Anda di halaman 1dari 22

HYALINE MEMBRANE

DISEASE
PENDAHULUAN

o Dikenal juga sebagai respiratory distress syndrome (RDS)


o Penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi premature, khususnya yang
lahir pada usia kehamilan 32 minggu
o Pemeriksaan radiologis ditemukan pola retikulogranuler (ground glass
appearance)
o Surfaktan eksogen sebagai pencegahan dan terapi

2
DEFINISI

o Gawat nafas pada bayi kurang bulan yang


terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir,
ditandai adanya kesukaran bernafas yang
menetap atau menjadi progresif dalam 48-96
jam pertama

o Penyebabnya adalah kurangnya surfaktan


3
ETIOLOGI

• Defisiensi surfaktan (penurunan produksi dan sekresi ) adalah penyebab dari


HMD.
Epidemiolgi
Di US, RDS terjadi pada sekitar
40.000 bayi/tahun.
60-80 % pada bayi kurang dari
28 minggu, 15-30% pada bayi
32-36 minggu, 5% pada bayi
kurang dari 37 minggu, dan
sangat jarang terjadi pada bayi
matur
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Gejala klinis

Gambaran rontgen

Echocardiografi

Tes kocok (shake test)

Amniosentesis
GEJALA KLINIS
oBayi kurang bulan disertai adanya :
oTakipneu (>60x/menit)
o Retraksi subkostal dan interkostal
o Pernafasan cuping hidung
o Sianosis yang menetap atau progresif setelah 48-72 jam pertama kehidupan
o Hipotermia
oRonki halus inspirator
Click icon to add picture

INTERPRETASI HASIL :

o Skor < 4  distress nafas ringan,


membutuhkan O2 nasal
o Skor 4-7  distress nafas sedang,
membutuhkan CPAP
o Skor > 7  distress nafas berat, ancaman
gagal nafas, membutuhkan intubasi.
GAMBARAN RADIOLOGI
oHyaline membrane disease (HMD), terjadi pada neonatus yang prematur
dimana terdapat gangguan pada paru-parunya yaitu:1.Defisiensisurfaktan
2. Struktur paru yang masih immatur
oAdanya dua gangguan ini akan mengakibatkan paru-paru mengalami
kolaps yang kemudian terjadi atelektasis. Adanya atelektasis
mengakibatkan terjadinya kerusakan dan perubahan struktur di dalam sel
yang kemudian mengeluarkan zat fibrin dan sel nekrosis sehingga membran
paru diliputi oleh fibrin yang pada akhirnya disebut hyaline membrane
Stage II 
Stage IIII
Stage Stage II
Stage I
disertai kesukaran
Gambaran
disertai air bronchogram
menentukan batas
di luar bayangan jantung
reticulogranular
jantung
GAMBARAN RADIOLOGI
Sta
ge
IV

Sta
ge
III
dise
rtai
kes
uka
ran
me
nen
tuk
an
bat
as
diaf
rag
ma
dan
thy
mu
s,
ga
mb
ara
n
whi
te
lun
g
ECHOCARDIOGRAFI

o Mendiagnosa Patent Ductus Arterious (PDA) dan menentukan arah dan


derajat pirau
o Mendiagnosa hipertensi pulmonal dan menyingkirkan kemungkinan adanya
kelainan structural jantung
TES KOCOK (SHAKE TEST)
Dari aspirat lambung dapat dilakukan tes kocok  aspirat lambung diambil melalui nasogastric tube
pada neonatus sebanyak 0,5ml  lalu ditambahkan 0,5ml alcohol 96%  dicampur di dalam tabung
4ml  kemudian dikocok selama 15 detik  didiamkan selama 15 menit
Pembacaan :
o Positif  bila terlihat gelembung udara yang membentuk cincin di atas permukaan cairan dalam
tabung reaksi. Artinya surfaktan terdapat pada cairan dalam jumlah yang cukup.
o Negatif  bila tidak terlihat gelembung artinya; tidak terdapat surfaktan didalam cairan dan
kemungkinan bayi untuk menderita HMD lebih besar.
o Ragu  bila terdapat gelembung tetapi tidak terbentuk cincin artinya waspada terhadap
kemungkinan bayi HMD
AMNIOSINTESIS

o Berbagai macam tes dapat dilakukan untuk memprediksi kemungkinan


terjadinya HMD, antara lain mengukur konsentrasi lesitin dari cairan amnion
dengan melakukan amniosentesis (pemeriksaan antenatal)
PENATALAKSANAAN

Tindakan untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi:


o Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat
o Mempertahankan keseimbangan asam basa
o Mempertahankan suhu lingkungan netral
o Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
o Mencegah hipotermia
o Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat
PENATALAKSANAAN
o Oksigenasi dan monitoring analisa gas darah
o Ventilasi Mekanik
- Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) : PO2 dibawah 50 mmHg dengan FiO2 70% dengan
tekanan 6-10 cm H2O
o Fluid and Nutrition
o Surfaktan eksogen
o Resusitasi di tempat melahirkan
- Adrenalin 10 microgram/kg (0.1 mls/kg larutan 1.10.000)

- Pemberian bicarbonat 4 mmol/kg (larutan bicarbonat 8,4% mengandung 1 mmol/ml), atau 2 mEq/kg
dari konsentrasi 0,5 mEq/ml. Pemberian dilakukan secara intravena dengan hati-hati.
- Bolus glukosa 10% 1 ml/kgBB
SURFAKTAN EKSOGEN
o Surfaktan adalah multikomponen kompleks dari beberapa fosfolipid, neutral lipid, protein
khusus, yang disintese dan disekresikan ke alveoli oleh sel epitel tipe II
o Surfaktan eksogen terdiri dari 2 macam, yaitu Natural surfaktan (dari mamalia) dan sintetis
surfaktan
o Basis bukti efikasi dalam suatu meta-analisis pemberian surfaktan untuk pencegahan (terapi
dalam 30 menit setelah lahir) atau rescue( umur setelah 2 jam, setelah didapatkan tanda
distress nafas) menunjukkan adanya :
o Penurunan 40% kematian sesudah pemberian surfaktan natural atau sintetis, profilaksi atau rescue
o Kedua macam dan kedua cara pemeberian tersebut menurunkan 30-50% risiko kebocoran udara (interstisiil
emfisema, pneumotoraks)
o Menurunkan kejadian chronic lung disease/CLD ( penyakit paru kronik)
PENGARUH HEMODINAMIK SURFAKTAN DIBAGI
MENJADI TIGA, YAITU :

o Efek segera: sampai 10 menit pertama setelah pemberian


• Efek yang terjadi pada fase ini tergantung cara pemberiannya, pada umumnya terjadi vasodilatasi pembuluh
darah cerebral dengan peningkatan aliran darah ke otak karena peningkatan PaCO2. Hal ini terjadi sebagai
respon terhadap obstruksi sementara saluran napas besar oleh adanya cairan. Pengaruhnya pada
hemodinamika paru belum banyak diketahui, tetapi terjadinya penurunan aliran duktus dari kiri ke kanan
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan PaCO2.
o Efek awal: 2 sampai 20 menit pertama
• Efek ini berhubungan dengan manajemen pengaturan pernapasan selama perbaikan ventilasi dan parameter
gas darah secara cepat. Perbaikan ventilasi lebih cepat terjadi dengan menggunakan surfaktan alamiah.
Ketika terjadi peningkatan aliran darah paru efektif, total aliran darah paru masih belum berubah. Apabila
terjadi kegagalan untuk menurunkan ventilasi akan menyebabkan hiperoksia dan hiperkarbia sehingga
terjadi penurunan aliran darah otak bersamaan dengan peningkatan aliran darah paru.
o Efek lambat: 12 – 48 jam setelah pemberian
• Terjadinya perbaikan hipertensi pulmonal karena perbaikan gejala penyakit.
• Pemberian surfaktan secara lambat (lebih dari 15 menit) tidak memberikan efek
samping sistem pernapasan dibandingkan dengan pemberian secara bolus. Pada
penelitian dengan hewan coba pemberian surfaktan secara cepat akan memberikan
distribusi yang lebih bagus di paru tapi efek samping yang terjadi adalah penurunan
aliran darah aorta dan otak.
• Cara pemberian surfaktan yang paling baik adalah dengan cara lambat (lebih dari 15
menit) dengan menghindari overventilasi dan meminimalkan perubahan oksigen
arterial
PENCEGAHAN

o Hindari kelahiran prematuritas


oPemberian kortikosteroid antenatal dapat menurunkan kematian bayi sebesar 30%,
menurunkan kejadian PMH sebesar 50% serta menurunkan perdarahan periventrikular
dan leukomalasia sebesar 70%
- Injeksi betametason intramuskular
12 mg sekali sehari selama 2 hari pada ibu hamil
sebelum melahirkan fetus dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu
- Steroid berikatan dengan reseptor spesifik di sel paru-paru dan merangsang produksi
phosphatydilcholine oleh sel tipe II.
PROGNOSIS

o Baik
o Melakukan observasi intensif dan perhatian pada bayi baru lahir berisiko
tinggi dengan segera akan mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat
HMD.
oTerapi surfaktan telah mengurangi mortalitas 40%
Kesimpulan

• Hyalin membrane disease merupakan suatu kelainan dimana


kekurangan surfaktan pada paru sehingga menimbulkan
kelainan seperti sukar bernafas hingga terjadinya retraksi pada
dada. Kelainan ini sering terjadi pada bayi baru lahir yang secara
sectio dan prematuritas yang usia kehamilan dibawah dari 36
minggu. Pernafasan menjadi cepat dan dangkal bahkan sampai
terjadinya retraksi dada. Maka perlu dilakukan resusitasi dan
segera dilakukan tindakan terapi untuk mencegah terjadinya
gagal nafas.
.

Anda mungkin juga menyukai