Anda di halaman 1dari 28

POINT OF CARE TESTING

(POCT)

Dep.Patologi Klinik & Ked. Lab. FK-UGM


POINT OF CARE TESTING
 POCT didefinisikan sebagai "uji laboratorium
klinis yang dilakukan di dekat lokasi perawatan
pasien, biasanya dilakukan oleh petugas yang
dilatih (self-testing).

 POCT adalah seluruh pemeriksaan yang dilakukan


di luar atau laboratorium pusat ".
POINT OF CARE TESTING
 2 fungsi POCT:
a. Monitoring
b. Screening.

 TIDAK DIGUNAKAN UNTUK PENEGAKAN


DIAGNOSIS
POINT OF CARE TESTING
 Rekomendasi: Tidak ada data hasil POCT yang
digunakan untuk penegakan diagnosis diabetes atau
data skrining populasi.
 Ketidakakuratan ditambah dengan perbedaan besar
di antara alat, merupakan keterbatasan
penggunaannya dalam diagnosis diabetes dan
membatasi kegunaannya dalam skrining untuk
diabetes.

(American Diabetes Association. Self-monitoring of blood glucose.


Diabetes Care 1996;19(Suppl 1):S62–6.)
Kenapa POCT ?

 Glukosa meter POCT secara rutin digunakan untuk


perawatan terutama pada gawat darurat, karena
mudah dibawa, kecepatan hasil, dan jumlah volume
darah minimal.
KEUNTUNGAN POCT

Praktis
Menggunakan alat yang portabel, mudah dibawa,
dapat dilakukan dimana saja.
Cepat
Sampel dengan volume sedikit  iatrogenic anemia
Relatif mudah dipergunakan.
Kasus emergency  penanganan cepat
Memungkinkan untuk digunakan pasien untuk ‘self
monitoring’
KERUGIAN POCT

 Ketelitian dan ketepatan kurang dibandingkan


laboratory konvensional.
 Mutu tidak terkontrol.
 Faktor-faktor penganggu tidak diperhatikan.
(stabilitas reagen terhadap suhu dan kelembaban).
 Dilakukan oleh tenaga yang belum terlatih.
 Zat-zat yang menginterferensi
 Tidak ada pencatatan
KERUGIAN POCT

 Sistem tertutup untuk reagen tertentu


 Potensi menimbulkan kesalahan yang berdampak
fatal
 Keterbatasan parameter yang diperiksa.
 Kurangnya regulasi terkait pemakaian POCT
GLUCOSE METER
Prosedur Umum Glucose Meter
Mechanism of Glucose Meters
Mechanism of Glucose Meters

1. Glukosa pertama bereaksi dengan enzim glucose


dehyrogenase. Glukosa dioksidasi menjadi asam
glukonat dan enzim untuk sementara dikurangi
dengan dua elektron ditransfer dari glukosa enzim.
2. Mengurangi enzim selanjutnya bereaksi dengan
mediator (Mox), mentransfer elektron tunggal untuk
masing-masing dua ion mediator. Enzim
dikembalikan ke kondisi semula, dan dua Mox
direduksi menjadi MRED.
Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

 Jenis metode atau jenis analisis kimia yang


digunakan untuk pengujian
 Jenis sampel dianalisis (whole blood verses
plasma)
 Sumber darah (venous, capillary atau arterial)[
Eriksson KF, Fex G, and Trell E: “Capillary-venous differences in blood glucose values during the oral
(

glucose tolerance test”, Clin Chem 1983;29(5):993.)


METODE POCT GLUKOSE

1. Glucose dehydrogenase
pyrroloquinolinequinone (GDH-PQQ)

2. Glucose dehydrogenase nicotinamide adenine


dinucleotide (GDH-NAD)

3. Glucose oxidase, or glucose


hexokinase methods
METODE POCT GLUCOSE

GDH-PQQ GDH NAD

 Dipengaruhi oleh  Tidak dipengaruhi


peningkatan kadar oleh gugus gula lain
maltosa  Hanya dipengaruhi
oleh laktose.
POCT SAMPEL
CAPILLARY VS VENOUS GLUCOSE
 Sampel darah kapiler komposisinya lebih menyerupai

komposisi darah arteri dibandingkan darah vena


(misalnya kadar glukosa dan oksigen).
 Variasi dalam sampling darah kapiler (finger

sampling technique) dan perubahan aliran darah


perifer dapat mempengaruhi komposisi darah kapiler.
Eriksson KF, Fex G, and Trell E: “Capillary-venous differences in blood glucose
values during the oral glucose tolerance test”, Clin Chem 1983;29(5):993
CAPILLARY VS VENOUS GLUCOSE
CAPILLARY VS VENOUS GLUCOSE

 Korelasi yang cukup bagus antara kadar glukosa kapiler


dan glukosa vena (R= 0.80, 95% CI 0.77-0.82), namun
masih terdapat perbedaan rerata glukosa yang bermakna
antara glukosa kapiler dan glukosa vena (134.1 vs.
122.7 mg/dl, respectively) (Srimaekarat, 2009).

 Kadar glukosa sample darah vena whole blood 7% lebih


rendah dibandingkan sampel darah kapiler pada individu
yang memiliki kadar glukosa normal. (Somogyi, 1948).
CAPILLARY VS VENOUS GLUCOSE

 Pada saat kondisi puasa, kadar glukosa darah kapiler


lebih dapat memprediksi kadar glukosa darah vena
secara reliabel pada semua subyek penelitian (Liu,
1992).

 Namun saat pasien diberikan glukosa (glucose loading)


didapatkan perbedaan kadar glukosa kapiler dan vena
yang tidak dapat diprediksi. Kadar glukosa vena lebih
rendah 2%-26% dibandingkan kapiler pada saat 1 jam
post loading glukosa (Liu, 1992)
Liu D, et al, Diabetologia 1992;35:287-290.
CAPILLARY VS VENOUS GLUCOSE

 Konversi secara umum adalah kadar glukosa darah


kapiler 7-8% lebih tinggi dibandingkan kadar
glukosa darah vena.
“Diabetics go home”, Lancet 1980;2:217.

 Penelitian lain menunjukkan rentang perbedaan kadar


glukosa vena dan kapiler antara 0-13% tergantung
pada kadar glukosa.
Alberti KGMM and Skrabalo Z: IDF Bull 1982;27:17-45.
SUBSTANCE PENGGANGGU SAMPLE

• certain concentration levels


Acetaminophe  inaccurately high
n results.
• Concentration level 
varies  drug metabolism

Maltose • Glucose dehydrogenase


Interference pyrroloquinolinequinone
(GDH-PQQ) chemistry test
strips.
SUBSTANCE PENGGANGGU SAMPEL

• Kadar Hmt yg terlalu


rendah kadar glukosa
terlalu tinggi
• Hmt terlalu tinggi 
Hematocrit Blood viscosity >>  gg
difusi pd sampel

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/print/ency/article/003646.htm.
Faktor yang mempengaruhi hasil POCT

Volume • Volume sampel yang tidak adekuat


Sampel  hasil rendah palsu  squeezing

• Reagen sangat peka thd


Penyimpana kelembaban dan suhu.
n Reagen • Harus tertutup rapat

• Daya batere yang tidak adekuat 


Electricity hasil yang salah
Faktor yang mempengaruhi hasil POCT

Teknik
penggunaan

Teknik
sampling

Penyampaian
hasil
Faktor yang mempengaruhi hasil POCT

Device
specific

Quality
Control
INDIKASI PENGGUNAAN GLUCOSE

SELF
POCT MONITORING
BLOOD
GLUCOSE
(SMBG)
a) Mencapai dan c) Menghindari (e)
mempertahankan hiperglikemia yg menentukan
kadar gula darah parah; kebutuhan
b) Prefentiv dan untuk memulai
deteksi d) Perubahan terapi insulin
hipoglikemia; gaya hidup pada pasien
diabetes
mellitus
gestasional
SIMPULAN
 Banyak faktor yang dapat menginterferensi hasil
POCT  perlu pemahaman dan pelatihan bagi
pengguna POCT.
 Perlu regulasi dan standarisasi POCT.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai