Anda di halaman 1dari 23

DEMAM

TYPHOID
Chika Ramadhani
Fransisca Miranda
Laetitia Ayesha Camil
Novita
Nurul Asti. P
Riski Maulina
Yolanda Aprilia

kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

 WHO 2003 17 juta kasus insidensi


600.000

 negara berkembang 95%



 Indonesia 358/100.000 (pedesaan)

810/100.000 (perkotaan)

 Prevalensi 3-19 tahun 5 tahun


DEFINISI

Typhoid fever adalah suatu penyakit infeksi oleh


bakteri Salmonella typhii dan bersifat endemik yang
termasuk dalam penyakit menular (Cahyono, 2010). Demam
typhoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhii (Elsevier, 2013). Typhoid fever ( typhus
abdominalis ,enteric fever ) adalah infeksi sistemik yang
disebabkan kuman salmonella enterica, khususnya varian
varian turunanya, yaitu salmonella typhi, Paratyphi A,
Paratyphi B, Paratyphi C.
ETIOLOGI

 Salmonella typhi
 Salmonella paratyphi

 Bakteri ini berbentuk


batang, gram negatif, tidak
membentuk spora, motil,
berkapsul dan mempunyai
flagella (bergerak dengan
rambut getar)
Penyebab TYHPOID FEVER

Penyebab penyakit ini adalah kuman Salmonella typhi,


Salmonella para typhi A, dan Salmonella para typhi B.
Wujudnya berupa basil gram negatif, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga
macam antigen (antigen O, H, dan VI). Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana
aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 ˚C (option
37˚C) dan pH pertumbuhan 6-8.
Lanjutan

1. Transmisi oral, melalui makanan yang terkontaminasi


kuman salmonella typhi.
2. Transmisi dari tangan ke mulut, di mana tangan yang
tidak higenis yang mempuyai Slmonella typhi langsung
bersentuhan dengan makanan yang di makan.
3. Transmisi kotoran, di mana kotoran individu yang
mempunyai basil Salmonella typhi kesungai atau sumber
air yang digunakan sebagai air minum yang kemudian
langsung di minum tanpa di masak.
TANDA DAN GEJALA

Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan


gejala prodroma ( gejala awal tumbuhnya
penyakit/gejala yang tidak khas )

• Perasaan tidak enak badan


• Nyeri kepala
• Pusing
• Diare
• Anoreksia
• Batuk
• Muncul gejala klinis yang lain
Lanjutan..

Demam berlangsung 3 minggu. Minggu pertama: demam


ritmen, biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore
dan malam hari. Minggu kedua: demam terus. Minggu
ketiga: demam mulai turun secara berangsur-angsur,
gangguan pada saluran pencernaan, lidah kotor yaitu ditutupi
selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang
disertai tremor, hati dan limpa membesar yang nyeri pada
perabaan, gangguan pada kesadaran, kesadaran yaitu apatis-
samnolen. Gejala lain ”RESEOLA” (bintik-bintik kemerahan
karena emboli hasil dalam kapiler kulit).
MANIFESTASI KLINIK

demam typoid pada anak biasanya lebih ringan dari


pada orang dewasa. Masa tunas: 10 - 20 hari. Yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala., pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan
kurang. Menyusul manifestasi klinik yang biasa
ditemukan ialah :
Lanjutan

Demam
Diet
Obat
Ampicillin dan Amoksisilin.
Sefalosforin generasi ketiga.
Fluorokinolon.
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

Pemerikasaan penunjang pada pasien dengan typhoid adalah pemerikasaan


laboratorium, yang terdiri dari :

1.Pemeriksaan leukosit
Didalam beberpa literatur dinyatakan bahwa typoid terdapat leukopenia dan
limpositosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidak sering di jumpai.
Pada kebanyakan kasus

2.typhoid fever
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada typhoid fever sering kali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid fever.
Lanjutan
3.Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan typhoid fever, tetapi bila
biakan darah negative tidak menutup kemungkinan akan terjadi typhoid
fever

4. Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan anti bodi
(agglutinin). Agglutinin yang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
pernah di vaksinasikan. Antigen yang di gunakan pada uji widal adalah
suspense salmonella yang sudah dimatikan dan di olah di laboratorium
tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya agglutinin
dalam serum klien yang di sangka menderita typhoid.
 
PENATALAKSANAAN

 Istirahat dan perawatan

 Dietdan terapi penunjang (simptomatik


dan suportif)

 Antibiotik

 Terapi penyulit
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan.
2. Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari,
nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan kesadaran.
3. Pada pengkajian anak dengan typhoid seperti ditemukan timbulnya demam yang
khas yang berlangsung selama kurang lebih 3 minggu dan menurun pada pagi hari
serta meningkat pada sore dan malam hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan
pecah-pecah, lidah kotor ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus,
terjadi pembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan bisa terjadi
gangguan kesadaran seperti apatis sampai somnolen, adanya bradikardia,
kemungkinan terjadi komplikasi seperti pendarahan pada usus halus, adanya
perforasi usus, peritonitis, peradangan pada meningen, bronkhopneumonia, dan
lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukopenia dengan
limfositosis relatif, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urin, feses,
dan uji serologis widal menunjukkan kenaikan pada titer antibodi O lebih besar atau
sama dengan 1/200 dan H 1/200.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


arbsorpsi nutrisi
2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin
pada hipotalamus
3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan
cairan sekunder terhadap diare
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan
metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi


Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi:
a). Dorong tirah baring
Rasional: Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan
penurunan kalori dan simpanan energi
b). Anjurkan istirahat sebelum makan
Rasional: Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan
c). Berikan kebersihan oral
Rasional : Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan
d). Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Rasional: Nutrisi yang adekuat akan membantu proses 1f. Kolaborasi
pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi
Lanjutan
2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Intervensi:
a). Pantau suhu klien
Rasional: Suhu 380 C sampai 41,10 C menunjukkan proses
peningkatan infeksius akut
b). pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen
tempat tidur sesuai dengan indikasi
Rasional: Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah,
mempertahankan suhu mendekati normal
c). Berikan kompres mandi hangat
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam 2d. Kolaborasi
pemberian antipiretik
Lanjutan
3.Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit
baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal
Intervensi:
a). Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus
yang merupakan pedoman untuk penggantian cairan
b). Observasi kulit kering berlebihan dan membrane
mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler
Rasional: Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
c). Kaji tanda vital
Rasional : Dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan
d). Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring
Rasional : Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan
usus
e). Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral
Rasional : Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan
kehilangan
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/34514/6/BAB%20I.pdf
https://www.mag.co.id/demam-tifoid-typhoid-fever/
http://repository.ump.ac.id/1448/3/ROHMAT
%20HIDAYAT%20BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/novita/Downloads/jtptunimus-gdl-
shanandber-5156-1-babi.pdf
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai