Anda di halaman 1dari 29

CLINICAL SCIENCE SESSION

INFERTILITAS

Alvin Arif 1841312284

Preseptor : dr. H. Erman Ramli, Sp.OG (K)

Februari 2019
Pendahuluan

Penyebab
infertilitas : Faktor Setiap pasangan Beban fisik,
laki-laki dan atau ingin memiliki ekonomi dan
perempuan, anak psikologis
idiopatik
Definisi

Suatu keadaan kegagalan suatu pasangan untuk


mendapatkan kehamilan sekurang-kurangnya
dalam 12 bulan berhubungan seksual secara
teratur tanpa kontrasepsi.
Klasifikasi
Infertilitas primer
kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan
berhubungan seksual secara terartur tanpa kontrasepsi.

Infertilitas sekunder
ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau
mempertahankan kehamilannya. Sebelumnya pasangan
tersebut telah hamil atau memiliki anak.
Klasifikasi

Infertilitas idiopatik
Pasangan infertil yang telah menjalani
pemeriksaan standar meliputi tes ovulasi, patensi
tuba, dan analisis semen dengan hasil normal
Epidemiologi
WHO
Indonesia
Infertilitas pada 8-10%
3,5 juta pasangan (7 juta
pasangan, sekitar 50 juta
orang) yang infertile
hingga 80 juta pasangan

Indonesia Faktor penyebab


Angka infertilitas telah Faktor istri 65%, faktor
meningkat 15-20 % dari suami 20%, kondisi lain-
sekitar 50 juta pasangan lain 15%.
Faktor Risiko
NON ORGANIK

Usia

Frekuensi senggama

Pola hidup : alkohol,


merokok, berat badan
Faktor Risiko
ORGANIK

Vagina Uterus
Dispareunia Faktor serviks
Vaginismus Faktor kavum uteri
Vaginitis Faktor miometrium

Tuba Ovarium
Diagnosis
Faktor Istri

Tahap pertama
• Pemeriksaan riwayat infertilitas
• Faktor-faktor :usia, riwayat kehamilan, panjang siklus haid,
riwayat penyakit sebelumnya, riwayat operasi, frekuensi koitus,
dan waktu koitus.
• Pola hidup -> konsumsi alkohol, merokok, dan stress.
• Indeks Massa Tubuh (IMT), pemeriksaan kelenjar tiroid,
hirsutisme, akne, sebagai pertanda hiperandrogenisme.
• Pemeriksaan pelvik -> kelainan di vagina, serviks, dan uterus.
Diagnosis
Penilaian ovulasi
•Suhu Badan Basal
•Pemeriksaan USG transvaginal -> pertumbuhan folikel. Bila diameter
mencapai 18-25 mm, berarti menunjukkan folikel matur dan akan terjadi
ovulasi.
•Pemeriksaan hormon progesteron darah.

Uji pasca senggama (UPS)


•Interaksi antara sperma dengan getah serviks.
•UPS dikatakan (+) bila ditemukan paling sedikit 5 sperma per lapang
pandang besar (LPB). UPS dapat memberikan gambaran tentang kualitas
sperma, fungsi getah serviks,dan keramahan getah serviks terhadap sperma.
Diagnosis
Tahap kedua
HSG untuk mencari patensi tuba.

Tahap ketiga
Laparoskopi dianggap cara terbaik untuk menilai fungsi tuba
fallopi, melihat kelainan yang mungkin terdapat dalam rongga
peritoneal, seperti endometritis, perlengketan pelviks, dan
patologi ovarium,
Diagnosis
Faktor Suami

Anamnesis.
• Merokok
• Riwayat infeksi kelenjar parotis -> orchitis
• Kesulitan ereksi
• Stress

Pemeriksaan fisik
• IMT
• Penyakit sistemik
• Genitalia
Pemeriksaan Penunjang
Suhu Basal Badan (SBB)
• SBB meningkat selama fase progesterone dari siklus
haid. Cara ini juga dapat menentukan apakah telah
terjadi ovulasi. Jika wanita ovulasi, grafik akan
memperlihatkan pola bifasik yang khas (tipikal).
Pemeriksaan Penunjang
Uji Pakis
• Getah serviks yang dikeringkan pada obyek glass
akan mengalami kristalisasi dan menghasilkan suatu
pola daun pakis
• Menetapnya pola pakis setelah hari ke- 23
menunjukan bahwa ovulasi tidak terjadi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hormon
• Adanya ovulasi dapat ditentukan jika kadar
progesteron fase luteal dijumpai lebih besar dari 9,4
mg/ml (30 nmol/l).
• Pemeriksaan kadar luteinizing hormone (LH) dan
follicles stimulating hormone (FSH) dilakukan pada
fase proliferasi awal (hari 3 - 5)).
Pemeriksaan Penunjang
ANALISIS SPERMA

