Anda di halaman 1dari 11

Struktur & Utilitas 6

15
Modul ke:

Tekno Ekonomi 3
Fakultas
FT Dr. Ir. Muji Indarwanto, MT. MM.

Program Studi
Teknik
Arsitektur
5. ANALISIS TEKNO-EKONOMI BANGUNAN
TINGGI
A. Penilaian Terhadap Waktu

Nilai investasi proyek dihitung dari nilai setelah proyek selesai dibangun (Pn = FV,
Future Value), yang besarnya tergantung dari besarnya nilai suku bunga (i-
interest) dan lama pekerjaan konstruksi (n tahun). Nilai FV diperoleh dengan :

Pn = Po (1 + i)n
di mana : Pn : adalah nilai kemudian
Po : adalah uang pokok
i : adalah tingkat suku bunga (%)
n : adalah lama pekerjaan konstruksi (tahun)
Untuk Po = 1  nilai kemudian (FV = Future Value)

FV = (1 + i)n

Untuk Po = 1  nilai sekarang (PV = Present Value)

1
PV = n
(1 + i)
Gambar 11.6 Berbagai Nilai pada Tingkat Suku Bunga 8% per Tahun
Gambar 11.7 Metode Segitiga Nilai Waktu
CAF jumlah uang ekivalen pertahun untuk tahun tertentu

ASF Nilai uang tahunan yang akan ditabung setiap tahunnya


pada tingkat suku bunga tertentu guna melunasi
pembayaran pada tanggal tertentu dimasa yang akan
datang

PWF Nilai sekarang dari pembayaran mendatang yang


dilakukan pada periode tahunan yang teratur

PVA Kebalikan PWF


B. Analisis Titik Impas
Pada daerah < QTI, disebut zona rugi, karena TR < TC, sedang daerah > Q TI disebut zona laba,
karena TR > TC.

Gambar 11.8 Grafik Analisis Titik Impas


C. Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi
Ada beberapa hal yang merupakan bahan pertimbangan bagi evaluasi suatu proyek
bangunan tinggi, di antaranya adalah :

1. RCR – revenue-cost ratio


perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran , yaitu perbandingan antara jumlah nilai sekarang dan pengeluaran selama
usia ekonomis bangunan.

RCR > 1,00

2. ROI – rate of return on investment


tingkat pengembalian investasi , yaitu gambaran tentang kelaikan proyek. Tingkat pengembalian investasi ini biasanya
diperhitungkan dengan atau tanpa beban pajak (ROI before tax dan ROI after tax).

ROIbefore =

ROIafter =

3. ROE – rate of return on equity


adalah tingkat pengembalian modal sendiri  ROE > 1,00
Tingkat pengembalian investasi umumnya dipengaruhi oleh apa yang dinamakan tinggi
bangunan ekonomis(economic building height). optimasi ketinggian bangunan ini dapat dilakukan
dengan tiga pendekatan:

1. Pendekatan struktural, terhadap stabilitas gempa


Dalam hal ini jumlah lantai ditentukan berdasarkan Persamaan

 
2. Pendekatan efisiensi sirkulasi, terhadap ruang luncur lift
Mengingat luas inti bangunan sekitar 5 - 10 kali dari kebutuhan luas ruang luncur dan luas
inti bangunan hanya sekitar 15 – 20% luas lantai tipikal, maka, jumlah lantai dapat pula
ditentukan dari alokasi maksimal bagi kebutuhan layanan transportasi vertikal.

3. Pendekatan optimalisasi lahan, terhadap KDB dan KLB.


Agar penggunaan lahan tidak berlebihan, maka jumlah lantai bangunan dan luas lantai dasar
perlu memenuhi ketentuan KDB dan KLB. Jika pada lahan didirikan beberapa bangunan,
maka ketentuan jarak bebas juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai