Anda di halaman 1dari 95

Pengkajian Umum

Sistem Endokrin

Doni Setiyawan, Ns., M.Kep., CWCS


Endokrin
• System endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar/
organ yang mensintesis dan mensekresi zat-zat
yang disebut hormon secara langsung kedalam
aliran darah
• Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ
tubuh.
• Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam
aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
• Organ –organ endokrin yang seluruhnya
berhubungan dengan produksi hormone
adalah: hifofisis/Pituitari, adrenal, pankreas,
tiroid, ovari dan testis
• Kelenjar endokrin tidak memiliki
duktus/saluran, oleh karena itu ia akan
merembeskan hormon secara terus menerus
ke dalam aliran darah
MEKANISME UMPAN BALIK

HIPOTHALAMU
S

HIPOFISE

TARGET
ORGAN
ENDOKRIN

GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN :


• Gangguan kelenjar hipofisis
• Gangguan kelenjar tiroid
• Gangguan hipersekresi adrenal
• Insufisiensi adrenal
• Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes
melitus
Gambar kelenjar Endokrin yang ada didalam tubuh
HORMON KELENJAR HIPOFISIS

• Merupakan kelenjar utama, karena berfungsi sebagai hormon


Trof/hormon perangsang dimana kelenjar ini akan
merembeskan sejumlah hormon yang akan merangsang
perembesan hormon lain ke dalam darah
Hormone Major target organ(s) Major Physiologic Effects

Promotes growth (indirectly), control of


Growth hormone Liver, adipose tissue protein, lipid and carbohydrate
metabolism

Thyroid-stimulating hor Stimulates secretion of thyroid


Thyroid gland
Anterior mone hormones
Pituitary
Adrenocorticotropic hor
mone Adrenal gland (cortex) Stimulates secretion of glucocorticoids
(Hipofisis Anterior)

Prolactin Mammary gland Milk production

Luteinizing hormone Ovary and testis Control of reproductive function

Follicle-stimulating hor
mone Ovary and testis Control of reproductive function

Posterior Antidiuretic hormone Kidney Conservation of body water


Pituitary
Stimulates milk ejection and uterine
(Hipofisis Posterior) Oxytocin Ovary and testis
contractions
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
• ACRH : Adrenocortico Releasing Hormon
• ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
• TRH : Tyroid Releasing Hormon
• TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
• GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
• GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
• PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
• PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
• PRH : Prolaktin Releasing Hormon
• PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
• GRH : Growth Releasing Hormon
• GIH : Growth Inhibiting Hormon
• MRH : Melanosit Releasing Hormon
• MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Contoh : beberapa gangguan
pada Kelenjar Hipofisis
• Gigantisme
• Akromegali
• Hipotuitarisme
• dll
Adenoma pada Hormon Pertumbuhan (growth
Hormone)
• Suatu tumor yang disebabkan oleh hipersekresi
hormon pertumbuhan, disertai dengan keadaan
Akromegali pada orang dewasa atau Gigantisme
pada anak-anak.
Tanda dan gejala :
gigantisme ditandai oleh peningkatan ukuran tubuh
secara menyeluruh dengan lengan dan tungkai yang
memanjang secara tidak proporsional.
Jika peningkatan GH yang timbul adalah akromegali
dengan pembesaran kepala, tangan, kaki, rahang,
lidah, dan jaringan lunak.
Gigantisme pada orang dewasa

Akromegali pada anak


KELENJAR TIROID
Anatomi

Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi


laring, sebelah anterior trakea, yaitu posisi
yang tepat untuk pemasangan dasi kupu-kupu.
Gambar Kelenjar Thyroid
Hormon Tiroid
Hormon tiroid berperan dalam mempengaruhi
kecepatan metabolisme tubuh (meningkatkan
kecepatan reaksi kimia di hampir seluruh sel tubuh).
Sel-sel dalam kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroid yang dapat dibedakan atas:
1. Tetraiodotironin (T4)
▪ Tersusun atas 4 atom iodium.
▪ Seringkali disebut dengan ‘Tiroksin’.
2. Triiodotironin (T3)
▪ Tersusun atas 3 atom iodium.
Kelenjar tiroid mensekresikan 93% tiroksin dan 7%
triiodotironin.
Tiroksin maupun triiodotironin mempunyai peran
dan kualitas yang sama.
Perbedaan tiroksin dan triiodotironin:
 Triidotironin mempunyai kecepatan dan intensitas kerja
yang 4 kali lebih kuat dari tiroksin.
 Jumlah triiodotironin jauh lebih sedikit dari tiroksin.
 Keberadaan triiodotironin dalam darah jauh lebih
singkat dibanding tiroksin.
Fungsi Hormon Tiroid
• Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen melalui aktivasi reseptor inti
sel.
• Meningkatkan aktivitas metabolisme selular melalui peningkatan jumlah
dan aktivitas sel mitokondria dan peningkatan transport aktif ion-ion
melalui membrane sel (Na+-K+-ATPase).
• Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan.
• Efek-efek spesifik: Meningkatkan metabolisme karbohidrat dan
pengangkutan lemak; menurunkan konsentrasi kolestrol, fosfolipid, dan
trigliserida dalam darah namun meningkatkan asam lemak bebas;
meningkatkan kebutuhan vitamin karena meningkatkan jumlah berbagai
enzim tubuh; meningkatkan laju metabolism basal hingga 60-100% di atas
nilai normal; menurunkan berat badan.
Lanjutan...
 Kardiovaskuler: Meningkatkan aliran darah dan curah jantung,
frekuensi denyut jantung, kekuatan denyut jantung akibat
timbulnya katabolisme, menormalkan tekanan arteri.
 Meningkatkan pernapasan.
 Merangsang sistem saraf pusat
 Menimbulkan reaksi otot dan tremor otot.
 Membuat sulit tidur tapi menyebabkan kelelahan.
 Meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar
endokrin lain.
 Menstabilkan / menormalkan fungsi seksual.
Hipotiroidisme
 Penyebab:
 Autoimunitas terhadap kelenjar tiroid yang justru menyebabkan peradangan
pada kelenjar tiroid (tiroiditis).
 Dampak
 Hipotiroidisme berdampak pada timbulnya ‘goiter tiroid’ (pembengkakan
kelenjar tiroid).
 Gejala goiter tiroid
1. Rasa lelah dan mengantuk yang sangat sehingga penderita tidur selama 12
– 14 jam dalam sehari.
2. Kelemahan otot yang ekstrem
3. Kecepatan denyut jantung menurun
4. Berkurangnya volume darah
5. Kadangkala diikuti kenaikan berat badan
6. Konstipasi
 Dampak dari goiter tiroid adalah miksedema dan kretinisme.
Miksedema
• Biasanya diderita oleh orang dewasa.
• Ditandai dengan meningkatnya jumlah total
cairan interstisial pada tubuh (yang bersifat
seperti gel).
• Berat badan meningkat.
• Penderita terlihat gemuk tetapi tidak sintal.
Kretinisme
• Kretinisme adalah suatu keadaan, dimana
individu mengalami hipotiroidisme yang
ekstrem selama kehidupan janin, bayi, dan
masa kanak-kanak.
• Tanda-tanda:
1. Tubuh cebol/kerdil
2. Retardasi mental
3. Gejala-gejala defisiensi tiroksin umum lainnya
Hipertiroidisme
 Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid
yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan
dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah.

Penyebab
Adenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di
dalam jaringan tiroid dan mensekresikan banyak
sekali hormon tiroid.
Gejala-Gejala Hipertiroid

Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan


metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum termasuk:
• Keringat berlebihan
• Ketidaktoleranan panas
• Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
• Gemetaran
• Kegelisahan; agitasi
• Denyut jantung yang cepat
Gejala …
• Kehilangan berat badan
• Kelelahan
• Konsentrasi yang berkurang
• Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
• Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama jantung
yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada
bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak
dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu
kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam,
dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental,
Tujuan Pengobataan Hipertiroidisme

Membatasi produksi hormon tiroid yang


berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Diagnosis
• kadar T4 dan FT4 yang tinggi
KELENJAR PARATIROID

 Kelenjar yg tidak dikontrol langsung oleh hormon


ptuitari. Menghasilkan Parathormone
 KALSITONIN vs PARATHORMONE
 PARATHORMONE  METABOLISME KALSIUM
TULANG PADA 3 ORGAN:
 TULANG : membebaskan simpanan kalsium
 GINJAL : meningkatkan reabsorpsi
 USUS : Meningkatkan absorpsi + vit D
KELENJAR PANKREAS

 INSULIN
 GLUKAGON
 SOMATOSTATIN  Mengatur motilitas GI dan
kontraregulator dng GH
 POLIPEPTIDE PANKREAS  Mengatur sekresi GI
Gangguan Kelenjar Pankreas

• Contoh : Penyakit Diabetes Mellitus


Hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas :
Sel-sel beta (60%)  hormon insulin
Sel-sel alpha (25%) hormon glukagon
Sel-sel D (10%)  somatostatin
Sel-sel F atau PP  Pancreatic polypeptide
(parakrin)
FUNGSI INSULIN

1. Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam


sel-sel sebagian besar jaringan.
2. Menaikkan penguraian glukosa secara
oksidatif
3. Menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan juga dalam otot dan mencegah
penguraian glikogen,
4. Menstimulasi pembentukan protein dan
lemak dari glukosa.`
2. Glucagon

Glucagon memiliki peran utama dalam mempertahankan


konsentrasi normal glukosa dalam darah, dan sering
digambarkan mempunyai efek berlawanan dengan
insulin. Yakni, glukagon meningkatkan kadar glukosa
darah
Efek utama glukagon ialah menstimulir peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah
Glukagon menstimulir pemecahan glikogen yang
tersimpan di hati
Glukagon mengaktifkan hepatic gluconeogenesis
3. SOMATOSTATIN
• Merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta,
tersusun dari polipeptida mini dari 14 asam amino.

• Sekresinya dirangsang oleh peningkatan glukosa,


asam amino atau asam lemak darah post prandial
(setelah makan).
• Efek lokal didalam pulau langerhans adalah
menghambat dan menurunkan kecepatan
sekresi insulin atau glukagon.
• Efek jauhnya adalah mengurangi mobilitas
lambung, usus dan kantung empedu.
• Efek sekresi umumnya untuk memperlambat
masuknya nutrien dari makanan dan membuat
produk asimilasi tersedia untuk waktu yang
lebih lama.
• Somatostatin juga dihasilkan oleh sel – sel di
hipotalamus, yang berfungsi untuk mengurangi
sekresi hormon penumbuh oleh somatotrof
dari hipofisis anterior.
4. Sel f (pankreatik polipeptida)

• Sangat sedikit jumlahnya dalam pulau


langerhans, menghasilkan polipeptidase
pankreatik.
• Hingga kini belum banyak diketahui tentang
fungsinya atau yang mengendalikan
sekresinya.
Hiperglikemia
 Diabetes Melitus

Adalah suatu penyakit yang disebabkan


gangguan hormonal (hormon insulin yang
dihasilkan pankreas)& melibatkan
metabolisme karbohidrat, dimana seseorang
tidak dapat cukup memproduksi insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi dengan baik
Patofisiologi
• Pasien DM mengalami defisiensi insulin menyebabkan
glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru
(glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak
meningkat sehingga terjadi proses pembentukan keton
(ketogenesis). Terjadi peningkatan keton didalam plasama
menyebabkan ketonuria (keton didalam urin) sehingga kadar
natrium dan PH serum menurun yang menyebabkan asidosis.

• Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa pada sel


menurun sehingga kadar glukosa darah tinggi pada plasma
(hiperglikemia). Jika parah dan melebihi ambang ginjal terjadi
glikosuria.
 Glikosuria dapat menyebabkan :
• Poliuri, pengeluaran air seni berlebih akibat diuretik
osmotik.
• Polidipsi, rasa haus yang berlebihan sehingga terjadi
dehidrasi.
• Polifagfi, keseimbangan kalori negatif sehingga
menimbulkan rasa lapar yang berlebihan.
• Penggunaan glukosa oleh sel menurun sehingga
produksi metabolisme energi menurun sehingga
tubuh menjadi lemah.
• Hiperglikemia dapat mempengaruhi arteri
kecil sehingga suplai makanan dan oksigen
menjadi berkurang yang menyebabkan infeksi,
ganggren/ulkus dan luka menjadi tidak
sembuh – sembuh, pandangan menjadi kabur.
Diagnosa :

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus


pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
• Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1
mmol/L)
• Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
• Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam
kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
KELENJAR ADRENAL

 KORTEK ADRENAL:
 GLUKOKORTIKOID = KORTISOL  Metabolisme
Karbohidrat,protein, dan lemak.Membantu menolak efek destruktif
dari stres mental dan fisik.
 MINERALOKORTIKOID  ALDOSTERON  Keseimbangan elektrolit
 HORMON SEKS ADRENAL  androgen dan estrogen yang identik
dengan yang dihasilkan gonad. Androgen dan estrogen adrenal
menimbulkan efek maskulinitas dan feminitas.
 MEDULA ADRENAL:
 EPINEFRIN  Modulasi respons Kardiovaskular & respons
metabolik thd stres
 NOR EPINEFRIN  Neurotransmitter pada sistem saraf perifer
 DOPAMIN  Neurotransmitter pada sistem saraf otonom
Kelenjar Adrenal
Kelenjar ini terletak di superior ginjal.
Gangguan Kelenjar Adrenal
• Sindrom cushing
• Hiper Aldosteronisme, syndrom Conn’s
• Adreno Genital Sindrom : Hirsutisme
• Hipo Adrenal : penyakit Addison
• Feokromositoma
Tiga kelompok Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal :
1. mineralokortikoid, yaitu aldosteron.
Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium
(retensi Na) dan menurunkan jumlah kalium dalam
cairan ekstraseluler, selama proses pembentukan
urine.

2. glukokortikoid, yaitu kortisol.


Peran kortisol:
a. Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.
b. Membantu menolak efek destruktif dari stres
mental dan fisik.
3. hormon seks adrenal (androgen dan estrogen) yang
identik dengan yang dihasilkan gonad.
androgen dan estrogen adrenal menimbulkan
efek maskulinitas dan feminitas.
 Efek berlebihnya kadar aldosteron:
a. Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya
konsentrasi kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai
normal.
b. Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
 Efek rendahnya kadar aldosteron:
a. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat
sampai jauh di atas nilai normal.
b. Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal menyebabkan
keracunan jantung. Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal
jantung.
– Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya
sindrom Cushing yang ditandai oleh:
a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia),
menurunnya protein, dan meningkatnya timbunan
lemak.
b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip
dengan DM sehingga disebut ‘Diabetes Adrenal’.
c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di
atas bahu dan wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’
(buffalo hump) dan ‘muka bulan’ (moon face).
Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya
androgen adrenal.

a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:


1) Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh
pria.
2) Suara berat
3) Otot lengan dan tungkai berkembang
4) Payudara mengecil
5) Menstruasi mungkin terhenti
b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang
ditandai dengan pertumbuhan genetalia eksternal pria.
c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
 Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan
pembentukan sperma atau aktivitas gonad karena
testis masih berada dalam status pra-pubertas non-
fungsional.
 Gejala pubertas prekoks, antara lain:
1) Suara menjadi berat
2) Tumbuh jenggot
3) Penis membesar
PENYAKIT ADDISON ( HIPOADRENALISME )

Penyebab :
• Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami
kerusakan akibat kanker, amiloidosis, infeksi
(misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya. Pada
70% penderita lainnya, penyebabnya tidak diketahui
tetapi para ahli menduga bahwa kelenjar adrenal
mengalami kerusakan akibat reaksi autoimun. 
• Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada orang-
orang yang mengkonsumsi kortikosteroid
(misalnya prednison).
• Untuk mengkompensasi kekurangan
kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan lebih
banyak kortikotropin (hormon yang dalam keadaan
normal merangsang kelenjar adrenal). 

Karena kortikotropin juga mempengaruhi


pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan mulut
penderita Penyakit Addison seringkali menjadi lebih
gelap. Pigmentasi yang berlebihan ini biasanya
terdapat dalam bentuk bercak-bercak.
Bercak kulit pada addison
Gejala penyakit Addison
• Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan merasakan lemah, lesu,
dan pusing jika bangkit dari duduk atau berbaring.
• Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening, wajah dan bahu;
pewarnaan hitam kebiruan bias muncul disekitar , bibir, mulut, rektum, kantung
zakar atau vagina. 
• mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan hilang,
sakit otot, mual, muntah dan diare.
• Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika penyakitnya tidak
terlalu berat, gejalanya cenderung timbul hanya pada saat penderita
mengalami stres. 

Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat, kelemahan yang
luar biasa, tekanan darah yang sangat rendah, gagal ginjal, dan syok terutama jika
penderita mengalami stres (cedera, pembedahan, atau infeksi berat). 
Diagnosa penyakit addison
• Pemeriksaan darah menunjukkan adanya
kekurangan kortikosteroid (terutama kortisol),
kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang
rendah.
• Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan
darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya
menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan
baik. Rontgen dan CT scan perut bisa menunjukkan
adanya pengapuran pada kelenjar adrenal.
Diagnosanya...
• mengukur kadar cortisol yang mungkin rendah, dan
kadar corticotropin yang mungkin tinggi. Tetapi,
perlu ditegaskan diagnosanya dengan mengukur
kadar cortisol terlebih dahulu setelah pemberian
satu injeksi corticotropin.

• Jika kadar cortisol rendah, tes lebih jauh diperlukan


untuk memutuskan jika masalah adalah penyakit
Addison atau kekurangan adrenal sekunder.
Pengobatannya..
• Apapun penyebabnya, Penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus diobati
dengan kortikosteroid. Biasanya pengobatan bisa dimulai dengan
pemberian prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada
awalnya diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan
tablet prednison. 

Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-2 tablet


fludrokortison/hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan
kalium yang normal. Pada akhirnya pemberian fludrokortison bisa dikurangi
atau dihentikan, diganti dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang
hidup penderita. 

Jika tubuh mengalami stres (terutama karena penyakit), mungkin diperlukan


dosis prednison yang lebih tinggi. Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang
hidup penderita, tetapi prognosisnya baik. 
GI TRACT

 CHOLECYSTOKININ (CCK)
 GASTRIC INHIBITORY PEPTIDE (GIP)
 GASTRIN
 NEUROTENSIN
 SEKRETIN
 VASOACTIVE INTESTINAL PEPTIDE (VIP)
Lanjutan:

 JANTUNG: ATRIAL NATRIURETIC PEPTIDE


 ELEMEN DARAH: PEPTIDA ≈ SITOKIN  FS. IMUN
 GINJAL: RENIN, ERITROPOETIN, VIT. D
 KULIT & HATI: VIT. D
 OVARIUM: ESTEROGEN, PROGESTERON, RELAKSIN,
INHIBIN
 PLASENTA: HCG, LACTOGEN PLASENTA, ESTRIOL,
PROGESTERON, RELAKSIN
 TESTIS: TESTOSTERON, INHIBIN
 KELENJAR PINEAL: MELATONIN
INFEKSI

Endocrine
KEGANASAN
System DEGENERASI

Dysorder

IDIOPATIK
DAMPAK GANGGUAN
TERHADAP KONDISI
KELENJAR

PERUBAHAN BENTUK
KELENJAR

HIPERFUNGSI KELENJAR

HIPOFUNGSI KELENJAR
Manifestasi Gangguan Sistem Endokrin

Local
Localsigns
signs Systemic
Systemicsigns
signs

Depend on local damage or Depend on hormonal activity


growth (tumor, inflammation) Specific for concrete hyper/
Nonspecific symptoms hypofunction

Co.: Co.:
Struma/Goiter: sulit bernafas, Hipertensi, obesitas,
nyeri telan kehilangan cairan,
hiperglikemia
PENGKAJIAN UMUM
 Data Demografi
 Usia
BB & TB
 Jenis kelamin
 Lingkungan tempat tinggal
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Kemungkinan adanya anggota keluarga yang
mengalami gg. seperti yang di alami klien atau gg.
tertentu yang berhubungan secara langsung dengan gg.
hormonal seperti:
 Obesitas
 Gangguan tumbang
 Kelainan pada kelenjar tiroid
 Diabetes melitus
 Infertilitas
Lanjutan:
 Riwayat Kesehatan Klien
 Penyakit yang lalu
 Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang,
misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah
dada tidak berkembang dan lain-lain
 Berat badan yang tidak sesuai dengan usia
 Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit
bergaul, tidak mampu berkonsentrasi dan lain-lain
 Riwayat hospitalisasi
 Riwayat penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan
masa lalu (dengan/tanpa resep, jenisnya terutama obat-
obatan yang mengandung hormon atau yang dapat
merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison,
kontrasepsi oral dan obat-obatan anti hipertensi
Lanjutan:

 Riwayat Diit
 Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan
dapat saja mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola
dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab
 Kaji:
 Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
 Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis
 Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
 Pola makan dan minum sehari-hari
 Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
endokrin, co.: makanan yang bersifat goitrogenik (Goitrogenik
adalah zat yang dapat menghambat pengambilan iodium oleh kelenjar
gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah)
Lanjutan:

 Status Sosial Ekonomi


 Lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan
pendapatan, contoh:
 Bagaimana klien dan keluarga memperoleh makanan
yang sehat dan bergizi
 Upaya klien dan keluarga mendapatkan pengobatan bila
klien dan keluarganya sakit
 Upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga
tetap optimal
Lanjutan:
 Keluhan Utama
Fokuskan pertanyaan pada hal-hal yang
menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan
kesehatan seperti:
 Apa yang di rasakan klien
 Gejala yang dirasakan sejak kapan dirasakan
 Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup
sehari-hari
 Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
 Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
 Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat
mengganggu klien
Lanjutan:

 Fokuskan pertanyaan seperti:


 Hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal
seperti:
 Tingkat energi: kemampuan aktivitas dan asupan
makanan
 Pola eliminasi dan keseimbangan cairan: pola berkemih,
jumlah volume urine, nokturia, konsumsi minum.
 Pertumbuhan dan perkembangan.
 Perlu mengkaji ukuran tubuh (kerdil)
 Mengkaji secara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan
fungsinya (tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi,
inisiatif dan rasa tanggung jawab)
 Kaji pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi
kejiwaan klien.
Lanjutan:
 Fokuskan pertanyaan seperti:
 Hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal seperti:
 Seks dan Reproduksi
 Pada klien wanita:
 Kaji siklus menstruasinya (lama, volume, frekuensi dan
perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kram abdomen
sebelum selama dan sesudah haid)
 Kaji pada umur berapa klien pertama kali menstruasi
 Bila klien bersuami: kaji apakah pernah hamil, abortus, dan
melahirkan, jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah
klien menggunakan cara tertentu untuk membatasi kelahiran
atau cara untuk mendapatkan keturunan
 Pada klien pria:
 Kaji kemampuan ereksi dan orgasme
 Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat
genital
Lanjutan:

 Pengkajian Psikososial:
 Mekanisme koping
 Dukungan keluarga dan teman
 Keyakinan klien tentang sehat sakit
 Kemampuan klien dan keluarga dalam
memberi perawatan di rumah termasuk
penggunaan obat-obatan yang biasanya
dapat berlangsung lama
PEMERIKSAAN FISIK

 Terdapat 2 aspek utama yang dapat


di gambarkan yaitu:
Kondisi kelenjar endokrin
Kondisi jaringan atau organ
(dampak dari kondisi endokrin)
PEMERIKSAAN FISIK UMUM

 INSPEKSI (perubahan bentuk)


 Penampilan umum klien: apakah tampak
kelemahan berat, sedang dan ringan
 Bentuk dan proporsi tubuh
 Pada wajah: fokuskan pada abnormalitas
struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti
bentuk dahi, rahang dan bibir
 Pada mata: adanya edema periorbita dan
exopthalmus serta apakah ekspresi wajah
datar atau tumpul
PEMERIKSAAN FISIK
UMUM
 INSPEKSI (perubahan bentuk)
 Amati lidah klien: kelainan bentuk, penebalan, ada tidaknya
tremor pada saat diam atau bila digerakkan
 Didaerah leher: apakah tampak membesar, simetris atau
tidak, ada tidaknya distensi vena jugularis
 Amati warna kulit(hiperpigmentasi atau hipopigmentasi),
apakah merata dan dimana lokasinya, adanya kelainan kulit
dan jenisnya:
 Infeksi jamur, penyembuhan luka yang lama, bersisik dan petechia lebih
sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal
 Hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut dijumpai pada klien hipofungsi
kelenjar adrenal
 Vitiligo tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal
 Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas.
 Buffalo neck (leher/punuk kerbau) terjadi pada klien hiperfungsi
adrenokortikal.
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
 INSPEKSI (perubahan bentuk)
 Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan
simetris tidaknya
 Perubahan tanda seks sekunder:
Amati keadaan rambut axila dan dada
Pada buah dada amati bentuk dan ukuran, simetris
tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan
Striae pada buah dada atau abdomen sering dijumpai
pada hiperfungsi adrenokortikal
Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan lemak
centripetal dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum, penis,
klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.
INSPEKSI THYROID

Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System


HIPO/HIPERFUNCTION THYROID

Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System


HIPO/HIPERFUNCTION THYROID

Chandrashekar, A.J. (n.d), Myxoedema Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System
HYPOACTIVITY OF PARATHYROID
Trousseau Sign Chvostec Sign
HIPO/HIPERFUNCTION THYROID
Dwarfism Cretinism
 Hipopituitari  Hipotiroid
 Penurunan GH  Penurunan T3, T4
 Proporsi tubuh pendek,  Proporsi tubuh pendek,
namun “smart look” namun “ugly look”
 Proporsi anggota badan  Anggota badan tidak
sesuai proporsional  kecil
 Kondisi mental normal  Retardasi mental
 IQ normal  IQ rendah
 Infertil  Infertil
OVERACTIVITY OF ADRENAL
CORTEX
Bayi 4 bln dgn Cushing Syndrome
ADDISON’S DISEASE

Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System


OVERACTIVITY OF GH

Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System


UNDERACTIVITY OF GH
DIABETIC FOOT
PEMERIKSAAN FISIK UMUM

 Palpasi: hanya bisa dilakukan pada


kelenjar tiroid dan testis:
Pada kondisi normal: kelenjar tiroid
tidak teraba
Pada kondisi normal: testis teraba
lembut, peka terhadap sinar dan kenyal
seperti karet
DERAJAT PEMBESARAN
KELENJAR TIROID

 Derajat 0-a : kelenjar tiroid tidak teraba atau bila teraba


tidak lebih besar dari ukuran normal
 Derajat 0-b : kelenjar tiroid jelas teraba, tapi tidak
terlihat bila kepala dalam posisi normal
 Derajat I : mudah dan jelas teraba, terlihat dengan
kepala dalam posisi normal, dan terlihat nodul
 Derajat II : jelas terlihat pembesaran  jarak dekat
 Derajat III : tampak jelas dari jauh
 Derajat IV : sangat besar
PALPASI THYROID

Bevan, J.S. (n.d), The Endocrine System


PEMERIKSAAN FISIK UMUM
 Auskultasi:
 Pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat terdengar
bunyi “bruit“.
 Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena
turbulensi pada pembuluh darah tiroidea.
 Normal: bunyi ini tidak terdengar.
 Dapat terdengar bila terjadi peningkatan sirkulasi darah
ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas
kelenjar tiroid
 Auskultasi: untuk mengidentifikasi perubahan pada
pembuluh darah dan jantung (TD, ritme dan rate
jantung)
DATA LAIN

 Pemeriksaan vital sign


 Pemeriksaan kekuatan otot
 Pemeriksaan reflek neurologis
 Pemeriksaan diagnostik
THANK YOU
&
BEST WISHES

Anda mungkin juga menyukai