Anda di halaman 1dari 12

Kejang Demam (SKDI 4)

DEFINISI
Bangkitan kejang pada anak usia 6-60 bulan yang mengalami demam ≥38°C (dengan
metode pengukuran apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial, gangguan
metabolik, atau riwayat kejang tanpa demam.

EPIDEMIOLOGI
Kejang demam terjadi 2-5% pada kelompok anak berusia 6-60 bulan.

PATOFISIOLOGI
Kejang demam diduga akibat pengaturan suhu sistem saraf pusat anak masih tidak matur,
serta faktor genetik yang menyebabkan membran sel saraf lebih mudah kejang. Saat suhu
tubuh tinggi, cetusan neuron meningkat secara ekstrem sehingga mengganggu fungsi
neuron. Gangguan fungsi neuron itu bermanifestasi sebagai kejang demam.

FAKTOR RISIKO
• Riwayat kejang demam di keluarga.
• Suhu saat demam 38,9±0,37°C.
• Penurunan secara autosom dominan atau poligenik.

DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis kejang demam dilakukan berdasarkan klinis
Kejang Demam (SKDI 4)
Kejang Demam (SKDI 4)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium darah perifer lengkap, gula darah, dan elektrolit dilakukan atas indikasi,
tetapi jarang dilakukan terutama pada kejang demam pertama.
• Gula darah diperiksa jika tidak sadar lama atau lemas pada pascaiktal, elektrolit diperiksa
jika ada tanda dehidrasi.
• Pungsi lumbal hanya diindikasikan jika: Ada tanda dan gejala rangsang meningeal.. Ada
kecurigaan infeksi sistem saraf pusat berdasarkan klinis. Dapat dipertimbangkan pada
anak yang kejang setelah demam yang mendapat antibiotik dan antibiotik tersebut dapat
mengaburkan gejala dan tanda meningitis.
• Elektroensefalografi (EEG) hanya jika anak mengalami bangkitan fokal.
• Pencitraan (CT scan atau MRI kepala) hanya jika ada kelainan neurologis fokal yang
menetap. misalnya hemiparesis.

DIAGNOSIS BANDING
• Meningitis dan ensefalitis: ada fokus infeksi lain sebelumnya, tanda rangsang meningeal,
peningkatan tekanan intrakranial, perubahan cairan serebrospinal (CSS) pada punksi
lumbal dan/atau ditemukan patogen.
• Gangguan elektrolit: abnormalitas pemeriksaanelektrolit.
• Epilepsi: kejang berulang atau sesuai dengan kriteria epilepsi, tidak ada kelainan CSS.
Kejang Demam (SKDI 4)
TERAPI
Tata laksana bertujuan menghentikan kejang dan mencegah kejang berulang.
• Non-medikamentosa: Jika anak kejang, baringkan di tempat aman, miringkan tubuh
pada satu sisi, longgarkan pakaian. Lindungi anak dari trauma saat kejang, tidak boleh
mengekang anak atau meletakkan sesuatu di mulut, mencatat suhu, durasi, dan bentuk
kejang, membebaskan jalan napas dan posisikan anak pada posisi mantap setelah
kejang.
• Antikonvulsan intermiten hanya diberikan saat anak demam dan pada 48 jam pertama
demam. Obat yang diberikan adalah diazepam oral 0,3 mg/kgBB/kali atau rektal 5 mg
(berat badan <12 kg) atau 10 mg (berat badan > 12 kg). Indikasi antikonvulsan
intermiten adalah jika memenuhi minimal satu dari kriteria berikut:
• Kelainan neurologis berat, seperti palsi serebral;Kejang demam berulang 24 kali
dalam setahun;
• Usia saat kejang <6 bulan;Kejang terjadi saat suhu tubuh <39°C;
• Suhu tubuh meningkat pada episode kejangdemam sebelumnya.
• Antikonvulsan rumatan berupa asam valproat 15-40 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 dosis
atau fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dibagi dalam 1-2 dosis. Terapi rumatan diberikan
selama 1 tahun lalu dapat dihentikan tanpa tapering-off saat anak tidak demam. Indikasi
antikonvulsan rumatan:
• Kejang fokal;
• Kejang >1 menit;
• Ada kelainan neurologis nyata sbelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral atau
hemiparesis.
Kejang Demam (SKDI 4)

KOMPLIKASI
Kejang demam rekuren, epilepsi, atrofi hipokampus

KRITERIA RUJUKAN
Anak yang memenuhi indikasi pencitraan atau EEG sebaiknya dirujuk.
Kejang demam kompleks sebaiknya dirujuk untuk evaluasi etiologi lebih lanjut.

PROGNOSIS
Prognosis kejangdemamdenganpenanganan tepat umumnya sangat baik. Perkembangan
anak umumnya baik pada anak dengan perkembangan normal sebelum kejang. Faktor
risiko anak akan jalan mengalami kejang demam berulang di masa depan:
Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga,
Usia saat kejang <12 bulan,
Suhu <39°C saat kejang;
Interval waktu singkat antara awitan demam.dengan kejang demam;
Kejang demam pertama adalah kejang demam kompleks.
Kejang Demam (SKDI 4)

Jika anak memiliki kelima faktor risiko di atas, kemungkinan mengalami kejang berulang
adalah 80%. Jika anak tidak memiliki seluruh faktor risiko di atas, kemungkinan
mengalami kejang demam 10 15%. Frekuensi tertinggi kejang demam berulang adalah
dalam satu tahun dari kejang demam pertama. Faktor risiko seorang anak dengan kejang
demam mengalami epilepsi di masa depan:
• Kejang demam sederhana (1%)
• Kejang demam berulang (4%)
• Kejang demam kompleks (6%)
• Demam <1 jam sebelum kejang demam (11%)
• Riwayat kejang demam di keluarga (18%)
• Kejang demam kompleks fokal (29%)
• Abnormalitas perkembangan neuron (33%)

Anda mungkin juga menyukai