Anda di halaman 1dari 49

KONTRAK YANG INGIN DICAPAI

PROSES KONSTRUKSI
KONTRAK HASIL OK

HASIL

PROSES KONSTRUKSI
KPK BPK

WASMAS BPKP

INSPEKTORAT BAWAS

POLISI KEJAKSAAN
PENGAWASAN MASYARAKAT
TERHADAP PELAYANAN JALAN
PERIODE MOBILISASI
PERIODE MOBILISASI ( Lanjutan )
 Pelajari Dokumen Kontrak
1. Gambar ( Kaidah Teknis )
2. Specifikasi ( Tersurat & Tersirat )
3. Daftar Kwantitas

 Observasi Lapangan
1. Identifikasi & Inventarisasi Jenis & Tingkat
Kerusakan Jalan
2. Identifikasi & Inventarisasi Geometrik Jalan
3. Identifikasi & Inventarisasi Kelengkapan Jalan
4. Mapping ( Di petakan )
PERIODE MOBILISASI ( Lanjutan )
 Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

1. PPK bersama dengan Penyedia Jasa, unsur perencanaan


( dalam hal ini diwakili Core Team ) dan unsur pengawasan,
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan Kontrak.

2. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat


persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
 Program Mutu.
 Organisasi kerja
 Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan
 Jadwal Pengadaan Bahan / Material, Mobilisasi Peralatan dan
Personil.
 Penyusunan Rencana Pemeriksaan Lokasi Pekerjaan
PERIODE MOBILISASI ( Lanjutan )
 Verifikasi
1. C.C.O ( Contract Change Order )
2. Addendum
3. Shop Drawing
 Sistem & Standart Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Bulanan & Laporan Triwulan
3. Laporan Khusus
4. Laporan RMK ( Rencana Mutu Kontrak )
5. Laporan Akhir
JENIS & TINGKAT
KERUSAKAN JALAN
Bentuk Kerusakan yang Terjadi
pada Campuran Asphalt Panas
 Lepasnya Butir yaitu lepasnya satu sama lain
butir – butir batuan agregat yang terselimuti
aspal.
 Pada Butir yang masih menempel (belum

lepas) atau yang sudah lepas terlihat


beberapa kenampakan sbb :
◦ Ada bagian – bagian yang tidak terselimuti aspal.
◦ Aspal yang menyelimutinya mudah terkelupas.

Tuesday, September 07, 20 13


21
Bentuk Kerusakan yang Terjadi
pada Campuran Asphalt Panas
◦ Pada beberapa bagian, butiran mudah lepas ketika
dicongkel.
◦ Pada beberapa bagian ( spot – spot ) butiran yang
terselimuti aspal berwarna kecoklatan.
 Pada beberapa lokasi ditemukan bercak –
bercak ( spot – spot ) aspal.
 Retak – retak dari yang halus sampai retak

buaya.
 Lubang yang sisi – sisinya hampir tegak

lurus.

Tuesday, September 07, 20 14


21
Analisa terhadap Bentuk Kerusakan

Lepasnya butir dengan bentuk kenampakan :


Ada yang tidak terselimuti aspal dapat karena :
◦ Viskositas aspal terlalu kental ( aspal kurang panas ketika
disemprotkan ke pugmill ).
◦ Kekurangan aspal.
Aspal yang menyelimutinya mudah terkelupas
atau antar butir mudah lepas,
◦ Karena kurangnya ikatan antara aspal dengan agregat
( adhesi ) atau ikatan antar aspal (kohesi), keduanya akibat
aspal kurang lengket.
◦ Agregat mengandung lempung ( swelling material )
Warna Kecoklatan pada aspal karena aspal
overheating atau terbakar ( walau suhu
pemanasan rendah ).
Tuesday, September 07, 20 15
21
Analisa terhadap Bentuk Kerusakan

Bercak
– bercak ( spot – spot ) aspal pada
permukaan lapisan Asphalt.
◦Diakibatkan oleh viskositas aspal yang masih kental sebab
suhu pemanasan aspal tidak tercapai untuk mencapai
viskositas yang cukup untuk menyelimuti seluruh
permukaan agregat.
◦Pada bagian lain pada campuran aspal akan kurang aspal.
Retak – retak halus yang menyebar :
◦Aspal terlalu kaku karena overheating atau terbakar.
◦Aspal mengandung bahan seperti Lilin (Parafinic Wax) yang
tidak mampu terlihat pada saat pengujian.
◦Digelar pada kondisi yang sudah relatif dingin & agregat
mengandung lempung ( swelling material )
Lubang adalah dampak final kerusakan yang
terjadi dari tahap – tahap yang disebut di atas.
Tuesday, September 07, 20 16
21
JENIS RETAK

1. Retak
Bercabang/Berliku
(Meandering Cracks)
◦ Berbentuk tidak beraturan
berkelok­kelok.
◦ Umumnya terdiri atas satu
celah.

09/07/2021 17
JENIS RETAK
2. Retak Melintang (Transverse Cracks)
◦ Melintang (transverse cracks).
◦ Berjajar yang terdiri atas beberapa celah.

18 09/07/2021
JENIS RETAK

3. Retak Memanjang
(Longitudinal Cracks)
◦ Berbentuk retak memanjang
(longitudinal cracks).
◦ Terdiri atas beberapa celah yang
saling sejajar.

19 09/07/2021
JENIS RETAK

4. Retak Diagonal
(Diagonal Cracks)

◦ Berbentuk
diagonal.

20 09/07/2021
JENIS 5. Retak Blok (Block Cracks)
RETAK ◦ Berbentuk blok pada perkerasan
jalan.
◦ Terjadi umumnya pada lapisan
tambahan (overlay), yang
menggambarkan pola retakan
perkerasan dibawahnya.

◦ Ukuran blok umumnya lebih dari


200 mm x 200 mm.

21 09/07/2021
6. Retak Kulit Buaya JENIS RETAK
(Alligator Cracks)
◦ Retak kandang ayam
(chickenwire cracks) dan retak
poligon (polygonal cracks).
◦ Lebar celah retak > 3 mm
◦ Saling berangkai membentuk
serangkaian kotak-kotak kecil
yang menyerupai kulit buaya
atau kawat kandang ayam.
◦ Ukuran diagonal dari kotak
tersebut umumnya lebih kecil
dari 150 mm – 200 mm

22 09/07/2021
JENIS RETAK

7. Retak Bulan Sabit


(Slipage Cracks)
◦ Retak parabola atau shear
cracks.
◦ Bentuk menyerupai
lengkung bulan sabit atau
seperti jejak mobil yang
disertai beberapa retak.
◦ Kadang-kadang terjadi
bersamaan dengan
terjadinya kerusakan
sungkur (shoving).

23 09/07/2021
JENIS DISTORSI
(Perubahan Bentuk)
• Mempengaruhi nilai
struktural dari perkerasan.
• Kerusakan berupa
deformasi dapat dibedakan
atas:
1. alur (rutting)
2. keriting (corrugation)
3. sungkur (shoving)
4. amblas (deppression)
5. jembul (upheavel)

24 09/07/2021
JENIS DISTORSI
1. Alur (Ruts)
 Longitudinal ruts, atau channels/rutting.
 Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan dan berbentuk alur.

09/07/2021 25
JENIS DISTORSI

2. Keriting (Corrugation)
 Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain, yaitu: Ripples.
 Bentuk berupa gelombang pada lapis permukaan.
 Dapat dikatakan alur yang terjadi yang arahnya melintang jalan, dan sering
disebut juga dgn Plastic Movement.
 Terjadi pada tempat berhentinya kendaraan dan kendaraan harus
mengerem.

26 09/07/2021
JENIS DISTORSI
3. Amblas (Deppression)
◦ Bentuk berupa
amblas/turunnya
permukaan lapisan
permukaan perkerasan
pada lokasi-lokasi tertentu
(setempat) dengan atau
tanpa retak.

◦ Kedalaman kerusakan ini


umumnya lebih dari 2 cm.

27 09/07/2021
JENIS DISTORSI
4. Sungkur (Shoving)
 Membentuk jembulan pada lapisan
aspal.
 Terjadi pada lokasi tertentu dimana
kendaraan berhenti pada
kelandaian yang curam atau
tikungan tajam.
 Timbul di salah satu sisi jejak roda.
 Dapat diikuti atau tanpa diikuti
oleh retak.

28 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN

 Dapat berupa lubang atau


juga cacat pada tekstur
permukaan:
1. deliminasi
(delamination)
2. kegemukan (bleeding)
3. pengausan (polishing)
4. pelepasan butir
(ravelling)
5. pengelupasan butir
(stripping).
6. tambalan (patches)

29 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN
1. Lubang (Potholes)
 Berbentuk seperti mangkok yang
dapat menampung dan
meresapkan air pada badan
jalan.
 Terjadi di dekat retakan, atau di
daerah yang drainasenya kurang
baik.

30 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN
2. Delaminasi
(Delamination)
◦ Peeling, surface lifting, atau
seal break.
◦ Terjadi pada perkerasan
yang
telah dilapis ulang
(overlay).
◦ Terkelupasnya lapisan
permukaan yang
ada (hasil overlay) dengan
lapisan permukaan yang
lama, berbentuk
seperti lubang, namun pada
dasar lubang tersebut
terlihat permukaan
lapisan permukaan yang
lama.

31 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN
3. Pelepasan Butir
(Ravelling)

◦ Berupa terlepasnya
sebagian butiran-
butiran agregat pada
permukaan perkerasan
yang umumnya terjadi
secara meluas.
◦ Dimulai dengan
terlepasnya material
halus dahulu yang
kemudian akan
berlanjut terlepasnya
material yang lebih
besar
32 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN
4. Pengelupasan Butir
(Stripping)
◦ Hampir sama dengan
Ravelling, yang
membedakannya adalah pada
Stripping pelepasan tersebut
hanya pada butir-butir
materialnya.
◦ Lokasi terjadinya pada daerah
lintasan roda dan terjadi pada
perkerasan yang sudah diberi
lapis ulang (overlay).

33 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN
5. Pengausan (Polished Agregate)
◦ Butiran-butiran agregat terlihat
‘telanjang’ dan permukaan agregat nya
menjadi halus/licin atau kadang-kadang
terlihat ‘mengkilap’.
◦ Sering terjadi pada lokasi yang sering
dilewati oleh kendaraan-kendaraan berat
ataupun juga pada daerah yang terjadi
gesekan yang tinggi antara lapisan
permukaan perkerasan dan ban
kendaraan (contohnya pada tikungan
dan lain sebagainya).

34 09/07/2021
JENIS CACAT
PERMUKAAN
6. Kegemukan (Bleeding)
◦ Terjadinya konsentrasi aspal pada
suatu tempat tertentu di permukaan
jalan.
◦ Terlihatnya lapisan tipis aspal (tanpa
agregat halus) pada permukaan
perkerasan dan jika pada kondisi
temperatur permukaan perkerasan
yang tinggi (terik matahari) atau pada
lalu lintas yang berat, akan terlihat
jejak bekas ‘bunga ban’ kendaraan
yang melewatinya.
◦ Membahayakan keselamatan lalu
lintas karena jalan akan menjadi licin.

35 09/07/2021
JENIS CACAT PERMUKAAN

7. Tambalan (Patches)
Berdasarkan sifatnya, tambalan
dikelompokan menjadi dua:
◦ tambalan sementara: berbentuk
tidak beraturan mengikuti bentuk
kerusakan lubang.
◦ tambalan permanen: berbentuk
segi empat sesuai rekonstruksi yang
dilaksanakan.

36 09/07/2021
JENIS CACAT TEPI PERKERASAN

1. Gompal (Edge break)


◦ Tergerusnya tepi perkerasan
sehingga tepi tersebut menjadi tidak
beraturan.

37 09/07/2021
JENIS CACAT TEPI
PERKERASAN

2. Penurunan Tepi (Edge drop)


◦ Terjadi akibat terdapatnya beda
ketinggian antara permukaan
perkerasan dengan permukaan
bahu/tanah sekitarnya, dimana
permukaan bahu lebih rendah
terhadap permukaan perkerasan.

38 09/07/2021
GEOMETRIK JALAN
Geometrik Jalan
 Prosentase kelandaian ( + Panjang )
 Prosentase cross fall
 Pelebaran sisi dalam tikungan
 Diagram superelevasi
 Bahu + Pavement + Bahu ( Lebar )
DATA JEMBATAN
DALAM RUAS
&
DATA KELENGKAPAN
JALAN
Data Jembatan Dalam Ruas &
Data Kelengkapan Jalan
 Kondisi Upper Structure
 Kondisi Sub Structure
 Kondisi Lantai & Railling Jembatan
 Kondisi expansion joint & Lining Jembatan
 Kondisi Upstream & Downstream sungai
 Kondisi alignement vertikal jalan pendekat Jbt
 Kondisi Guardrail & Guidepost
 Box Culvert
 Rambu
 Saluran Tepi
 D. P. T
Soil Investigasi
 Untuk kondisi tanah jelek A-7-5 & A-7-6 kedalaman
s/d 5.00 m, sedangkan untuk tanah normal (CBR > 3
% ) s/d 1.00 m.
 Untuk tanah jelek min. 3 U.D.S, sedangkan untuk
tanah normal cukup D.C.P.T & Standart Proctor Test.
 Test laboratorium terdiri ( utk tanah jelek ) yaitu :
Shear Strength Test
 Atterberg Test
 Index Properties
 Ayakan Basah / Hydrometer ( Clay )
 C.B.R Rendaman
Pavement Investigasi
 Benklemean Beam Test
 D.C.P test + test pit / Ratio Plate Bearing
 Nassra exist. ( data sekunder )
 Proof Rolling
 Sipat datar ( untuk mengklasifikasi Defleksi )
 F.W.D ( Falling Weight Deflectometer  Bila

perlu )
 M. A. T
 Topografi sepanjang effektif penanganan
A.M.P ( Asphalt Mixing Plan )
 Cold Bin ( atap, sekat, dimensi, jumlah )
 Gate Cold Bin ( + penggetar berskala ; mudah

di operasikan )
 Elevator dingin ( kondisi & konsistensi

kecepatan )
 Dryer ( sudut kemiringan dryer 10° ± 2°,

kondisi Dry Cyclone & Wet Cyclone, RPM )


 Burner ( Bahan bakar batu bara tidak

langsung, Lidah api 2/3 panjang dryer )


A.M.P ( Asphalt Mixing Plant )
 Bak penampung panas ( lengkap dengan temperatur )
 Hot elevator
 Screen Hot Bin (kondisi, susunan, penggetar)
 Hooper ( kondisi dinding + gate hooper )
 Timbangan gantung di Hot Bin ( Kalibrasi )
 Silo untuk Added Filler ( + timbangan )
 Tangki A.S.A ( + Dozing pump )
A.M.P ( Asphalt Mixing Plant )
 Tangki asphalt ( sistem pemanas )
 Tangki pencampur secara mekanis ( untuk

modifikasi )
 Pug Mill ( kondisi pedal pengaduk, jumlah 16,

rotasi per menit / RPM )


 Pengambilan sample untuk test produksi

harian ( setiap 200 ton produksi )


 Pengambilan sample untuk test kadar air

aggregat
Laboratorium Lapangan
 Test Penetrasi Quick Test
 Test titik lembek / softening point Setiap
kedatangan
 Test berat jenis aspal Truck tangki
asphalt
 Test viskositas aspal ( seybolt )
 Test ekstraksi ( sentrifugal, reflux / soklet )
 1 set kertas saring
 Test marshall
 Larutan T.C.E ( Three Clor Ethyleen )
 Boilling Test
 Test nilai sisa stabilitas Marshall
Laboratorium Lapangan
 Test kelekatan aggregat terhadap aspal
 Analisa ayakan ( dilengkapi alat penggetar )
 Timbangan digital
 Density test ( standart & modified )
 Penumbuk mekanis & getar
 Bucket rendaman ( + pengatur suhu )
 Oven Aggregat
Stone Crussher
 Jaw ( primer ) to Jaw ( sekunder )
 Impact ( primer ) to Cone ( sekunder )
 Jaw ( primer ) to Cone ( sekunder )
 Minimal 4 lengan fraksi
 Dilengkapi kolam pencuci boulder
 Jet pump yg diletakkan pada bucket tempat

penampungan boulder sebelum masuk


crussher
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai