Tutorial Neurologi Anak - Ade Afriza Ferani
Tutorial Neurologi Anak - Ade Afriza Ferani
neurologi anak
Pembimbing
dr. Annisa Muhyi, Sp.A, M. Biomed
Kasus : Bayi perempuan berusia 12 bulan dibawa oleh orang tua yang terlihat
cemas dengan keluhan kejang, didahului oleh panas 7 hari. Setelah kejang anak
terlihat selalu mengantuk.
Riwayat kejang sebelumnya (-)
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang : pasien kejang sebanyak 1 dengan durasi 15 menit SMRS.
Pasien kaku seluruh badan, mata ke atas, dan dalam keadaan tidak sadar. Didahului
dengan demam selama 7 hari. Suhu saat kejang 38,5 derajat celcius. Setelah kejang
pasien tetap tidur. Riwayat badan lemah, batuk, muntah, dan diare disangkal. Demam
terus bertambah tinggi, demam turun setelah minum obat namun meninggi lagi. Riwayat
bepergian keluar kota disangkal
Anamnesis
Kesadaran GCS : 13
TV : Nadi= 150x/menit; RR=48x/menit; Tem= 39oC; 02= 98% NK
Pemeriksaan head to toe :
Kepala : ubun-ubun menonjol, konjungtiva anemis (+)
Leher : pembesaran KGB kanan dan kiri (+)
Thoraks : ICS gambang
Abdomen dan extremitas : dalam batas normal
Pem. Neurologis : Meningeal sign = (+)
Reflek fisiologis = meningkat
Klonus = (+)
antropometri pasien Pjg
Bdn -3SD - -
Berat badan (kg)
MEDIA +1S +2SD +3SD
(cm) 2SD 1SD N D
Umu Panjang badan (cm)
r -3SD - - MEDIA +1S +2SD +3SD
(bln) 2SD 1SD N D 54,0 3,3 3,6 3,9 4,3 4,7 5,2 5,7
54,5 3,4 3,7 4,0 4,4 4,8 5,3 5,9
10 64,1 66,5 69,0 71,5 73,9 76,4 78,9
55,0 3,5 3,8 4,2 4,5 5,0 5,5 6,1
11 65,2 67,7 70,3 72,8 75,3 77,8 80,3
55,5 3,6 3,9 4,3 4,7 5,1 5,7 6,3
12 66,3 68,9 71,4 74,0 76,6 79,2 81,7
13 67,3 70,0 72,6 75,2 77,8 80,5 83,1
Berat badan = 6kg
Umu Berat badan (kg) Panjang badan = 55 cm
r -3SD - - MEDIA +1S +2SD +3SD Lingkar kepala = 49cm
(bln) 2SD 1SD N D
Interpretasi :
10 5,9 6,7 7,5 8,5 9,6 10,9 12,4 PB/U = >-3SD= severely stunted
11 6,1 6,9 7,7 8,7 9,9 11,2 12,8 BB/U = >-3SD= severely underweight
PB/BB= >+2SD - +3SD=Gizi lebih
12 6,3 7,0 7,9 8,9 10,1 11,5 13,1
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak [Dokumen].; 2020 [cited 2020 Juli 23. Available
13 6,4 7,2 8,1 9,2 10,4 11,8 13,5 from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
Length for age = -3SD= severely
stunted
Weight for age = -3SD= severely
underweight
Weight for length = >+2 SD s/d +3
SD = overweight
Head for age = +3SD =
macrochephaly
1. World Health Organization. Training Course on Child Growth Assessment. Geneva, WHO, 2008
2. EBMcalc. [EBM calculator system]. Cited 2020 july 23. Available from : https://www.merckmanuals.com/medical-calculators/WHOInfantHeadCircForAge.htm
Rencana pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
CT-Scan Kepala
1.Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J. Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. New York: Mc Graw Hill; 2015.
2. Baehr M, Frotscher M. Duus' Topical DIagnosis in Neurology : Anatomy, Physiology, Signs, Symptoms. 4th ed. New York: Thieme Stuttgart; 2005.
Etiopatogenesis
Meningitis bakterial = streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, M. Tuberkulosis
Meningitis virus = enterovirus, arbovirus, herpes simpleks
Meningitis jamur = spesies candida, histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans
Meningitis parasit= toxoplasma gondii, malaria
1. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed.
Philadelphia: Elsevier, Inc; 2016.
2. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar Jakarta: Dian Rakyat; 2008.
Meningitis tuberkulosis
Definisi : penyakit infeksi pada meningen yang disebabkan micobacterium tuberculosis dengan
penyebaran secara hematogen.
Faktor risiko :
Imunitas rendah = HIV (+); Penggunaan kortikosteroid jangka panjang atau imunosupresan.
Bayi dan anak usia di bawah 2 tahun = sistem imunitas masih imatur
Malnutrisi
Pertusis
Imunisasi BCG (-)
Perluasan TB primer
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Patofisiologi
Tanpa pembentukkan
Invasi CSF Gejala meningitis
granul tuberkuloid
Infeksi menyebar
lewat limfo-
hematogen
Pembentukkan granul Exsudat di ruang Blok aliran CSF=
Jaringan parut
tuberkuloid subaraknoid hidrosefalus
Inflamasi pleksus
Peningkatan produksi
koroid dan sel
CSF= hidrosefalus
ependimal
Faried A, Putra SP, Suradji EW, Trianto , Akbar RR, Nugraheni NK, et al. Characteristics and outcomes of pediatric tuberculous meningitis patients with complicated by
hydrochephalus with or without tuberculoma at Regional Public Hospital Teluk Bintuni, West Papua, Indonesia. Interdisciplinary Neurosurgery Journal. 2020; 19: p. 100609
Manifestasi klinis
Gejala umum : demam lama, sakit kepala, kejang, kesadaran menurun. Gejala timbul
lambat dalam beberapa minggu dan dapat dibgi mnejadi 3 stadium
Stadium 1= berlangsung 1-2minggu, demam, sakit kepla, mengantuk, dan malaise,
tidak ada gangguan neurologis, GCS 15
Stadium 2= gejala timbul tiba-tiba, penurunan kesadaran, kejang, kaku kuduk,
muntah hipertoni, gangguan saraf otak, Brudzinski dan Kernig (+), serta gejala
neurologis lainnya, GCS = 11-14
Stadium 3= GCS = ≤10, hemiplegi atau paraplegi, hipertensi, deserebrasi
Komplikasi : Hidrosefalus= komunikans atau non komunikans
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk
Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan presentasi klinis dan pemeriksaan
analisis CSF
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Pengecatan BTA
Pemeriksaan CSF
• Metode Ehrlich-Ziehl Neelsen (EZN)
dari CSF dan isolasi bakteri dari kultur
Gambaran CSF MTB
CSF
CSS jernih atau xantokorm • Sensiticitas rendah (20-40%)
Peningkatan protein CSF= 100-500mg/dL
Pleositosis dengan predominan limfosit= 30- Kultur TB
300/mm3 • Sensitivitas 40-80%
Glukosa CSF rendah, ≤ 45mg/dL • Penentuan sensitivitas terhadap OAT
Pengecatan gram CSF (-) dan Pengecatan BTA
jarang (+)
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Uji tuberkulin
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
CT Scan kepala
• Eksudat hiperdens pada CT-Scan tanpa kontras
Radiologi • Enhancement basal mengieal
• Infark bilateral basal ganglia
MRI
Foto thorax • Basal enhancement dan granuloma
Mencari TB intra dan ekstrapulmoner • Tuberkel miliar pada leptomeningeal
• Identifikasi opthochiasmic arachnoiditis
Komplikasi penyakit TB
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Kriteria klinis dan radiologis untuk diagnosis
Meningitis tuberkulosis
Thwaites score : membedakan
meningitis akibat TB atau bakterial
Parameter:
Indeks diagnostik (ID) ≤ 4=
Meningitis TB
IDE >4 = Meningtis bakterial
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Skor Marais modifikasi
Mahalini DS. Update Diagnosis Meningitis Tuberkulosis Pada Anak. In PKB Ilmu Kesehatan Anak XVIII FK Unud; 2017; Bali. p. 1-15.
Diagnosis banding
Meningitis bakterialis
Meningitis virus:
Etiologi : Gejala :
0-2 bln Group B streptococcus, E.Coli • Onset akut, demam, nyeri kepala,
2 bln – 5 tahun : S. pneumoniae, fotofobia, leher kaku, mual muntah,
N.meningitidis, H. Influenzae keluhan rangsang meningeal dapat
Diatas 5 tahun : S. pneumoniae, tidak muncul, gangguan respirasi,
N.meningitidis gejala menyerupai meningitis
Gejala: bakterialis
Nyeri kepala, demam, gangguan kesadaran
(penurunan atau iritabilitas), letargi, malas
minum,malaise, muntah, high ptiched cry,
ubun-ubun besar, tanda rangsang
meningeal (+), kejang, peningkatan TIK
1. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia Jakarta: Ikatan DOkter Anak Indoneis; 2009
2. Cantu RM, M Das J. Viral Meningitis. [Updated 2020 Jan 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL)
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545217
Perbedaan hasil analisis CSF meningitis
Meningitis TB
OAT :R,H,Z,E/S (2bln) dilanjutkan R &H (10bln) setiap hari
Isoniazid 10-20mg/kgbb/hr, dose max 300mg/hari
Hidrosefalus :
Rifampisin 10-20mg/kgbb/hari, dose max 600mg/hari
• Asetazolamid 30-50mg/kg/hari
Pirazinamid 15-40mg/kgbb/hari, dose max 2000 mg dibagi dalam 3 dosis
Etambutol 15-20mg/kgbb/hari, dose max 1000mg/hari atau • VP shunt= hidrosefalus non
komunikans
Streptomisin IM 20-30mg/kg/hari, dose max 1g/hari
Prednison1-2mg/kg/hari 6-8mgg
TIK↑= deksametason 0,3-0,5mg/kg/hari
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia Jakarta: Ikatan DOkter Anak Indoneis; 2009.
Tatalaksana meningitis bakterialis Tatalaksana meningitis virus
• Acyclovir IV : 10mg/kg tiap 8 jam selama 14-21 hari
• Simptomatik : nyeri kepala dan demam : parasetamol : 10-
15mg/kgbb/kali tiap 4-6jam
1. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia:
Elsevier, Inc; 2016.
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia Jakarta: Ikatan DOkter Anak Indoneis; 2009.
Kejang demam
Definisi :
bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38oC, dengan metode pengukuran
suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat atau
ketidakseimbangan metabolik, dan tanpa riwayat kejang (afebrile seizures)
sebelumnya.
1. Unit Kerja Koordinasi Neurologi. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016.
2. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics.
20th ed. Philadelphia: Elsevier, Inc; 2016
Etiophatogenesis
1. Leung AK, Hon KL, Leung TN. Febrile seizures: an overview. Drugs Context. 2018;7:212536. Published 2018 Jul 16.
2. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier, Inc; 2016
Diagnosis-komplikasi
Tanda dan gejala
a. Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri
b. Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan naik diakibatkan infeksi disusunan saraf pusat seperti
otitis media dan bronkitis
c. Bangkitan tonik-klonik
d. Takikardi
Komplikasi
e. Kerusakan neurotransmitter
f. Epilepsi
g. Kelainan anatomi di otak
h. Kecacatan/kelainan neurologis karena disertai demam
Unit Kerja Koordinasi Neurologi. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016
Penatalaksanaan
Antipiretik :
Parasetamol 10-15mg/kg/kali tiap 4-6jam
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4kali sehari
Antikonvulsan
intermiten: diberikan selama 48 jm pertama demam
Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali peroral atau
rektal 0,5mg/kg/kali (5mg untuk <12kg dan 10mg ≥12kg)
Dose max 7,5 mg/kali
Rumatan : indikasi= kejang fokal, kejang ≥15 menit, ada kelainan neurologis
sebelum atau sesudah kejang
As. valproat 15-50 mg/kg/hari dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis
Lama [pengobatan 1 tahun
Unit Kerja Koordinasi Neurologi. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016
edukasi
Unit Kerja Koordinasi Neurologi. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016
Prognosis
Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier, Inc; 2016
Epilepsi
Definisi :
Kejang epileptik adalah kejadian klinis yang ditandai aktivitas sinkronisasi
sekumpulan neuron otak yang abnormal, berlebihan, dan bersifat transien.
Epilepsi didefinisikan sebagai serangan kejang paroksismal berulang tanpa provokasi
dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas.
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07 Tahun 2017 Pedoman Nasional Pelayanan Kedoktern Tatalaksana Epilepsi Pada Anak [Dokumen].; 2017 [cited 2020 Juli 23.
Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-367-2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_
Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf
etiologi
Kelainan genetik : sindrom Rett, sindrom fragile X, trisomi parsial 13q22-qter
Kelainan struktural/metabolik :
1. Kelainan neurokutan
2. Palsi serebral
3. Hilangnya neuron : gliosis,sklerosis hipokampus
4. Malformasi serebral
5. Tumor otak
6. Trauma kepala
7. Infeksi
8. Kelainan metabolik bawaan
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07 Tahun 2017 Pedoman Nasional Pelayanan Kedoktern Tatalaksana Epilepsi Pada Anak [Dokumen].; 2017 [cited 2020 Juli 23.
Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-367-2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_
Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf
Klasifikasi epilepsi berdasarkantipe bangkitan
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 Tahun 2017 Pedoman Nasional Pelayanan
Kedoktern Tatalaksana Epilepsi Pada Anak [Dokumen].; 2017 [cited 2020 Juli 23. Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-367-2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf
Patogenesis
The exact mechanism of seizure onset is unknown. There could be either a deficit of
neuronal inhibition or an excess of excitatory stimuli.
the onset of seizures depends on a deficit in the neuronal inhibition, in particular γ-
Aminobutyric acid (GABA) deficit. alternatively it depends on the alteration of the GABA
function which determines a prolonged and high intensity stimulation.
Other studies, in experimental animal models, demonstrated that N-methyl-D-aspartate
(NMDA) and alpha-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-isoxazole-propionic acid, both glutamate
receptors, the most important excitatory receptor of CNS, are involved in seizure
physiopathology [
Minardi, Carmelo & Minacapelli, Roberta & Valastro, Pietro & Vasile, Francesco & Pitino, Sofia & Pavone, Piero & Astuto, Marinella & Murabito, Paolo. (2019). Epilepsy in
Children: From Diagnosis to Treatment with Focus on Emergency. Journal of Clinical Medicine. 8. 39. 10.3390/jcm8010039.
Tanda dan gejala
Minardi, Carmelo & Minacapelli, Roberta & Valastro, Pietro & Vasile, Francesco & Pitino, Sofia & Pavone, Piero & Astuto, Marinella & Murabito, Paolo. (2019). Epilepsy in
Children: From Diagnosis to Treatment with Focus on Emergency. Journal of Clinical Medicine. 8. 39. 10.3390/jcm8010039.
Diagnosis
1. Fisher RS, Acevedo C, Arzimanoglou A, Bogacz A, Cross JH, et al. ILAE Official Report: A Practical Clinical Definition of Epilepsy. Epilepsia. 2014;55(4): 475-82
2. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier, Inc; 2016
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
- Edukasi mengenai :
1. Informasi umum tentang epilepsi
2. Gaya hidup yang harus diperhatikan
3. Cara konsumsi/penggunaan obat antiepilepsi
4. Aspek psikososial
Diet Ketogenik
Tindakan bedah
Stimulasi nervus vagus
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07 Tahun 2017 Pedoman Nasional Pelayanan Kedoktern Tatalaksana Epilepsi Pada Anak [Dokumen].; 2017 [cited 2020 Juli 23.
Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-367-2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_
Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf
Medikamentosa
Gunawan SG. Farmakologi dan Terapi Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutiik Fakultas Kedokteran - universitas Indonesia; 2008.
TERIMA KASIH BANYAK