Anda di halaman 1dari 80

PEMICU 2

BLOK SISTEM
PENGINDRAAN

KELOMPOK 4
• Tutor : dr. Alya
5. Siti Sri Alicia O.A.B.
• Ketua : Karinnia

• Sekretaris : Daniel Yohanes Putra


6. Nailah Rahmah

• Penulis : Andreas Natan 7. Irnanto Fardik Kinanda


• Anggota :
8. Florence Stella
1. Bunga Maya Pada

2. Ryan Juliansyah

3. M. Zuhri

4. Evelline
Rumusan Masalah
1. Mengapa mata kanan pasien merahnya hilang timbul, yg kiri baru terjadi kemarin?

2. Mengapa pertanyaan dokter hanya ditujukan untuk mata kiri pasien?

3. Mengapa pasien merasa kedua matanya panas dan seperti berpasir?

4. Apakah ada hubungan pekerjaan pasien dengan keluhannya?

5. Apakah ada kemungkinan anak tsb tertular oleh ibunya?

6. Apa hubungan pertanyaan dokter dengan keluhan pasien?

7. Apa yg menyebabkan keluhan kelopak mata dan sudut dekat hidung anak pasien

bengkak?
Curah Pendapat
1. Karena pada mata kanan pasien, kelainan terjadi secara kronik(episcleritis, dry eye syndrome, pinguekulitis, pterygium). Sedangkan

mata kiri, kalian terjadi secara akut(uveitis, keratokonjungtivitis, benda asing(corpus alienum)

2. Karena mata kiri bersifat akut(lebih berbahaya)

3. Karena terjadi peradangan di matanya(konjungtivitis, scleritis, episcleritis, mata kering, benda asing)

4. Ada, pekerjaan tersebut merupakan faktor resiko dari mata kering, pinguekulitis, pterigium, dan benda asing

5. Belum tentu. Etiologinya belum diketahui. Anak tersebut kemungkinan terkena konjungtivitis alergi.

6. Untuk menyingkirkan diagnosis banding dan menuju diagnosis kerja.

Kotoran pada mata : Konjungtivitis, ulkus kornea

Mata berair dan gatal : Konjungtivitis, keratitis, skleritis, mata kering, benda asing

Silau(fotofobia) : Keratitis, konjungtivitis, uveitis

7. Inflamasi di sekitar kelopak mata dan aparatus lacrimalis.

Kelopak mata : Hordeolum, chalazion, blefaritis, trikiasis

Aparatus lacrimalis: dakrioadenitis, dakriosistitis, dakriostenosis


Mind Map

Gangguan Mata Merah

Penyakit pd aparatus
Tanpa penurunan visus Dengan penurunan visus Penyakit pd kelopak mata
lacrimalis

Akut & Kronis


Learning Issues
1. MM Penyakit Mata Merah Tanpa Penurunan Visus

2. MM Penyakit Mata Merah Dengan Penurunan Visus

3. MM Penyakit pada Kelopak mata

4. MM Penyakit pada Aparatus Lacrimalis


LI 1 : MM Penyakit Mata Merah Tanpa Penurunan
Visus
Mata Kering
Definisi Mata kering terjadi ketika jumlah air mata tidak adekuat ,
menyebabkan ketidakstabilan tear film dan penyakit permukaaan
okular
Faktor risiko - Wanita menopause
- Lansia
Klasifikasi a. Defisiensi aqueous humor:
- Sjögren syndrome
- Non-Sjögren syndrome
b. Evaporatif
- Intrinsik
- Ekstrinsik

Tanda - Mata merah


- Ada debris dan partikel di tear film, bergerak di setiap kedipan
mata
- Krusta di kelopak mata

Gejala - Rasa kering di mata


- Mata “berpasir”
- Penglihatan kabur
- Stringy discharge

Kanksi Bowling Clinical Ophtamology 8th edition


Investigation
• Tear film break-up time (BUT) :abnormal in aqueous tear deficiency
and meibomian gland disorders. It measure stability of tear film

• Schirmer test : useful assessment of aqueous tear production. If Less


than 10 mm of wetting after 5 minutes without anaesthesia or less
than 6 mm with anaesthesia is considered abnormal

• Ocular surface staining :

Rose Bengal : has an affinity for dead or devitalized epithelial cells

Lissamine green : similar fashion to rose Bengal but causes less


irritation and may be preferred
Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.
Komplikasi - Kerusakan epitel
- Mata seolah-olah “meleleh”
- Keratitis Bakterial
Terapi - Edukasi
- tetes mata
- Ointments
- Agen mukolitik
- Anti-inflamasi

A B
Komplikasi mata kering:
kanski clinical ophthalmology 8ed
A. Mata “meleleh”
B. Infeksi bakteri

Kanksi Bowling Clinical Ophtamology 8th edition


Resep Mata Kering
R/ ocular lubricant eye drops fl. I
S 4 dd gtt 1 OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun.
Episkleritis
• Inflamasi pada jaringan ikat vaskular yg
berada di antara konjungtiva dan sklera
• Termasuk penyakit ringan dan self limiting
tetapi dapat rekuren

• Etiologi:
1. Penyakit autoimun : SLE, RA
2. Reaksi alergik
3. Infeksi
4. Idiopatik

• Patofisiologi:belum dipahami. Respon


inflamasi hanya terbatas pada jaringan ikat
vaskuler dan pada histopatologi ditemukan
inflamasi nongranulomatosa dengan dilatasi
vaskular dan infiltrasi perivaskular Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th edition
Tanda dan Gejala
• Mata kering
• Rasa sakit ringan
• Rasa mengganjal
• Terdapat benjolan setempat dengan batas tegas, bila ditekan dengan
kapas atau ditekan di atas kelopak mata di atas benjolan -> rasa sakit
menjalar
• Mata merah bisa difus atau nodular yang disebabkan melebarnya pd
di bawah konjungtiva yg mengecil jika diberikan fenilefrin 2.5%
Tatalaksana
• Episkleritis difus tidak memerlukan pengobatan dan biasanya sembuh dalam
waktu 2-3 minggu
• Dapat diberikan air mata buatan untuk meringankan gejalanya
• Episkleritis nodular memerlukan kortikosteroid eye drop seperti prednisolon
0.5%, 0.1% deksametason, 0.1% betametason setiap hari
• Pada pengobatan yg tidak berespon pada kortikosteroid topikal maka
diberikan NSAID sistemik seperti flurbiprofen (100 mg tid), indomethacin
(dimulai 100 mg setiap hari dan dikurangi menjadi 75 mg per hari, dan
naproxen (220 mg tid)
• Kalau tidak berespon lagi setelah satu bulan, maka diberikan kortikosteroid
oral selama sebulan dengan tapering off
Resep untuk Episcleritis dan scleritis:
R/ ocular lubricant eye drops fl. I
S 4 dd gtt 1 OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
R/ prednisolone acetate eye drops 0.5% fl. I
S o. 4 h. gtt I OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
Pro: Mr/Mrs. xx
Umur: xx tahun
SKLERITIS
• Definisi: Peradangan pada daerah sklera
• Epidemiologi
• Sering bilateral
• Wanita > pria
• Usia 50-60th
• Etiologi
• Penyakit jaringan ikat
• Pasca herpes
• Sifilis, gout
• Terkadang oleh tbc, pseudomonas, benda asing, pasca bedah
• Klasifikasi
• Skleritis anterior
• Difus
• Nodular
• Skleritis posterior
• Gejala
• Perasaan sakit yang berat, menyebar ke dahi,
alis , dagu dan sering membangunkan tidur
• Mata merah, berair, fotofobia, visus turun
• Tanda
• Konjungtiva kemotik
• Terlihat benjolan berwarna sedikit lebih biru
jingga, dan kalau terkena seluruh lingkaran
kornea disebut sebagai skleritis anular
• Pemeriksaan Penunjang
• Tidak ada efek pemberian fenilefrin
• Pengobatan
• Antiinflamasi steroid atau nonsteroid
Komplikasi
• Keratitis perifer
• Glaukoma
• Granuloma subretina
• Uveitis
• Ablasi retina eksudatif
• Proptosis
• Katarak dan hipermetropia
• Keratitis sklerotikan pada kornea
Resep untuk skleritis
R/ Naproxen 220 mg No. IX
S 3 dd tab 1 p.c
-------------------------------------------$
Pro: Mr/Mrs. xx
Umur: xx tahun
KONJUNGTIVITIS
BERDASARKAN KONJUNGTIVITIS BAKTERI KONJUNGTIVITIS VIRUS
ETIOLOGI • Streptococcus pneumoniae Virus DNA (90%)  Transmisi :
• Staphylococcus aureus sekresi pernapasan atau okular
• Haemophilus influenzae (melalui handuk yang
• Moraxella catarrhalis terkontaminasi)
• Neisseria gonorrhoeae  berat, krn STD
• Neisseria meningitidis  jrg, anak >>

TANDA & GEJALA  Mata merah, berpasir, panas, keluar cairan  Edema kelopak mata
 Bilateral  Limfadenopati (sering) pd pre-
 Susah buka mata auricular
 Sistemik  pd konjungtivitis berat krn (gonococcus,  Konjungtiva hiperemi & ada
meningococcus, Chlamydia & H. influenzae) folikel (di superior tarsal
 Kelopak mata edema + eritema conjunctiva)
 Injeksi konjungtiva  Inflamasi berat : Pendarahan
 Discharge : encer (mrp virus)  jd mukopurulen konjungtiva (petekie), cheosis,
 Kornea dangkal membrane (jrg), dan
 Ulkus kornea perifer ( pd infeksi gonoccocal & pseudomembran + scar setelah
meningococcal  perforasi) resolusi
 Limfadenopati ( pd infeksi gonoccocal &
meningococcal berat

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


KONJUNGTIVITIS BAKTERI KONJUNGTIVITIS VIRUS
PP 1. Kasus konjungtivitis berat binocular conjunctival • Pewarnaan giemsa  mononuclear sel >>
2. Swabs pewarnaan gram utk singkirkan infeksi (pd adenoviral conjuctivitis) &
gonococal & meningococcal infeksi multinucleted giant sel (herpetic infeksi)
3. Kultur pd agar Thayer-Martin utk N.gonorrhoeae • Nucleic acid amplification
4. PCR pd kasus berat yg gagal respon pd terapi & utk • Kultur (hari-minggu)
menyingkirkan kemungkinan chlamydial & infeksi • A pont of care immunochromatography
virus (10mnt)
• Serologi (jrg digunakan)

TERAPI - 60% sembuh dlm 5 hari tanpa terapi - Sembuh spontan 2-3 minggu
- AB topikal (Chloramphenicol, Aminoglycosides, - Steroid topikal (prednisolone 0.5%)
quinolon, macroludes, polimyxin B, fusidic acid & 4x/hari  konjungtivitis adenovirus berat
bacitracin) 4x/hari slm 1mingg membran dan pseudomembran 
- AB sistemik : monitor IOP pd pemakaian jangka
- Gonococcal (ceftriaxone,quinolon) panjang
- H. influenzae (amoicillin + clavulanic acid) PO - Artificial tears 4x/hari  (-) gejala
- Meningococcal (benzylpenicillin,
ceftriaxone/cefotaxime) IM / (ciprofloxacin)
- Antihistamin topikal & vasokonstriktor 
PO (-) gatal
- Steroid topikal (menurunkan scar pd membran dan - AB topikal (jk ada infeksi bakteri
pseudomembran konjungtivitis) sekunder)
- Irigasi (khususnya pd yg sangat purulen) - Tdk memakai lensa kontak hingga sembuh
- Tdk menggunakan lensa kontak hingga 48 jam stlh - Kompres dingin/hangat
sembuh total
- Mencuci tangan dan hindari bergantian handuk

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA TRACHOMA
TANDA • Mata merah uni/bilateral 1. Aktif (anak >>):
& • Discharge cair/mukopurulen • Campuran folikel/papil
GEJALA • Ada riw sexual sebelumnya konjungtivitis bersamaan dgn
• Sembuh sendiri dlm bbrp bulan discharge mukopurulen (<2thn
• Limfadenopati preaurikular lbh nonjol papil)
• Folikel besar sering di fornix inferior • Superior epitel keratitis + formasi
• Superficial punctate keratitis (sering) pannus
• Infiltrat korneal subepitelial perilimbal (stlh 2-3 2. Cicatrical (dewasa >>) :
minggu) • Linear/spt bintang (stadium
sedang) / garis arlt (stadium
berat)
• Hebet pits
• Trikiasis, distikiasis, cornea
vaskularisasi & cicatrical
entropion
• Mata kering  dekstruksi sel
goblet dan duktus kel lakrimal
o PCR Jarang dilakukan krn penegakkan diagnosis
PP o Pewarnaan giemsa melalui gejala klinis
o Immunofluorescence Bisa dilakukan dipstick enzyme
o Enzyme immunoassay immunoassay pd dewasa
o McCoy cell culture
o Bacterial culture
o Serology

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA TRACHOMA
TERAPI 1. Sistemik 1. AB (utk pasien dan semua anggota
 Azithromycin 1g diulang setelah 1minggu keluarga)
 Doxycycline 100mg 2x/hari slm 10 hari • 1 dosis azithromycin (20 mg/kg -
 Alternatif : erythromycin, amoxicillin dan 1 g)
ciprofloxacin • Erythromycin 500 mg (2x/hari
2. Topikal  erythromycin / tetracycline ointment slm 2 minggu) / doxycycline 100
3. Tdk berhubungan sex hingga 1 minggu setelah (2x/hari slm 10 hari)
pemakaian azithromycin • Topical 1% tetracycline ointment
4. Pemeriksaan ulang 6-12 minggu setelah terapi (krg efektif)
2. Jaga kebersihan wajar
3. Hindari lalat
4. Bedah (pd entropion dan trikiasis)

! Tetrasiklin KI pd bumil, ibu menyusi, anak <12thn

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


KONJUNGTIVITIS Tanda & gejala Pemeriksaan pengobatan
Bakteri akut Onset akut, mata • Kasus berat : pemeriksaan • Antibiotik topikal
merah,berawan,terbakar,disch kerokan konjungtiva • Antibiotik sistemik
arge,palpebra lengket • Kultur dg media agar
coklat atau thayer martin
untuk N.gonorrhoeae

Klamidia Mata PCR, pewarnaan Sistemik ,topikal


merah,unilateral/bilateral,disc giemsa,imunofluorensi Non farmako : mencegah
harge langsung,kultur sel mccoy penulran dan stop aktivitas
encer(mukopurulen),nyeri seksual sampai pengobatan
tekan di lymphadenopathy selesai
preauricular

Neonatal • Mata lengket atau PCR,HSV,pewarnaan gram atau • Profilaksis : dosis tunggal
kanalisasi duktus giemsa, kultur bakteri & agar lar povidone-iodine 2.5%,
nasolakrimalis yg tertunda coklat atau thayer martin salep eritromisin 0,5% atau
• Infeksi hsv : discharge tetrasiklin 1%
berair, vesikel dipalpebra & • Ringan : antibiotik topikal
periocular spektrum luas
• Infeksi clamidia : • Sdg-brt : oral eritromisisn,
mukopurulen antibiotik spektrum luas
• Infeksi bakteri : purulen • Infeksi HSV : dosis tinggi
aciclovir
Kanski’s Clinical Opthalmology- A
Systematic Approach 8th Ed.
DIAGNOSIS BANDING KONJUNGTIVITIS
Viral Bakteri Jamur Alergi
Purulen Nonpurulen
Sekret Sedikit Penuh Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata Banyak Sedang Sedang Sedikit Sedikit
Gatal Sedikit Sedikit Tak ada Tak ada Berat
Merah Merata Merata Terbatas Terbatas Merata
Kelenjar Membesar Jarang Membesar Membesar Normal
aurikular
Pulasan Monosit Bakteri Bakteri Biasa (-) Eosinofil
Limfosit PMN PMN (granula)
Sakit Kadang Jarang - - -
tenggorok
demam

Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology


Konjugtivitis imunologik (Alergika)
• Konjungtivitis “Hay Fever”
• Riwayat alergi thd tepung sari, rumput, bulu hewan, dll.
• Gejala & Tanda; gatal, kemerahan, berair, seakan-akan ‘tenggelam dalam
jaringan sekitarnya’, injeksi ringan di konj. Palpebralis dan bulbaris,
kemosis berat, sedikit kotoran mata stlh di kucek, nasal discharge
• Terapi: Penetesan vasokonstriktor antihistamin topikal, kompres dingin,
dan antihistamin oral.
• Hilangkan antigen!! (↓ frek & gejala as ↑ usia)
Konjungtivitis Alergi
Th/ : • Combined preparation of an
• Artificial tears antihistamine and a
• Mast cell stabilizers (e.g. sodium vasoconstrictor (e.g. antazoline
cromoglicate, nedocromil sodium, with xylometazoline)
lodoxamide)
• Non-steroidal anti-inflammatory
• Antihistamines (e.g. emedastine,
preparations (e.g. diclofenac)
epinastine, levocabastine, bepotastine)
can be used for symptomatic • Topical steroids
exacerbations
• Oral antihistamines may be
• Dual action antihistamine and mast indicated for severe symptoms
cell stabilizers (e.g. azelastine,
ketotifen, olopatadine) act rapidly and (diphenhydramines)
are often very effective for
exacerbations
Perbedaan Konjungtivitis dengan Mata merah
Lainnya
Resep Konjungtivitis
• Bacteria: • Alergic:
R/ Emedastine 0.05% eye drop fl. No. I
R/ Polymyxine B eye drop 1mg/mL fl No.I
S 1 gtt o.t.h 1 OD/OS/ODS S 1 gtt o.4.h 1 OD/OS/ODS
___________________________________v ___________________________v
Pro: Mr./Mrs. x Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun
Umur: xx tahun

• Viral(Herpes):

R/ Trifluidine Opthalamic 1% eye drop fl. No. I


S 1 gtt. o.b.h 1 OD/OS/ODS
______________________________________v
Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun
PINGUECULA
• Asymptomatic elastotic degeneration in collagen of the
conjunctival stroma

• Sign and symptom : a yellow-white mound on the bulbar


conjunctiva adjacent to the limbus, calcification

• May become acutely inflamed (pingueculitis), often if the


lesion is prominent or overlying calcification leads to
epithelial breakdown

• Etiology : UV exposure and chronic surface dryness

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


Treatment

• Treatment is usually unnecessary because growth is absent or very slow

• Irritation  topical lubrication

• Pingueculitis can be treated with lubrication if mild or with a short course


of topical steroid

• Excision may be indicated for cosmetic reasons or for significant irritation

• Thermal laser ablation

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


PINGUEKULA IRITANS
Keterangan

Definsi Benjolan pada konjungtiva bulbi, degenerasi hialin jaringan


submukosa konjungtiva
Epidemiologi Pada orang tua

Etiologi Rangsangan sinar matahari, debu, dan angin panas

Letak Bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal

Patofisiologi Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula akan tetapi bila
meradang/terjadi iritasi, maka sekitar bercak degenerasi ini akan
terlihat pembuluh darah yang melebar

Terapi Tidak perlu pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda
peradangan, maka dapat diberikan obat antiradang
Resep untuk Pingueculitis
R/ ocular lubricant eye drops fl. I
S 4 dd gtt 1 OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
R/ prednisolone acetate eye drops 0.5% fl. I
S o. 4 h. gtt I OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun.
PTERYGIUM

• Merupakan perubahan degenerative kolagen pada stroma subepitel konjungtiva


bulbar yang meluas hingga kornea lapisan bowman (mirip dengan pinguecula)

• Perubahan pada stroma yang digantikan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga

• Bilateral (umumnya di bagian nasal)

• Etiologi : iklim panas, paparan sinar UV, chronic surface dryness

• Tanda dan gejala : mata merah, iritasi, berpasir, tonjolan pada mata, Linear
epithelial iron deposition (Stocker line), Fuchs islets

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


4 derajat Pterygium
• Derajat 1: terbatas pada limbus kornea
• Derajat 2: melewati limbus kornea tapi tidak lebih dari 2mm melewati
kornea
• Derajat 3: melebihi derajat 2 tapi tidak melebihi pinggiran pupil
• Derajat 4: melewati pupil
Treatment

• Simple exicion

• Conjunctival autografting

Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8 th Ed.


LI 2 : MM Penyakit Mata Merah Dengan
Penurunan Visus
Perdarahan Subkonjungtiva
• Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh
darah rapuh (umur, hipertensi, arterosklerosis,
konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian
antikoagulan, dan)
• Perdarahan subkonjungtiva dapat juga terjadia
akibat trauma langsung atau tidak langsung,
yang kadang menutupi perforasi jaringan bola
mata yang terjadi.
• Pada fraktur basis kranii akan terlihat
hematoma kaca mata karena terbentuk
kacamata yang berwarna biru pada kedua mata
• Tatalaksana  Akan diserap dengan spontan
dalam waktu 1-3 minggu  Tidak perlu
pengobatan
KERATITIS
Keratitis Bakterial Keratitis Jamur Keratitis Virus
Definisi Peradangan kornea
Etio-logi P. aeruginosa, S. aureus, Streptococci. ragi: Candida, filamen: Fusarium, Aspergillus HSV, Herpes zooster
N. gonorrhoeae, N. meningitidis, C.
diphteriae, H. influenzae  penetrasi
ep. kornea  berat
Faktor Kontak lensa, penyakit permukaan ocular, imunosupresi, DM, trauma
resiko def. vit A Penggunaan jk panjang steroid topikal
Gejala Nyeri, fotofobia, pandangan kabur, Fotofobia, tajam
klinis sekret mukopurulen/purulent, penglihatan ↓,
sensasi kornea ↓ konjungtiva
hiperemis, infiltrat
pada kornea
PP Corneal scraping, swab konjungtiva, Pewarnaan gram; giemsa; PAS; GMS, kultur, biopsy Pewarnaan
kultur, pewarnaan gram kornea, confocal microscopy fluoresceince
KERATITIS
Keratitis Bakterial Keratitis Jamur Keratitis Virus
Tata-lak- • Lokal: abx mono/duo-terapi, abx • Eksisi ep di atas lesi. Acyclovir, debridemen,
sana subkonjungtiva, midriatik, steroid • Candida  amfoterisin B 0,15%, econazole bedah
• Oral/IV - jika sampai sklera 1%
• Penipisan kornea  tetracycline • Filamentous  natamycin 5%, econazole 1%
(antikolagenase) • Abx broad spectrum
• Berat  flukonazol subkonjungtiva
• Monitor TIO
• Keratektomi, keratoplasti
Resep Untuk Keratitis
R/ chloramfenicole eye ointment tube I
S 1 dd aplic ODS a.n
----------------------------------------------v
R/ ciprofloxacin tab. 500mg No. XIV
S 2 dd 1 p.c
----------------------------------------------v
Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun
ULKUS KORNEA
Keterangan
Definisi Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea
Etiologi Bakteri, jamur, Acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa
kontak), herpes simpleks
Tanda & Mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun
Gejala
Pemeriksaan Kekeruhan warna putih pada kornea dengan defek epitel, iris sukar dilihat
karena edem dan infiltrasi sel radang pada kornea, penipisan kornea,
lipatan descement, flare, hipopion, hifema,dan sinekia posterior.
Jamur  infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus di sekitarnya
(fenomena satelit)

Pemeriksaan Sediaan langsung & sediaan hapus KOH


Penunjang
Tata Laksana Siklopegik serta AB topikal & subkonjungtiva sesuai

Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology


Keratitis bakteri: ULKUS KORNEA PNEUMOKOKUS
ETIOLOGI Streptococcus pneumoniae
CIRI KHAS ULKUS -Ulkus berwarna kelabu, berbatas tegas, menyebar menuju sentral.
-Pada lesi awal memberikan gambaran kesembuhan, batas lain menunjukan lesi aktif.
-Sering ditemukan hipopion.

TANDA DAN GEJALA Biasa muncul 24-48 jam setelah inokulasi pada kornea lecet

PEMERIKSAAN Kerokan tepian depan nulkus korena pneumokokus mengandung diplokokus berbentuk lancet
gram positif
TATALAKSANA Lini pertama: Cefazolin (topikal 50mg/ml, subkonjungtiva 125mg/0.5ml/dosis, sistemik
15mg/kg/h IV 4x)
Lini kedua: Penisilin G (topikal 100.000unit/ml, subkonjungtiva 1juta unit/dosis, sistemik 40.000-
50.000unit/kg IV 4x)
Lini ketiga: Vancomycin atau vefazidime (topikal 50mg/dl)
Methicillin (subkonjungtiva 100mg/ml/dosis)
Erythromycin (oral 1g)

Oftalmologi Umum Vaughan


Keratitis bakteri: ULKUS KORNEA PSEUDOMONAS

Etiologi Pseudomonas aeruginosa


Ciri khas ulkus -Lesi awal berwarna kelabu atau kekuningan, disertai nyeri hebat.
-Lesi menyebar ke segala arah, tumbuh cepat krn enzim proteolitik patogen.
- Dpt mengakibatkan perforasi kornea serta infeksi intraokular berat.
-Eksudat berwarna hijau kebiruan.

Tanda dan gejala -Nyeri yang sangat


-Dapat terjadi pada abrasi kornea minor / penggunana lensa kontak lunak

Pemeriksaan -Kerokan ulkus mengandung batang gram negatif halus panjang


Tatalaksana -Lini pertama: Tobramycin (topikal 10-20mg/ml, subkonjungtiva 20mg/0.5ml/dosis
-Lini kedua: Gentamicin(topikal 10-20mg/ml, subkonjungtiva 20mg/0.5ml/dosis, sistemik 50-
150mg/kg oral 4x)

Oftalmologi Umum Vaughan


UVEITIS
• melibatkan semua proses-proses peradangan dari lapisan-lapisan
tengah mata  uvea
• Uveitis dapat mengenai:
• Bagian anterior jaringan uvea : iritis
• Bagian tengah jaringan uvea : siklitis
• Menenai bagian belakang jaringan uvea : koroiditis
• Uveitis anterior (iridoklitis)
• Mendadak, berlangsung selama 6-8minggu
• Dapat sembuh dengan tetes mata saja (pada stadium dini)
Uveitis anterior
• Dibedakan menjadi dua bentuk:
1. Granulomatosa akut-kronis
• Etiologi : akut  sarkoiditis, sifilis, tuberkulisis, virus, jamur (histoplamosis), atau parasit
(toksoplamosis).
2. Non-Granulamatosa akut-kronis
• Etiologi : akut  trauma, diare kronis, penyakit reiter, herpes simpleks, pascah bedah,
infeksi adenovirus, parotitis, influenza dan klamidia.
• Merupakan manifestasi reaksi imunologik terlambat, dini atau sel
mediated terhadap jaringan uvea anterior.
• Bakteriemia ataupun viremia, bila kemudian terdapat antigen yang
sama dalam tubuh akan dapat timbul kekambuhan.
• Gejala
• Kemerahan dan iritasi mata
• Penglihatan yang kabur
• Nyeri mata
• Kepekaan yang meningkat pada sinar
• Noda-noda yang mengambang didepan mata-mata
• Iritis bentuk uveitis yang paling umum. mempengaruhi iris dan
seringkali dihubungkan dengan kelainan-kelainan autoimun seperti
rheumatoid arthritis. Iritis mungkin berkembang tiba-tiba dan
mungkin berlangsung sampai delapan minggu, bahkan dengan
perawatan.
• Cyclitis suatu peradangan dari bagian tengah mata dan mungkin
mempengaruhi otot yang mengfokuskan lensa. Ini juga dapet
berkembang tiba-tiba dan berlangsung beberapa bulan.
• Choroiditis peradangan dari lapisan dibawah retina. Ia mungkin
juga disebabkan oleh suatu infeksi seperti tuberculosis.
• Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kebutaan.
• Steroid  diberikan pada siang hari bentuk tetes dan malam hari bentuk salep.
• Siklopegik  untuk mengurangi rasa sakit,melepas sinekia yang terjadi, memberi
istirahat pada iris yang meradang.
• Komplikasiglaukoma, katarak-katarak, pertumbuhan pembuluh-pembuluh
darah yang abnormal dalam mata-mata yang mengganggu penglihatan, cairan
dalam retina, dan kehilangan penglihatan.
IRIDIOSIKLITIS
Definisi Radang uvea anterior
Etiologi Trauma tumpul
Faktor resiko -
Gejala klinis Mata merah, pupil mengecil dg tajam, penglihatan menurun
PP TIO, funduskopi

Tata-laksana Tetes mata midriatik, steroid


Tanda radang berat  steroid sistemik
Komplikasi
Glaukoma Akut
• Definisi: Oklusi trabekular meshwork oleh iris pada sudut COA
• Klasifikasi
• Primary angle closure suspect (PACS)
• Primary angle-closure (PAC)
• Primary angle closure glaucoma (PACG)
• Etiologi: Oklusi trabekular meshwork
• Patofsiologi: Oklusi trabekular meshwork oleh iris peripheral 
obstruksi outflow aqueous humor  TIO meningkat  mata
merah, sangat nyeri, pandangan kabur
• Diagnosis
• Anamnesa : mata merah, sakit kepala, mual
muntah, visual loss
• Pemeriksaan fisik : injeksi konjungtiva, edem
kornea, pupil mid dilatasi
• Pemeriksaan visus : VA 6/60
• TIO 50-100 mmHg
• Pemeriksaan gonioskopi
Kanski Clinical Ophthalmology 8 th Ed. 2016
Glaukoma Akut
• Tatalaksana
• PACS : prophylactic laser iridotomy
• PAC & PACG
• Acetazolamide 500 mg IV (TIO > 50 mmHg) / oral (TIO <50 mmHg)
• Beta-blocker (timolol 0,5%)
• Pilocarpine 2-4%
• Analgesik dan antiemetik
• Laser iridotomy / iridoplasty
• Komplikasi: Oklusi yang irreversible, kerusakan N. optik

Kanski Clinical Ophthalmology 8 th Ed. 2016


Resep Untuk Glaukoma Akut
R/ Acetazolamide 250 mg tabs no. X
S 4 dd II
------------------------------------------------------------v
R/ Timolol eye drops 0,5% 5 ml fl. I
S 2 dd gtt. I o.d.s
-------------------------------------------------------------v

Pro: Mr/Mrs. xx
Umur: xx tahun
Endoftalmitis
Defini Peradangan berat bola mata
si
Etio- • Infeksi bakteri (Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Pseudomonas
logi aeruginosa, Bacillus subtilis) atau jamur (Actinomyces, Aspergillus,
Phycomyecetes, Sporotrichium, Coccididides) stlh trauma /bedah (eksogen),
• sepsis (endogen)
Faktor Post-operasi mata
resiko
Gejala Bakteri  sangat sakit, kelopak mata merah bengkak sulit dibuka, konjungtiva
klinis kemotik merah, kornea kerus, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion
Jamur  masa putih-abu dlm badan kaca, jipopion ringan, abses satelit, proyeksi
sinar baik
PP
Tata- • Abx, ampisilin 2g/hari & koramfenikol 3g/hari, sikloplegik 3x1 tetes mata
laksan • Eviserasi, enukleasi
a
Kom- Panoftalmitis
plikasi
Prog- • Jamur/parasit: sgt buruk
nosis • Bakteri: baik dg pengobatan max.
Endoftalmitis
• Sesuai kausa :
• Stafilococcus  basitrasin topikal, metisilim subkonjungtiva & IV.
• Pneumococcus, srteptococcus, stafilococcus  penisilin G topikal,
subkonjungtiva, IV.
• Neiseria  penisilin topikal, subkonjungtiva, IV
• Pseudomonas  gentamisin, tobaramisin & karbasilin topikal, subkonjungtiva
& IV.
• Batang gram (-) lain : gentamisin
• Jamur  amfoterisin IV, subkonjungtiva.
Keratokonjungtivitis Sicca
• Penyakit multifaktorial pd air mata & permukaan mata yg mengakibatkan rasa
tidak nyaman, ggn visual, dan ketidakstabilan pd lapisan air mata sehingga dpt
menyebabkan kerusakan pd permukaan mata (Medscape).
• Etiologi :
• Keadaan yg berhubungan dgn hipofungsi kel. air mata.
• Keadaan dgn defisiensi musin.
• Keadaan dgn defisiensi lipid.
• Defek pd penyebaran lapisan air mata.
• HistoPA :
• Dry spot pd epitel kornea dan konjungtiva
• Susunan filamen
• Tidak ada sel goblet konjungtiva
• Pembesaran abnormal sel epitel non goblet
• Peningkatan keratinisasi
Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th edition p.114-8
http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview
Keratokonjungtivitis Sicca
• Gejala : • Tanda :
• Mata terasa berpasir • Kering yg kronik dan iritasi (dgn slit
• Gatal lamp)
• Ggn/tdk ada meniskus air mata pd
• Sekresi mukus me↑
pinggir bawah
• Tidak mampu produksi air mata • Mukus kekuningan di konjungtiva
• Sensasi spt terbakar bagian bawah
• Photosensitivity • Konjungtiva bulbi dpt menebal, edem,
• Merah hiperemis
• Nyeri • Terlihat filamen (std lebih lanjut)
• Susah menggerakkan kelopak mata

Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th edition p.114-8


Kanksi Bowling Clinical Ophtamology 8th edition
Keratokonjungtivitis Sicca
• Komplikasi : • Tatalaksana :
• Ulkus kornea • Air mata buatan
• Kornea menipis • AB topikal/sistemik
• Perforasi kornea • Suplemen minyak omega-3 dan flax
• Inf bakteri sekunder seed
• Scar dan vaskularisasi pd kornea • Vit A topikal
• Bedah (u/ memasukkan kolagen atau
silikon)
• Injeksi toksin butolinum (meredakan
rasa tdk nyaman)
• Asetilsistein 10% u/ Sjogren
Syndrome (mukolitik)
• KS dosis rendah u/ Sjogren Syndrome
Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th edition p.114-8
Kanksi Bowling Clinical Ophtamology 8th edition
Resep Keratokonjuntivitis Sicca
R/ ocular lubricant eye drops fl. I
S 4 dd gtt 1 OD/OS/ODS
---------------------------------------------$
Pro: Mr/Mrs. X
Umur: xx tahun.
LI 3 : MM Penyakit Pada Kelopak Mata
Hordeolum
• Definisi : infeksi kelenjar palpebra disebabkan oleh
staph aureus
• Hordeolum interna : yg kena kel meibom & timbul
pembengkakan besar, sering kali terjadi bersamaan dg
reaksi yg lebih berat seperti konjungtivitis atau kemosis
konjunctiva bulbar
• Hordeolum eksterna : yg kena kel zeis & kel moll, lebih
kecil & superfisial, pus dpt keluar dr pangkal bulu mata
• Gejala : nyeri, bengkak, merah
• Tatalaksana : kompres dg air hangat, topikal antibiotik,
drainase dg insisi vertical atau horizontal
Bowling B. Kanski Clinical Ophthalmology. 3th Ed. Sydney: Elsevier; 2013 Vaughan & Asbury. Oftalmology Umum,
Edisi 17
Chalazion
• Definisi : radang granulomatosa kronik steril & idopatiik yg terjadi pd kel
meibom
• Tanda & gejala : pembengkakan setempat, keras, yg tidak nyeri & berkembang
dlm beberapa minggu. Pembengkakan kearah konjungtiva → menekan bola
mata→astigmatisme
• Secara histologis ditemukan proliferasi sel endotel asinus & respon radang
granulomatosa yg melibatkan sel-sel kel langerhans
• Indikasi biopsy : kalazion berulang ( curiga karsinoma yg menyerupai kalazion
• Pengobatan : insisi & kuret, injeksi steroid, oral antibiotik

Bowling B. Kanski Clinical Ophthalmology. 3th Ed. Sydney: Elsevier; 2013 Vaughan & Asbury. Oftalmology Umum,
Edisi 17
Blefaritis anterior
• Definisi : Radang bilateral kronik di tepi palpebra
• Terdapat 2 jenis : blefaritis stafilokokus & blefaritis seboroik
• Blefaritis stafilokokus : terdpt gangguan respons cell
mediated terhadap komponen dinding sel dr stafilokokus
aureus dimana akan menimbbulkan keluhan mata merah
infiltrsi kornea perifer.
• Tanda : sisik kering, palpebra merah, terdapat ulkus2 kecil
disepanjang tepi palpebra,bulumata rontok
• Blefaritis seboroik : umumnya disertai dg dermatitis
seboroik pd bag kulit kepala,kulit belakang telonga &
lipatan bibir
• Tanda : sisik berminyak, tepi palpebra tdk begtu merah
• Tatalaksana : kulit kepala, alis & tepi palpebra dibersihkan
dg sampo anti ketombe khusus tiap hari (untuk seboroik),
antibiotik antistafilokokok atau salep mata sulfonamide.
BOWLING B. KANSKI CLINICAL OPHTHALMOLOGY. 3TH ED. SYDNEY: ELSEVIER; 2013
VAUGHAN & ASBURY. OFTALMOLOGY UMUM, EDISI 17
Blefartis posterior
• Biasanya disertai acne rosacea
• Tanda : tepi palpebra tampak hiperemis &
telangiektaksik, air mata dpt berbusa atau berlemak,
gambaran seperti pasta gigi pd tepi palpebra
• Gejala kronik blefartis : timbul akibat gangguan pd mta
normal & gangguan keseimbangan air mata.
Karakteristik gejala : rasa terbakar, fotofobia,
pengerasan & kemerahan tepi palpebra & gejala
biasanya memburuk pd pagi hari
Pengobatan :
Kebersihan kelopak mata : kompres air hangat, bilas dg
sabun
Antibiotik : topika (eritromisin ,bacitracin, azitromicin)
Oral (doksisiklin 50-100mg 2x1 selama 1minggu
selanjutnya setiap hari selama 6-24minggu)
Topikal steroid : fluormetholone 0,1 % 4x1, 1minggu
Air mata buatan
BOWLING B. KANSKI CLINICAL OPHTHALMOLOGY. 3TH ED. SYDNEY: ELSEVIER; 2013
Resep blefaritis posterior
R/ Doxycycline 100mg Caps No. L R/ Prednisolon 0,125% Eye Drop fl No.I
S bdd caps I a.c S.u.e bid applic part dol m.et.v
------------------------------------------V -----------------------------------------------------V
Pro: X Pro: X
Usia: Y Usia: Y
Trikiasis
• Kesalahan arah bulu mata ke arah bola
mata menyebabkan penggesekkan bola
mata pada kornea dan konjungtiva
sehingga terjadi iritasi dan dapat terjadi
ulserasi

• Etiologi:

1. Infeksi : trakoma, herpes zoster, kronik


blefaritis
2. Autoimun : ocular cicatrical pemphigold
3. Inflamatori : stevens-johnson syndrome,
keratokonjungtivitis
4. Trauma : post surgical, terbakar
5. Epiblefaron
Tanda dan Gejala
• Terasa mengganjal di mata
• Mata merah
• Mata berair
• Sensitif ke cahaya
PF
• Periksa kedua kelopak mata untuk melihat adanya kesalahan arah
tumbuh bulu mata
• Periksa kelopak mata untuk melihat adanya jaringan parut
• Lakukan snap back test : pasien diminta melihat ke depan -> tarik
kelopak mata bawah ke bawah dengan jari
N : kelopak mata balik ke posisi semula tanpa pasien perlu berkedip
TN : kelopak mata tidak balik ke posisi semula -> adanya kelemahan
kelopak horizontal
Tatalaksana
• Meneteskan air mata buatan untuk meredakan iritasi
• Bila hanya beberapa bulu mata yang menyebabkan iritasi, maka bisa
dicabut namun resiko tumbuh kembali dengan arah yang salah
• Terapi definitif : lash and follicle ablation surgery, electrosurgery,
cryosurgery, radiofrequency ablation
Resep Untuk Trikiasis
R/ Cationorm kalbe vision 0,4 ml eye drops fl. I
S 4 dd gtt I o.d.s
------------------------------------------------------------v
Nama: Ny. Y
Umur: Dewasa
LI 4 : MM Penyakit Pada Aparatus Lacrimalis
Dakrioadenitis Radang kel. Lakrimal, dpt terjadi unilateral
maupun bilateral

Etiologi: -Virus: herpes zooster, echo virus, cmv


-bakteri: S. aureus,
- jamur: histoplasma, aktinomises, blastomikosis

Tanda dan gejala :


•Nyeri hebat pd kelenjar lakrimal
•Pembengkakan kelopak mata
•Pembengkakakn kelenjar limfe preaurikuler
•Pada keaddan kronik tidak disertai rasa nyeri

Talak :
•Kompres hangat
•Antibiotik sistemik
•Insisi bila terdapat abses
Dacrocystitis
Infection of the lacrimal sac,usually secondary to obstruction of the nasolacrimal duct; staphylococcal or streptococcal
Acute Chronic
subacute onset of pain in the medial canthal area, epiphora chronic epiphora, chronic / recurrent unilateral conjunctivitis
very tender, tense red swelling at the medial canthus (A)  abscess (B) reflux of mucopurulent material on pressure over medial
associated w/ preseptal cellulitis canthus

oral antibiotics (e.g. Dacryocystorhinostomy


co-amoxiclav or erythromycin);
incision and drainage may be
considered for a pointing abscess
(small risk of subsequent fistula);
DCR considered once infection
has settled.

Kanski JJ, Bowing B. Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach. 8 th ed.


KESIMPULAN
Kami telah mempelajari tentang :

1. Penyakit mata merah tanpa penurunan visus

2. Penyakit mata merah dengan penurunan visus

3. Penyakit pada kelopak mata

4. Penyakit pada aparatus lacrimalis


DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th edition

2. Kanski’s Clinical Opthalmology- A Systematic Approach 8th Ed.

3. http://www.aao.org/eyenet/article/deciphering-diplopia?november
december-2009
& www.eyeinstitute.co.nz

Anda mungkin juga menyukai