Anda di halaman 1dari 23

MATERNITAS

PADA RETENSIOPLASENTA
DISUSUN OLEH :
•Bayu Saputra
Nim.0320109 047
•Beta
Nim.0320109 046
Dosen Pembimbing :
Yanti Sutriyanti, SKM, S.Kep
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2002:178).

Sebab-sebab dari retensio plasenta :


a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus atau
b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas
sebagian terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena :
a. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva).
b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
menembus desidua sampai miometrium sampai dibawah peritonium
(plasenta akretaperkreta) (Prawirohardjo, S. 2002:656-657).
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN KASUS RETENSIO PLACENTA
ETIOLOGI
• Fungsional
– His kurang kuat
– Plasenta sulit terlepas, karena :
• Tempatnya : Insersi di sudut tuba
• Bentuknya : Plasenta membranacea,
plasenta anularis
• Ukurannya : Plasenta yang sangat kecil
Patologi – Anatomis
• Plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta
perkreta (Obstetri Patologi, hal 236).
TANDA DAN GEJALA
1. Separasi / Akreta Parsial
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang – banyak
e. Tali pusat terjulur sebagian
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta lepas sebagian
h. Syok sering
. Plasenta Inkarserata
a. Konsistensi uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang
Plasenta Akreta
a. Konsistensi uterus cukup
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedikit / tidak ada
e. Tali pusat tidak terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta melekat seluruhnya
h. Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio
oleh tarikan kuat pada tali pusat.
(Prawirohardjo, S. 2002 : 178)
PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah
didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta
memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta
terbuka.

Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang


terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah
tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan
terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus,
akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian
menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan.
Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti
robekan servix, vagina dan perinium.
KONSEP ASKEP
Pengkajian
Identitas
Penyakit ini di derita oleh wanita hamil,
Grandemultipara dengan implantasi plasenta dalam
bentuk plasenta adhesive.plasenta akreta. Plasenta
inkreta dan plasenta perkreta. Mengganggu kontraksi
otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
Keluhan Utama
Klien mengatakan panas
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan panas sejak sore, panas di rasakan
seperti membakar tubuh Panas tidak di sertai
menggigil dengan suhu badan 38¹°C. Panas terus
menerus dsertai dengan mual dan tidak nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Klien mengatakan belum pernah mengalami
seperti ini
Riwayat Kesehatan Keluarga
• Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang mengalami seperti ini serta pemyakit
menular seperti TBC, hepatitis, DBD dan penyakit
menurun seperti hipertensi, DM.
Riwayat Kesehatan Lingkungan
• Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang
bersih, terdapat ventilasi dan pencahayaan yang
cukup, serta kamar mandi dan WC sendiri di
dalam rumah.
Riwayat Obstetri
Riwayat menstruasi
• Riwayat menstruasi meliputi Menarche,
Banyaknya, Siklus, Lamanya, Keluhan, Flour
dibus
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
• Meliputi umur anak pertama sampai yang
terakhir, umur kehamilan yang lalu, penyulit,
jenis persalinan, penolong, apakah ada
laserasi, infeksi, perdarahan.
Pemeriksaan Fisik
• keadaan umum : klien tampak lemah
• Mata: sclera warna putih, konjungtiva merah muda,
pupil isokor tidak ada sekret
• Mulut dan tenggorokan:
• Leher : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan,
vena jugularis tidak membengkak
• Mulut : mukosa bibir lembab, gigi lengkap
• Dada dan axila : mamae bentuk simetris dan
membesar areola mamae warna hitam tidak
ada lesi papilla tampak menonjol, colosterum
sudah keluar
• Pernafasan
– Jalan nafas: normal tidak ada obstruksi jalan
nafas
– Suara nafas: normal tidak ada siara
tambahan seperti wheezing dan ronchi
• Sirkulasi jantung
– Kecepatan denyut jantung 92 x/menit
• Irama regular bunyi S1-S2 tunggal
• Abdomen
– Luka bekas operasi: terbungkus kasa steril ± 15
cm
– Bising usus: 12x/menit
– TFU : 2 jari di bawah pusar
– UC : terasa keras sa’at di raba(baik)
• Extrimitas (integument/muskulus skeletal)
– Integument: turgor kulit baik kembali dalam 1
detik, tidak ada lesi
– Extrimitas atas: dapat di gerakkan dengan baik,
pada tangan sebelah kiri terpasang infus RL 28
tetes.
– Ektrimitas bawah: kedua kaki dapat bergerak
dengan baik 
• Vagina dan urogenetalia
– Tidak ada lesi, bersih
– Darah infus (+), lokea rubra, warna merah,
sebatas tella penuh
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium :
• Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan
hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah
leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya
meningkat.
• Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin
time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau yang
sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini
penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor
lain.
•  
• Diagnosa Keperawatan
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan
• Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi
pada pengambilan placenta
• Kecemasan berhubungan dengan pengeluaran
darah berlebih
• Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 2 x 24 jam keseimbangan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal.
Kriteria hasil :
• Tanda vital dalam batas normal (TD : 100 – 130/80
– 90 mmhg, S : 36⁵ - 37⁵ ̊c, N : 60 – 100
x/menit)
• Turgor elastik , membran mukosa bibir basah,
mata tidak cowong
Intervensi :
-Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan
elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan
menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj
urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian
cairan segera untuk memperbaiki defisit
-Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat keluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme
– Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
pada klien, 8 glas/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang
secara oral
• Kolaborasi :
-Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara
adekuat dan cepat.
-Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi
cairan dan elektrolit agar simbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi normal,
antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum
luas untuk menghambat endotoksin.
Diagnosa 2 : Resiko sepsis berhubungan
dengan infeksi pada pengambilan placenta

• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama dirumah sakit di
harapkan tidak terjadi peningkatan suhu

• Kriteria: Akral hangat, suhu normal (37ºC),


Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor,
kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
– Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang
penyebab panas
R/ Klien dan keluarga mengerti tentang
penyebab panas
– Anjurkan kompres air hangat
R/ Air hangat bias mendilatasi pori – pori
– Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis
R/ Pakaian yang tipis bias meningkatkan
evaporasi
– Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R/ Antibiotic akan membunuh bakteri dan kuman
 
Diagnosa 3 : Kecemasan anak berhubungan
dengan tindakan invasive
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu
beradaptasi
• Kriteria hasil : Mau menerima tindakan
perawatan, klien tampak tenang
• Intervensi :
• Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan
perawatan
• R/ Pendekatan awal pada pasien melalui keluarga
• Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
• R/ mengurangi rasa takut pasien terhadap
perawat dan lingkungan RS
• Berikan pujian jika klien mau diberikan
tindakan perawatan dan pengobatan
• R/ menambah rasa percaya diri pasien akan
keberanian dan kemampuannya
• Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan
komunikasi baik verbal maupun non verbal
(sentuhan, belaian dll)
• R/ Kasih sayang serta pengenalan diri perawat
akan menunbuhkan rasa aman pada klien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai