Anda di halaman 1dari 43

TUTOTIAL KLINIK

ISK
(INFEKSI SALURAN KEMIH)

Disusun oleh
Febrian Rosalinda Nusantari
42190299

Dosen Pembimbing Klinik :


dr. Purwoadi Sujatno Sp. PD, FINASIM, MPH
I. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. TA
• Usia : 23 tahun
• Alamat : Bantul, Yogyakarta
• Tanggal lahir : 5 Januari 1998
• No. RM : 02-08-XX-XX
• HMRS : 22 Mei 2021
• Bangsal/kamar : Ruang C/2A
• Pekerjaan : Mahasiswi
II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Nyeri perut
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan 23 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dibagian bawah tengah dan bawah kanan dengan
demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dengan skala 5 dirasakan terus menerus dan semakin terasa
nyeri saat pasien buang air kecil terasa perih dan panas, saat buang air kencingpun pasien juga merasa tidak tuntas
(anyang-anyangan). Nyeri perut tidak berpindah-pindah bagian lain. Keluhan nyeri perut dibagian lain seperti di ulu
hati disangkal. Demam dirasakan terus menerus, demam tidak sampai menggigil, demam di malam hari disangkal,
demam sampai keringat dingin disangkal., pusing (+), mual (+), muntah (-). Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien juga
mengeluhkan keputihan berwarna putih, bergumpal dan berbau amis. Pasien mengatakan buang air kecil sehari bisa
sampai 10 kali. Pasien mengatakan warna kencingnya seperti biasanya, tidak didapatkan keruh maupun terlalu pekat
dan pasien mengatakan tidak ditemukan bau pada kencingnya.
II. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan serupa : -
• Trauma :-
• Hipertensi :-
• DM :-
• Alergi :-
• Lain :-

 Riwayat Penyakit Keluarga


• Keluhan Serupa : (-)
• DM, hipertensi, alergi, asma : (-)
II. ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Keluarga

 Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

 Riwayat hipertensi : disangkal

 Riwayat diabetes : + (ayah pasien)

 Riwayat alergi makanan atau obat : disangkal


II. ANAMNESIS
 Riwayat pengobatan
• Riwayat Operasi : (-)
• Riwayat Mondok : (-)
• Riwayat Pengobatan : (-)
II. ANAMNESIS
 Life style
Pasien sehari-hari melakukan aktivitas sebagai mahasiswi. Namun, karena
adanya pandemic corona menjadikan perkuliahan dilakukan melaui online dari
rumah sehingga aktifitas pasien hamper 24 jam hanya duduk dan bekerja
dengan laptop. Padatnya jadwal online membuat pasien kerap menahan kencing
serta kurang minum air putih. Pola makan pasien dalam batas normal, 3x sehari
dengan menu cukup berfariasi dengan buah dan sayur. Cara membasuh bagian
vagina dilakukan dari depan ke belakang serta pasien juga rajin mengganti
pakaian dalam (3x sehari).
II. ANAMNESIS
 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Pasien tinggal Bersama keluarga yaitu ibu dan ayah. Pasien
merupakan anak tunggal dengan kedua orang tua bekerja
sebagai pegawai negri sipil. Kondisi ekonomi pasien cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis E4V5M6
 Berat badan : 48 Kg
 Tanda vital
 Tekanan darah : 140/70 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Respirasi : 24x/menit
 Suhu : 36,8 ºC
SaO2 : 99%
STATUS GENERALIS
 KEPALA
Ukuran kepala : Normochepali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Telinga : Bentuk normal, simetris, discharge pus (-/+)
• Hidung : Deformitas (-), rhinorea (-/-)
• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : Pembesran KGB (-), nyeri tekan (-), benjolan (-)
THORAX
• INSPEKSI
Dada simetris, deformitas (-), jejas (-) ketinggalan gerak (-)
• PALPASI
Fremitus kanan-kiri normal, pengembangan dada simetris
• PERKUSI
Sonor +/+, cardiomegali (-)
• AUSKULTASI
Vesikuler(+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-), suara jantung S1 dan S2 reguler cepat, bising
(-)
ABDOMEN
• INSPEKSI
tidak ada jejas, bekas luka, asites (-)
• AUSKULTASI
Peristaltik usus dalam batas normal
• PERKUSI
timpani 9 regio, undulasi (-), pekak beralih (-)
• PALPASI
Nyeri tekan supra pubis (+), hepatomegali (-), splenomegali(-)
EKTREMITAS
Akral hangat, Cappilary refill time < 2 detik, ruam kemerahan (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 9.5 (L) 11.7-15.5 g/dL
Jumlah leukosit 3.96 (L) 4.5 – 11.5 rb/mmk
Eosinofil 2.6 2-4%
Basofil 0.3 0-1%
Netrofil Segmen 68.6 50-70%
Limfosit 24.5 18-42%
Monosit 5.3 2-8%
Limfosit total 1.0 1.5-3.7 10^3/L
Rasio Neutrofil Limfosit 2.70 <3.13
Hematokrit 29.3 (L) 35.0 – 49.0
Jumlah eritrosit 3.36 (L) 4.20 – 5.40 juta/mmk
RDW 14.7 11.5 -14.5
MCV 87.7 80.0-100.0 fl
MCH 29.9 26.0-34.0 pg
MCHC 34.1 32.0-36.0 g/dL
Jumlah trombosit 83000 (L) 150.000-450.000/
Ureum 22.9 14.0 – 40.0 mg/dl
Creatinin 0.57 0.55 – 1.02 mg/dl
Natrium 138.6 135 – 145
Kalium 3.67 3.5 – 5.1
GDS POCT 110 70-140
Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Glukosa Darah Puasa POCT 73.0 (L) 70 – 100 mg/dl

Glukosa Darah 2 Jam 108.0 70 – 140 mg/dl

HbA1c 3.50 4.30 – 5.80%


Pemeriksaan Urinalisa
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Warna Kuning keruh  

Berat jenis 1,025 1,003 – 1,030

pH 6.0 4.5 – 8.0

Glukosa Negative Negative

Protein Negative Negative

Leukosit 4+ (30 sel-1/2LPB)  

Sel gliter Negatif  

Eritrosit Negatif  

Epitel 2+ (5-9 sel/LPB)  

Ca Oxalat 1+ (1-4/LPB)  

Asam urat Negatif  

Triple fosfat Negatif  

Bacteria Negatif  

Jamur Negatif  

Sil Hyalin Negatif  

Sil Granula Negatif  

Sil Epitel Negatif  

Sil Eritrosit Negatif  


V. DIAGNOSIS KERJA

ISK
Assesment
• Difffrential Diagnosis

Pielonefritis

Pelvic Inflammatory Disease


VI. PENATALAKSANAAN
• Inf RL 20 tpm

• Ketorolac 1 x 1 amp

• Pantoprazol 1 x 1 amp

• Ceftazidime 3 x 1 gr
Edukasi
 Menjelaskan kepada pasien serta keluarga pasien tentang penyebab serta faktor resiko

terjadinya infeksi saluran kemih

 Waspada terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih bagian atas (nyeri pinggang)

 Banyak minum air putih

 Patuh dalam pengobatan antibotik dan antidiabetes yang sudah direncanakan


VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
LANDASAN TEORI
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan dimana mikroba tumbuh dan
berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.
Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih.
Resiko wanita mengalami ISK lebih tinggi dibandingkan pada pria. Infeksi
saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi paling sering pada
pasien diabetes.
Menurut American Diabetes Association (ADA), pasien dengan diabetes tipe 2
lebih mungkin mengalami infeksi saluran kemih dan ISK yang berulang
dibandingkan dengan pasien tanpa diabetes.
Lokasi Urinary Track Infection

ISK Bagian Atas 


Renal dan Ureter

ISK bagian bawah 


Uretra sampai ke Vesika
Urinaria
Jenis jenis infeksi saluran kemih
 Sistitis akut
Radang mukosa kandung kemih akut, biasanya ringan & sembuh sendiri atau berat disertai penyulit
pielonefritis.
Predisposisi - infeksi menurun / menaik
- trauma
- sisa urin
- pengantin (honeymoon cystitis)
 Sistitis Kronis Radang kandung kemih berulang yg dpt mengakibatkan penyulit ke ginjal. Etiologi &
pathogenesis :
- ISK atas
- Residual urin
- Reflux / stenosis uretra
- Th / sistitis akut tidak adekuat
 Pielonefritis Radang akut ginjal, ditandai : primer dg radang jar. intersisial & sekunder mengenai
tubulus  kapiler glom.
 Glomerulonefritis Penyakit ginjal dg gambaran histologi yg khas, Penyebab terbanyak PGTA 55 %
dari penderita yg di HD.
ETIOLOGI
Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri, virus, jamur tetapi
bakteri sering menjadi penyebab infeksi saluran kemih. Penyebab ISK terbanyak adalah
bakteri gram negative termasuk bakteri yang biasa di usus dan naik ke saluran kemih
antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter. Escherichia coli
adalah 90% penyebab tersering pada infeksi saluran kemih uncomplicated (simple). E
coli menyebabkan infeksi saluran kemih atas (upper) maupun bawah (lower).
Escherichia coli merupakan flora normal oportunistik pada saluran cerna, bila
jumlahnya dalam batas normal, bakteri tersebut dapat menguntungkan. Bila terjadi
peningkatan dalam jumlah normal, maka bakteri tersebut menjadi pathogen. E.coli
dapat meningkatkan faktor virulensi yang dapat meningkatkan kolonisasi dan invasi
bakteri ke dalam saluran kemih sehingga menyebabkan infeksi. Sifat perekat dari E.coli
di fasilitasi oleh fimbrae.
PATOFISIOLOGI
GEJALA
Manifestasi klinis infeksi saluran kemih bervariasi bisa tanpa gejala (asimptomatis)
atau dengan gejala. Gejala tersebut dapat ringan sampai berat. Gejala yang timbul antara
lain rasa nyeri pada saluran kemih, rasa sakit saat buang air kecil atau setelahnya,
anyang-anyangan, warna air seni yang pekat, nyeri pada bagian pinggang, hematuria
(kencing berdarah), perasaan tertekan pada perut bagian bawah, rasa tidak nyaman pada
bagian panggul serta tidak jarang pula mengalami demam.
Manifestasi klinis infeksi saluran kemih juga bergantung pada lokalisasi infeksi dan
usia. Infesksi saluran kemih atas, pielonefritis yang paling sering dijumpai, ditandai
dengan adanya demam, nyeri perut, atau pinggang, mual, muntah, kadang disertai diare.
Terdapat perbedaan manifestasi klinis infeksi saluran kemih bawah dan atas. ISK
bawah (lower UTI) memiliki manifestasi seperti frekuensi, urgensi, dysuria, dan nyeri
suprapubik dan dapat juga nyeri punggung bawah. Sedangkan ISK atas (lower UTI)
memiliki manifestasi seperti nyeri sudut costovertebral, demam, dan dapat disertai atau
tanpa gejala ISK bawah.
Gejala Infeksi Saluran Kemih

 Disuria – Nyeri – Panas – tidak enak waktu  Hematuria


kencing Pada yg berat / ISK tidak sederhana :
 Polakisuria – dengan volume urin sedikit  Nyeri C.V.A
 Urgency - rasa terdesak kencing  Nyeri perut yang hebat
 Nokturia  Demam, keringat, gigil
 Supra pubic pain  Mual, muntah, diare
 Feeling of fullnes of the rectum (men)  Anoreksia
 L.B.P  Urosersis
 Nyeri perut bag bawah
DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis dapat melalui:
• Anamnesis
• pemeriksaan fisik
• pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah lengkap, ureum, kreatinin
 Pemeriksaan Urinalisa: test dipstick (kualitatif) dan perhitungan jumlah bakteri pada sediaan
lansgung.
 Kultur urine
 Kultur darah untuk pasien demam tinggi atau dicurigai mengalami komplikasi.
 Pemeriksaan lain sesuai indikasi: USG ginjal-buli buli, skintigrafi ginjal, CT scan, MRI (pada
ISK rekuren atau yang tidak membaik saat sudah mendapatkan terapi)
Pemeriksaan Urinalisa
• Cara pengambilan urine: sebelumnya orifisium eksterna dan daerah sekitar harus dibersihkan
dahulu dengan sabun dan air kemudian dikeringkan. Kalau untuk kultur urine diseka 3-4 detik
dengan kasa aniseptik, keringkan steril.
• Langsung periksa (<1/2 jam) atau simpan pada suhu 4C <48 jam. Pengambilan paling baik
pada pagi hari sesudah bangun tidur:
• Cara pemeriksaan
a. Test dipstick (kualitatif): untuk mengetahui adanya nitrit (bakteri mengubah nitrat menjadi
nitrit)
b. Perhitungan jumlah bateri pada sediaan langsung. 1 tetes urin diletakkan pada gelas objek 
kering pewarnaan Gram. Tanpa sentrifugasi: ditemukan 1 bakteri/lp 88% kultur +, 2
bakteri/lp 97,6% jika disentrifugasi ditemukan 1 bateri/lp 95% kultur bakteri.
Kultur Urine
• Kultur urine gold standart. Banyak spesies bakteri >1 mengindikasikan adanya kontaminasi

