Anda di halaman 1dari 27

Pelayanan K3 Di Rumah

Sakit Selama Pandemi


Covid-19
Disusun Oleh : Kelompok 9
Anggota Kelompok 9

1. Ulya Azka Khairani (P07120320059)


2. Rheisa Aurellia Syahputri (P07120320080)
3. Muhammad Naufal Zaky N. (P07120320086)
4. Aulia Salma Putri (P07120320089)
5. Shopia Qurratul Aini (P07120320098)
Covid-19
Apa itu Covid-19?

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai
sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus
manusia pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada
Desember 2019 (WHO, 2020d).

Pada Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa


wabah penyakit virus corona baru yang terjadi di Provinsi Hubei, Cina
sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang merupakan Keprihatinan
Internasional. Dua bulan kemudian, pada 11 Maret 2020, WHO
menyatakan wabah virus Corona COVID-19 sebagai pandemi.
Penularan Covid-19

Ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau menghembuskan


napas, mereka melepaskan percikan cairan yang terinfeksi. Jika orang
berdiri dalam jarak satu meter dari seseorang dengan COVID-19, mereka
dapat terkena karena menghirup percikan-percikan yang keluar lewat
batuk atau dihembuskan oleh mereka. Selain itu, sebagian besar percikan
ini jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya seperti meja kerja, meja
perabot atau telepon. Orang-orang dapat terinfeksi dengan menyentuh
permukaan atau benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh
mata, hidung atau mulut mereka
Gejala Covid-19

paling umum adalah demam, kelelahan dan batuk kering. Beberapa pasien
mungkin mengalami rasa sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare. Beberapa orang yang terinfeksi tidak mengalami
gejala apa pun dan tidak merasakan adanya masalah dengan tubuh
mereka. Namun, menurut pengetahuan yang ada saat ini, sekitar 1 dari 6
kasus COVID-19 telah menyebabkan penyakit serius dan menyebabkan
berkembangnya kesulitan bernapas. Mereka yang lebih mungkin
mengembangkan penyakit serius termasuk orang tua dan orang-orang
dengan masalah medis yang sudah ada. Perkiraan periode inkubasi untuk
COVID-19 berkisar 1-14 hari, paling umum sekitar lima hari.
01
Asesmen Risiko
Pekerjaan
Bagaimana Asesmen risiko K3 di RS saat pandemi
covid-19?
Asesmen Risiko Pekerjaan

Rumah sakit dan faskes harus mengetahui area dan sumber bahaya yang berpotensi
menjadi penularan virus Covid 19. Petugas K3 di RS melakukan observasi mendalam
terhadap area berisiko infeksi dengan melihat potensi kontak.

Asesmen risiko K3 telah digunakan secara luas di berbagai bidang pekerjaan. Salah
satu metode yang akan dipakai pada pedoman ini adalah Hazard Identification Risk
Assesment and Risk Control (HIRARC). Sering diterjemahkan sebagai Analisis Bahaya
dan Pengendalian Risiko (ABPR). Pemakaian instrumen ini cukup mudah dan cepat
dalam menghasilkan analisis situasi risiko K3.

Asesmen risiko dibuat oleh petugas K3 (dapat bersama dengan PPI) dan disahkan atau
diketahui kepala instalasi atau ketua K3 RS masing-masing. Mengingat perkembangan
penyakit yang cepat, asesmen risiko perlu segera di review dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
02
Asesmen Risiko Lingkungan Kerja dan
Pengendalian Teknis
Asesmen Risiko Lingkungan Kerja dan Pengendalian
Teknis Terhadap Covid 19 mencakup?
Asesmen Risiko Lingkungan Kerja & Pengendalian Teknis

Asesmen Risiko Lingkungan Kerja dan Pengendalian


Teknis Terhadap Covid 19 mencakup:

● APD
● Jarak Fisik
● Upaya pengaturan jam kerja
● Upaya pembatasan jumlah pengunjung
● Upaya keselamatan dan keamanan selama perjalanan
(berangkat dan pulang)
03
Komunikasi Risiko
Apa itu Komunikasi Risiko?
Komunikasi Risiko

Konsultasi dan komunikasi telah menjadi satu bagian dalam


manajemen risiko K3 yang terintegrasi dengan PPI. Komunikasi
ditujukan ke manajemen rumah sakit atau pada organisasi yang
setingkat dengan unit K3 RS.

Tujuan dari komunikasi untuk menginformasikan sekaligus


mendapatkan usulan perbaikan terkait rencana maupun laporan
asesmen risiko. Hal ini perlu untuk memastikan bahwa program
K3 sejalan dengan kebijakan/manajemen rumah sakit.
04
Konsep Standar dan
Protokol Perlindungan
Seperti apa Konsep Standar dan Protokol Perlindungan?
Konsep Standar dan Protokol Perlindungan

Melihat banyaknya korban tenaga medis akibat COVID-19, maka perlu


disusun sebuah standarisasi dan protokol khusus dalam melindungi
keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah bertambahnya korban.

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat kerja yang memiliki


risiko terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia fasilitas
pelayanan kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
masyarakat di sekitar lingkungan fasilitas terutama dalam masa pandemi
COVID-19 ini. Pelayanan, keselamatan dan kesehatan kerja tertuang dalam
PMK no 52 tahun 2018 dan K3RS tertuang dalam Permenkes No 66 Tahun
2016.
Konsep Standar dan Protokol Perlindungan

Mengeliminasi bahaya potensial merupakan


cara terbaik dibandingkan dengan
mengurangi bahaya potensial tersebut.

Namun apabila bahaya potensialnya adalah


biologi, terutama yang menyebabkan
pandemi, maka tidak mungkin
menghilangkannya.

Oleh karena itu langkah-langkah perlindungan


yang paling efektif dimulai dari eliminasi,
pengendalian teknik, administrasi, dan alat
pelindung diri.
05
Ruang Prosedur/Tindakan
Operasi
Seperti apa Ruang Prosedur/Tindakan Operasi?
Ruang Prosedur/Tindakan Operasi

● Alur satu pintu (pintu yang sama antara petugas medis dan pasien).
● Sebelum masuk dokter memakai APD lengkap sesuai dengan SPO kamar
operasi dengan dokter spesialis anestesiologi, penata/perawat anestesi
dan operator memakai masker N95.
● Pasien masuk kamar operasi sudah memakai masker bedah.
● Jika pasien yang dioperasi terkonfirmasi pasien COVID-19, maka dokter
menggunakan APD sesuai dengan APD penanganan pasien COVID-19 di
ruang isolasi.
● Ketika intubasi bila memungkinkan menggunakan blade disposable, bila
tidak ada, dapat menggunakan blade biasa dengan selalu membersihkan
atau mendesinfektan alat setelah digunakan dari pasien satu ke pasien
selanjutnya. Teknik intubasi dilakukan dengan Rapid Sequence Intubation
(RSI). Teknik ini dilakukan dengan durasi kurang 3 menit.
06
Pembagian Zonasi
Rumah Sakit
Bagaimana Pembagian Zonasi di RS saat pandemi
covid-19?
Pembagian Zonasi Rumah Sakit

Zonasi ruang adalah pembagian atau pengelompokan ruangan-ruangan


berdasarkan kesamaan karakteristik fungsi kegiatan untuk tujuan tertentu.
Salah satu upaya pengendalian risiko transmisi COVID-19 dari segi
pengendalian teknik adalah pembagian zonasi ruang pada FKTRL atau
rumah sakit. Zonasi ruang pada era COVID-19 ini dibagi berdasarkan
tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sehingga perlu adanya
penataan kembali blok bangunan sesuai zonasi, yaitu zona merah (area
pelayanan pasien COVID-19/PIE), zona kuning (area pelayanan pasien
umum) dan zona hijau (area penunjang dan manajemen).
07
Penggunaan Alat Pelindung
Diri
Apa saja APD yang digunakan?
Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Level 1

Digunakan pada pelayanan triase, rawat jalan non COVID-19, rawat inap
non COVID-19, tempat praktik umum dan kegiatan yang tidak
mengandung aerosol

● Penutup kepala
● Masker bedah
● Baju/pakaian jaga
● Sarung tangan lateks
● Pelindung wajah
● Pelindung kaki
Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Level 2

Digunakan pada pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi pernapasan,


pengambilan spesimen non pernapasan yang tidak menimbulkan
aerosol, ruang perawatan COVID-19, pemeriksaan pencitraan pada
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19

● Penutup kepala
● Pelindung mata dan wajah
● Masker bedah
● Baju/pakaian jaga
● Gown
● Sarung tangan lateks
● Pelindung kaki
Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Level 3

Digunakan pada prosedur dan tindakan operasi pada pasien


suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19, kegiatan yang menimbulkan
aerosol (intubasi, ekstubasi, trakeotomi, resusitasi jantung paru,
bronkoskopi, pemasangan NGT, endoskopi gastrointestinal) pada
pasien suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19.

● Penutup kepala
● Pelindung mata dan wajah (face shield)
● Masker N95 atau ekuivalen
● Baju scrub/pakaian jaga
● Coverall/gown dan apron
● Sarung tangan bedah lateks
● Boots/sepatu karet dengan pelindung sepatu
08
Pengaturan Aliran Udara
dan Ventilasi
Bagaimana Pengaturan Aliran Udara dan Ventilasi ?
Pengaturan Aliran Udara dan Ventilasi

a) Meningkatkan udara segar yang masuk untuk mengencerkan udara dalam


ruangan dan kontaminan dalam ruangan minimal 6x pertukaran udara perjam
dengan suhu ruangan 24-260 C dan kelembaban relatif 40-60%.
b) Pengelolaan aliran udara melalui desain aliran udara bersifat vertical laminar,
menjaga aliran udara antar ruangan dengan memasang air curtain atau air gates,
mengarahkan aliran udara satu arah dari suplai menuju exhaust
c) Melakukan penyaringan atau filtrasi udara yang masuk dengan HEPA filter
d) Inaktivasi virus SARS-CoV-2 dengan memasang lampu UV-C atau ozone
generator sebagai berikut:
● Lampu UV-C di Air Handling Unit (AHU) dengan panjang gelombang dan dosis
yang tepat
● Lampu UV-C di area atas ruang kerja yaitu pada ketinggian lebih dari 2,1 meter
● Lampu UV-C di ducting system ( sistem perpipaan pada sistem ventilasi)
● Lampu UV-V di ducting system
Kesimpulan

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan


oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut
parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama COVID-19 diidentifikasi
di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik anak anak, remaja, dewasa maupun
lansia. Sehingga penyakit ini sangat dikhawatirkan bisa menular kebanyak orang, oleh
sebab itu tentunya masing masing instansi memiliki protokol kesehatan sendiri untuk
instansinya agar penyebaran virus ini tidak terlalu banyak diinstansi tersebut,
khususnya rumah sakit.
Saat pandemi Covid-19, tentunya rumah sakit juga memiliki pelayanan khusus
dan berbeda dari biasanya, seperti asesmen pekerjaan, asessmen resiko lingkungan
kerja dan pengendalian teknis, komunikasi resiko, konsep standar dan protokol
perlindungan, pengendalian risiko transmisi Covid-19, ruang operasi dan prosedur
standar operasi, pembagian zonasi rumah sakit, penggunaan alat pelindung diri, dan
pengaturan aliran udara dan ventilasi.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai