Anda di halaman 1dari 44

LINGKUNGAN SEKOLAH

SEHAT
Bagaimana ya…
lingkungan
sekolah yang
sehat??
Latar Belakang
HL Blum…
Genetik

Perilaku HEALTH Pel Kesh


Agent

Lingkungan John Gordon…

HEALTH

SEKOLAH Host
Environment
Latar belakang…

FISIK

PSIKIS

Lingkungan
Sekolah

SOSIA
L
Lingk kes sekolah sehat
1. Lingkungan fisik, dengan kegiatan-kegiatan :
• Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air
limbah, tempat pembuangan tinja, dan kebersihan
lingkungan sekolah
• pengawasan kantin sekolah
• pengawasan bangunan sekolah yang sehat
• pengawasan binatang serangga dan pengerat yang
ada di lingkungan sekolah
• pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah,
air dan udara disekitar sekolah.
2. Lingkungan psikis, dengan kegiatan-kegiatan :

• Memberikan perhatian terhadap perkembangan


peserta didik
• memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak
didik yang bermasalah
• membina hubungan kejiwaan antara guru dengan
peserta didik.
3. Lingkungan sosial, dengan kegiatan :

• Membina hubungan yang harmonis antara guru


dengan guru
• membina hubungan yang harmonis antara guru
dengan peserta didik
• membina hubungan yang harmonis antara peserta
didik dengan peserta didik lainnya
• membina hubungan yang harmonis antara guru,
murid, dan karyawan sekolah, serta masyarakat
sekolah.
Tujuan

terselenggaranya penyehatan
lingkungan sekolah dalam rangka
terwujudnya sekolah sehat.
Landasan Hukum dan Operasional Pelaksanaan
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.
I/U/SKB/2003, 1067/Menkes/SKB/VII/2003,
MA/203A/2003, No. 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1429/
Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Upaya Kebersihan dan Penataan
Kesehatan Lingkungan Sekolah
A. Sanitasi Bangunan Fisik Sekolah(1)
1. Lokasi
• berada dlm Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah Kab/Kota
• tidak pada daerah rawan
bencana, bekas TPA, bekas
lokasi pertambangan
• jauh dari jaringan listrik
tegangan tinggi
A. Sanitasi Bangunan Fisik Sekolah(2)
2. Kontruksi Bangunan
a. Atap
kuat, tidak bocor dan tidak jadi tempat
nyamuk, kemiringan cukup (atap>10
m dilengkapi penangkal petir).
b. Langit-langit
kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan.
Ketinggian minimal 3 m dari permukaan
lantai, SMP keatas tinggi langit-langit
minimal 3,25 m.
lanjutan…
c. Dinding
tidak mudah rusak, bersih,
berwarna terang.

d. Lantai
kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak retak, tidak licin, berwarna
terang dan mudah dibersihkan,
kemiringan cukup
lanjutan…
e. Tangga
Lebar > 30 cm, tinggi > 20 cm,
luas ≥ 150 cm2 dilengkapi
pegangan tangan

f. Pintu
arah bukaan keluar dengan
ukuran sesuai ketentuan yang
berlaku
lanjutan…

g. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan
arah bukaan keluar, (dpt diberi
besi pengaman)
h. Pembuangan Air Hujan
• Dialirkan melalui talang air yang
dibuat dengan kemiringan yang
cukup
• Dapat diresapkan ke dalam tanah
atau dialirkan ke saluran air
terdekat.
lanjutan…

i. Ruang Bangunan
• Ruang Kelas
Kepadatan min 1,75 m2/ murid.
Papan tulis - meja depan min 2,5m ,
Papan tulis- meja belakang mak 9 m.
Lantai depan papan + 40 cm dari lantai di
sekitarnya.
Tersedia tempat cuci tangan
• Ruang BK (untuk SMP dan SMA/SMK)  terpisah
lanjutan…
i. Ruang Bangunan
• Ruang UKS
dilengkapi tempat cuci tangan ,
Luas > 27 m2.

