RHINITIS ALERGI
Rinitis adalah terjadinya proses inflamasi mukosa hidung yang dapat
disebabkan oleh infeksi, alergi atau iritasi.
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen
yang sama.
Di Indonesia, angka kejadian rhinitis alergi yang pasti belum diketahui karena
sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian multisenter. Prevalensi
rhinitis alergi perenial di Jakarta besarnya sekitar 20%
Anatomi Hidung
• Sebagai jalan nafas
• Pengatur kondisi udara (air conditioning)
FISIOLOG • Sebagai penyaring dan pelindung
I •
•
Indra penghidu
Resonansi suara
HIDUNG • Proses bicara
• Refleks nasal
• Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan
oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya
DEFINISI sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan
ulangan dengan alergen spesifik tersebut
• Intermitten (kadang-kadang)
• Persistent (menetap)
• Ringan
• Sedang-Berat
Patofisiologi
Alergen ditangkap Kompleks peptida
Alergen makrofag/ MHC Kelas II
menempel pada monosit yang terbentuk dan
mukosa hidung berperan sebagai dipresentasikan
APC dan diproses pada sel T helper
APC melepaskan
IL 4 dan IL13 diikat sitokin seperti
Th 2 menghasilkan
reseptor interleukin 1 (IL 1)
sitokin seperti IL 3, yang mengaktifkan Th
dipermukaan sel
IL 4, IL 5 dan IL 13 0 untuk berploriferasi
limfosit B
menjadi Th 1 dan Th 2
Anamnesis
●
Gejala hidung : hidung berair, hidung tersumbat. Hidung gatal dan bersin berulang. Gejala pada umumnya muncul di pagi hari atau malam hari
●
Gejala mata : mata merah, gatal dan berair
●
Gejala lain : batuk, tenggorok gatal, gangguan konsentrasi dan gangguan tidur
Pemeriksaan fisik
●
Rinoskopi anterior : mukosa hidung edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya secret encer
yang banyak. Dapat pula ditemukan konka inferior yang hipertrofi.
●
Allergic salute
●
Allergic crease
●
Allergic shiner
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik Penunjang
In Vitro >> Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat
Gejala hidung : hidung berair, hidung tersumbat. Hidung gatal dan bersin berulang. Gejala pada Rinoskopi anterior : mukosa hidung edema, basah, berwarna
●
● ●
• Antihistamin
• Dekongestan
Medikamentosa • Kortikosteroid Topikal
• antikolinergik
PROGNOSIS
Secara umum, pasien dengan rinitis alergi tanpa komplikasi yang respon
dengan pengobatan memiliki prognosis baik. Pada pasien yang diketahui alergi
terhadap serbuk sari, maka kemungkinan rinitis pasien ini dapat terjadi
musiman.
KOMPLIKASI
1. Polip hidung
3. Sinusitis paranasal.
KESIMPULAN
Riniti s alergi adalah kelainan berupa inflamasi pada hidung dengan gejala
bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantarai oleh IgE. Riniti s alergi dan atopi secara umum disebabkan oleh
interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan.
Peran lingkungan pada kejadian rhinitis alergi adalah sangat penting, ditinjau dari faktor
alergen yang mensensitisasi terjadinya penyakit ini. Pengobatan paling efektif dari rinitis
alergi adalah menghindari faktor penyebab yang dicurigai (avoidance), dimana apabila
ti dak dapat dihindari dapat dibantu dengan terapi medika mentosa hingga
pembedahan. Pasien dengan riniti s alergi tanpa komplikasi yang respon dengan
pengobatan memiliki prognosis baik.