Pengambilan sample Jumlah koloni


Urine porsi tengah >105 /mL
Pungsi suprapubik Berapapun jumlah kalori
Kateter 102-104
Anamnesis
Pielonefritis
- Demam, mual muntah, nyeri Prostatitis:
- Akut: nyeri perineum, demam,
pinggang dan diare
- Nyeri tekan, kemerahan pada sudut prostat membengkak pada
pemeriksaan
kostovertebra atau palpasi - Kronis: Gx sistitis, pancaran urine
abdomen dalam
- Urinalisis: silinder leukosit lemah, sulit BAK
Sistitis:
- Gejala saluran kemih bawah (LUTS) iritatif
- Trias: dysuria, frekuensi, urgensi
- Nyeri suprapubic atau nyeri pinggang bawah Uretritis:
- Urinw keruh dan berbau tidak sedap. Urine - LUTS Iritatif
dapat berdarah (30%) - Disuria, frekuensi, piuria
- Kemerahan pada uretra atau area suprapubic
TATALAKSANA
Tujuan dari pengobatan ISK adalah mencegah atau mengobati infeksi sistemik,
membasmi organisme penyerang dan mencegah terulangnya infeksi. ISK dapat
diterapi dengan beberaga agen antibiotic:
 Nitrofurantoin
Nitrofurantoin bersifat bakteriosidal di urin. Dapat diberikan dengan indikasi untuk
terapi sistitis dengan bakteri penyebab E.coli, enterococci, Staphylococcus aureus,
Enterobacter sp. Nitrofurantoin tidak diindikasin bila ada kecurigaan pielonefritis dan
kontraindikasi bila creatinin clearance <60ml/min.
 Kotrimoksazol ( Sulfametoksazol + Trimetropim)
Kotrimoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap yang berurutan pada
mikroba sehingga kedua obat tersebut memberikan efek sinergi
 Fluoroquinolon
Fluoroquinolon efektif untuk infeksi saluran kemih dengan atau tanpa penyulit
termasuk yang disebabkan oleh kuman yang multiresisten. Ciprofloxacin,
levofloxacin dan ofloxacin merupakan kelompok floroquinolon yang
mempunyai daya antibakteri yang kuat.

 Sefalosporin
Spectrum kerja sefalosporin luas dan meliputi banyak kuman gram positif dan
gram negative, seperti E. coli, Klebsiella, Proteus. Antibiotik ini bekerja
sebagai bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman berdasarkan penghambat
sintesa peptigdoglikan yang diperlukan kuman untuk dindingnya. Sefalosporin
generasi ketiga dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan aminoglikosida
merupakan obat pilihan utama terhadap infeksi berat.
Non Farmakologis

 Asupan cairan yang banyak

 Penggantian kateter yang teratur pada pasien yang menggunakanya

 Pencegahan rekurensi ISK dengan menjaga kebersihan dan hygene

daerah uretra dan sekitarnya


DAFTAR PUSTAKA
 
Ajay Kumar Prajapati (November 16th 2018). Urinary Tract Infection in Diabetics,
Microbiology of Urinary Tract Infections - Microbial Agents and Predisposing
Factors, Payam Behzadi, IntechOpen, DOI: 10.5772/intechopen.79575. Available
from:
https://www.intechopen.com/books/microbiology-of-urinary-tract-infections-microbial
-agents-and-predisposing-factors/urinary-tract-infection-in-diabetics
 
Bono MJ, Reygaert WC. Urinary Tract Infection. [Updated 2020 Nov 21]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195/
 
Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
Pembahasan
Pasien perempuan 23 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dibagian bawah tengah dan bawah kanan dengan
demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dengan skala 5 dirasakan terus menerus dan semakin terasa
nyeri saat pasien buang air kecil terasa perih dan panas, saat buang air kencingpun pasien juga merasa tidak tuntas
(anyang-anyangan). Nyeri perut tidak berpindah-pindah bagian lain. Keluhan nyeri perut dibagian lain seperti di ulu
hati disangkal. Demam dirasakan terus menerus, demam tidak sampai menggigil, demam di malam hari disangkal,
demam sampai keringat dingin disangkal., pusing (+), mual (+), muntah (-). Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien juga
mengeluhkan keputihan berwarna putih, bergumpal dan berbau amis. Pasien mengatakan buang air kecil sehari bisa
sampai 10 kali. Pasien mengatakan warna kencingnya seperti biasanya, tidak didapatkan keruh maupun terlalu pekat
dan pasien mengatakan tidak ditemukan bau pada kencingnya. Keluhan Demam dapat menunjukkan suatu infeksi.
Karakteristik demam nya, demam nya tidak tinggi dan muncul sepanjang hari, tidak hilang timbul. Pasien mengatakan
terdapat keluhan seperti anyang-anyangan yang dapat mengarah ke gangguan urinari. Pasien mengatakan adanya

keluhan seperti keputihan, gatal pada genital, sehingga kemungkinan penyebabnya dari sistem genital. Keluhan
seperti mual, muntah, gangguan pada buang air besar juga disangkal oleh pasien, sehingga kemungkinan penyebab
Pasien perempuan 23 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dibagian bawah tengah dan bawah kanan dengan
demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dengan skala 5 dirasakan terus menerus dan semakin terasa
nyeri saat pasien buang air kecil terasa perih dan panas, saat buang air kencingpun pasien juga merasa tidak tuntas
(anyang-anyangan). Nyeri perut tidak berpindah-pindah bagian lain. Keluhan nyeri perut dibagian lain seperti di ulu
hati disangkal. Demam dirasakan terus menerus, demam tidak sampai menggigil, demam di malam hari disangkal,
demam sampai keringat dingin disangkal., pusing (+), mual (+), muntah (-). Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien juga
mengeluhkan keputihan berwarna putih, bergumpal dan berbau amis. Pasien mengatakan buang air kecil sehari bisa
sampai 10 kali. Pasien mengatakan warna kencingnya seperti biasanya, tidak didapatkan keruh maupun terlalu pekat
dan pasien mengatakan tidak ditemukan bau pada kencingnya. Keluhan Demam dapat menunjukkan suatu infeksi.
Karakteristik demam nya, demam nya tidak tinggi dan muncul sepanjang hari, tidak hilang timbul. Pasien mengatakan
terdapat keluhan seperti anyang-anyangan yang dapat mengarah ke gangguan urinari. Pasien mengatakan adanya

keluhan seperti keputihan, gatal pada genital, sehingga kemungkinan penyebabnya dari sistem genital. Keluhan
seperti mual, muntah, gangguan pada buang air besar juga disangkal oleh pasien, sehingga kemungkinan penyebab
• Pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan pada suprapubik, yang dapat menunjukkan gangguan
pada sistem urinary, dapat merupakan sistitis.dan dilakukan pemeriksaan nyeri ketok ginjal dan hasilnya
tidak ditemukan nyeri ketok ginjal.
• pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yaitu urinalisis dan didapatkan adanya leukosuria dengan nilai
4+ (>30 sel di 1/2 LPB). Pada teori dikatakan bila ditemukan sel leukosit >5/LPB, sudah dapat dikatakan
adanya leukosuria. Leukosuria merupakan penanda sensitif adanya infeksi saluran kemih. Diagnosis
definitif ISK juga ditegakkan dari pemeriksaan mikroskopik untuk mengetahui bakteri, bila jumlah ≥10 5/
ml di urin pancar tengah, namun pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan mikroskopik bakteri. Pada
kasus ini juga tidak dilakukan pemeriksaan kultur urin, karena biasanya kultur urin diindikasikan pada
pasien dengan riwayat kekambuhan ISK.
• Pasien diberikan tatalaksana berupa pemberian antibiotic ceftazidime, yang merupakan
golongan sefalosporin generasi ketiga, yang bekerja sebagai bakterisidal dengan menghambat
sintesis dinding bakteri. Pada teori dikatakan pemberian antibiotic golongan sefalosporin dapat
mengatasi infeksi saluran kemih, dan menurut beberapa penelitian masih sensitive terhadap
bakteri E.coli, penyebab tersering ISK.
TERIMAKASIH &
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai