Kel Nifas 1 - 2B

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 31

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MASA
NIFAS DAN LAKTASI
KELOMPOK 1

1. Adella Sri Sabina 204110321


2. Aulia Rahmadina Br Tarihoran 204110326
3. Fadila Indah Oktary 204110332
4. Lili Suganda Putri 204110338
5. Nurjanatul Fadillah 204110343
6. Riva Aulya Rahmi 204110348
7. Silvia Wulandari 204110353
8. Vinda Asri Rahayu 204110358
Table of Contents

FISIK SOSIAL
01 04

PSIKOLOGI BUDAYA
02 05

LINGKUNGAN EKONOMI
03 06
01

01 02

03

FISIK 04

05

06
 Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan
dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa mulas pada perut ibu. Berangsur-angsur rahim akan mengecil seperti sebelum
hamil.

 Jalan lahir (servik , vulva, vagina)


Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan
yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis
tidak atau seberapa sering melahirkan). Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak
timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah, dan
terdapat nanah).

 Darah
Darah nifas hingga hari kedua terdiri dari darah segar bercampur sisa
ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah
berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecokelatan lalu lendir keruh
sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas.
 Payudara
Payudara menjadi besar, keras, dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun
ASI belum keluar). Pada hari ke-2 hingga ke-3 akan diproduksi kolostrum atau susu
jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan antibodi, dan protein.

 Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri
jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses
melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan
khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi
rahim yang berakibat terjadi perdarahan.

 Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya
fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar).
Terkadang muncul wasir atau ambeien pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan
karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan
sebelum dan setelah melahirkan.
 Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin
(keping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1
minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan
kembali normal hingga 2 pekan.

 Penurunan berat badan


Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang
berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban, dan perdarahan persalinan, 2-3 kg
lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan
timbunan cairan waktu hamil.

 Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam
akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena
dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.

Kegiatan ibu selama persalinan dan masa
nifas sangat menguras tenaga.
Oleh karena itu, ibu akan sangat
membutuhkan bantuan dari orang-orang
terdekatnya, karena ia belum sepenuhnya
berada pada kondisi stabil. 
Contoh :
Ibu Kelelahan fisik karena aktifitas
mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok, dan menimang
sepanjang hari bahkan tidak jarang di
malam buta sangatlah menguras tenaga.
01

02 02

03

PSIKOLOGIS 04

05

06
 Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis
yang nyata sehingga memerlukan adaptasi.
 Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, dan
sering sedih atau cepat berubah menjadi senang
merupakan manisfestasi dari emosi yang labil.
 Proses adaptasi berbeda beda antara satu ibu dengan yang
lain. Pada awal kehamilan ibu beradaptasi menerima
bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya.
 Perasaan gembira bercampur dengan kekhawatiran dan
kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi
akan dijalani.
 Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai
anak kemudian berubah menjadi istri dan harus bersiap menjadi
ibu.
 Proses ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan
dan pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki
pada janinnya sehingga ada rasa ketakutan akan kehilangan
bayinya atau perasaan cemas mengenai kesehatan bayinya.
 Ibu akan mulai berpikir bagaimana bentuk fisik bayinya
sehingga muncul “mental image” tentang gambaran bayi yang
sempurna dalam pikiran ibu seperti berkulit putih, gemuk,
montok, dan lain sebagainya. Tanggung jawab bertambah
dengan hadirnya bayi yang baru lahir.
 Dorongan dan perhatian dari keluarga lainnya merupakan
dukungan positif untuk ibu.
 Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara
lain: a.Dukungan keluarga dan teman
b.Pengalaman waktu melahirkan, harapan, dan aspirasi
c.Pengalaman merawat dan membesarkan anak sebelumnya
• Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui masa ini adalah
memberikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta
keyakinan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi
keluarga dan suami.
• Hal yang terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang
cukup. Selain itu, dukungan positif atas keberhasilannya menjadi
orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan
kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
• Peran bidan sangat berpengaruh dalam hal memberi pengarahan
pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang
dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan
psikologis yang patologis.
01

03 02

03

LINGKUNGAN 04

05

06
• Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat
terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan
yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainnya.
• Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang
mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan
masyarakat tidak melakukan kebiasaan atau adat-istiadat yang
merugikan kesehatan khususnya bagi ibu.
• Lingkungan akan terus berubah selama kita hidup. Jika memasuki
suatu fase kehidupan yang baru, akan selalu terjadi proses
penyusuaian dengan lingkungan.
• Stuasi ini dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan
diri pada masa nifas.Sarana prasarana tersedia di dalam lingkungan
guna mendukung dan mempromosikan prilaku kesehatan.
• Jasa konsultan dan spesialis dari petugas kesehatan lain seperti ahli
nutrisi, dokter ahli, dan perkerja sosial harus ada sebagai usaha
dalam membantu pasien mendapatkan keterampilan yang di
perlukan untuk mencapai atau menjaga kesehatan dan
kesejahteraan agar tetap optimal.
• Organisasi berbasis masyarakat sering kali merupakan sarana yang
sangat baik untuk menyebarkan informasi. Selain itu, keluarga juga
berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi anggota-
aggotanya,khususnya dalam penanganan masalah kesehatan
keluarga seperti ibu nifas, maka anggota keluarga yang lain akan
berusaha untuk membantu memulihkan kondisi kesehatannya ke
kondisi semula.
01

04 02

03

SOSIAL 04

05

06
 Secara sosial terjadi perubahan-perubahan pada wanita yang
sudah melahirkan, perlu menyesuaikan diri terhadap dasar
sebagai ibu, atau penambahan anak.
 Terdapat konflik rasa kewanitaan dan rasa keibuan pada masa
nifas. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik
pada masa nifas
 tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan keadaan sosialnya sehingga mengalami gangguan-
gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma.
 Berarti secara langsung bahwa perubahan sosial menentukan
psikologis ibu nifas.
Perubahan sosial yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan di
antaranya:

a.Menjadi Orang Tua yang Sempurna


• Bagi pasangan yang baru pertama kali memiliki anak terdapat perubahan
sosial besar dimana sebelumnya hanya ada 2 orang (suami istri) tiba-
tiba berubah menjadi orangtua yang sempurna ketika buah hati lahir.
• Pada masa ini, suami istri dituntut untuk menjadi orangtua yang siap
siaga 24 jam dalam kehidupannya, dimulai dengan mengatur jadwal
bersama demi si buah hati untuk memenuhi kebutuhannya. Mulai dari
memberikan ASI, bangun di tengah malam, memasang popok,
memandikan, dan lain-lain. Semua itu harus dipersiapkan dengan baik-
baik agar perubahan sosial menjadi orang tua dapat dicapai dengan
maksimal.
Perubahan sosial yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan di
antaranya:

b.Penerimaan Anggota Baru oleh Keluarga Besar


• Dengan kehadirannya seorang anggota baru dalam sebuah keluarga,
secara tidak langsung mengubah suasana seluruh anggota besar.
• Di sini dimaksudkan dengan adanya kelahiran bayi diharapkan
anggota keluarga besar (seperti kakek, nenek, mertua, dan lain-lain)
bisa digerakkan dalam membantu serta untuk merawat si bayi.
• Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana kekeluargaan yang erat
antara kehadiran si buah hati dengan keluarga besarnya.
Faktor sosial di pengaruhi oleh:
1. Faktor usia
Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan
tersebut untuk menjadi seorang ibu.
2. Faktor pengalaman
Depresi pascasalin lebih banyak ditemukan pada perempuan
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang
berkaitan dengan bayinya merupakan situasi baru bagi dirinya yang
dapat menimbulkan stres.
3. Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial
dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki
dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah,
dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari
anak–anak mereka
4. Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi
medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga
semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat
persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang
muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
menghadapi depresi pascasalin.

5. Faktor dukungan sosial


Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan,
persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena
kehamilannya sedikit banyak berkurang.
01

05 02

03

BUDAYA 04

05

06
• Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang
memengaruhi status kesehatan.
• Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga
sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati
saat transisi ini.
• Apalagi jika ada hal yang tidak sinkron antara arahan dari tenaga
kesehatan dengan budaya yang dianut. Di antara kebudayaan maupun
adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula
yang merugikan.
• Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek
kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang
tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan,
antara lain masih adanya pengaruh adat budaya yang turun temurun
masih dianut sampai saat ini.
• Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku
yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Contoh budaya pada saat masa nifas:
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan
yang berminyak.
• Dampak positif: tidak ada
• Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan
makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan
tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum,
makanan harus disangan/dibakar.
• Dampak positif:tida ada
• dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan
Contoh beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah: Pandai
Sikek dari zaman nenek moyang yang dilakukan pada saat
nifas:
a) Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak.
Jadi semua hal tentang nifas dikerjakan berdasarkan
anjuran dukun. Persis setelah melahirkan ibu dibuatkan gelang
dengan Benang Tujuh Ragam, dan dipasang selama 40 hari
pada pergelangan tangannya. Setelah itu baru boleh dibuka.
b) Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
c) Pada hari ke-3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.
d) Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu
”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih, merica
hitam, merica putih, dan jariangau pada bagian keningnya.
e) Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan
diperutnya. Kira-kira berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke-3).
Contoh beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah: Pandai
Sikek dari zaman nenek moyang yang dilakukan pada saat
nifas:
f). Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras
untuk mengangkang, karena akan mengakibatkan perut jatuh atau
lepas.
g) Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang
putih atau gunting kecil, untuk penangkal makhluk halus.Dan
menjaga air susu ibu dari gangguannya.
h) Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air
kunyit.Untuk menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
i) Ibu harus memakai sarung selama nifas,dan lain-lain
Contoh lain pengaruh budaya pada saat masa
nifas dan laktasi:
Terdapat suatu budaya dalam perawatan masa nifas di
kecamatan Lotu Kabupaten Nias Utara. Suatu kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat yang
dipercaya memiliki manfaat dalam perawatan masa nifas yang
diwariskan secara turun temurun yaitu mengkonsumsi minuman
beralkohol seperti tuo nifaro pasca melahirkan.
Manfaatnya pun banyak yaitu agar kotoran dalam rahim cepat
bersih, tenaga cepat pulih, juga embuat badan hangat .
Kemudian jika setelah minum itu kita memberikan ASI kepada
bayi,bayi jadi tenang dan tidak rewel.
01

06 02

03

EKONOMI 04

05

06
• Status ekonomi merupakan simbol status sosial di
masyarakat.
• Pendapatan yang tinggi menunjukan kemampuan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang
memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil.
• Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah
mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
• Orang tua yang mempunyai kondisi ekonomi rendah lebih sulit
dengan kelahiran masing-masing anak dan yang tidak
menggunakan KB efektif, mungkin menemukan komplikasi pada
proses persalinan.
• Keluarga dengan kelahiran anggota baru terlihat beban keuangan
yang dapat meningkatkan stress.
• Stress ini mempengaruhi perilaku orang tua, membuat masa
transisi orang menjadi sulit.
01

02

03

Thanks! 04

05

06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai