Anda di halaman 1dari 34

TATA LAKSANA

Tata Laksana
1. Finisher
 Screed & pemanas screed serta penggetar
 Screw kembar sebagai pengaduk
 Pengatur elevasi screed
 Rolled penghantar camp. dari bucket ke screw.
 Lebar bucket / hooper ( pada bukaan max )
 Sepatu / pembatas tepi camp.
 Track finisher utk lapis AC – BC ( L ) ataupun AC – Base ( L ) &
AC – WC ( L )
 Finisher roda karet utk AC – WC diatas AC – BC ( L )
 Untuk Lapis Perata menggunakan automatic level.
 Penggunaan kaso ( besi siku ) untuk dapat disambung secara
tegak lurus.
Tata Laksana ( Lanjutan )
2. Tandem
 Awal gerak tergantung Posisi Roda Penggerak
 Berat / Kapasitas 8 – 10 ton, kecepatan 4

km/jam
 Roda gilas ( baja ) permukaannya datar, tidak

penyok, tidak robek, tidak ada tonjolan


 Awal gerak dan saat berhenti tidak terhentak

- hentak
Tata Laksana ( Lanjutan 1 )
3. P.T.R
• Terdiri dari 9 buah roda karet, 4 buah depan dan 5
buah belakang.
• Tekanan angin ban ( 85 s/d 90 ) Psi & perbedaan
tekanan angin ban antar roda ≤ 5 Psi.
• Berat / kapasitas 12 – 14 ton, Kecepatan max. 10
km/jam awal gerak / saat berhenti tidak terhentak –
hentak.
• Kondisi permukaan ban rata, tidak ada benjolan,
tidak ada robek & permukaannya rata dari roda tepi
- ketepi
Perlengkapan Lainnya
 Mesin Core Drill
◦ AC – WC & AC – BC berdiameter 4”
◦ AC – Base berdiameter 6”
 Mesin penumbuk ( Patrol Driven Vibrating
Plate )
 Mistar perata 3 meter ( dilengkapi waterpass

 Skala – 3% - 6% )
 Thermometer

◦ Laser
◦ Colok
◦ Duduk
Perlengkapan Lainnya ( lanjutan )

 Kompressor & Jack hammer


 Mesin potong / cutter
 Penyapu mekanis berputar
 Pengukur tekanan ban
 Pengukur kedalaman aspal ( telah dikalibrasi )
1. Nama Pemohon
MULA
2. Nama Paket
I
3. Nama Pengambil bahan
4. Jenis Hot Mix
5. Asal Bahan
PENYERAHAN BAHAN UJI
6. Jenis Bahan

PEMBUATAAN
FORMULA CAMPURAN RENCANA (FCR)

Perbaikan gradasi, jika


EVALUASI HASIL
perlu ganti bahan
PENGUJIAN

1. Besar/Kecil Bukaan gate


KALIBRASI COLD BIN 2. Kecepatan Feeder

PEMERIKSAAN AGREGAT DARI HOT BIN

KALIBRASI HOT BIN

REVISI RANCANGAN CAMPURAN

Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat TRIAL MIXING


kesesuaian operasional dengan rencana
Uji coba pemadatan di lapangan
(sebelumnya periksa kondisi AMP)
TRIAL PAVING untuk menentukan jumlah
lintasan pemadat

PENGESAHAN
FCR MENJADI FCK
(SELESAI)
PENGENDALIAN MATERIAL PENGENDALIAN AMP

SPESIFIKASI
GBR. RENC
MUTU

JOB MIX FORMULA PENGENDALIAN LAPANGAN


PENGENDALIAN MATERIAL

PENGENDALIAN MATERIAL
- Sumber bahan
- Ukuran & bentuk agregat
- Abrasi agregat
- Gradasi agregat
- Berat Jenis Agregat
- Mutu bahan pengisi
- Kinerja aspal
JOB MIX FORMULA

JOB MIX FORMULA


- Seleksi dan kombinasi agregat
- Kadar aspal
- Penyiapan model percobaan
- Berat / volume campuran
- Uji stabilitas dan flow
- Selaput tipis film aspal
- Analisa kepadatan dan rongga
- Evaluasi dan penetapan camp. rencana
PENGENDALIAN AMP

PENGENDALIAN AMP
- Pemasok agregat dingin
- Belt Conveyor / Elevator dingin
- Pemanasan & pengeringan agregat
- Ayakan & bak penampung agregat panas
- Timbangan agregat panas
- Bahan pengisi
- Penyimpanan aspal & pemanasan
- Efisiensi pencampuran pugmill
- Keseragaman produksi
PENGENDALIAN LAPANGAN
- Peralatan
- Prosedur pemadatan
- Operator tenaga terlatih
- Pengendalian kec. penghamparan
- Suhu campuran
- Pengendalian crown / grade
- Pengendalian lalu lintas

PRODUK AKHIR
- Tekstur permukaan
PENGENDALIAN LAPANGAN
- Toleransi kerataan
- Kepadatan perkerasan
- Ketebalan perkerasan
- Kadar aspal
AMP JENIS TAKARAN ( batch plant )

Bin dingin (cold bins)


Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
Pengering (dryer)
Pengumpul debu (dust collector)
Cerobong pembuangan (exhaust stack)
Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
Unit ayakan panas (hot screening unit) 8
Bin panas (hot bins)
0. Timbangan Agregat (weigh box) 6 7 9
1. Pencampur (mixer atau pugmill)
2. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
3. Tangki aspal (hot asphalt storage)
4. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket) 10

11 14

1 3 4 5
12 13
2
SKEMA PENGOPERASIAN AMP JENIS TAKARAN
BIN DINGIN ( COLD BIN )

Pemeriksaan meliputi :
 Tidak ada perubahan gradasi agregat.
Perubahan quary atau suplier  JMF DIREVISI
 Agregat tidak bercampur.
Membuat pemisah antar bin dan pengisian tdk berlebih.
 Kalibrasi bukaan bin dingin secara periodik.
 Bukaan bin dingin kadang-kadang tersumbat,
misalnya jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah
lempung, atau penghalang lain yg tdk umum seperti batu & kayu.
 Perubahan kecepatan ban berjalan, & ada operator yg mengontrol
aliran agregat dan membuang material yg tidak perlu.
PENGERING ( DRYER)

Fungsi :
 Menghilangkan kandungan air pada agregat,
 Memanaskan agregat sampai suhu yang disyaratkan

Pemeriksaan yang diperlukan :


 Kalibrasi alat pengukur suhu
 Pemeriksaan suhu agregat yang dipanaskan
 Pengamatan pada asap yg keluar dari cerobong asap.
Jika asap berwarna hitam berarti pembakaran yang
terjadi tidak sempurna. Sementara jika asap berwarna
putih berkabut (mengandung uap air) berarti agregat
basah dan ada kemungkinan kadar air masih tertinggal
setelah proses pengeringan.
UNIT SARINGAN PANAS ( HOT SCREEN )

Umumnya pada proses penyaringan ini terjadi pelimpahan


agregat,
misalnya yang semestinya masuk ke hot bin I tetapi terbawa ke hot bin
II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi kurang dari 5 % dan
cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas
produksi.
Akan tetapi prosentase tersebut dapat bertambah jika; lubang
saringan tertutup agregat, kecepatan produksi tidak berimbang
dengan kecepatan penyaringan, agregat halus basah / menggumpal,
dan lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :
 Pemeriksaan harian secara visual pada kebersihan & kondisi
saringan
 Pengontrolan gradasi agregat
BIN PANAS ( HOT BIN )

Jika agregat halus masih menyisakan kadar air setelah pemanasan,


maka agregat yang halus (debu) akan menempel dan menggumpal
pada dinding hopper pada hot bin dan akan jatuh setelah cukup
berat.

Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan besar pada gradasi


agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200.

Kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi pada dinding dan gate


hopper hot bin juga perlu diperhatikan.
PENIMBANGAN ( WEIGHT HOPPER )

Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika


keseimbangan waktu pencapaian berat tiap bin panas sulit
tercapai, maka operator harus membuang agregat tersebut
dan melakukan pemeriksaan aliran material mulai dari bin
dingin.
Akan tetapi jika ketidak seimbangan waktu tersebut
dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan
terjadi penyimpangan gradasi sehingga proporsi masing-
masing bin panas tidak sesuai.
Aliran agregat yang tdk seragam juga dpt menyebabkan
temperatur campuran menjadi bervariasi.
Pemeriksaan yang dilakukan :
 Kalibrasi timbangan, termasuk timbangan
aspal
 Kotak timbangan (weigh box) tergantung
bebas
 Kontrol harian terhadap kinerja operator
AMP
PENCAMPUR ( MIXER / PUGMILL )

Dalam pugmill terjadi dua tipe pencampuran, yaitu


pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah
ditambah aspal).
Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin
untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.
Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk
menghindari degradasi dan oksidasi bahkan penuaan dini (aging).
Umumnya lamanya waktu pencampuran total sekitar 30 detik.
Pemeriksaan yang dilakukan :
a) Temperatur aspal (pada tangki aspal)
b) Lamanya pencampuran
c) Pedal tip (pengaduk) tidak aus atau patah
d) Tutup pugmill tidak bocor
PEMERIKSAAN HASIL PRODUKSI AMP

Pemeriksaan terhadap hasil produksi AMP sangat


diperlukan untuk mengetahui secara dini penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat diperbaiki
dengan segera.
Pemeriksaan dilakukan :
 Secara visual
 Menggunakan alat
Pemeriksaan secara visual meliputi, antara lain :
 Penyelimutan aspal pada agregat
 Terjadi penggumpalan atau tidak
 Warna asap; biru menyatakan kelebihan panas (overheating)
dan warna asap putih berkabut (uap air) menyatakan kadar
air pada agregat masih relatif tinggi.
 Tampak campuran di dalam bak truk yang rata menyatakan
kelebihan panas atau kadar aspal atau kadar air relatif tinggi.
 Jika campuran menggumpal kemungkinan kurang panas
(underheating)
Pemeriksaan dengan alat juga harus dilakukan meliputi :
 Pemeriksaan temperatur di atas truk pengangkut
(dump truck) dengan pengukur suhu
 Pengambilan contoh uji untuk pengujian sifat-sifat
fisik campuran dengan jenis, jumlah dan frekuensi
sesuai dengan persyaratan.

NB:
 Kebersihan truk pengangkut juga harus diperhatikan tertutama
kebersihan bak (bebas dari bahan yang dapat merusak aspal,
seperti solar atau oli).
 Bak harus ditutup dengan terpal selama proses pengangkutan
untuk mencegah penurunan temperatur pada permukaan.
Beberapa indikasi dari penyimpangan :
- Berasap biru
 pemanasan yang berlebih (overheating).
Cek temperatur.
Jika memang terjadi pemanasan berlebih
(overheating) maka campuran beraspal ditolak dan dibuang.
- Tampak kaku
 mengindikasikan campuran telah dingin.
cek temperatur,
jika temperatur masih dalam batas toleransi maka
segera dilakukan penghamparan dan pemadatan.
- Permukaan tampak rata
Pada umumnya permukaan campuran beraspal di atas truk
membentuk bukit. Jika permukaan tsb terlihat agak rata, maka
kemungkinan campuran beraspal kelebihan aspal / kadar air pada
agregat relatif tinggi / temperatur relatif tinggi.
Pemeriksaan lebih detil harus dilakukan di (AMP)

- Campuran beraspal tampak kering / berwarna coklat


Terlalu sedikit aspal biasanya tampak kering dan berwarna
kecoklatan. Kelebihan kandungan agregat halus dapat
menyebabkan campuran beraspal tampak kekurangan aspal,
terlihat redup & berwarna kecoklatan.
Pemeriksaan lebih detil harus dilakukan di (AMP).
- Campuran beraspal beruap
Campuran beraspal yang mengandung kadar air yang
berlebihan akan tampak beruap (bukan berasap) pada saat
truk menurunkannya (dumping) ke finisher.
Kelebihan kadar air juga akan menyebabkan
campuran beraspal terlihat seperti kelebihan aspal
Pada saat diturunkanke finisher (dumping) terlihat
ada gelembung-gelembung seperti halnya air mendidih

- Segregasi
Segregasi umumnya terjadi akibat kesalahan
penanganan selama penghamparan, tetapi bisa juga terjadi
sebelumnya.
Perbaikan yang diperlukan harus segera dilakukan untuk
mencegah berlanjutnya segregasi tersebut.
- Terkontaminasi
Campuran beraspal dapat terkontaminasi bahan-bahan
asing seperti minyak tanah, oli, plastik, kertas, kain / lainnya.
Bahan yang mengkontaminasi tersebut dapat diambil dan
dibuang, akan tetapi jika telah menyatu maka campuran
beraspal yang terkontaminasi tersebut harus dibuang.

- Agregat tidak terselimuti aspal dengan baik


Campuran beraspal yang memperlihatkan adanya agregat
yang tidak terselimuti aspal dengan baik, menunjukkan
terjadinya penyimpangan pada unit produksi.
Umumnya disebabkan karena alat pengaduk (pedal tip)
telah aus atau patah, kemungkinan lain adalah kurangnya
kadar aspal pada campuran.
- Ada agregat yang tidak terselimuti aspal sama sekali
Agregat yang tidak terselimuti aspal sama sekali
kemungkinan jatuh ke atas truk pada saat pengadukan kering,
karena penutup pugmil yang kurang baik (bocor).
- Spot-spot aspal
Terlihat gumpalan atau spot-spot aspal pada campuran
beraspal yang kemungkinan disebabkan oleh bocornya pipa
penyemprot aspal, atau pengadukan tidak merata (pedal tip telah
aus atau patah).
- Pelelehan (bleeding)
Agar campuran beraspal tidak melekat di bak truk,
disarankan untuk menggunakan minyak yang tidak berasal dari
turunan minyak bumi sebagai pelapis bak truk.
Meskipun demikian masih sering dijumpai pemakaian
solar sebagai pelapis pada bak truk. Solar dapat menyerap
kedalam campuran beraspal dan melarutkan aspal sehingga
berakibat aspal meleleh ke permukaan pada beberapa titik.
Campuran beraspal yang telah terkontaminasi oleh solar
harus dibuang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai