Anda di halaman 1dari 19

Langkah – Langlah dalam mineral

dressing
1. Communition ( Penghalusan/ Pengecilan ukuran)
- Crushing (dalam keadaan kering)
- Grinding ( dalam keadan basah)
2. Sizing (Pengayakan atau penyeragaman ukuran)
- Screening/sieving (dengan cara menyaring/ayak)
- Classifying (berdasarkan perbedaan size partikel dan kec jatuh
dalam air/udara)
- Hydrocyclone
3. Concentration
– Jigging
– Tabling
– Magnetic Separator
– Electrostatic Separator
– Flotasi
4. Dewatering
Penghilangan dari sebagian kandungan air yang
terdapat dalam material
– Thickening (pengentalan)
– Filtering (penyaringan)
– Drying (pengeringan)
A. Crushing
Klasifikasi Alat Feed (inch) Product (inch)

a. Jaw Crusher
1. Primary Crushing 12-60 4-6
b. Gyratory Crusher

a. Gyratory Cone
Crusher

2.SecondaryCrushing b. Roll Crusher 6-8 1/2-3/8

c. Gravity stamp Mill

d. Hammer Mill
PRIMARY CRUSHING

1. PRIMARY CRUSHING
Primary Crushing biasanya
dilakukan terhadap bongkah
batuan atau bijih yang berasal
dari tempat penambangan
(ROM) dengan ukuran yang
besar (12-60 inch) untuk
direduksi ukuranya menjadi 4-6
inch
Dua Jenis alat Primary Crushing
a. Jaw Crusher
Jaw crusher terdiri dari 2 pelat
yang berhadap2an dibuat
membentuk sudut yang kecil ke
arah bawah yang dapat
membuka dan memutup rahang
seperti rahang binatang (jaw),
salah satu jaw diam tertahan
pada cruher frame (kerangka jaw
crusher) disebut fixed jaw, sedang yang
satu lagi ditahan pada sumbunya dan
dapat bergerak sedikit mendekat dan
menjauh pada fixed jaw disebut swing jaw.
Batuan (feed) akan masuk diantara ke-2
jaw dan akan terjepit waktu jaw mendekat
dan akan dilepaskan pada waktu jaw
menjauh
b. Gyratory Cruher
Dipakai untuk memecah batuan
berbentuk bongkah besar
maupun kecil dan mempunyai
kapasitas lebih besar dari Jaw
Cruher. Pada Gyratory crusher
penghancuran berjalan terus
menerus selama inner shell
(dinding dalam) berputar pada
as-nya, sedang pada jaw cruher
penghancuran hanya terjadi
pada saat swing jaw mendekat
pada fixed jaw, kapasita GC
>>JC
2. SECONDARY CRUSHING
Secondary Crushing
mempunyai beban yang
lebih ringan dari Primary
Crushing, produk dari
Primary Crushing menjadi
umpan (feed) bagi
Secondary Crushing dengan
ukuran diameter < 15 cm
A. Roll Crusher
Gaya – gaya yang bekerja :
1. Gaya tangensial karena
perputaran silinder
2. gaya berat dari partikel
3. Gaya normal
B. Gravity Stamp Mill
Merupakan Secondary Crushing yang tertua, cara
Kerja seperti memakai lumping/lesung (mortal) dan alu
(pestle), Alu diangkat sampai titik tertinggi lalu dijatuhkan
diatas mortar blok (lumping) yang berlubang2.
Batuan yang tertimpa oleh alu akan pecah demikian terjadi
berulang-ulang, partikel yang sudah halus dapat keluar
Melalui lubang yang terdapat dalam mortar blok.
A. Hammer Mill
Merupakan salah satu
impact crusher, hammer
mill terdiri dari 4 hammer
(palu) yang dipasang pada
baut pada suatu revolving
disk (piring yang berputar)
karena revolvingdisk
berputar dengan kecepatan
tinggi maka hammer
memukul batuan kemudian
terpukul (dipecah) lagi oleh
pelat2 pemecah yang
terpasang didinding
crusher chumber
B. GRINDING
Merupakan suatu tahap pengecilan ukuran (communition)
dengan ukuran << dari ukuran crusher
Tujuan Grinding
• Untuk melapaskan/membebaskan ikatan antara satu
mineral dengan mineral pengikutnya yang terbentuk
bersama2
• Untuk memperkecil ukuran dari min berharga yang
sudah dibebaskan
• dalam beberapa pengolahan min logam (min industri),
grinding diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar
• Dalam hydro metalurgy grinding ditujukan agar mineral
berharga dapat kontak dengan leach/pelarut
1. Ball Mill
Ball Mill mempnyai ukuran
panjang kira-kira sama
dengan diameternya atau
maxs 1 ½ x diameternya
dan berisi grinding media
berupa bola2 baja dengan
ukuran produknya 50- 200
mesh.
Beberapa kecepatan yang
terjadi dalam Ball Mill
a. Critical Speed
Kecepatan perputaran Ball
Mill, pada kecepatan dimana
grinding media yang paling
luar akan tetap menempel
pada dinding shell silinder.
b. Cascading Speed
Dimana abrasi >> impact pada kecepatan tinggi
c. Cataracting Speed
Dimana abrasi << impact pada kec tinggi
A: cascading Speed
A

B: Cataracting Speed

C: Critical Speed

C
2. Tube Mill
Prinsipnya sama dengan Ball
Mill perbedaanya hanya
panjangnya antara 2 x
diameternya, grinding media
menggunakan besi atau baja
atau bola keramik
3. Rod Mill
Prinsipnya = Ball Mill,
Panjangnya antara
1.5 – 3x diameternya,
grinding media
menggunakan batang
besi sebagai
pengganti bola baja
atau besi
4. Pebble Mill
Bentuknya = Ball & Pebble
Mill, grinding media
menggunakan bola keramik
atau batuan keras yang bulat
5. Autogenous Mill
Alat ini makin banya dipakai
dan tetap memakai gerakan
menggelinding atau
menggerus batuan, tetapi
sebagai pengganti grinding
media bola-bola baja untuk
menggelinding batuan
dilakukan oleh batuan yang
akan digelinding atau digerus
itu sendiri yaitu pergerakan
dan tumbukan antara batuan.
Keuntungan alat ini adalah :
• Modal kecil
• Dapat dipakai dalam keadaan basah
• Tenaga kerja sedikit
• Biaya grinding media lebih kecil
6. Tower Mill
Digunakan untuk operasi
penggerusan yang sangat
halus, ruang dimana terjadi
pengerusan / grinding
bentuknya vertikal dan bagian
dalamnya dilengkapi dengan
alat yang melingkar berbentuk
spiral dari atas ke bawah yang
dapat memberikan gerakan
melingkar terhadap grinding
media yang turun ke bawah.
Umpan beserta air dimasukkan
dari bagian atas kemudian bat
mineral menggelundung k
ebawah diatas pelat yang
melingkar.
Keuntungan alat ini adalah :
• membutuhkan area yang kecil
• tidak berisik
• efisien dalam pemakain energi
• rendah modal dan biaya operasi

Anda mungkin juga menyukai