Anda di halaman 1dari 16

Nilai-Nilai Kelompok 4

Moral
• Indri Tri Octaviani
• Jesika Meilany Sinaga
• Jihan Shabrina Azis
• Lili Fahmiati
• Maria Lydia Oktafiria
• Meilina Wuryantari
• Nabila Rosa Amalia
PENGERTIAN MORAL

● Moral berasal dari bahasa Latin “Mores” yang artinya susila atau peraturan hidup.
● Menurut Chaplin, 2006
“Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan social, atau menyangkut hokum
atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku”
● Menurut Webster’s new World dictionary (Wantah, 2005)
“Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.”
● Disimpulkan bahwa Moral adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang
sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran.
WAWASAN MORAL

● Dalam pendidikan karakter, Lickona (1992)


mengungkapkan 3 komponen penting karakter yang baik
(components of good character) yaitu moral knowing
atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau
perasaan tentang mental dan moral action atau
perbuatan moral
● Menurut William Kilpatrick, salah satu penyebab
ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik,
walaupun secara kognitif ia mengetahuinya (moral
knowing), yaitu karena ia tidak terlatih untuk melakukan
Moral Knowing

Moral knowing adalah hal yang penting untuk


diajarkan, terdiri dari 6 hal:
• Moral awareness (Kesadaran Moral)
• Knowing moral value (mengetahui nolai-
nilai moral)
• Perspective taking
• Moral reasoning
• Desicion making
• Self knowledge
Moral Action

Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat


diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral
ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter
lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang
dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga
aspek lain dari karakter, yaitu kompetensi (competence),
keinginan (will) dan kebiasaan (habit).
Moral Feeling
Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak
yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai
dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat 6 hal yang merupakan aspek
emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi
manusia berkarakter, yakni conscience (nurani), self esteempercayadiri),
empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good
(mencintaikebenaran), self control (mampumengontroldiri) dan humility
(kerendahan hati).
Melatih Kebiasaan Baik
● Keinginan untuk berbuat baik adalah bersumber dari kecintaan untuk berbuat baik (loving the
good). Aspek kecintaan inilah yang disebut sebagai sumber energi yang secara efektif membuat
seseorang mempunyai karakter yang konsisten antara pengetahuan (moral knowing) dan
tindakannya (moral action). Oleh karena itu, aspek ini merupakan yang paling sulit untuk
diajarkan, karena menyangkut wilayah emosi (otak kanan).
● Salah satu cara untuk menumbuhkan aspek moral feeling yaitu dengan cara membangkitkan
kesadaran anak akan pentingnya memberikan komitmen terhadap nilai-nilai moral.
● Contoh : Untuk menanamkan kecintaan anak untuk jujur dengan tidak mencontek, orang tua
harus dapat menumbuhkan rasa bersalah, malu dan tidak empati atas tindakan mencontek
tersebut.
Perilaku Moral
Perilaku moral adalah perilaku seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain yang mengacu pada seperangkat peraturan,
kebiasaan, dan prinsip-prinsip tertentu yang berdampak pada
kesejahteraan manusia

Dradjat (1992) mengatakan perilaku


moral yang terpenting adalah sebagai
berikut :
 Berkata jujur
 Berbuat benar
 Berlaku adil
 Berani
USDHHS, 2007
ISU MORAL Pengabaiaan (neglect) didefinisikan sebagai jenis penganiayaan yang
(Neglect) mengacu pada kegagalan oleh pengasuh untuk memberikan yang
diperlukan, perawatan yang sesuai dengan usia meski secara financial
mampu melakukannya atau ditawarkan berarti keuangan atau lainnya
untuk melakukannya

Creighton,1986
Neglect adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu
yang sebenarnya dapat dia lakukan atau melakukan
sesuatu yang dihindari orang lain.

Hanafiah dan Amir (1999)


Kelalaian (neglected) adalah sikap yang kurang hati-hati, yaitu tidak
melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
melakukannya denganwajar,atau sebaliknya melakukan apa
yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya
dalam situasi tersebut.
JENIS-JENIS NEGLECT

Physical neglect Educational neglect Psychological neglect


(Pengabaian fisik) (Pengabaian pendidikan) Emotional  (Pengabaian psikologi
emosional)
• Umumnya melibatkan • Pengabaian pendidikan dapat
orang terdekat yang menyebabkan anak gagal untuk Perilaku orang tua yang dianggap
tidak memberikan memperoleh keterampilan hidup menganiaya anak secara emosional
kebutuhan dasarnya. dasar, putus sekolah atau terus meliputi:
• Membahayakan menampilkan perilaku yang • Mengabaikan
kesehatan fisik, mengganggu. • Menolak
kesejahteraan, • Pengabaian pendidikan bisa • Menghina secara verbal
pertumbuhan menimbulkan ancaman serius bagi • Mengisolasi
psikologis dan kesehatan anak, kesejahteraan • Meneror
perkembangan. emosional, fisik atau pertumbuhan
• Pengabaian fisik psikologis normal dan
termasuk perkembangan, terutama ketika anak
meninggalkan anak, memiliki kebutuhan pendidikan
pengawasan tidak khusus yang tidak terpenuhi.
Sampurno (2005), menyampaikan sikap tenaga kesehatan
dianggap lalai, bila memenuhi empat (4) unsur, yaitu:
Medical Neglect 1. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan

Pengabaian medis adalah kegagalan untuk tindakan atau untuk tidak melakukan tindakan tertentu
menyediakan perawatan kesehatan yang tepat bagi terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.
seorang anak (walaupun secara finansial mampu 2. Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban
melakukannya), sehingga menempatkan anak
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang
berisiko cacat atau mati.
dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari
Pengabaian tidak hanya ketika orang tua menolak layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
perawatan medis untuk anak dalam keadaan darurat
pelayanan.
atau untuk penyakit akut, tetapi juga ketika orang
tua mengabaikan rekomendasi medis untuk anak 4. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat
dengan penyakit kronis yang seharusnya bisa yang nyata, dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab
diobati, namun malah terjadi kecacatan pada anak
akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian
yang setidaknya menurunkan “Proximate cause”
KELALAIAN DALAM
KEPERAWATAN
• Kesalahan pemberian obat
• Mengabaikan Keluhan Pasien
• Kesalahan Mengidentifikasi
Masalah Klien
• Kelalaian di ruang operasi
• Timbulnya Kasus Decubitus selama
dalam perawatan
• Kelalaian terhadap keamanan dan
keselamatan Pasien
Dampak Negatif Neglect
Neglect (kelalaian)  yang dilakukan oleh perawat akan
memberikan dampak yang luas, tidak saja kepada pasien dan
keluarganya, juga kepada pihak rumah sakit, individu perawat
pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga
dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi.
Bila dilihat dari segi etika praktik keperawatan, bahwa
kelalaian merupakan bentuk dari pelanggaran dasar moral praktik
keperawatan baik bersifat pelanggaran autonomy, justice,
nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan penyelesaiannya
dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu
dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktik
keperawatan,  dan bila ini terjadi kelalaian dapat digolongkan
perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361 KUHP).
— Abuse pada Lansia
“Elder abuse atau elder mistreatment adalah suatu
tindakan disengaja yang menimbulkan bahaya atau
suatu kegagalan caregiver dalam memenuhi kebutuhan
dasar lansia “
Tindakan ini termasuk pelanggaran HAM yang
membutuhkan deteksi dini segera dikarenakan
mengakibatkan masalah kesehatan yang akan
meningkatkan risiko kematian, kesakitan, masuk
rumah sakit, serta memilik dampak negatif bagi
keluarga dan masyarakat
Faktor-Faktor Penyebab Abuse pada Lansia

Beban stres dari Tingkat ekonomi


caregiver rendah

01 02 03 04 05

Rendahnya Kerusakan
Ketergantungan
dukungan sosial kognitif lansia
fungsi tubuh lansia
TERIMA KASIH

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai