Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PENYUSUNAN APB DESA TAHUN 2015

DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN GARUT


1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558);

DASAR HUKUM
Prioritas dan sasaran pembangunan Kabupaten Garut tahun 2015, sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-2019
merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Garut Tahun 2005-2025 yang diarahkan untuk lebih memantapkan
pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing perekonomian daerah yang ditopang oleh kuatnya kemandirian
dan keunggulan daerah.
Pada tahap ketiga ini ditujukan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Garut yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kontribusi
Kabupaten Garut terhadap pencapaian pembangunan secara menyuluruh baik dalam
konteks provinsi maupun nasional, dengan fokus pembangunan lebih diorientasikan
dalam mewujudkan Kabupaten Garut keluar dari status sebagai daerah kantong
kemiskinan dan status sebagai daerah tertinggal di Provinsi Jawa Barat.

Sinkronisasi Kebijakan
Sesuai dengan arah kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2015
tersebut, Dalam Peraturan Bupati Garut Nomor 385 Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 dijelaskan bahwa tema Pembangunan
Kabupaten Garut Tahun 2015 yaitu “Peningkatan Infrastruktur Dasar, Kinerja Aparatur
Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik Guna Mewujudkan
Pemerintahan Yang Bermartabat”.
Penetapan tema ini adalah sebagai tujuan awal dari pelaksanaan kebijakan
pembangunan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019, yang mengandung makna
bahwa pemerintahan yang bermartabat akan dapat terwujud apabila kepercayaan
(trust building) masyarakat kepada pemerintah harus diawali dengan perwujudan tata
kelola pemerintah yang bersih dan berwibawa, serta dibuktikan dengan hasil kerja
nyata pembangunan khususnya pembangunan infrastruktur daerah, yang dapat
dijadikan sebagai tolok ukur kinerja aparatur.

Sinkronisasi Kebijakan
Perumusan prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan tahun 2015, disusun
berdasarkan Program Prioritas RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 meliputi
Program Prioritas Bupati sesuai dengan Janji Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye
Pemilihan Kepala Daerah, serta program pembangunan daerah dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
kabupaten. Rincian prioritas pembangunan tahun 2015 disajikan sebagai berikut :
1. Peningkatan tata kelola pelayanan pendidikan yang berkualitas;
2. Peningkatan tata kelola pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan prima;
3. Peningkatan kualitas infrastruktur yang memadai, lingkungan yan sehat serta
pengelolaan kebencanaan;
4. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran;
5. Peningkatan kinerja aparatur dan tata kelola pemerintahan dalam pelayanan publik
yang profesional dan amanah;
6. Peningkatan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal;
7. Peningkatan Pengelolaan Seni, Budaya, Kepemudaan dan Olahraga serta Pelayanan
Keagamaan;

Sinkronisasi Kebijakan
Untuk itu, pemerintah desa harus mendukung tercapainya sasaran pembangunan
daerah tersebut, sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing desa. Mengingat,
keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan daerah dimaksud sangat tergantung
pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah desa dengan pemerintah daerah yang
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).
RKP Desa dimaksud, wajib disusun dan dilaksanakan dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa, dan ditetapkan dalam Peraturan Desa. RKP Desa
memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
RKP Desa paling sedikit berisi uraian:

Sinkronisasi Kebijakan
1. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
2. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa;
3. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja
sama antar-Desa dan pihak ketiga;
4. rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa
sebagai kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
5. pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau
unsur masyarakat Desa.
Penyusunan RKP Desa harus sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah
kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan rencana kegiatan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Sinkronisasi Kebijakan
Penyusunan APB Desa Tahun Anggaran 2015 didasarkan prinsip sebagai
berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kewenangannya;
2. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan;
3. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;
4. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat;
5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; dan
6. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi
dan peraturan desa.

Prinsip Penyusunan APB Desa


Pendapatan desa yang dianggarkan dalam APB Desa Tahun Anggaran 2015
merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian
serta dasar hukum penerimaannya.
A. Pendapatan Asli Desa (PADesa)
Seiring dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, yang salah satu asasnya mengatur kemandirian, yaitu suatu
proses yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa untuk
melakukan suatu kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhannya dengan
kemampuan sendiri, maka Pemerintah Desa harus mengupayakan secara
optimal penggalian pendapatan desa yang bersumber dari Pendapatan Asli
Desa (PADesa).

