PROSTATITIS
TRISNANIA AMBARWATI
1910211013
PIELONEFRITIS
DEFINISI
Pielonefritis akut adalah infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada
ginjal. Pielonefritis terjadi sebagai komplikasi dari infeksi saluran kemih
asendens yang menyebar dari kandung kemih ke ginjal. Gejala biasanya
meliputi demam, nyeri pinggang, mual, muntah, rasa terbakar saat buang air
kecil, peningkatan frekuensi, dan urgensi.
(Timothy J. Rupp; Stephen W. Leslie. Creighton University Medical Center; 2021, National Center for Biotechnology Information)
PAT O F I S I O L O G I
E. coli adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis akut karena
kemampuannya yang unik untuk melekat dan berkoloni di saluran kemih dan ginjal. E.coli
memiliki molekul perekat yang disebut P-fimbriae yang berinteraksi dengan reseptor pada
permukaan sel uroepitel. Ginjal yang terinfeksi E. coli dapat menyebabkan respon inflamasi
akut yang dapat menyebabkan jaringan parut pada parenkim ginjal. Meskipun mekanisme
terjadinya jaringan parut ginjal masih kurang dipahami, telah dihipotesiskan bahwa adhesi
bakteri ke sel-sel ginjal mengganggu penghalang pelindung, yang menyebabkan infeksi lokal,
hipoksia, iskemia, dan pembekuan dalam upaya untuk menahan infeksi. . Sitokin inflamasi,
toksin bakteri, dan proses reaktif lainnya lebih lanjut menyebabkan pielonefritis lengkap dan
dalam banyak kasus gejala sistemik sepsis dan syok.
(Timothy J. Rupp; Stephen W. Leslie. Creighton University Medical Center; 2021, National Center for Biotechnology Information)
GEJALA KLINIS
Pielonefritis akut secara klasik akan muncul sebagai trias demam, nyeri pinggang, dan mual
atau muntah, tetapi tidak semua gejala harus ada.
Gejala biasanya akan berkembang dalam beberapa jam atau selama sehari.
Gejala sistitis seperti disuria dan hematuria biasanya akan muncul pada wanita.
Gejala seperti gagal tumbuh, demam dan kesulitan makan paling sering terjadi pada neonatus
dan anak di bawah 2 tahun.
Pasien lanjut usia mungkin datang dengan perubahan status mental, demam, kemunduran,
dan kerusakan pada sistem organ lainnya.
Pada pemeriksaan fisik, penampilan umum pasien akan bervariasi. Beberapa pasien akan
tampak sakit dan tidak nyaman, sementara yang lain mungkin tampak sehat.
Ketika pasien demam, demam mungkin tinggi, seringkali lebih dari 103 F.
Nyeri sudut costovertebral biasanya unilateral pada ginjal yang terkena, tetapi dalam beberapa
kasus, nyeri sudut costovertebral bilateral mungkin ada.
Nyeri tekan suprapubik selama pemeriksaan abdomen akan bervariasi dari ringan sampai
sedang dengan atau tanpa nyeri tekan rebound
(Timothy J. Rupp; Stephen W. Leslie. Creighton University Medical Center; 2021, National Center for Biotechnology Information)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik merupakan penilaian utama untuk pielonefritis akut, tetapi
pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dapat membantu.
Spesimen urin harus diperoleh untuk urinalisis. Pada urinalisis, piuria merupakan temuan paling umum
pada pasien dengan pielonefritis.
Produksi nitrit akan menunjukkan bahwa bakteri penyebabnya adalah E.coli. Proteinuria dan hematuria
mikroskopis juga dapat ditemukan pada urinalisis. Jika ada hematuria maka penyebab lain dapat
dipertimbangkan seperti batu ginjal.
Semua pasien dengan dugaan pielonefritis juga harus memiliki kultur urin yang dikirim untuk
manajemen antibiotik yang tepat. Pekerjaan darah seperti jumlah sel darah lengkap (CBC) dikirim untuk
mencari peningkatan sel darah putih. Panel metabolik lengkap dapat digunakan untuk mencari
penyimpangan kreatinin dan BUN untuk menilai fungsi ginjal.
Studi imajinasi pilihan untuk pielonefritis adalah CT abdomen/panggul dengan kontras. Studi pencitraan
biasanya tidak diperlukan untuk diagnosis pielonefritis akut tetapi diindikasikan untuk pasien dengan
transplantasi ginjal, pasien dengan syok septik, pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, ISK
dengan komplikasi, pasien dengan gangguan sistem imun, atau mereka dengan toksisitas yang bertahan
lebih dari 72 tahun. jam.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi pielonefritis.
(Timothy J. Rupp; Stephen W. Leslie. Creighton University Medical Center; 2021, National Center for Biotechnology Information)
PROGNOSIS
` Secara keseluruhan sebagian besar kasus pielonefritis dikelola dalam pengaturan rawat
jalan dengan sebagian besar pasien membaik dengan antibiotik oral. Meskipun pielonefritis
membaik dalam banyak kasus, masih ada morbiditas dan mortalitas yang signifikan yang dapat
dikaitkan dengan kasus parah penyakit ini. Kematian keseluruhan telah dilaporkan sekitar 10%
hingga 20% dalam beberapa penelitian dengan studi terbaru dari Hong Kong menemukan
tingkat kematian mendekati 7,4%. Lebih penting lagi, penelitian ini menemukan bahwa usia
tua (lebih tua dari 65 tahun), jenis kelamin laki-laki, gangguan fungsi ginjal, atau adanya
koagulasi intravaskular diseminata dikaitkan dengan peningkatan mortalitas.
Dengan pengenalan yang tepat dari etiologi yang mendasari dan intervensi yang cepat dengan
pengobatan yang memadai, bahkan pasien dengan pielonefritis parah umumnya memiliki hasil
yang baik.
(Timothy J. Rupp; Stephen W. Leslie. Creighton University Medical Center; 2021, National Center for Biotechnology Information)
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)
NCBI
DEFINISI
BPH adalah tumor jinak yang sebagian besar terjadi pada pria, dan timbulnya
berkaitan dengan usia.
EPIDEMIOLOGI
Prevelensi histologi BPH pada studi bedah meningkat dari 20% pada pria usia 41-50 tahun, 50% pada pria usia
51-60 tahun dan lebih dari 90% pada pria usia lebih dari 80 tahun.
ETIOLOGI
Idopatik
Teori Dihydrotestosterone (DHT)
Ketidakseimbangan antara estrogen – testoteron
Interaksi stroma – epitel
Berkurangnya kematian sel prostat
Teori sel stem
FAKTOR RISIKO
Laki – laki yang memiliki usia ≥ 50 tahun memiliki risiko sebesar 6,24 % dibanding
laki – laki berusia < 50 tahun.
Risiko BPH pada laki-laki dengan riwayat keluarga yang pernah menderita BPH
sebesar 5,28 % kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mempunyai
riwayat keluarga yang pernah menderita BPH.
Frekuensi yang rendah dalam mengkonsumsi makanan berserat memiliki risiko
yang lebih besar untuk terkena BPH 5,35%.
Kebiasaan merokok menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan
merokok mempunyai risiko BPH 3,95 %.
PATOFISIOLOGI
Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan lumen uretra pars prostatika dan menghambat
aliran urine sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli
harus berkontraksi lebih kuat untuk melawan tekanan, menyebabkan terjadinya perubahan anatomi buli-buli,
yakni: hipertropi otot destrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli- buli. Perubahan
struktur pada buli-buli tersebut dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower
Urinary Tract Symptoms (LUTS).
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara
ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini menimbulkan aliran balik dari buli-buli ke ureter atau terjadinya
refluks vesikoureter. Jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan jatuh ke
dalam gagal ginjal.
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
Manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra yang pada akhirnya
dapat menyebabkan sumbatan aliran urine secara bertahap LUTS.
Gejala pada saluran kemih bagian atas
Keluhan dapat berupa gejala obstruksi antara lain, nyeri pinggang, benjolan
di pinggang (hidronefrosis) dan demam (infeksi, urosepsis) .
Gejala diluar saluran kemih
Tidak jarang pasien berobat ke dokter karena mengeluh adanya hernia
inguinalis atau hemoroid, yang timbul karena sering mengejan pada saat
berkemih sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal .
AMANESIS
Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) yang dibedakan menjadi:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PX LAB (Analisis urin dan pemeriksaan mikroskopik urin, elektrolit, kadar ureum kreatinin, bila perlu pemeriksaan Prostat
Spesific Antigen (PSA) untuk dasar penentuan biopsi.)
• PX RADIOLOGI (Foto polos abdomen, BNO-IVP foto, Cystoscopy/ Cytografi)
• Ultrasonografi (USG)
P R O S TAT I T I S
DEFINISI
Prostatitis adalah diagnosis yang diberikan bagi sekelompok pria yang
mengalami berbagai keluhan pada saluran urogenital bagian bawah dari
perineum.
(Titie Soepraptie, Hans Lumintang, Nanda Erlia, Linda Astari, Jurnal FK Unair/RSU
Dr. Soetomo, Surabaya)
Prostatitis adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar prostat yang muncul
sebagai beberapa sindrom dengan gambaran klinis yang bervariasi.
(Paul J Turek, MD, 2019, Medscape)
3. Struktur uretra
Struktur uretra merupakan kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal uretra, saluran yang
mengalirkan urin dari kandung kemih keluar dari tubuh. Penyempitan saluran uretra ini dapat memicu terjadinya
refluks urin ataupun penumpukan urin pada saluran uretra, sehingga dapat menyebabkan peradangan pada organ
sekitar uretra seperti pada prostat akan terjadi prostatitis (Sudoyo, 2009).
4. Hyperplasia prestatik
Terjadinya hiperplasia pada kelenjar prostat akan menginduksi terjadinya inflamasi pada kelenjar prostat, sehingga
dapat memicu terjadinya prostatitis (Campeggi et al., 2014).
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan kalau separuh dari seluruh laki – laki yang ada di dunia akan mengalami gejala
prostatitis sepanjang hidupnya.
Pada awal tahun 1990 an di USA jumlah kunjungan penderita dengan prostatitis sebanyak 2
juta per tahun, dan menandingi penderita dengan benign prostatic hiperthropy (BPH).
Umur penderita yang paling sering menderita prostatitis < 50 tahun.
(Titie Soepraptie, Hans Lumintang, Nanda Erlia, Linda Astari, Jurnal FK Unair/RSU Dr. Soetomo,
Surabaya)
Bakteri patogen terakumulasi di organ genitalia eksterna Berjalan asendens di uretra pars spongios hingga uretra
pars prostatika Bakteri berjalan oblik di duktus ejakulatorius Prostat keluarkan zinc bersifat bakterisidal
Coyle EA, Prince RA. 2010. Urinary Tract Infection and Prostatitis In: Dipiro JT,
ed. Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. USA: The Mc Graw Hill
Medical’v. Dimitrakov J, MD, et al. 2012. Management of Chronic
Prostatitis/Chronic Pelvic Pain Syndrome: an evidencebased approach, In:
Journal of Urology
P E N ATA L A K S A N A A N
1. TERAPI LAMA
• Antibiotik oral ; Ciprofloxacin atau Tetracycline (Achromycin)
• Cairan yang banyak
• Obat pengontrol nyeri, serta istirahat
2. TERAPI BARU
• Fisioterapi perawatan Domingue DJ, Hellstrom WJG. Prostatitis. Clin
• Efek magnetik Microbiol Rev.; 2011II:604-13.
Ivo Tarfusser, MD. 2011. Treatment, In: Chronic
• Efek termal Prostatitis,
• Obat modern Patch (http://www.prostatitis.org/tarf/p5.ht m.).
PROGNOSIS
• Dubia at Bonam Dengan terapi dan kepatuan pasien yang baik
• Dubia at Malam Tidak dengan terapi yang baik dan Faktor risiko
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V jilid 3. Jakarta:Interna Publishing.
SEKIAN & TERIMAKASIH