Pemeriksaan Makroskopis
• Warna: normal adalah putih/agak keruh
• Volume: normalnya 2-6 ml, aspermi bila tidak keluar sperma
pada waktu ejakulasi. Hiperspermi bila volume > 6 ml.
Hipospermi bila volume <1 ml
• Bau: Semen dapat berbau busuk atau amis bila terjadi infeksi.
• PH: Biasanya sifatnya sedikit alkalis. WHO memakai kriteria
yang normal yang lazim, yaitu 7,2-7,8
Pemeriksaan Penunjang
•Viskositas:
Pengukuran dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Dengan pipet pastur: Semen diisap ke dalam pipet tersebut,
pada waktu pipet diangkat maka akan tertinggal semen
berbentuk benang pada ujung pipet. Panjang benang
diukur, normal panjangnya 3-5 cm.
Menggunakan pipet yang sudah mengalami standarisasi
(Elliaon). Pipet dalam posisi tegak, lalu diukur waktu yang
diperlukan setetes semen untuk lepas dari ujung pipet tadi.
Angka normal adalah 1-2 detik.
Pemeriksaan Penunjang
• Likuefaksi
Semen normal pada suhu ruangan akan mengalami
likuefaksi dalam waktu 60 menit, walau pada umumnya
sudah terjadi dalam 15 menit.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis
•Jumlah spermatozoa per ml
Normal: >60 juta/ml
Subfertil: 20-60 juta /ml
Steril: 20 juta atau kurang/ml
•Kecepatan
Semen yang tidak diencerkan diteteskan ke dalam titik
hitung, tentukan waktu yang dibutuhkan satu spermatozoa
untuk menempuh jarak 1/20 mm
Normal nya dibutuhkan 1-1,4 detik = normokinetik
Pemeriksaan Penunjang
• Morfologi ditentukan oleh bentuk kepala, leher, tanpa adanya
sitoplasmik “droplets” dan bentuk ekor.

• Komponen seluler lain dari semen (leukosit dan eritrosit)


Leukosit sering dijumpai dalam spesimen semen, sebagian besar
adalah neutrofil. Jumlah leukosit yang tinggi ( lebih dari
106/ml) menandakan leukospermia.
Eritrosit: normalnya tidak ditemukan pada pemeriksaan semen
Pencegahan
• Mengobati infeksi yang terjadi pada organ reproduksi.
Diketahui bahwa infeksi yang terjadi pada prostat
maupun saluran sperma, dapat menyebabkan infertilitas
pada laki-laki.
• Mengobati penyebab infertilitas pada perempuan
• Menghindari bahan-bahan yang menyebabkan
penurunan kualitas dan jumlah dari sperma dan sel telur
seperti rokok dan alkohol
• Berperilaku hidup sehat
Tatalaksana
Terapi pada wanita
• Induksi ovulasi : pemberian berbagai jenis obat untuk
mempengaruhi keadaan hormonal->menyebabkan keadaan
hiperstimulasi ovarium yang terkontrol untuk memacu
kesinambungan perkembangan folikel sehingga bisa
mencapai ovulasi.

Macam obat induksi ovulasi adalah:


• Obat yang dapat meningkatkan FSH endogen.
Tatalaksana
•Aromatase -> kompleks enzym hemoprotein cytochrom
P450. mempercepat proses pembentukan estrogen (E),
yaitu proses hidroksilasi androstenedion (A) menjadi
estron, dan testosteron (T) menjadi estradiol.

Salah satu obat dari aromatase inhibitor yang sering


digunakan adalah letrozole.
Dosis pemberian adalah 2,5 mg perhari mulai hari ke-3
siklus haid selama 5 hari.
Tatalaksana
Terapi pada Pria
• Kelainan volume semen
Hipospermia
• Volume semen <1,5 ml,
• Penyebab : Stres, Retrograde ejaculation, dan frekuensi
senggama.
• stres maka pengobatan diarahkan untuk menghilangkan
stres ;
• Retrograde ejaculation dapat diberi terapi obat atau terapi
khusus berupa pencucian sperma dari urine.
Tatalaksana
Terapi pada Pria
• Kelainan volume semen
Hiperspermia
• volume semen > 6 ml.
• Penyebab : abstinensia seksualis yang terlalu lama dan
hipersekresi vesika seminalis.
• Spermiogram normal : tidak memerlukan pengobatan
spesifik, cukup dengan peningkatan frekuensi senggama
• Spermiogram abnormal : terapi dengan split ejaculate atau
withdrawal coitus atau treated sperm invitro.
Tatalaksana
Terapi pada Pria
• Kelainan volume semen
Hipospermia
• Volume kurang dari 1,5 ml
• Psikologis: Menghilangkan stres
• Retrograde ejaculation: pencucian sperma dari urine
• Testosteron
Tatalaksana
Kelainan jumlah spermatozoa

Oligozoospermia
•Spermatozoa <20 juta/ml disebut oligozoospermia dan jika
kurang dari 5 juta/ml disebut olgozoospermia berat.
Terapi medikamentosa yaitu :
• Klomifen sitrat dengan dosis 1 x 50 mg selama 90 hari atau
1 x 50 mg 3 x 25 hari dengan interval antara terapi 5 hari.
•Tamoxifen, dapat diberikan dengan dosis 2 x 1 tablet selama
60 hari.
• Kombinasi HMG dan hCG; HMG (Pergonal®) diberikan
dengan dosis 150 IU 3 x/ minggu dan hCG (Profasi®)
dengan dosis 2000 IU 2 x/minggu selama 12-16 minggu.
• Kombinasi FSH (Metrodin®) dan hCG; dosisFSH 75IU 3
x/minggu dan dosis hCG 2000 IU 2 x/minggu selama 12-
16 minggu. Selain medikamentosa, terapi dapat
dilakukan dengan AIH(IBS) dengan atau tanpa treated
sperm
TERIMAKASIH
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai