Anda di halaman 1dari 48

Pemeriksaan Fisik & Penunjang Sederhana

dalam Dermatologi

Dina Esti Utami


Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran – Universitas Islam Indonesia
Diagnosis Penyakit Kulit
 Dermatologi – visual  “melihat secara cepat”
 Riwayat penyakit  sangat penting, terutama pada kasus yg
kompleks
 Dalam praktek : Anamnesis dilakukan SEBELUM, SAAT, dan
SETELAH pemeriksaan
 Sering terjadi  tidak dikeluhkan, ditemukan saat
pemeriksaan
 Perubahan kulit merupakan keluhan utama
 Keluhan ringan, misal bintil merah gatal di lengan kanan
 Keluhan berat pada pasien yang sakit berat, misal ruam merah pada
kulit seluruh tubuh disertai demam
Anamnesis
• Identitas
• Keluhan utama
• Riwayat Penyakit Sekarang
– Durasi  onset awal, kapan kambuh, kapan sembuh
– Periodisitas  konstan, kumat-kumatan, memburuk saat malam/musim dingin
– Evolusi  perkembangan penyakit (bentuk lesi awal dan akhir)
– Lokasi  awalnya dimana, menyebar kemana saja
– Gejala  gatal, nyeri, perdarahan, perubahan lesi
– Keparahan  nyeri/gatal bisa dengan ten point scale
– Faktor yang memperberat/mengurangi  paparan matahari, dingin, angin, trauma,
kontaktan, menstruasi
– Kondisi yang mendahului, pengobatan baru
– Pengobatan yang sudah dilakukan dan responnya
– Riwayat serupa sebelumnya, diagnosis sebelumnya, hasil uji
Anamnesis
• Riwayat penyakit sebelumnya:
– Riwayat semua penyakit kronis (diabetes, penyakit renal/hepatik, infeksi
HIV/Hep, PCOS, lupus, atopi)
– Riwayat tindakan bedah
– Kondisi imunosupresi
– Kehamilan
– Penyakit psikiatri
– Riwayat blistering sunburn, paparan arsenik atau radiasi
– Riwayat pemakaian obat-obatan (resep, herbal, obat bebas, vitamin/suplemen)
– Alergi
– Riwayat sosial: pekerjaan, hobi, rokok, alkohol, NAPZA, seksual, kondisi tempat
tinggal, riwayat makanan dll
– Review of system
PEMERIKSAAN FISIK KULIT, RAMBUT,
DAN KUKU
Pemeriksaan fisik kulit
Sebisa mungkin lakukan pemeriksaan kulit secara
lengkap!
Manfaat :
• Identifikasi lesi yang berpotensi membahayakan
• Identifikasi lesi jinak
• Menemukan clue tersembunyi suatu Dx
• Kesempatan edukasi pasien
Hambatan :
• Penolakan pasien
Yang harusPemeriksaan
diperiksa : Fisik

STATUS
GENERALIS
Alat yang digunakan dlm pemeriksaan:
Pemeriksan Fisik
Scalpel blades
Lup nomor 15 dan Kamera
11

Lampu yang
terang dan Penggaris Lampu Wood
fokus

Glass slides Sarung tangan

Alcohol pads Tisu wajah


Status Dermatologi
• Deskripsi UKK  diperlukan untuk menjelaskan lesi kulit
secara akurat, ‘bahasa’ dalam komunikasi konsultasi
• Mempelajari “bahasa UKK” :
- Pelajari definisi berbagai UKK primer, sekunder, dan
khusus.
- Periksa UKK dengan teliti, gunakan lup, lakukan palpasi
dan gunakan cahaya dari beberapa sudut jika perlu.
- Ikuti pola : LOKASI – UKK (primer, sekunder, khusus) –
WARNA/DESKRIPSI TAMBAHAN – JUMLAH/UKURAN –
SUSUNAN/KONFIGURASI
Morfologi UKK
Ujud Kelainan Kulit (UKK)
Berdasar kejadian

• UKK primer: makula, papul, urtika/plak urtika, patch, plak,


vesikel, bula, pustula, nodul, kista

• UKK sekunder: krusta, skuama, ulkus, erosi, fisura, ekskoriasi,


skar, likenifikasi, atrofi

• UKK khusus: telangiektasia, purpura, ptekie, komedo, burrow,


lesi target.
UKK PRIMER

Makula PVC

Patch Café au lait


pada NF

-eritema
-purpurik
-hiperpigmentasi
-hipopigmentasi
/depigmentasi
Papul
Veruka
vulgaris

Plak

Psoriasis
Dome shaped,
Verukosa
umbilicated

Papilomatosa
Nodul

Furunkel

Urtika/
plak
urtika

Urtikaria
Papul

VESIKEL PUSTUL KISTA


Herpes simplex, Impetigo, Acne, kista
varicella, herpes folikulitis, acne epidermal
zoster, pomfoliks

BULA
Kendor: pemfigus, impetigo
Tegang: pemfigoid bulosa
Vesikel, pada herpes
zoster
Vesikel Pustul

Bula Kista
UKK SEKUNDER

EROSI ULKUS
SKUAMA
– Halus/pitiriasiformis
– Kasar/psoriasiformis
– Kolaret
– Iktiosiformis
– Folikuler
– Eksfoliatif
FISURA

EKSKORIASI

SKAR
LIKENIFIKASI ATROFI KRUSTA
Penebalan kulit karena Penipisan epidermis, Deposisi
gesekan atau garukan kronik dermis, subkutis serum,darah, atau
eksudat purulen yang
mengering
UKK KHUSUS
UKK KHUSUS
KOMEDO
Kumpulan sebum dan keratin
folikulosentrik

TELANGIEKTASIA
Pembuluh darah
superfisial kecil yang
melebar
BURROW
Terowongan pada
epidermis
mis. Skabies, CLM

Burrow pada skabies


BENTUK ATAU KONFIGURASI

Anuler Polisiklik

Numuler Arcuata
Linier
Lesi target

Serpiginosa Berkelompok
DISTRIBUSI UKK MULTIPEL
• Dermatomal : unilateral dan berada pada satu daerah
inervasi segmen saraf spinal tertentu, misalnya herpes
zoster
• Limfangitik : berada pada jalur distribusi pembuluh
limfe, menunjukkan penyebab infeksi menyebar melalui
pembuh limfe, misalnya sporotrikosis
• Sun-exposed : berada pada daerah yang terpapar
matahari, misal pada dermatitis fotokontak alergika
• Sun-protected : berada pada daerah yang tertutup
oleh selapis atau lebih pakaian, misalnya pitiriasis
rosea
• Akral : berada pada lokasi distal ekstremitas, misal
pustulosis palmoplantar
• Trunkal : berada pada badan sentral
• Intertriginosa: di daerah lipatan kulit, misalnya aksila, lipat
inguinal, paha bagian dalam, infra mammae, misanya kandidiasis
intertrigo
• Ekstensor : tersebar di daerah diatas otot ekstensor, misalnya
psoriasis
• Fleksor : tersebar di daerah otot fleksor, misalnya dermatitis
atopik
• Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya selulitis
• Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya viral
exanthem, erupsi obat makulopapuler
• Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti bayangan
pada kaca, misalnya psoriasis
• Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya : eritroderma,
alopesia universal
• Blaschkoid : mengikuti daerah migrasi sel kulit pada masa
embriogenesis, sebagaimana yang dipaparkan oleh Alfred
Blaschko, misalnya pada incontinentia pigmenti
Pemeriksaan Rambut dan Kepala

• INSPEKSI rambut: seluruh daerah kepala, sistematis.


Cari: daerah kebotakan dan penipisan rambut, tanda-tanda
trauma pada kepala atau batang rambut, parasit (pada
pedikulosis), pola distribusi dan lokasi pertumbuhan rambut
berlebih, perubahan pigmentasi, warna dan tekstur rambut
• PEMERIKSAAN KULIT kepala = di bagian tubuh lainnya.
Hair pull test
Pemeriksaan Kuku
Periksa adanya:

• Pitting (lekuk kecil pada nail plate)


• Onikolisis
• Paronikia (udem dan eritem pada lipat
kuku dan daerah sekitar kuku)
• Diskolorisasi (perubahan warna menjadi
putih, kehijauan, kekuningan atau
hitam)
• Perubahan lain: nevus, clubbing,
koilonikia/spoon nail, onikoreksis,
onikogrifosis
Onikolisis Onikogrifosis
Pitting nail

Clubbing fingers
Paronikia + diskolorisasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG SEDERHANA
Pemeriksaan Elemen Jamur Dengan KOH
Cara Pengambilan Sampel:
1. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa (dengan
kapas alkohol 70%)
2. Pada kulit, ambil dari lesi yang aktif (eritem, meninggi),
rambut dicabut (diambil pangkal rambut, yaitu 1-2 cm
dari akar), kuku dipotong atau dikerok dibagian yang
rusak
3. Pada PVC bisa diambil dengan selotip, pemeriksaan
dengan KOH-parker.
4. Konsentrasi KOH 10-30% (untuk skuama dibiarkan 2-5
menit, untuk kuku dan rambut 1-2 jam)
HASIL PEMERIKSAAN (MIKROSKOPIS)
Pemeriksaan Preparat Basah pada Skabies
Cara pengambilan dan pemeriksaan
sampel
• Lakukan pengambilan sampel dari
beberapa tempat, dari burrow,
atau papul dan vesikel di dekat
burrow.
• Lakukan kerokan kulit
menggunakan skalpel (no. 15)
yang telah dilapisi minyak imersi
atau mineral oil.
• Lakukan pemeriksaan dengan
pembesaran lemah, carilah
skabies dewasa, telur, fragmen
telur atau kotoran skabies.
Pemeriksaan Gram

Pengambilan sampel:
1. Pus : menggunakan kapas lidi, dari erosi atau ulkus langsung.
2. Untuk discar uretra: tahan miksi min 4 jam, ambil dari OUE
langsung (kalau perlu milking), kapas lidi masuk 1-2 cm
3. Pada servisitis: sampel diambil bersamaan pemeriksaan
ginekologik, dari endoserviks.
4. Dari pustula/abses: dengan aspirasi menggunakan spuit
steril. Pustula kecil dapat dipecah menggunakan skalpel
Hasil Pemeriksaan Gram
Pemeriksaan Tzanck

Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel


• Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru dan
masih utuh
• Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan skalpel,
kemudian dilakukan kerokan pada dasar vesikel/bula.
• Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek
hingga membentuk lapisan tipis, dan dibiarkan sampai
kering.
• Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit
• Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.
HASIL PEMERIKSAAN TZANCK

Multinucleated giant cell Sel akantolitik


Pemeriksaan Bakteriologi pada Lepra (ZN)

Cara pengambilan sampel (slit-skin smear)


1. Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering.
2. Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat.
3. Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengan
kedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian
pisau diputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan
dasar luka dikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan
dermis di ujungnya. Tidak boleh ada darah pada spesimen karena
dapat mengganggu pengecatan dan pembacaan.
4. Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol.
5. Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang
lebih diameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu
dipegang pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan
untuk 6 apusan kulit.
6. Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di
atas nyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan
menyentuh apapun.
7. Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain
8. Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiap lobus
telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harus dicatat (dapat
dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeks bakteriologik dihitung
untuk tiap lokasi.
HASIL PEMERIKSAAN
• Laboratorium sederhana:
- KOH 10% -30%
- Pengecatan Gram
- Pengecatan Ziehl – Nielsen
- Tes Tzanck
- Wet-mount dengan lar. NaCl 0,9%/akuades:
skabies, trichomonas
• Tes tusuk (prick-test) : untuk melihat reaksi tipe
I terhadap berbagai alergen
Dilakukan pada: urtikaria, angioedema, rhinitis
alergi, asma bronkhial
• Tes tempel (patch test) : melihat reaksi tipe IV (delayed-hypersensitivity)
terhadap berbagai alergen.
Dilakukan pada : dermatitis kontak

• Tes acetowhite: dengan asam asetat 5% . Dilakukan pada : kondiloma


• Kultur : bakteri, jamur
• Biopsi : eksisional, ellips, punch
Pemeriksaan Lampu Wood

Wood’s lamp: menggunakan lampu dengan filter barium silikat + nikel


oksida  hanya melewatkan  320-400 nm (365 nm). Pemeriksaan di
ruang gelap pekat.

Hasil fluoresensi :
• PVC : kuning keemasan
• Tinea : kuning kehijauan
• Eritrasma : coral red
• Hipopigmentasi
• Hiperpigmentasi : menentukan
kedalaman pigmen melanin
(epidermal/dermal)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai