Dua solusi :
1. ASYNCHRONOUS
2. SYNCHRONOUS
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
Strategi dalam skema ini adalah menghindari problem yang berkaitan
dengan waktu dengan cara tidak mengirimkan deretan bit yang panjang dan
tidak putus-putus. Jadi, data ditransmisikan satu karakter sekaligus, dimana
setiap karakter panjangnya lima sampai delapan bit.
Waktu atau sinkronisasi harus dipertahankan hanya didalam setiap
karakter, receiver memiliki peluang melakukan sinkronisasi pada
permulaan setiap karakter baru.
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
CARA KERJA :
5. Murah
6. Overhead 2 atau 3 bit per char (~20%)
7. Bagus untuk data dengan gap yang lebar
TRANSMISI SYNCHRONOUS
5. Jadi receiver diberitahu bahwa suatu blok data sedang masuk, oleh
karakter SYN, dan menerima data tersebut sampai terlihat karakter
postamble. Kemudian menunggu pola SYN yang berikutnya.
6. Alternatif lain yaitu dengan panjang frame sebagai bagian dari kontrol
informasi; receiver menunggu karakter SYN, menentukan panjang frame,
membaca tanda sejumlah karakter dan kemudian menunggu karakter
SYN berikutnya untuk memulai frame berikutnya
Transmisi bit-oriented
1. Blok data diperlakukan sebagai serangkaian bit-bit.
2. Kontrol informasi dalam bentuk 8 bit karakter.
3. Pada transmisi ini, preamble bit yang panjangnya 8 bit dan dinyatakan
sebagai suatu flag sedangkan postamble-nya memakai flag yang sama
pula.
4. Receiver mencari pola flag terhadap sinyal start dari frame. Yang diikuti
oleh sejumlah kontrol field. Kemudian sejumlah data field, kontrol field
dan akhirnya flag-nya diulangi.
Transmisi bit-oriented
JENIS-JENIS
KESALAHAN
Dalam sistem transmisi digital, kesalahan terjadi ketika bit
diubah antara transmisi dan penerimaan yaitu, biner 1
ditransmisikan dan biner 0 diterima, atau biner 0
ditransmisikan dan biner 1 diterima.
Dua jenis kesalahan umum yang dapat terjadi :
1. Single-bit errors
2. Burst errors
Single-bit errors adalah kondisi kesalahan yang
terisolasi yang mengubah bit tetapi tidak mempengaruhi bit
dekatnya
Burst errors : Sekelompok bit di mana dua bit yang salah berurutan yang
selalu dipisahkan oleh kurang dari x dari bit benar.
Kesalahan terakhir dalam burst errors dan kesalahan pertama bersamaan
dipisahkan oleh x bit yang benar atau lebih
Single-bit errors dapat terjadi dengan adanya white noise,
ketika sedikit pengacakan rasio signal-to-noise cukup
membingungkan penerima keputusan dari single-bit.
Error burst yang lebih umum dan lebih sulit untuk
menanganinya. Error burst dapat disebabkan oleh kebisingan
impuls
KONFIGURASI SALURAN
Topologi
Topologi penghubung data menunjuk pada susunan station secara fisik
pada suatu media transmisi. Bila hanya terdapat dua station (misalnya, sebuah
terminal dan satu komputer atau dua komputer) penghubungnya adalah dari
ujung-ke-ujung. Bila terdapat lebih dari dua station, maka berupa topologi
multipoin. Biasanya, penghubung multipoin dipergunakan bila station yang
ada adalah sebuah komputer dan seperangkat terminal (station kedua).
Saat ini, topologi multipoin banyak ditemukan di lingkup Local Area Network.
Topologi
Topologi multipoin dimungkinkan bila terminal hanya melakukan transmisi
dalam waktu yang singkat. Bila setiap terminal memiliki penghubung dari
ujung-ke-ujung ke komputernya, maka komputer tersebut harus memiliki
port I/O khusus untuk masing-masing terminal. Juga terdapat penghubung
transmisi yang terpisah dari komputer ke setiap terminal. Dalam konfigurasi
multipoin, komputer hanya memerlukan port I/O tunggal dan penghubung
transmisi tunggal yang bisa menghemat biaya.
Full Duplex dan Half Duplex
Perpindahan data melalui jalur transmisi bisa diklasifikasikan sebagai full duplex atau
half duplex. Dengan transmisi half duplex, hanya salah satu dari kedua stationt pada
hubungan ujung-ke-ujung yang bisa melakukan transmisi saat itu juga.
Model ini juga menunjuk pada two-way alternate, dimana dua station harus
bergantian melakukan transmisi. Hal ini bisa diibaratkan dengan satu-jalur, dua-
jembatan. Bentuk transmisi semacam ini sering dipergunakan untuk interaksi
terminal-ke-komputer. Sementara user memasuki dan mentransmisikan data,
komputer host berhenti mengirim data ke terminal, karena bisa muncul di layar
terminal dan menyebabkan kebingungan.
Full Duplex dan Half Duplex
Sedangkan untuk transmisi full-duplex, dua stationt secara simultan mengirim dan
menerima satu sama lain. Sehingga model ini disebut juga two-way simultaneous dan
bisa diibaratkan sebagai dua-jalur, dua-jembatan. Untuk perpindahan data dari
komputer-ke-komputer, bentuk transmisi ini lebih efisien dibanding transmisi half-
duplex.
Full Duplex dan Half Duplex
Dengan pensinyalan digital, yang memerlukan transmisi guided, operasi full-duplex
memerlukan dua path transmisi yang terpisah (misalnya, twisted pair), sedangkan
operasi half-duplex hanya memerlukan satu jalur saja. Untuk pensinyalan analog, hal ini
tergantung dari frekuensinya; bila station mentransmisi dan menerima data pada
frekuensi yang sama, maka harus beroperasi dengan model half duplex untuk
transmisi wireless, meskipun bisa juga beroperasi dengan model full duplex untuk
guided transmission menggunakan dua jalur transmisi yang terpisah. Bila station
hanya mentransmisi data pada satu frekuensi dan menerima data pada frekuensi
yang lain, bisa beroperasi dengan model full-duplex untuk transmisi wireless dan
menggunakan model full-duplex dengan satu jalur tunggal untuk guided transmission.
Konfigurasi Terminal/Komputer Tradisional
PENGINTERFACEAN
Sebagian besar perangkat pengolahan data memiliki kemampuan transmisi data yang
terbatas. Biasanya, mereka menghasilkan sinyal digital sederhana, seperti NRZ-L dan
lintasan jarak yang terbatas. Akibatnya, jarang sekali untuk perangkat semacam itu
(terminal, komputer) dihubungkan secara langsung dengan fasilitas transmisi atau
jaringan.
Untuk skema ini, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi. Kedua DCE yang
memindahkan sinyal melalui jaringan atau jalur transmisi harus saling mengerti satu
sama lain. Maksudnya receiver pada masing-masing DCE harus menggunakan skema
pengkodean yang sama (misalnya, Manchester, PSK) serta rate data seperti halnya
dengan transmitter.
Selain itu setiap pasangan DTE-DCE harus dirancang sedemikian rupa agar
bisa berinteraksi dengan baik. Untuk mengurangi beban peralatan
pengolahan data pada user atau pembuatya, dikembangkan standar-standar
yang menentukan sifat interface antara DTE dan DCE Interface semacam itu
memiliki empat karakteristik penting yakni :
1. Mekanik
2. Elektrik
3. Fungsional
4. Prosedural
Selain itu setiap pasangan DTE-DCE harus dirancang sedemikian rupa agar
bisa berinteraksi dengan baik. Untuk mengurangi beban peralatan
pengolahan data pada user atau pembuatya, dikembangkan standar-standar
yang menentukan sifat interface antara DTE dan DCE Interface semacam itu
memiliki empat karakteristik penting yakni :
1. Mekanik
2. Elektrik
3. Fungsional
4. Prosedural
Karakteristik mekanik menyangkut hubungan fisik yang terjadi antara DTE
danDCE. Biasanya, rangkaian pertukaran sinyal dan kontrol dibundel di dalam
sebuah kabel dengan suatu konektor terminator, male atau female, pada setiap
ujungnya. DTE dan DCE harus menggunakan konektor dengan jenis yang
berlainan pada salah satu ujung kabel, karena mempengaruhi koneksinya
seçara fisik. Situasinya sama dengan daya listrik untuk perumahan-perumahan.
Daya diperoleh melalui stop kontak dan perangkat yang dihubungkan harus
memiliki konektor male yang tepat (dua-pronged, dua-pronged yang
dipolarisasikan, atau tiga-pronged) yang sesuai dengan stop kontak.
Karakteristik elektrik harus dilakukan dengah level voltase dan waktu
perubahan voltase. Baik DTE maupun DCE harus menggunakan kode yang
sama (misalnya, NRZ-L) serta mengunakan level voltase dan durasi elemen-
elemen sinyal yang şama. Karakteristik ini menentukan rate data dan jarak yang
bisa dicapai.
Ini adalah kode NRZ-L Yang dijelaskan dalarn garnbar 5.2. Interface ditentukan
ratenya paderate sinyal sebesar kbps dan jarak <15 meter. Rate data dan jarak
yang lebih besar sangat mungkin diperoleh dengan rancangan yang baik,
namun harus hati-hati mengasumsikan bahwa batas-batas bisa diterapkan
dengan baik dalam teori sekaligus dalam prakteknya.
Spesifikasi Elektrik
Level voltase yang sama juga dimaksudkan untuk sinyal kontrol: Voltase yang
negatif dari -3 volt diterjemahkan sebagai kondisi OFF sedangkan voltase yang
lebih positif dari +3 volt diterjemahkan kondisi ON.
Spesifikasi Fungsional
Untuk rate primar, ada dua pilihan : 1,544 Mbps menggunakan Alternate
Mark Inversion (AMI) dengan B8ZS dan 2,048 Mbps menggunakan AMI
dengan HDB3. Alasan dibalik penggunaan skema-skema yang berlainan
untuk dua primary rate yang berbeda hanya karena alasan historis saja :
karena tidak ada satupun dan keduanya yang memiliki kelebihan tertentu.
TERIMA KASIH