Anda di halaman 1dari 36

Dwi Yuliani

Penting dipahami !
Pengukuran Tingkat Nominal
Tingkat pengukuran yang terendah
dan kurang tepat dengan adanya
perbedaan dalam tipe hanya ada satu
kategori dalam suatu variabel
Pengukuran Tingkat Ordinal
Tingkat pengukuran yang
mengidentifikasikan perbedaan antar
kategori dalam suatu variabel dan juga
memungkinkan kategori-kategori
tersebut diberi urutan peringkat
Pengukuran Tingkat Interval
Tingkat pengukuran yang
mengidentifikasikan perbedaan antar
atribut variabel,kategori, peringkat
dan jarak ukuran antar kategori tetapi
tidakmemiliki nilai nol yang
sebenarnya
Pengukuran Tingkat Rasio
Tingkat pengukuran yang paling
tinggi dan tepat; atribut variabel dapat
diberi urutan peringkat, jarak antara
peringkat tersebut dengan tepat
diukur, dan terdapat nilai nol yang
absolut
Contoh Empat Tingkat Pengukuran
Tingkat Pengukuran Ciri
Nominal Punya sifat dapat dikelompokkan
Contoh: Agama Ada perbedaan antar kategori
Ordinal Punya sifat dapat dikelompokkan dan diurutkan.
Contoh: Kehadiran; Tidak dapat dijumlahkan karena jarak atau satuan tidak
Nilai huruf: A, B, C; tetap.
Ukuran pendapat. Menunjukkan perbedaan dan memungkinkan kita
memeringkatkan urutan kategori
Interval Punya sifat dapat dikelompokkan, diurutkan, dan
Contoh: Nilai IQ, dijumlahkan (satuan konstan). Melakukan semua yg
suhu dilakukan kedua pengukuran. Memungkinkan jumlah
karak antar kategori. Nol perjanjian.
Rasio Punya sifat dapat dikelompokkan, diurutkan,
Contoh: Usia, dijumlahkan dan dibagi . Melakukan segala yg
pendapatan uang, dilakukan tingkat pengukuran lain. Memungkinkan
jumlah tahun menyatakan hub. Dl bentuk proporsi atau rasio. Nol
pendidikan formal. murni atau memiliki nilai nol yg sebenarnya.
Contoh Empat Tingkat Pengukuran
Variabel (Tingkat Cara Variabel Diukur
Pengukuran)
Agama (Nominal) Denominasi agama yg berbeda;
Tidak diberi peringkat tetapi hanya berbeda
Kehadiran (Ordinal) Seberapa sering anda mengunjungi perpustakaan
(0) Tidak pernah, (1) Kurang dari setahun sekali, (2)
Beberapa kali dalam setahun , (3) Sekitar sekali dalam
sebulan, (4) Sekitar sekali dalam setiap minggu.
Diukur pd tingkat rasio bila jumlah kehadiran yg tepat
ditanyakan pd seseorang
Nilai IQ (Interval) IQ 100 sebagai rata-rata, tengah, atau normal. Skor yg
lebih tinggi atau lbih rendah mengidentifikasikan jarak
dari rata-rata. Skor 115 ukuran kecerdasan sedikit
diatas rata-rata, 90 skor sedikit dibawah rata-rata.
Skor dibawah 65 atau diatas 140 jarang ditemui

Usia (rasio) Usia diukur dg jumlah tahun. Nilai nol sejati kelahiran)
Usia 40 tahun telah hidup dua kali lebih lama
dibandingkan usia 20 tahun.
Tingkat pengukuran dan
Ukuran Pemusatan
Tingkat Ukuran Pemusatan
pengukuran
Nominal Modus (nilai yang sering muncul,
yang frekuensinya paling tinggi)
Ordinal Median (nilai tengah, setelah data
diurutkan)
dan modus.
Interval/rasio Mean (rata-rata)
Median, dan Modus.
Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen
Instrumen harus dapat menterjemahkan fakta di
lapangan
Persoalannya dari instrumen yang digunakan ada
yang under coverage (ada aspek-aspek yang
seharusnya diketahui tetapi tidak tertuang di
dalam instrumen), dan ada yang over coverage
(terlalu banyak data yang dikumpulkan yang tidak
sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan)
Tipe kesalahan
Coverage (under or over)
Sampling error (tidak tepat sasaran)
Measurement error (alat ukur yang digunakan tidak
mengukur yang sesungguhnya hendak diukur)
Tahap-tahap Pengukuran/ penyusunan
instrumen
Tentukan definisi operasional dari variabel yang
hendak diukur.
Tentukan aspek dan dimensinya.
Rumuskan ke dalam item pertanyaan.
Lakukan uji coba alat ukur untuk memeriksa
tingkat kesulitan, validitas, dan reliabilitas.
Perbaiki alat ukur (bila perlu).
Gunakan alat ukur.
Contoh:
Variabel Aspek Dimensi Item
pertanyaan
Kebutuhan •Kebutuhan •Kebutuhan
anak usia fisik akan nutrisi
pra sekolah •Pakaian
•Perawatan
kesehatan
•Kebutuhan
emosi
Contoh item pertanyaan :
1. Berapa kali anak makan dalam sehari ?
a. satu kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. ……………………..
2. Berapa stel pakaian yang dimilki anak?
a. Kurang dari lima stel
b. antara 5 – 10 stel
c. Lebih dari 10 stel
Bentuk Pertanyaan
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan terbuka
Kombinasi tertutup dan terbuka
Pertanyaan semi terbuka
Pertanyaan tertutup
Prinsip :
Penggolongan didasarkan atas satu prinsip atau satu
dimensi
Penggolongan harus saling meniadakan
Penggolongan harus menyeluruh
Contoh pertanyaan tertutup
Berapa pengeluaran anda dalam seminggu?
a. < Rp.500.000,-
b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000,-
c. >Rp.1.000.000,-
Simak contoh berikut :
Apa yang anda lakukan saat tidak ada kuliah?
a. Jalan-jalan
b. Ke mall
c. Mengerjakan tugas dari dosen
d. Mengerjakan tugas rumah
Apakah sesuai dengan prinsip penyusunan
pertyanyaan tertutup?
Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih
dahulu dan responden bebas memberikan jawaban
Contoh :
Menurut saudara bagaimana kondisi Toilet di
lingkungan STKS?
………………………………………………
………………………………………………
Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawabannya sudah ditentukan tetapi disusul dengan
pertanyaan terbuka.
Contoh :
Apakah ibu pernah mendengar PKH?
a. pernah b. tidak pernah
Jika pernah apa yang ibu ketahui tentang PKH?
……………………………………………….
……………………………………………….
Pertanyaan semi terbuka
Jawabannya sudah ditentutakan tetapi masih ada
kemungkinan jawaban lain.
Contoh :
Sebutkan tujuan anda datang ke perpustakaan :
a. Pinjam buku
b. Baca koran
c. Mengerjakan tugas dari dosen
d. ……………………………………
Validitas
Valid  alat ukur/instrumen yang dibuat dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.
Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek tersebut
(tepat).
Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur itu
memberikan hasil yang tetap.
Alat ukur yang reliabel belum tentu valid, sebaliknya
alat ukur yang valid sudah pasti reliabel.
Validitas dan Reliabilitas

Reliabilitas Reliabilitas Reliabilitas


dan validitas tinggi, validitas dan validitas
rendah rendah tinggi
Beberapa Uji Validitas
1. Validitas isi (content validity)
2. Validitas konstruk (construct validity)
3. Validitas pragmatik atau berdasarkan kriteria
tertentu
Validitas isi (content validity)
Validitas isi dapat ditempuh dengan cara
membandingkan butir-butir pertanyaan dengan
pemahaman konseptual variabel dan aspek-aspek
yang telah ditentukan
Untuk mempermudah menguji validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen
atau matrik pengembangan isntrumen yang berisi
tentang variabel, aspek-aspek, serta indikator dari
masing-masing aspek tersebut
Validitas konstruk (construct validity)
Uji validitas konstruk dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan alat ukur yang telah disusun
kepada para ahli.
Validitas konstruk dapat pula ditempuh dengan
menghubungkan konstruk yang akan diukur
dengan konstruk lain yang sudah ada alat
ukurnya, kemudian dilakukan uji korelasi.
Validitas pragmatik atau berdasarkan kriteria

Terdapat dua validitas pragmatik :


Validitas prediktif  suatu alat ukur dikatakan
valid jika hasil dari pengukuran sesuai dengan
tingkah laku atau gejala yang diramalkan
Validitas pada saat bersamaan (concurrent
validity)  Alat ukur lama dan alat ukur baru
(hasil modivikasi) diterapkan pada sekelomppk
sampel, kemudian diuji korelasinya. Jika korelasi
positif, dapat dikatakan alat ukur baru
mempunyai concurrent validity yang tinggi.
Hasil uji korelasi akan didapat nilai antara 0 – 1.
Kriteria alat ukur dikatakan valid :
0.90 - 1.00  luar biasa bagus
0.80 – 0.89  bagus
0.70 - 0.79  cukup
< 0.70  kurang
Beberapa uji reliabilitas
Metode paralel,
Metode test-retest,
Metode split half
Metode Paralel
Disusun dua alat ukur yang berbeda yang
mengukur variabel yang sama
Kedua alat ukur tersebut digunakan pada
sekelompok sampel yang sama lalu diberi nilai
Kedua alat ukur tersebut kemudian diuji
korelasinya
Jika hasilnya menunjukan korelasi yang positif
dan tinggi maka alat ukur tersebut dapat
dikatakan reliabel
Metode Test-retest
Satu alat ukur digunakan dua kali pada sekelompok
individu yang sama pada waktu yang berbeda.
Alat ukur pada setiap pengukuran diberi nilai sesuai
dengan aturan
Dilakukan pengujian korelasi
Jika hasilnya menunjukan korelasi yang positif dan
tinggi maka alat ukur tersebut dapat dikatakan
reliabel
Metode split half

Alat ukur digunakan pada sekelompok individu


Setiap butir pertanyaan diberi nilai
Jumlah butir pertanyaan dibagi dua
Dilakukan pengujian korelasi
Jika hasilnya menunjukan korelasi yang positif dan
tinggi maka alat ukur tersebut dapat dikatakan
reliabel
Kriteria alat ukur dikatakan reliabel :
0.90 - 1.00  luar biasa bagus
0.80 – 0.89  bagus
0.70 - 0.79  cukup
< 0.70  kurang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai