Anda di halaman 1dari 20

MENSTRUASI :

• Menstruasi/Haid adalah pendarahan


secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai dengan pelepasan endometrium
pada saat ovum tidak dibuahi.
• Mekanisme siklus menstruasi dipengaruhi
oleh pelepasan hormon-hormon yang
berkaitan dengan adanya kerjasama
hipotalamus dan ovarium.
Tahapan proses terjadinya menstruasi
1.Fase proliferasi
-Fase pertumbuhan lapisan endometrium
-Pengaruh hormon estrogen
-Seiring dengan pematangan folikel akibat
pengaruh FSH

2. Fase ovulasi
Pelepasan ovum akibat pecahnya folikel
matang di ovarium
Folikel yang pecah menjadi korpus luteum dan
menghasilkan hormon progesteron
3. Fase sekresi
•Fase pematangan lapisan endometrium
•Pamatangan kelenjar- kelenjar endometrium
•Pengaruh kombinasi estrogen dan progesteron
•Endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi
jika terjadi pembuahan

4. Fase Menstruasi
•Estrogen dan progesteron menurun
•Tidak ada pembuahan
•Lapisan endometrium menjadi rusak → hancur/rontok
→ perdarahan
FASE MENSTRUASI : bila tidak terjadi
fertilisasi (ovum tidak dibuahi oleh sperma ),
korpus luteum akan mengkerut menjadi
korpus albicans sehingga produksi hormon
estrogen dan progesteron terhenti. Turunnya
kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan peluruhan endometrium dan
ovum, ditandai dengan pendarahan dari
uterus selama lk 5 hari dengan volume darah
sekitar 50 ml.
TAHAPAN MENSTRUASI
FASE PRA OVULASI :
• Pada fase akhir menstruasi ini, hipotalamus
mengeluarkan hormon Gonadotropin yang
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH
merangsang pembentukan folikel primer di dalam
ovarium yang mengelilingi oosit primer. Keduanya
akan tumbuh sampai hari ke 14 dari hari I
menstruasi, saat itu folikel matang disebut dengan
folikel de Graaf dengan oosit sekunder di dalamnya.
• Selama pertumbuhannya folikel melepaskan hormon
estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali
lapisan endometrium (proliferasi) dan penetralan
sifat asam pada serviks agar lebih mendukung
kehidupan sperma.
FASE OVULASI :
• Pada umumnya pada hari ke 14 terjadi
perubahan produksi hormon. Peningkatan
kadar estrogen selama pra ovulasi
menimbulkan reaksi umpan balik negative
yaitu penghambatan pelepasan FSH dari
hipofisis, karena FSH berkurang maka
hipofisis ganti mengeluarkan LH. LH
merangsang pelepasan oosit sekunder
daria folikel de Graaf siap untuk dibuahi
sperma.
FASE PASCA OVULASI :
• FOLIKEL DE Graaf yang ditinggalkan oleh
oosit sekunder akan berkerut dan berubah
menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap
memproduksi estrogen dan progesteron.
Keduanya bekerja menebalkan
endometrium, juga merangsang sekresi
lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar
susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
tersebut adalah menyiapkan implantasi zygot
pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan.
FERTILISASI :
• Terjadi saat oosit sekunder yang mengandung
ovum dibuahi oleh sperma.
• Sebelum sperma membuahi ovum, sperma harus
menembus beberapa lapisan. Sperma dapat
menembus oosit sekunder karena baik sperma
maupun ovum keduanya mengeluarkan enzym
yang saling mendukung.
• Sperma mengeluarkan beberapa jenis enzim al :
enzym untuk menghancurkan hialuronid pada
korona radiata, enzym untuk menghancurkan
glikoprotein pada zona pelusida dan antifertilizin
yang menyebabkan sperma dapat melekat pada
oosit sekunder.
FERTILISASI :
• Saat satu sperma menembus oosit sekunder,
segera terbentuk senyawa tertentu pada zona
pelusida sehingga tidak dapat ditembus oleh
sperma lainnya.
• Masuknya sperma ke dalam oosit sekunder
merangsang penyelesaian meiosis II.
• Segera setelah masuk ke dalam oosit sekunder,
nukleus pada kepala sperma membesar, eko
berdegenerasi. Kemudian inti sperma yang
mengandung 23 kromosom dengan ovum yang
juga mengandung 23 kromosom bersatu,
menghasilkan zygot dengan 23 pasang
kromosom.
GESTASI (KEHAMILAN) :
• Setelah fertilisasi, dalam perjalanannya
menuju uterus, zygot membelah secara
mitosis berkali-kali.
• Sesampainya di dalam rahim zygot akan
dimplantasikan (ditanam) pada
endometrium uterus
GESTASI
21-22 hari
TUGAS HAFALKAN
SIKLUS MENSTRUASI
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya
hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat berkembangn menjadi lebih dari 1,
dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon
yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah
pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus
luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila
terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut
dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai