Anda di halaman 1dari 31

PENCERNAAN,

ABSORPSI
DAN TRANSPORTASI

BY : NS YESI RAHMAWATI, S.KEP


Sistem pencernaan
• Mulut: gigi, lidah, kelenjar ludah
• Epiglotis
• Esofagus
• Sfingter kardiak
• Lambung
• Sfingter piloris
• Usus halus (duodenum, jejunum, ileum)
• Pankreas dan saluran pankreas
• Kantung empedu dan saluran empedu
• Katup ileosekal
• Apendiks
• Usus besar (kolon)
• Rektum dan anus
Keterangan
gambar (22)
umbai cacing atau
disebut juga
dengan usus
buntu (appendix).
Usus buntu adalah
organ berbentuk
tabung kecil dan
tipis berukuran 5-
10 cm yang
terhubung dengan
usus besar.
Namun usus
buntu tidak
memiliki fungsi.
PENCERNAAN
• Terjadi di saluran cerna (mulai dari mulut hingga
anus) yang panjangnya ± 8-9 m pada orang
dewasa
• Saluran cerna merupakan sistem yang sangat
kompleks, yang melakukan berbagai fungsi faali:
menerima, menghaluskan, dan transportasi bahan-
bahan yang dimakan; sekresi enzim cerna, asam,
mukus, empedu, dan bahan lain; pencernaan
bahan-bahan yang dimakan, absorpsi dan
transportasi produk hasil cerna; serta transpor,
penyimpanan, dan ekskresi produk-produk sisa.
PROSES PENCERNAAN

• Secara mekanis: • Secara kimiawi:


- mengunyah - enzim
- peristaltik - asam lambung
- cairan empedu
• Proses mengunyah: memperkecil ukuran partikel
makanan sehingga memperluas permukaan
makanan  enzim pencernaan dapat bekerja lebih
baik.
• Proses peristaltik: mengaduk dan mendorong
makanan yang dimungkinkan oleh gerakan
kontraksi dan relaksasi dinding saluran cerna
sehingga makanan terdorong ke bawah, menambah
penghancuran makanan dalam bentuk yang lebih
kecil dan mengaduknya dengan sekresi pencernaan.
AKTIVITAS DALAM SALURAN
CERNA
• Saluran cerna memungkinkan nutrien tersedia dalam tubuh
• Ada 6 tahap utama dalam pencernaan :
ingesti
propulsi
digesti mekanik
digesti kimia
absorpsi
defekasi
• Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna
• Propulsi : Menelan dan peristaltis
• Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot2 pada dinding
organ
• Digesti mekanik : mengunyah, mencampur, mengaduk makanan
• Digesti kimia : penguraian makanan/katabolik
• Absorpsi : gerakan nutrien dari sal cerna ke darah atau limpa
• Defekasi : eliminasi buangan padat yang tidak dapat dicerna
PROSES PENCERNAAN
1. Di mulut: pengunyahan & sekresi cairan ludah 
ditelan
2. Di lambung:
- dinding paling tebal, peristaltik 3x/mnt
- otot paling kuat, mengaduk &
- otot diagonal, mencerna  kimus
- cairan lambung  kimus cairan halus
- sfingter pilorus  membuka ± 3x/mnt
- sedikit demi sedikit kimus masuk ke usus halus
3. Di usus halus:
- dinding usus peristaltik 10x/mnt
- otot segmentasi (memeras)
- getah pencernaan (usus halus, pankreas,
hati via cairan empedu) berupa air dan
enzim  memecah molekul zat gizi menjadi
bagian terkecil yang dapat diserap via dinding
usus halus
- sfingter ileosekal  sekat antara usus
halus dan usus besar berfungsi mengosongkan
isi usus halus menuju ke usus besar
4. Di usus besar: kontraksi peristaltik dan segmentasi paling
lambat  makanan lebih bertahan lama hingga mencapai 12
jam, shg memungkinkan:
- tempat berkumpul sisa makanan padat
- terjadi penyerapan air & mineral tertentu
- tempat pertumbuhan bakteri  memung-
kinkan terjadi fermentasi
ABSORPSI ZAT GIZI

• Terjadi pada permukaan usus halus (panjang ±6m, Ø


2,5cm, luas ±200m2), yang terdiri dari lipatan-lipatan
dan masing2 lipatan mempunyai ribuan jonjot (vili).
Setiap vili tdd ratusan sel yang masing2 memiliki bulu
sangat halus (mikrovili atau brush border). Di celah2
antar vili terdapat kripta2 atau lekuk2 kecil berupa
kelenjar2 yang mengeluarkan getah usus halus. Umur
sel-sel vili sangat pendek, yaitu 2-5 hari.
CARA ABSORPSI
• Pasif : zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Konsentrasi zat
gizi > membran sel yang menyerap zat gizi. Cth : air dan beberapa mineral
• Fasilitatif : menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran
cerna ke sel yang mengabsorpsi. Cth : fruktosa
• Aktif : menggunakan alat angkut protein dan energi. Cth : glukosa, galaktosa, asam
amino, kalium, magnesium, fosfat, iodida, kalsium, dan zat besi.
• Fagositosis atau pinositosis : membran sel-sel epitel menelan zat-zat yang akan
diabsorpsi. Cth : protein utuh.
PENGATURAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI:
• Hormon saluran cerna: endokrin (gastrin, sekretin, kolesistokinin)
• Sistem saraf
• pH lambung: 1,5-1,7  diatur oleh hormon gastrin (disekresi oleh
sel-sel dinding lambung)  merangsang pengeluaran HCl s/d pH
1,5  produksi HCl berhenti hingga lambung tidak terlalu asam.
• Pembukaan sfingter pilorus  diatur oleh pH disekitar sfingter
pilorus (sekat antara lambung dan usus halus). Bila sfingter pilorus
relaks, kimus bersifat asam dari lambung masuk ke usus halus 
akibat suasana asam tsb sel otot pilorus bereaksi shg sfingter
menutup rapat kembali. Di usus halus kimus asam merangsang
sel-sel dinding usus halus untuk mengeluarkan sekretin ke dalam
darah. Sekretin akan merangsang pengeluaran bikarbonat dari
pankreas  shg kimus diubah menjadi bersifat basa dan sfingter
akan relaks kembali.
• Sekresi bikarbonat oleh pankreas.
• Sekresi enzim
Mekanisme pencernaan zat gizi:
• Karbohidrat:
1. Mulut: Pati  ‘di’ dan ‘trisakarida’ dalam jumlah terbatas.
2. Lambung: Pati  ‘di’ dan ‘trisakarida’ dalam jumlah sangat
besar
3. Usus halus: ‘di’ & ‘trisakarida’  monosakarida 
diabsorpsi

• Protein:
1. Mulut: tidak ada.
2. Lambung: Protein  poli peptida
3. Usus halus: poli peptida  dipeptida  asam amino
diabsorpsi
• Lemak
1. Mulut: Lemak merangsang pengeluaran enzim lipase
lingual.
2. Lambung: Lemak  digliserida dan asam lemak dalam
jumlah terbatas (lipase lingual dan lambung)
3. Usus halus: lemak (emulsi dgn cairan empedu)  digliserida,
monogliserida, gliserol dan asam lemak (lipase dari pankreas
& dinding usus halus)  diabsorpsi
4. Fosfolipida  dihidrolisa oleh enzim fosfolipase  asam
lemak & lisofosfogliserida  diabsorpsi
5. Ester kolesterol  dihidrolisa oleh enzim kolesterol esterase
(pankreas)  kolesterol  diabsorpsi
• Vitamin: tidak mengalami pencernaan,
tetapi diabsorpsi dalam bentuk molekul
vitamin
• Mineral: umumnya dicerna menjadi
bentuk ion agar mudah diabsorpsi.
INTERAKSI DALAM ABSORPSI ZAT GIZI
• Vit C  meningkatkan absorpsi Fe
• Vit D  meningkatkan absorpsi Ca
• Kelebihan Ca, Zn akan menurunkan absorpsi Fe atau sebaliknya
• Protein  meningkatkan absorspi Fe
• Fitat, oksalat, tanin  menghambat absorpsi Fe
• Rasio P dan Ca  mempengaruhi absorpsi Ca
• Dalam keadaan defisiensi zat gizi, maka absorpsi akan
meningkat (lebih tinggi)
• Antasida (obat penetralisir asam lambung)  mempengaruhi
pencernaan protein  menurunkan absorpsi asam amino.
TRANSPORTASI ZAT GIZI
• Zat gizi yang telah diabsorpsi akan diangkut ke
seluruh tubuh yang membutuhkan setelah
memasuki peredaran darah
METABOLISME ZAT GIZI
• KH  monosakarida  glukosa
• Lemak  di & mono gliserida, asam lemak
& gliserol
• Protein  peptida  asam amino
Gangguan Dan Kelainan Sistem Pencernaan
Gangguan Sistem Pencernaan

• Apendisitis  Radang usus buntu.

• Diare  Feses yang sangat cair akibat


peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi  Kesukaran dalam proses Defekasi
(Sembelit) (buang air besar)
• Maldigesti  Terlalu banyak makan atau makan
suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis  Infeksi pada kelenjar parotis disebut
juga Gondong
• Tukak  "Radang" pada dinding lambung,
Lambung/Maag umumnya diakibatkan infeksi
Helicobacter pylori
• Xerostomia  Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan
makanan dapat disebabkan oleh:
- pola makan yang salah,
- infeksi bakteri, dan
- kelainan alat pencernaan.
Di antara gangguan-gangguan ini adalah
- diare,
- sembelit,
- tukak lambung,
- peritonitis,
- kolik,
- sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
• Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu
cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan
feses yang mengandung banyak air  disebut
diare.
• Penyebab diare antara lain ansietas (stres),
makanan tertentu, atau organisme perusak yang
melukai dinding usus.
• Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya
air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi
dehidrasi
Konstipasi (Sembelit)

• Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan


sangat lambat  air terlalu banyak diserap usus,
 feses menjadi keras dan kering.
• Penyebab sembelit:
- kurang mengkonsumsi makanan yang berserat
- banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
• Dinding lambung diselubungi mukus yang di
dalamnya juga terkandung enzim.
• Jika pertahanan mukus rusak, enzim
pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil
dari lapisan permukaan lambung.
• Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak
lambung.
• Tukak lambung menyebabkan berlubangnya
dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di
rongga perut.
• Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan
oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan:
• Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut
(peritonium).
• Salah cerna akibat makan makanan yang merangsang
lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa
nyeri yang disebut kolik.
• Produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga
timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan
lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat
makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan
pendarahan pada lambung.
• Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan
pada lambung.
• Radang usus buntu. Bisa terjadi akibat penyumbatan limbah
makan atau sepotong feses yang keras dan memblokir usus
buntu menyebabkan peradangan dan dapat pula disebabkan
oleh infeksi bakteri gastrointestinal. Usus buntu akan
meradang, bengkak, dan bernanah.

Anda mungkin juga menyukai