NURCAHAYA SINAGA
EARLY INTERVENTION IS CRITICAL
Your text here
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANATOMI SALURAN NAPAS
FAKTOR SENTRAL :
DIAMETER LEBIH KECIL
2. Lidah bayi relatif lebih besar dibanding orofaring
• Obstruksi jalan napas & kesulitan intubasi
3. Letak laring lebih tinggi (cephalhad) pada VC III-IV
• Sudut basal lidah & liang glotis cukup tajam kesulitan melihat epiglotis saat
intubasi
• Sebaiknya pada bayi intubasi dengan daun lurus (Miller)
4. Epiglotiss pendek, lunak, sempit, & membentuk sudut dengan sumbu trakea
Sulit mengontrol epiglottis saat intubasi
5. Pita suara pendek, perlekatan di anterior lebih rendah
6. Jalan napas tersempit pada anak <10 th adalah di bawah pita suara (setinggi
tulang rawan krikoid)
7. Laring anak berbentuk corong, dewasa silinder-
8. Lamina posterior tulang krikoid tebal & membentuk huruf ‘V’, arkus anterior
lebih bulat
• Sering iskemia & nekrosis lamina posterior akibat ETT
9. Trakea bayi pendek
• ETT mudah migrasi ke dalam (endobronkial) atau keluar (lepas)
10. Oksiput bayi lebih menonjol
• Perlu penyangga bahu untuk menjaga jalan napas
11. Tulang kosta lebih horisontal & elastis; otot intercostal tipis, dinding dada
elastis
• Func+onal residual capacity (FRC) berkurang bila usaha napas turun
• Gerakan diafragma sangat terganggu oleh distensi abdomen
• Otot interkostal sulit meningkatkan volume toraks dengan mengangkat kosta
12. Kebutuhan oksigen per kgBB lebih besar
• 6-8 ml/kg
13. Etiologi gangguan napas berbeda dengan dewasa
Faktor imaturitas
TUJUAN TERAPI OKSIGEN
• Mengatasi hipoksemia
• Mengurangi usaha nafas
• Mengurangi kerja miokardium
Tujuan terapi oksigen
Mempertahankan :
PaO2 60 – 80 mmHg
SaO2 90 – 95 %
ALAT TERAPI OKSIGEN :