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


1) Selaras dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, PADesa
terdiri dari :
a) Hasil Usaha, diantaranya yaitu hasil pengelolaan BUM Desa dan tanah
titisara/sebutan lainnya;
b) Hasil Pengelolaan Aset, yakni hasil dari sewa, penjualan dan/atau
sejenisnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang mengatur
pengeloaan aset desa;
c) Swadaya dan Partisipasi, yaitu sumber pendatan asli desa yang
bersumber dari sumbangan individu atau kelompok masyarakat di desa
yang menambah pendapatan/aset desa;
d) Gotong Royong, hasil usaha bersama masyarakat yang menambah
pendapatan/aset desa; dan
e) Lain-lain pendapatan asli desa yang sah, dapat berupa pendapatan jasa
giro, pendapatan bunga, pendapatan denda atas keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, penerimaan komisi/potongan/bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh desa

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


2) Penganggaran pendapatan asli desa disesuaikan dengan peraturan desa yang
mengaturnya, perjanjian dengan pihak ketiga, berita acara serah terima hasil
swadaya atau partisipasi/ gotong royong, dan/atau dokumen lainnya yang sah;
3) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan kepada masyarakat dan/atau pihak
lain yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, atau tidak diatur
dalam peraturan desa.
4) Penganggaran hasil usaha memperhatikan rasionalitas yang diarahkan untuk
perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu
tertentu;
5) Penganggaran hasil pengelolaan aset memperhatikan rasionalitas, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam peraturan desa yang mengatur pengelolaan aset
desa, atau dengan memperhitungkan nilai pasar yang berlaku;
6) Penganggaran Lain-lain PADesa Yang Sah, khususnya Pendapatan bunga atau
jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok
PADesa, jenis Lain-lain PADesa Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro, rincian
obyek Bunga atau Jasa Giro

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


B. Dana Desa
Penganggaran dana desa yang merupakan dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukan bagi desa memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
Besaran pagu dana desa dianggarkan sesuai Peraturan Bupati tentang Pedoman
Penganggaran dan Alokasi Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun 2015;
Apabila Peraturan Bupati dimaksud belum ditetapkan, pengganggaran Dana Desa yang
bersumber dari APBN didasarkan pada informasi resmi dari Pemerintah Daerah mengenai
daftar sementara alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2015;
Dalam hal Peraturan Bupati Garut tentang Pedoman Penganggaran dan Alokasi Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015,
ditetapkan setelah peraturan desa tentang APB Desa Tahun Anggaran 2015 ditetapkan,
maka pemerintah desa harus menyesuaikan alokasi Dana Desa dengan terlebih dahulu
melakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015, yang selanjutnya ditampung kembali
dalam perubahan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2015;
Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa
C. Alokasi Dana Desa (ADD) :
ADD dialokasikan sesuai Keputusan Bupati Garut tentang Alokasi Dana Desa Tahun
Anggaran 2015.
Dalam hal Keputusan Bupati Garut dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran
ADD didasarkan pada informasi resmi pemerintah daerah melalui Surat Edaran
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
Apabila Keputusan Bupati Garut atau informasi resmi oleh Pemerintah Daerah tersebut
diterbitkan setelah peraturan desa tentang APBD Tahun Anggaran 2015 ditetapkan,
maka pemerintah desa menyesuaikan ADD dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan
perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015, yang selanjutnya ditampung kembali dalam
perubahan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2015;

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


D. Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah
Penganggaran pendapatan desa yang bersumber dari Lain-lain Pendapatan Desa
Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penganggaran pendapatan desa yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah yang diterima dari pemerintah daerah didasarkan pada alokasi
belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari Pemerintah Kabupaten
Garut Tahun Anggaran 2015.
Dalam hal alokasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diterima setelah ditetapkan
setelah peraturan desa tentang APB Desa Tahun Anggaran 2015, maka
pemerintah desa harus menyesuaikan alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah dan
retribusi Daerah dengan terlebih dahulu melakukan perubahan terhadap Peraturan
Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2015, yang selanjutnya ditampung kembali dalam perubahan Peraturan
Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015;

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


2) Pendapatan Desa yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum
maupun bersifat khusus yang diterima dari pemerintah provinsi atau Pemerintah
Kabupaten Garut dianggarkan dalam APB Desa penerima bantuan, sepanjang sudah
dianggarkan dalam APBD Provinsi Jawa Barat dan/atau Pemerintah Kabupaten Garut.
Apabila pendapatan desa yang bersumber dari bantuan keuangan tersebut diterima
setelah peraturan desa tentang APB Desa Tahun Anggaran 2015 ditetapkan, maka
pemerintah desa harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud, dengan
terlebih dahulu melakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015, yang
selanjutnya ditampung kembali dalam perubahan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015;
3) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah daerah, atau pemerintah desa lainnya atau pihak ketiga, baik dari
badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat
maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi
pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi hibah,
dianggarkan dalam APB Desa setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


Untuk kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah desa
lainnya, didasarkan pada perjanjian hibah antara Kepala Desa/pejabat yang
diberi kuasa selaku pemberi dengan Kepala Desa/pejabat yang diberi kuasa
selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari
pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku
pemberi dengan Kepala Desa/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima.
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-Lain Pendapatan Desa
Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan
sesuai kode rekening berkenaan.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


