Anda di halaman 1dari 36

SOFYAN SAHURI (0800744)

AKUNTANSI 2008

HUKUM PIDANA DALAM ISLAM

SUMBER : NENG
DJUBAEDAH, S.H, M.H
PENTINGNYA MEMPELAJARI HUKUM PIDANA ISLAM DI
INDONESIA

TIGA ASPEK PEMBENTUKAN HUKUM


NASIONAL :

JURIDIS


SOSIOLOGIS


FILOSOFIS : PANCASILA
JURIDIS. . .

a. KONSTITUSI :
PANCASILA & UUD 1945 PASAL 29 ayat
(1) : “NEGARA BERDASAR ATAS
KETUHANAN YANG MAHA ESA”
HAZAIRIN

b. Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004 :


“Pancasila sumber segala sumber hukum negara”
SOSIOLOGIS

a. 90% PENDUDUK INDONESIA BERAGAMA


ISLAM

b. NEGARA BERPENDUDUK MUSLIM YANG


CUKUP BESAR DI DUNIA
FILOSOFIS PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA = SILA PERTAMA
PASAL 29 AYAT 1 UUD 1945
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSAYARAKATAN
PERWAKILAN INDONESIA
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA

KELIMA SILA TERSEBUT SELURUHNYA


TERKANDUNG DALAM AJARAN ISLAM
LANJUTAN. . .

Pancasila : Sumber dari Segala Sumber Hukum Negara


(Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004)
Hukum Islam, termasuk HUKUM PIDANA ISLAM : Sumber
Pembentukan Hukum Nasional.
KONDISI HUKUM ISLAM saat ini :
1. HUKUM EKONOMI SYARIAH,(murni kebutuhan
masyarakat ekonomi secara nasional) = DITERIMA
2. HUKUM PERKAWINAN, (teori RECEPTIE) = DITERIMA

3. HUKUM PIDANA ISLAM masih DIPERDEBATKAN


karena disosialisasikan secara TIDAK TEPAT = ADA
STIGMA : demoralisasi, dehumanisasi, sadis, kejam, dll.
NILAI-NILAI FILOSOFIS HUKUM PIDANA ISLAM :
ASPEK/FAKTOR KEWILAYAHAN TERTENTU BERDASARKAN
UNDANG - UNDANG

HUKUM PIDANA ISLAM BERLAKU DI


WILAYAH PROVINSI ACEH sebagai SALAH
SATU WILAYAH NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA meskipun TERBATAS
pada TA’ZIR
AZAS-AZAS HUKUM PIDANA ISLAM : FALSAFAH KEHIDUPAN

1. ASAS KEADILAN : An-Nisa :58 & 105


2. ASAS KEPASTIAN HUKUM : Al-Isra : 15
3. ASAS LEGALITAS : An-Nisa 58,59,105
4. ASAS PRADUGA TAK BERSALAH : Hadis Ma’iz bin
Malik & Gamidiyah
5. ASAS DILARANG MEMINDAHKAN KESALAHAN
KEPADA ORANG LAIN : Al-Isra : 15 ; An-Najm : 38,39 ;
Fathir : 18
6. ASAS NON-RETROKATIF : Al-Isra : 15
7. ASAS EKUALITAS
AZAS-AZAS HUKUM PIDANA ISLAM : FALSAFAH KEHIDUPAN
(LANJUTAN…)

8. ASAS MANFAAT : Al-Maidah : 119


9. ASAS MUSYAWARAH : Asy-Syura : 38 ; Al-Imran :
159
10. ASAS KESEIMBANGAN : Al-Baqarah : 178,179 ; An-
Nisa : 92,93
11. ASAS TAUBAT : An-Nisa: 92 ; Al-Baqarah: 178
12. ASAS KONDISIONAL : An-Nisa :92 ; Al-Baqarah : 178
13. ASAS PEMAAFAN : An-Nisa :92 ; Al-Baqarah : 178
14. ASAS PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN : An-
Nisa : 92 ; Al-Baqarah : 178
MASIH RELEVANKAN HUKUM PIDANA ISLAM DITERAPKAN?

 Jawabannya: Tentu masih.


 Sebagai sistem hukum yang telah ada sejak abad
ke 7 atau 14 abad yang lalu, kini hukum Pidana
Islam dianggap sudah ketinggalan dibandingkan
sistem hukum pidana barat, baik continental
ataupun common law.
 Karena pada masa lalu hukum Islam telah
menjadi pionir dalam penerapannya dengan
landasan yang valid, alquran dan sunnah nabi.
Bukan berdasarkan dugaan-dugaan manusia
semata mengenai hal-hal yang dirasa adil.
ALASAN YANG SERING MENGEMUKA:
 masyarakat abad 20 telah berubah dan tentu
dengan tatanan dan kebutuhan yang berbeda
dengan masa lalu termasuk hukumnya. Lalu
klaim itu meluas dengan mengatakan syariat
Islam tidak lagi selaras dengan kehidupan global
karena ia terlalu keras bagi masyarakat yang
menjunjung tinggi HAM.
DISINILAH LETAK KESALAHANNYA:
 Hukum pencipta tidak ada bandingannya
(Syariat Islam X man made law).
 Pencipta maha mengetahui masa lalu, sekarang
dan akan datang, paling mengerti kebutuhan,
sifat, tabiat, kecenderungan dan segala aspek
pada manusia ciptaan-Nya.
 Tuhan tidak memiliki kepentingan pada
ciptaannya.
 Manusia dalam membuat hukum memiliki
kepentingan tertentu dan sebagai makhluk ia
adalah lemah.
KESIMPULAN:
 Tidak sah mengklaim bahwa syariat Islam
ketinggalan zaman dan hukum buatan manusia
lebih baik. Karena faktor pembandingnya tidak
satu tingkatan atau tidak relevan untuk
dibandingkan. Tidak mungkin membandingkan
antara produk hukum pencipta dengan produk
hukum dari hasil ciptaannya.
TINDAK PIDANA YANG DIANCAM PIDANA MATI

 Pengertian tindak pidana


 Adalah larangan-larangan hukum yang diancam
Allah SWT dengan hukuman had atau ta’zir.
 Tindak pidana dalam hukum Islam dikenal
dengan 2 istilah:
 Jinayah
 Jarimah
 Larangan-larangan hukum artinya melakukan perbuatan
hukum yang dilarang atau tidak melakukan perbuatan
yang diperintahkan.
 Dengan kata lain, melakukan atau tidak melakukan
perbuatan yang membawa kepada hukuman yang
ditentukan oleh syariat adalah tindak pidana.
 Dengan demikian tindak pidana mengandung arti bahwa
tiada suatu perbuatan baik secara aktif maupun secara
pasif dihitung sebagai suatu tindak pidana kecuali
hukuman yang khusus untuk perbuatan atau tidak
berbuat itu telah ditentukan dalam syariat.
KLASIFIKASI TINDAK PIDANA DALAM HUKUM ISLAM DIBAGI
ATAS:

 Hudud
 Qisas/Diyat
 Ta’zir
TINDAK PIDANA HUDUD

 Adalah setiap tindak pidana yang sanksinya


ditentukan oleh al-quran maupun hadis nabi.
 Tindak pidana Hudud adalah kejahatan yang paling
serius dan berat dalam hukum pidana Islam. Karena
terkait erat dengan kepentingan publik. Namun tidak
berarti kejahatan hudud tidak mempengaruhi
kepentingan pribadi sama sekali. Kejahatan hudud ini
terkait dengan Hak Allah
 Tindak pidana ini diancam dengan hukuman hadd, yaitu
hukuman yang ditentukan sebagai hak Allah. Ini berarti
bahwa baik kuantitas maupun kualitas ditentukan dan ia
tidak mengenal tingkatan serta harus dilaksanakan.
TINDAK PIDANA DALAM KATEGORI INI (HUDUD), DI
ANTARANYA:

 Perzinaan
 Tuduhan (palsu) berbuat zina
 Minum-minuman keras
 Murtad
 Pencurian
 Pemberontakan
 Perampokan
 Murtad
CONTOH KONKRIT:
 Qanun (NAD)No.12 Tahun 2003 ttg Minuman khamar dan
sejenisnya.
 Pasal 5, berbunyi; Setiap orang dilarang mengkonsumsi
minuman khamar dan sejenisnya.,
 Pasal 26, berbunyi; Setiap orang yg melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dlm pasal 5, diancam dg ‘uqubat hudud
40 (empat puluh) kali cambuk.,
 Dalam penjelasan pasal-pasal dinyatakan ttg yg dimaksud dg
khamar dan sejenisnya adalah minuman yg mempunyai sifat
ato kebiasaan memabukkan atas dasar kesamaan illat (sebab),
yaitu memabukkan, sepert ; bir brendi, wiski, tuak, dsbnya.
1. PERKOSAAN :
a. ABORSI : FATWA MUI
b. HUKUMAN untuk PEMERKOSA = ZINA
c. GANTI RUGI untuk KORBAN = MAHAR
(biasanya, menurut Imam Syafi’i) = 500 DIRHAM

*1 Dirham = 2,975 gram perak x 500 DIRHAM =


1487,5 gram perak x (sekitar) Rp 125.000,00 = Rp
185.937.500,00
2. PEMBUNUHAN = HAK PERDATA
KELUARGA KORBAN : PEMAAFAN &
DIYAT
3. PERZINAAN = KONTROVERSIAL
disebabkan oleh perbedaan pandangan terhadap
HAK INDIVIDU & PUBLIK & TUJUAN
HUKUM PIDANA
Ajaran Islam : HAK ALLAH, HAK
INSANI/HAK ADAMI/HAK INDIVIDU, HAK
KOLEKTIF
TINDAK PIDANA QISAS/DIYAT.
 Tindak pidana dalam kategori ini kurang serius
dibanding yang pertama (hudud) namun lebih
berat daripada ta’zir. Sasaran dari tindak pidana
ini adalah integritas tubuh manusia, sengaja atau
tidak sengaja. Atau dalam hukum pidana modern
dikenal dengan kejahatan terhadap manusia.
TINDAK PIDANA DALAM KATEGORI INI, MELIPUTI:

 pembunuhan dengan sengaja


 pembunuhan menyerupai sengaja
 pembunuhan karena kealpaan
 penganiayaan
 menimbulkan luka/sakit karena kelalaian
TINDAK PIDANA TA’ZIR.
 Adalah setiap tindak pidana yang tidak
ditentukan sanksinya oleh al-quran maupun hadis
nabi, yang berkaitan dengan tindak pidana yang
melanggar hak Allah dan hak hamba.
 Tindak pidana yang berkaitan dengan hak Allah
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
kemaslahatan umum. Misal perampokan,
pencurian, perzinaan, pemberontakan.
 Tindak pidana yang berkaitan dengan hak hamba
adalah segala sesuatu yang mengancam
kemaslahatan bagi seorang manusia. Misal tidak
membayar utang, penghinaan.
 Tindak pidana ini dibedakan atas 3 bagian:
 Tindak pidana hudud atau qisas yang subhat atau
tidak memenuhi syarat namun sudah merupakan
maksiat. Misal percobaan pencurian, pencurian
dikalangan keluarga.
 Tindak pidana yang ditentukan oleh alquran dan
hadits namun tidak ditentukan sanksinya. Misal
penghinaan, saksi palsu, tidak melaksanakan
amanah.
 Tindak pidana yang ditentukan pemerintah untuk
kemaslahatan umum. Dalam hal ini ajaran Islam
dijadikan pertimbangan penentuan kemaslahatan
umum.
 Landasan dan penentuan hukumnya didasarkan
pada ijma’ (konsensus) berkaitan dengan hak
negara muslim untuk mencegah tindakan dan
menghukum semua perbuatan yang tidak pantas,
yang menyebabkan kerugian atau kerugian fisik,
sosial, politik, finansial atau moral bagi individu
atau masyarakat secara keseluruhan.
 Dalam sejarah hukum pidana Islam tindak pidana
yang diancam dengan hudud atau qisas/diyat
hampir tidak pernah dilakukan, kecuali dalam
perkara yang sangat sedikit.
 Pada umumnya tindak pidana yang banyak terjadi
adalah yang diancam dengan ta’zir.karena
perhatian ajaran Islam atas kemaslahatan manusia
sangat besar.
JENIS-JENIS TINDAK PIDANA YANG DIANCAM PIDANA MATI

 Zina
 Perampokan (Hirabah)
 Murtad
 Pemberontakan
 Pembunuhan sengaja
PROSES PENGADILAN
 Hukuman yang dijatuhkan terhadap pelaku hanya dapat
dilakukan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang
ketat.
 Dalam kasus zina:
 Hukuman mati bagi pelaku muhsan (terikat kawin)

hanya dapat dilakukan setelah melalui proses


pembuktian yang ketat, sehingga dimasa nabi dan
sahabat penjatuhan hukuman ini dapat dihitung
dengan jari.
ALAT BUKTI ZINA ADA 3, YAITU:
 4 orang saksi yang langsung melihat perzinaan tersebut.
 Tentu ini tidaklah mudah, karena adanya ancaman pidana 80
x cambuk bagi mereka penuduh zina yang tidak terbukti.
 Pengakuan.
 Rasulullah pernah menangguhkan rajam kepada Ma’iz
sampai ia mengaku empat kali, karena rasul meragukan
kesehatan akal Ma’iz. Bahkan Ma’iz dikembalikan kepada
sukunya untuk ditanya apakah akalnya sehat dan setelah itu
baru dirajam.
 Indikasi-indikasi tertentu, semisal kehamilan.
EKSEKUSI PIDANA MATI
 Apabila perzinaan telah terbukti maka hakim wajib
menjatuhkan hukuman had kepada para pelakunya.
 Teori tadakhul:
 Jika seorang pelaku zina telah berkali-kali melakukan

perzinaan kemudian tertangkap, maka baginya cukup


dijatuhi hukuman sekali saja.
 Akan tetapi jika ia melakukan perzinaan, di samping itu
juga melakukan tindak pencurian atau tindak pidana
lainnya, maka masing-masing kejahatan dikenakan
hukuman. karena kedua macam tindak pidana itu
berbeda tujuannya, yakni yang satu memelihara
kehormatan dan yang lain menjaga harta.
 Eksekusi dilakukan oleh pemerintah atau orang atau
badan yang diberi wewenang oleh pemerintah
 Pelaksanaan sanksi harus terbuka dan diketahui umum,
agar hukuman tersebut berdaya preventif.

Anda mungkin juga menyukai