Menyangkut
BPHTB Pajak Klien
PPh
PHTB
(PPh
Final)
Dasar Kewajiban Perpajakan PPAT
Tarif Pajak
Paling tinggi 5% dari Dasar Pengenaan
Pajak (DPP)
DPP = Nilai Perolehan Objek Pajak
Kena Pajak (NPOPKP)
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena
Pajak(NPOPKP)dihitung berdasarkan:
NPOP – NPOPTKP.
NPOPTKP
Jika NPOP tidak diketahui/ lebih rendah
dari NJOP PBB pada tahun perolehan
maka DPPnya adalah NJOP PBB.
NPOPTKP: Paling rendah Rp 60juta
NPOPTKP untuk perolehan karena
waris/hibah wasiat: Paling rendah Rp 300
juta hub. Sedarah dalam garis lurus satu
derajat ke atas/ bawah dengan pemberi
hibah, termasuk suami/istri
SAAT TERUTANG
Saat terutangnya pajakdan/atau Bangunan ditetapkan untuk:
a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya
akta;
b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
c.hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya
akta;
e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan
peralihan haknya ke kantor bidang pertanahan;
f. pemasukan dalam perseroan atau badan hokum lainnya adalah
sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak
tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
h. putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pangadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan dari
pelepasan hak adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan
pemberian hak;
j.pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah
sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan
pemberian hak;
k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat
dan ditandatanganinya akta;
l. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta; dan
o. lelang adalah sejak tanggal penunjukkan
pemenang lelang.
Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat
terjadinya perolehan hak sebagaimana dimaksud
(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris
hanya dapat menandatangani akta
pemindahan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan setelah Wajib Pajak menyerahkan
bukti pembayaran pajak.
(2) Kepala kantor yang membidangi
pelayanan lelang negarahanya dapat
menandatangani risalah lelang Perolehan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan setelah
Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaran
pajak.
(3) Kepala kantor bidang pertanahan hanya
dapat melakukan pendaftaran Hak atas
Tanah atau pendaftaran peralihan Hak atas
Tanah setelah Wajib Pajak menyerahkan
buktipembayaran pajak.
Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris
dan kepala kantor yang membidangi
pelayanan lelang negara melaporkan
pembuatan akta atau risalah lelang
Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan kepada Kepala Daerah paling
lambat pada tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya.
(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan
kepala kantor yang membidangi pelayanan
lelang negara, yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1)
dan ayat (2) dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp7.500.000,00 (tujuh
juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap
pelanggaran.
(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan
kepala kantor yang membidangi pelayanan
lelang negara, yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat
(1)dikenakan sanksi administratif berupa denda
sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh
ribu rupiah) untuk setiap laporan.
(3) Kepala kantor bidang pertanahan yang
melanggar ketentuan dikenai sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan
Danny adalah seorang notaris. Danny mendapatkan fee sebesar
Rp450.000.000,00 dari PT Manis Manja atas pembuatan akta.
Perhitungan dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21:
50% x Rp 450.000.000,00 = Rp 225.000.000,00
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:
5% x Rp 50.000.000,00 : Rp 2.500.000,00
Rp 28.750.000,00
Dalam hal Danny tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
menjadi sebesar:
120% x 5% x Rp 50.000.000,00 : Rp 3.000.000,00
120% x 15% x Rp 175.000.000,00 : Rp 31.500.000,00
Rp 34.500.000,00
Fadly, S.H.,M. Kn selaku Notaris mengadakan kerja
sama dengan PT. BCD, suatu perusahaan pengembang
perumahan untuk membuat akta notariil Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (“PPJB”) antara PT. BCD dengan
konsumennya. Disepakati honorarium jasa Notaris atas
pembuatan 1 (satu) buah PPJB adalah sebesar
Rp2.000.000,00. Selama 1 tahun, jumlah PPJB yang
telah ditandatangani adalah sebagai berikut:
Bulan Jumlah PPJB Jumlah Honorarium Notaris
Januari 40 Rp80.000.000
Februari 45 Rp90.000.000
Maret 32 Rp64.000.000
April 25 Rp50.000.000
Mei 25 Rp50.000.000
Juni 18 Rp36.000.000
Juli 18 Rp36.000.000
Agustus 33 Rp66.000.000
September 45 Rp90.000.000
Oktober 50 Rp100.000.000
November 50 Rp100.000.000
Desember 10 Rp20.000.000
391 Rp782.000.000
Fadly, S.H., M.Kn, belum menikah dan telah menyerahkan fotokopi kartu NPWP
kepada PT. BCD dan Fadly, S.H., M.Kn tidak memperoleh penghasilan lain selain
dari PT. BCD. Berikut perhitungan PPH Pasal 21 yang dipotong oleh PT. BCD atas
honorarium Fadly, SH., M.Kn:
Januari
80.000.000 40.000.000 4.500.000 35.500.000 35.500.000 5% 1.775.000
Maret
64.000.000 32.000.000 4.500.000 27.500.000 103.500.000 15% 4.125.000
April
50.000.000 25.000.000 4.500.000 20.500.000 124.000.000 15% 3.075.000
Mei
50.000.000 25.000.000 4.500.000 20.500.000 144.500.000 15% 3.075.000
Bulan Ph Bruto 50% Ph PTKP Penghasila Komulatif Tarif PPh PPh
Bruto n Kena Penghasila Pasal 17 Pasal21
Pajak n kena Ayat 1 Terutang
pajak huruf a UU
PPh
Juni
36.000.000 18.000.000 4.500.000 13.500.000 158.000.000 15% 2.025.000
Juli
36.000.000 18.000.000 4.500.000 13.500.000 171.500.000 15% 2.025.000
Agustus
66.000.000 33.000.000 4.500.000 28.500.000 200.000.000 15% 4.275.000
September
90.000.000 45.000.000 4.500.000 40.500.000 240.500.000 15% 6.075.000
Nopember
100.000.000 50.000.000 4.500.000 45.500.000 331.500.000 25% 11.375.000
Desember
20.000.000 10.000.000 4.500.000 5.500.000 337.000.000 25% 1.375.000
Harry, S.H., M.Kn adalah Notaris yang berkantor di Ibukota
Jakarta. Fadly memiliki status K/2, selama tahun 2018
peredaran bruto dari profesinya sebagai Notaris adalah
sebesar Rp4.250.000.000,00 (empat miliar dua ratus lima
puluh juta Rupiah). Harry, S.H.,M.Kn telah mengangsur PPh
Pasal 25 sebesar Rp5.225.300,00 per bulan, dengan total
selama tahun 2018 sebesar Rp62.704.000,00. Harry, S.H.,
M.Kn memiliki bukti potong PPh Pasal 21 atas penghasilan
yang telah dipotong oleh kliennya sebesar Rp52.500.000,00.
Besarnya PPh terutang yang masih harus dibayar oleh Harry,
S.H., M.Kn adalah sebesar:
A. Peredaran Bruto Rp.4.250.000.000,00
5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
Kredit Pajak:
G.
1. Angsuran PPh Pasal 25: Rp.62.704.000,00
PPh Pasal 29 tersebut wajib dibayarkan oleh Harry, SH., M.Kn sebelum Harry, SH., M.Kn menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh-nya
Gunawan, S.H., M.Kn adalah Notaris yang berkantor di Ibukota Jakarta.
Gunawan memiliki status K/2, selama tahun 2018 peredaran bruto fiskal
dari profesinya sebagai Notaris adalah sebesar Rp5.250.000.000,00 (lima
miliar dua ratus lima puluh juta Rupiah) dan karenanya Gunawan,
S.H.,M.Kn menyelenggarakan pembukuan. Biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilannya (biaya 3M) selama tahun 2018
yang dapat menjadi pengurang peredaran bruto fiskal adalah sebesar
Rp2.000.511.000,00 (dua miliar lima ratus sebelas ribu Rupiah).
Gunawan, S.H., M.Kn telah mengangsur PPh Pasal 25 sebesar
Rp5.225.300,00 perbulan, total selama tahun 2018 sebesar
Rp62.704.000,00. Gunawan, S.H., M.Kn memiliki bukti potong PPh
Pasal 21 atas penghasilan yang telah dipotong oleh kliennya sebesar
Rp52.500.000,00. Besarnya PPh terutang yang masih harus dibayar oleh
Gunawan, S.H., M.Kn adalah sebesar:
A. Peredaran Bruto Fiskal Rp.5.250.000.000,00
B. Biaya 3M Rp.2.000.511.000,00
5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
G. Kredit Pajak:
PPh Pasal 29 tersebut wajib dibayarkan oleh Gunawan, SH., M.Kn sebelum menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh-nya.