Untuk kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah desa
lainnya, didasarkan pada perjanjian hibah antara Kepala Desa/pejabat yang
diberi kuasa selaku pemberi dengan Kepala Desa/pejabat yang diberi kuasa
selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari
pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku
pemberi dengan Kepala Desa/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima.
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-Lain Pendapatan Desa
Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan
sesuai kode rekening berkenaan.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Pendapatan Desa


Berpedoman pada ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, belanja
desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang telah disepakati dan
sesuai musyawarah desa, dan sesuai prioritas pemerintah daerah, pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah. Kebutuhan pembangunan dimaksud, meliputi tapi tidak terbatas
pada kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan:
1) paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa; dan
2) paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa
digunakan untuk:
a) penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
b) operasional Pemerintah Desa;
c) tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
d) insentif rukun tetangga dan rukun warga.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa


Pemerintah desa menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta
memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya.
Belanja Tidak Langsung
Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai
a) Penganggaran untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat desa disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku.
b) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Desa dan Perangkat
Desa dibebankan pada APB Desa Tahun Anggaran 2015 dengan mempedomani
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa
c) Besaran tunjangan bagi Anggota BPD memperhatikan prinsip rasionalitas,
disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa.
d) Besaran instentif bagi Ketua RT dan Ketua RW wajib memperhatikan kebijakan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
2) Belanja Bunga
Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang supaya dianggarkan
pembayarannya dalam APB Desa Tahun Anggaran 2015.
3) Belanja Tidak Terduga
Pemerintah desa dapat menganggarkan belanja tidak terduga, guna mendanai
kegiatan-kegiatan atau kewajiban-kewajiban yang sifatnya tidak diprediksi
sebelumnya, tidak biasa, diluar kendali atau pengaruh pemerintah desa dapat
diperkirakan terjadi dan/atau dianggarkan, seperti penanggulangan bencana skala
kecil ditingkat desa. Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan desa.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa


Belanja Langsung
Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Penganggaran belanja langsung dalam APB Desa digunakan untuk pelaksanaan
kewenangan pemerintahan desa, berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa, dan Rencana Kerja Pemerintah Desa;
2) Prioritas program/kegiatan dan kebutuhan pembangunan desa dirumuskan
berdasarkan penilaian kebutuhan masyarakat Desa, meliputi :
a. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;
b. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan skala desa,
dengan mempertimbangkan pula kemampuan teknis dan sumber daya lokal
yang tersedia;
c. Pengembangan ekonomi pertanian skala produktif;
d. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan
ekonomi;
e. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketentraman masyarakat desa.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa


 
3) Penganggaran belanja barang jasa, memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan
nyata yang didasarkan jumlah perangkat desa dan volume pekerjaan serta
memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2014;
b. Pemerintah desa wajib menganggarkan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor milik pemerintah desa
sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Penganggaran belanja perjalanan dinas, dilakukan secara selektif, frekuensi
dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan
dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah
desa.
Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah,
penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal
sebagai berikut :
1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
Komponen sewa kendaraan hanya diberikan untuk Kepala Desa, Ketua
dan/atau Anggota BPD;
Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa
1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
Komponen sewa kendaraan hanya diberikan untuk Kepala Desa, Ketua
dan/atau Anggota BPD;
2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel
atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan
biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota
tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan
dibayarkan secara lumpsum.
4) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.
Standar satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa, dengan mempedomani besaran satuan biaya yang berlaku dalam
APBD. 
d. Penganggaran pemeliharaan barang milik desa yang berada dalam
penguasaannya mempedomani ketentuan yang mengatur barang milik desa

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa


4. Belanja Modal
a. Pemerintah desa mengupayakan secara optimal untuk memprioritaskan
alokasi belanja modal pada APB Desa Tahun Anggaran 2015 guna
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait dengan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
b. Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik desa dan
pemeliharaan barang milik desa menggunakan dasar perencanaan kebutuhan
dan pemeliharaan barang milik desa sesuai ketentuan yang berlaku.

Kebijakan Penyusunan APB Desa – Belanja Desa


Perencanaan Pembangunan Desa

RPJM DESA
APB DESA
APB DESA
RKP DESA

Musyawarah Pembangunan Desa

Perencanaan Pembangunan Desa


Evaluasi
Camat
Camat

APB
APB
DESA
DESA Bupati
Bupati

Perbaikan
Laporan

BPD PEMERINTAH Persetujuan


BPD PEMERINTAH
DESA
DESA Bersama

Program & Kegiatan

Musyawarah
Pembangunan Desa

Siklus Penyusuna APB Desa


a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset,
swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli Desa;
b. Dana Desa;
c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kota;
pendapatan
d. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana
perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota;
e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota;
f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga;
dan
g. lain-lain pendapatan Desa yang sah.
APB
APB
DESA Belanja Belanja Tdk
DESA belanja Langsung Langsung

Penerimaan Pengeluaran
belanja Pembiayaan Pembiayaan

Anatomi APB Desa


Terima
Terima
Kasih
Kasih

Anda mungkin juga menyukai