• Ruang Laboratorium
Tersedia tempat cuci peralatan
Lab kimia lemari asam dan
shower/ pancuran air
Kepadatan > 4m2/murid.
lanjutan…

• Kantin/ warung sekolah


 Tempat cuci tangan dan peralatan
 Tempat penyimpanan bahan
makanan
 Tempat penyajian mak & min
 Tempat penyimpanan peralatan
 Lokasi > berjarak 20m dari TPS.
lanjutan…
j. Ventilasi
• Ventilasi alamiah  aliran udara
segar didalam sekolah baik.
• Jika tidak ada ventilasi alamiah
maka ruangan harus dilengkapi
dengan ventilasi mekanik
A. Sanitasi Bangunan Fisik Sekolah(3)

3. Kualitas Udara
• tidak berbau (gas H2S dan NH3).
• debu tersuspensi < 150 mikrogram/m3
• tidak mengandung debu berserat.

4. Kebisingan
Tingkat kebisingan < 35-45 dB

5. Pencahayaan
cukup tetapi tidak menimbulkan silau.
B. Pengadaan Sarana Air Bersih

Air yang digunakan :


• Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
• Tidak mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya.
• Tidak mengandung kuman penyakit.
C. Pengadaan Sarana Sanitasi Jamban
Jamban yang baik dan sehat adalah terdiri dari:
- tipe leher angsa
- saluran tinja sesuai peryaratan
- dilengkapi septic tank
- bahan kedap air dan mudah dibersihkan
- tidak berbau
- Dilengkapi dengan ventilasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


- tidak berhubungan langsung dengan kantin sekolah
- Septic tank > 10 m dari sumber air.
- Tidak memasukan bahan desinfektan (karbol, kreolin, Lysol,
air sabun, dll) ke dalam lubang jamban.
rasio ideal jumlah WC
perempuan 1:25 jumlah
murid perempuan
sedangkan rasio WC
pria 1:40.
D. Pengadaan Sarana Sanitasi Pembuangan Air
Limbah dan Sampah

1. Penanganan Air limbah :


• saluran limbah tertutup,
• menyediakan bak kontrol,
• membuat bak/lubang
peresapan.
D. Pengadaan Sarana Sanitasi Pembuangan Air
Limbah dan Sampah
2. Penanganan Sampah
Sampah dapat menimbulkan:
 Bau dan pemandangan yg tidak
indah
 Menjadi sarang vektor penakit
 Dapat mengadung bahan beracun
 Mengakibatkan pencemaran air

Upaya menangani sampah :


Sediakan TPS (ringan, kuat,
mudah diangkat, tertutup) kedap
air dan mudah dibersihkan.
Lakukan pemisahan sampah.
BIOPORI
 Lubang Resapan Biopori atau biasa disebut “lubang biopori”
merupakan metode alternatif untuk meningkatkan daya resap
air hujan ke dalam tanah
Manfaat Biopori

• Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya


resap air hujan ke dalam tanah
• meningkatkan jumlah cadangan air bersih di
dalam tanah.
• Mencegah genangan air yang mengakibatkan
banjir,
• peningkatan cadangan air bersih di dalam tanah,
• mencegah erosi dan longsor
• Mengubah sampah organik menjadi kompos.
• Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman.
Lubang biopori memicu biota tanah dan akan
tanaman untuk membuat rongga-rongga di dalam
tanah yang menjadi saluran air untuk meresap ke
dalam tanah. kemampuan lubang peresapan
biopori senantiasa terjaga dan terpelihara.
Cara Pembuatan

• Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam


tanah dengan diameter 10 cm. Kedalamannya
sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka
air tanah jika dibuat tanah yang mempunyai
permukaan air dangkal.
• Jarak antar lobang antara 50-100 cm.
• Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen
selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
• Isi lubang dengan sampah organik yang berasal
dari sampah dapur, sisa tanaman, atau
dedaunan.
• Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat
diambil pada setiap akhir musim kemarau
bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
E. Kebersihan Makanan dan Minuman
Kantin Sekolah
Menjaga kebersihan dan kesehatan
makanan :
1. Memilih bahan segar, tidak
layu dan tidak busuk.
2. Memperhatikan kebersihan
penjamah makanan saat
mengolah makanan
3. Menjaga kebersihan
peralatan memasak
4. Menjaga kebersihan ruang
pengolahan makanan
E. Kebersihan Makanan dan Minuman
Kantin Sekolah
Penyimpanan Makanan
1. Makanan matang dan mentah
disimpan terpisah
2. Makanan yang mudah rusak
disimpan < 8 jam, jika lebih
harus dipanaskan
3. Penyimpanan makanan < 70C
dapat lebih tahan lama
4. Makanan kering dapat disimpan
lebih leluasa yang penting tetap
bersih
F. Kebersihan Perorangan

Hal yang perlu dilakukan dalam menjaga


kebersihan diri adalah:
1.Menjaga kebersihan badan
2.Membersihkan rambut
3.Menjaga kebersihan gigi
4.Menjaga kebersihan tangan dan kuku.
5.Menjaga kebersihan pakaian.
G. Pengawasan terhadap bahan-bahan
berbahaya/ beracun
Dalam penyimpanan pestisida beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Menyimpan ditempat khusus, aman dari
jangkauan anak-anak dan tidak
mencemari makanan dan minuman
- Memperhatikan cara petunjuk
penggunaan
- Penggunaan pestisida di ruangan
sekolah dilakukan saat ruangan kosong
- Membuang kaleng atau bekas pestisida
pada tempatnya.
Siapa saja yang berperan
dalam mewujudkan
Lingkungan Sekolah
Sehat????
Apa peran masing-masing
stakeholder????
H. Pentingnya Keterlibatan Stakeholder dalam
Mewujudkan Lingkungan Sekolah Sehat(1)

1. Peran Kepala Sekolah


• memiliki peran yang strategis dalam
meningkatkan status kesehatan lingkungan
sekolah
• fungsi  pimpinan
• memperhatikan dan menjalankan aspek
manajemen sekolah (visi dan misi sekolah),
peraturan, ketersediaan anggaran, program
kerja yang jelas, SDM dan kemitraan.
H. Pentingnya Keterlibatan Stakeholder dalam
Mewujudkan Lingkungan Sekolah Sehat(2)
2. Peran Guru dan Pembina UKS
• Sebagai motor penggerak dalam
menjalankan peran dan fungsi
UKS (memberikan contoh dan
pembinaan tentang PHBS)
• berperan sebagai pembimbing,
pengajar dan pelatih
H. Pentingnya Keterlibatan Stakeholder dalam
Mewujudkan Lingkungan Sekolah Sehat(3)
3. Peran Siswa
Siswa  Dokcil (berprestasi
disekolah, memiliki watak
pemimpin, berperilaku sehat
(PHBS), bertanggung jawab dan
telah mendapat pelatihan dari
petugas kesehatan
(puskesmas).

Dokcil akan menjadi contoh bagi


peserta didik lainnya.
H. Pentingnya Keterlibatan Stakeholder dalam
Mewujudkan Lingkungan Sekolah Sehat(4)

4. Peran Orang Tua Siswa (contohnya...)


 menjadi donatur, memberikan sumbang pikiran
 mendukung berbagai kebijakan yang dikeluarkan
pihak sekolah dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan sekolah..
H. Pentingnya Keterlibatan Stakeholder dalam
Mewujudkan Lingkungan Sekolah Sehat(5)
5. Peran Instansi Pemerintah
• Kepsek harus memiliki kemampuan dibidang Publik Health.
• Menempatkan petugas yang berlatar belakang pendidikan
kesehatan lingkungan.
• TOT tentang kesehatan lingkungan
• Mengajak LSM untuk lebih peduli terhadap kemajuan
pendidikan kesehatan sekolah.
• Puskesmas  PHBS di sekolah
Mari Pelihara Lingkungan Sekolah agar
tetap Sehat……..
Lingk kes sekolah sehat
1. Lingkungan fisik, dengan kegiatan-kegiatan :
• Pengawasan terhadap sumber air bersih,
sampah, air limbah, tempat pembuangan
tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah
• pengawasan kantin sekolah
• pengawasan bangunan sekolah yang
sehat
• pengawasan binatang serangga dan
pengerat yang ada di lingkungan sekolah
• pengawasan terhadap pencemaran
lingkungan tanah, air dan udara disekitar
sekolah.
2. Lingkungan psikis, dengan kegiatan-kegiatan :
• Memberikan perhatian terhadap perkembangan
peserta didik
• memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak
didik yang bermasalah
• membina hubungan kejiwaan antara guru dengan
peserta didik.
3. Lingkungan sosial, dengan kegiatan :
• Membina hubungan yang harmonis antara guru
dengan guru
• membina hubungan yang harmonis antara guru
dengan peserta didik
• membina hubungan yang harmonis antara peserta
didik dengan peserta didik lainnya
• membina hubungan yang harmonis antara guru,
murid, dan karyawan sekolah, serta masyarakat
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai