat membahagiakan sekaligus juga suatu peristiwa
yang berat, penuh tantangan dan kecemasan. Hampir 70% ibu mengalami kesedihan atau syndrome baby
blues/postpartum blues, sebagian besar ibu dapat segera pulih dan mencapai kestabilan, namun 13% diantaranya
akan mengalami depresi postpartum. Ibu primipara merupakan kelompok yang paling rentan mengalami depresi
postpartum dibanding ibu multipara atau grandemultipara. Postpartum blues dapat dipicu oleh perasaan belum siap
menghadapi lahirnya bayi dan atau timbulnya kesadaran akan meningkatnya tanggungjawab sebagai ibu.

umur : pendidikan : ekonomi : pola makan :


- ibu dengan usia muda - ibu dengan status - ibu dengan status -pola makan jadi terganggu
- ibu primipara pendidikan rendah ekonomi rendah karena ke khawatiran yang dialami
oleh ibu
Nama : Maulidya Rahmawati
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan Samarinda

Analisa Epidemiologi Kanker Serviks Pada Wanita Dewasa


Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks yang berasal dari metaplasia epitel di daerah
sambungan skuamous kolumnar (SSK) yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis
servikalis. Penyakit ini merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang diderita wanita di seluruh
dunia, biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Data registrasi patologi di Indonesia
menunjukkan bahwa proporsi kanker leher rahim (26,4%), terbanyak dari 10 jenis kanker pada
wanita setelah kanker payudara.
Faktor Resiko Kanker Serviks:
a. Berhubungan Seksual
b. Riwayat ginekologis
c. Kontrasepsi Kondom dan diafragma dapat memberikan perlindungan. Kontrasepsi oral yang
dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif 1,53 kali.
WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat
sesuai dengan lamanya pemakaian.
d.Merokok
Pencegahan Kanker Serviks:
Dengan melakukan deteksi dini upaya pemeriksaan PAP Smear dan setelah upaya deteksi dini
dengan pemeriksaan pap smear, upaya pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan
dengan memberikan vaksin HPV.
Nama : Gracia Crisfabiani
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan

KANKER PAYUDARA

Kanker payudara
terjadi kepada Pola makan
yang tidak
sehat

Memiliki
kebiasaan yang
buruk

perekonomian &
tingkat pendidikan
Pada saat yang rendah
kapan/umur
berapa
Nama : Ika Dewi Kusuma
Kelas : Alih Jenjang Kebidanan

ANALISIS EPIDEMIOLOGI ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Orang : Remaja Putri.


Kebiasaan : Mengkonsumsi protein hewani, sarapan dan makanan selingan sehat, mengolah masakan sendiri
diwaktu luang, asupan gizi, konsumsi zat enhancer dan inhibitor.
Paritas : Remaja putri yang mengalami anemia sebesar 70% atau berjumlah 42 orang sedangkan yang didak anemia
berjumlah 18 orang dengan presentase 30%. Rata-rata kadar hb responden adalah 11,19 d/dL, nilai ini
berada di bawah kadar normal hemoglobin bagi remaja putri yaitu 12 g/dL.

Ekonomi : Remaja dengan pendapatan keluarga diatas UMK lebih mudah mendapatkan semua kebutuhannya baik itu
kebutuhan primer maupun sekunder. Pendapatan keluarga yang tinggi dapat memberikan makan yang baik pada
anggota keluarganya yang dapat mempengaruhi zat gizi dan pengadaan aneka ragam makanan yang berpengaruh pada
baiknya asupan gizi besi. Sebalimya jika pendapatan keluarga yang rendah tidak dapat memberikan cukup makan pada
anggota keluarga yang dapat mempengaruhi remaja dalam mengkonsumsi zat gizi berdampak pada kurangnya asupan
zat besi. Rendahnya asupan zat besi kedalam tubuh yang berasal dari asupan gizi besi dari makanan sehari- hari
merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia.

Pola makan : Adanya pengaruh antara pola makan terhadap kejadian anemia dikarenakan pola
makan yang baik dan menu seimbang juga akan mempengaruhi kebutuhan gizi yang diperlukan
tubuh sehingga kejadian anemia dapat teratasi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai