Anda di halaman 1dari 45

THT

,MATA
dan
Regulasi
APoteker
Glaukoma
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang
dipengaruhi oleh neuropati mata, ditandai
dengan perubahan pada kepala saraf optik
(diskus optik) yang berhubungan dengan
hilangnya sensitivitas visual dan lapang
penglihatan.
Glaucoma sudut tertutup atau glaucoma sudut sempit disebabkan oleh sudut antara iris mata kornea
menjadi terlalu kecil, artinya lorong untuk aqueous humor outflow terlalu sempit, dan ini disebabkan
oleh lensa yang didorong melawan iris. Hasilnya adalah sistem drainase diblokir menyebabkan
cepatnya terjadi penumpukan tekanan didalam mata, dan juga menyebabkan tiba-tiba timbulnya sakit
mata yang parah, mata memerah, penglihatan kabur, sakit kepala, mual, dan visual halo.
Glaucoma sudut tertutup dapat dipisahkan 3 kategori :
1.glaucoma sudut tertutup akut

Obstruksi mendadak dari tubercular meshwork yg menyebabkan peningkatan pesat dalam peningkatan
tekanan intraokular (IOP) menghasilkan tekanan induksi neuropati optic jika dibiarkan tidak diobati
2.glaucoma sudut tertutup subakut
PACG subakut dicirikan oleh penutupan sudut yang membatasi diri yang dapat
menyelesaikan secara spontan. Serangan berulang atau serangan akut yang
berkepanjangan dapat pengembangan synechia anterior perifer.
3.glaucoma susut tertutup kronis
adanya synechia anterior perifer bahwa sebagian menghalangi aliran humor berair melalui trabecular
meshwork mengakibatkan IOP ditinggikan yang serupa untuk apa yang terlihat di POAG
Terapi Farmakologi
β Bloker

↓ Produksi aqueous Carbonic Anhidrase


humor Inhibitor

Colinesterase Agonis
Direct Acting

Prostaglandin analog

↑Aliran keluar aqueous Colinergic Agonis Direct


Terapi Acting
humor

Nonspesific Adrenergik
Agonis

↑Aliran dan ↓ produksi


α-2 Adrenergik Agonis
aqueous humor
Timolol kontra indikasi pada pasien asma

Latanaprost pada post marketing menimbulkan


asma

Pilokarpin kontra indikasi pada pasien hipertensi


RHINITIS ALERGI Klasifikasi Rhinitis alergi
1) Musiman
Rinitis alergi musiman (demam) terjadi sebagai
respons
terhadap alergen spesifik (serbuk sari dari pohon,
Rhinitis alergi adalah inflamasi membran rumput,
mukosa hidung pada individu sensitif dan gulma) yang muncul pada waktu yang dapat
ketika diprediksi dalam setahun (musim semi dan / atau
partikel alergen yang terhirup berhubungan gugur)
dengan membran mukosa dan dan biasanya menyebabkan gejala yang lebih akut.
menimbulkan 2) Persisten
respon diperantai oleh imunoglobulin E Rhinitis alergi persisten terjadi sepanjang tahun
sebagai
(IgE) respons terhadap alergen nonseasonal (misalnya,
tungau
debu, bulu binatang, dan jamur) dan biasanya
menyebabkan gejala kronis yang lebih halus.
's

Terapi
Alogaritma
a. Kortikosteroid
 MK b. Antihistamin
 MK c. Kombinasi antihistamin/kortikosteroid
Penghambatan dari berbagai jenis sel (sel Antagonis histamine H1 reseptor.  intranasal (azelastin dan flutikason
mast, eosinophil, neutrophil, makrofag,  ES propionat)
dan limfosit) dan mediator (histamine, Mual, sakit kepala, mulut kering, mengantuk.
eikasonoid, leukotriene, dan sitokin) yang  Intranasal (azelastin, olopatadin)
terlibat dalam peradangan alergi dan non  Oral:
alergi. Generasi pertama/sedasi (penggunaan yang
 ES hati-hati pada pasien tertentu)
Cushing sindrom, glaucoma, katarak, OTC: diphenhidramine,
osteoporosis, meningkatnya glukosa darah. clorpheniramine, clemastine, dan
 Intranasal (budesonid,
beklometason, ciclesonide, lainnya).
flunisolid, flutikason furoat,
mometason, OTC: triamsinolon,
flutikason propionat) e. LTRA
 Oral (jarang digunakan).  MK
 Antagonis reseptor interleukotrien untuk rhinitis
musiman.
 ES
d. Stabilizer sel mast/ kromon  neuropsikiatrik, termasuk gangguan tidur, depresi
 MK dan keinginan bunuh diri, serta sakit kepala,
Mencegah degranulasi sel mast yang dipicu gangguan GI, ruam kulit, dan sindrom Churg-
oleh antigen dan pelepasan mediator, Strauss.
termasuk histamin  Oral (montelukast)
 ES
Iritasi lokasl (Bersin dan hidung perih)
 Intranasal
 OTC: kromolin)
g. Dekongestan
f. Antimuskarinik MK
 MK zat simpatomimetik yang bekerja pada reseptor adrenergic
zat antikolinergik yang bersifat antisekretori pada mukosa hidung menyebabkan vasokontriksi,
 ES
menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki
kekeringan hidung dan mulut, iritasi
tenggorokan, dan epistaksis ringan. ventilasi.
 Intranasal (Ipratropium) ES
rasa terbakar, bersin, mulut kering.
Intranasal (short-term use) (tetrahidrozolin; OTC: fenilefrin,
nafazolin, oksimetazolin).
Oral (OTC: fenilefrin; BTC: pseudoefedrin )
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis merupakan peradangan pada
konjungtiva, biasanya dikaitkan dengan
gejala mata memerah dengan pengeluaran
purulen atau serous disertai dengan gatal,
perih, menyengat, atau sensasi tergores.

Penyeba infeksi :bakteri,virus


b Non infeksi : Alergen
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Konjungtivis Bakteri
• 1st line : larutan polimiksin B / trimetoprim, polimiksin B dengan salep bacitracin,
atau salep eritromisin
• 2nd line : Aminoglikosida (tobramycin dan gentamicin) adalah alternatif tetapi
memiliki cakupan gram positif yang tidak lengkap dan dapat menyebabkan
toksisitas epitel kornea.
• Sulfacetamide memiliki resistensi yang signifikan
• Jika infeksi berulang atau parah, gunakan fluoroquinolone topikal
• Obati konjungtivitis bakteri hiperakut dengan dosis tunggal ceftriaxone
intramuskular 1 g dalam kombinasi dengan antibiotik topikal dan rujuk pasien ke
dokter mata
• Jika blepharitis bersamaan hadir, tambahkan rejimen kebersihan untuk perawatan
antibiotik
Konjungtivitis Virus
• Menggunakan air mata buatan dan dekongestan topikal. Jika larutan air mata
buatan menyengat, rekomendasikan formula bebas pengawet.
• Antivirus topikal tidak digunakan untuk mengobati konjungtivitis adenovirus.
Antibiotik topikal tidak perlu dan tidak boleh digunakan untuk infeksi virus
dan untuk membantu mencegah perkembangan resistensi antibiotik.
• Pasien dengan infiltrasi subepitel yang parah mungkin memerlukan steroid
topikal. Namun, steroid topikal dapat menyebabkan komplikasi okular yang
serius, meningkatkan periode pelepasan virus, dan dapat memperburuk
konjungtivitis herpes, yang memiliki gejala yang mirip dengan konjungtivitis
virus. Hanya dokter mata yang harus meresepkan steroid topikal.
Konjungtivitis Alergi
• Larutan air mata buatan, tidak mengandung obat (mencairkan atau menghilangkan alergen),
memberikan kelegaan saat melumasi mata. Larutan diterapkan dua hingga empat kali sehari sesuai
kebutuhan. Salep dapat digunakan di malam hari untuk lebih melembabkan permukaan mata.
• Langkah 2: Antihistamin topikal atau kombinasi antihistamin / dekongestan. Kombinasi antihistamin /
dekongestan lebih efektif daripada kedua agen saja. Dekongestan adalah vasokonstriktor yang
mengurangi kemerahan dan tampaknya memiliki efek sinergis kecil dengan antihistamin. Satu-satunya
dekongestan topikal yang digunakan dalam produk kombinasi adalah naphazoline. Dekongestan topikal
membakar dan menyengat saat berangsur-angsur dan biasanya menyebabkan midriasis, terutama
pada pasien dengan mata berwarna lebih terang. Penggunaan dekongestan topikal harus dibatasi
kurang dari 10 hari untuk menghindari kemacetan rebound.
• Langkah 3: Stabilisator sel mast atau agen multi-aksi. Gunakan penstabil sel mast secara profilaksis
sepanjang musim alergi. Respons penuh mungkin memakan waktu 4 hingga 6 minggu.
• Langkah 4: Kortikosteroid topikal jangka pendek dan imunoterapi.
Faringitis

Faringitis adalah infeksi akut orofaring dan nasofaring


disebabkan virus yang paling umum terjadi, Streptococcus grup
A β-hemolitik (GABHS, juga dikenal sebagai S. pyogenes),
adalah penyebab bakteri primer.
ETIOLOGI

Bakteri: Rhinovirus 20%


 Streptococcus pyogenesis (Grup
Coronavirus 5%
A β-hemolitik)
 Corynebacterium diphtheria Adenovirus 5%
 Neisseria gonorrhoeae Herpes Simplex Virus 4%
 Mycoplasma pneumonia
 Arcanobacterium haemolyticum Influenza Virus 2%
 Yersinia enterocolitica Parainfluenza Virus 2%
 Chlamydia pneumoniae
Epstein-Barr Virus 1%

Sumber: Dipiro, 2014


ALGORITMA

Sumber: Marie, 2016


TERAPI FARMAKOLOGI

Analgesics
and
Antipyretics
Symtoma (acetaminoph
tic en atau
Therap ibuprofen)
y Antibiot
ics

Sumber: Marie, 2016


Tugas dan Fungsi Apoteker
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ->Apoteker merupakan bagian
pemberi layanan di republik Indonesia
PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian ->Pekerjaan
Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
UU no 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
PP no 20 tahun 1962 tentang Sumpah janji apoteker
Regulasi Administrasi Apoteker
1. Permenkes RI Nomor 889 Tahun 2011 Tentang registrasi,Izin
Praktek,dan Izin kerja Tenaga Kefarmasian
2. Permenkes RI nomor 31 Tahun 2016 perubhan permenkes 889
Tahun 2011
3. Peraturan organisasi PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 Tentang Mutasi
Anggota IAI
Regulasi terkait standar pelayanan di faskes
Apotek
Rumah Sakit Permenkes no 9 tahun 2017 ttg Apotek
UU no 44 ttg RS Kepmenkes RI Nomor 1332 tahun 2002 ttg izin
Permenkes 56 ttg Klasifikasi dan Apotek
perizinan RS Permenkes nomor 73 Tahun 2016 ttg Standar
Permenkes 72 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
pel.kefarmasian di RS
Puskesmas
Permenkes nomor 44 Tahun 2016 ttg
Kelas A(.500 bed)=15 Apoteker Pedoman Manajemen Puskesmas
Kelas B(200-500 bed)=13 Apoteker Permenkes nomor 36 Tahun 2016 ttg
Kelas C (100-200)=8 Apoteker Standar Pelayanan Kefarmasian di
Kelas D (50-100 bed)=3 Apoteker Puskesmas
Thank
You
Soal 1
Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 5th untuk berkonsultasi pada dokter umum
disebuah klinik karena anaknya mengalami nyeri pada tenggorokan disertai demam. Dari hasil
laboratorium diketahui pasien menderita penyakit faringitis yang disebabkan oleh bakteri
streptokokus. Ia mendapatkan obat untuk terapi faringitis yang dideritanya. Apakah obat yang
didapat oleh pasien tersebut?
a. Metampiron dan Amoxicillin
b. Paracetamol dan Neomisin
c. Paracetamol dan Amoxicillin
d. Ibuprofen dan Trimetropin
e. Ibuorofen dan Neomisin
Jawaban: C paracetamol dan Amoxicilin
Penjelasan : First line terapi antibiotik untuk penyakit faringitis ialah golongan penisilin yaitu
Amoxicillin dikombinasikan dengan antipiretik analgesik untuk menurunkan demam pada pasien.
Antipiretik yang dianjurkan parasetamol atau ibuprofen (Dipiro, 2015). Obat pilihan untuk anak kecil
karena dosisnya sekali sehari (Marie, 2016).

Sumber: Marie, 2016 and Dipiro, 2015


Soal 2
Pasien anak laki-laki 9 tahun yang dibawa ibunya ke dokter mengeluhkan
sakit kepala, mual, muntah, dan sakit perut. Dokter mendiagnosis faringitis
streptokokus. Pasien pernah mengalami ruam urtikaria setelah
mengkonsumsi Amoksisilin. Pilihan antibiotika yang tepat untuk pasien:
a. Cephalexin
b. Clindamycin
c. Azithromycin
d. Cefdinir
e. Amoxicillin Clavulanate
Jawaban: c. Azithromycin

Sumber: Marie, 2016


Soal 3
Seorang wanita menanyakan pada dokter obat untuk pencegahan rhinitis
alergi.Apa saran dokter?
A. Beklometason
B. Pseudoefedrin
C. Amitripilin
D. Salbutamol
E. Amoksisilin
Jawaban A

Sediaan nasal mengandung kortikosteroid (beklometason,


betametason,budesonid) merupakan obat pencegahan rhinitis alergi
Soal 4
Seorang anak mengalami rhinitis alergi diberikan
oxymetazoline intranasal .Apoteker melakukan konseling
kepada ibunya dan mengatakan bahwa oxymetazoline tidak
digunakan terus-menerus untuk menghindari efek samping?
A. Mual muntah
B. Pendarahan mukosa
C. Konstipasi
D. Cushing sindrom
E. Rhinitis medikamentosaa
Jawaban E.

Es Oxymetazoline : rhinitis medikamentosa (hidung tersumbat


berulang /memburuk pada penggunaan jangka panjang)
Soal 5
1. Pasien open angle glaucoma berusia 65th datang ke apotek dengan resep yang
mengandung Latanoprost (prostaglandin analogue). Apoteker perlu memberikan
informasi terkait efek samping obat. Apakah informasi efek samping obat yg
penting yg disampaikan apoteker?
A. Myophi
B. Bronchospasm
C. Miosis
D. Penurunan tekanan darah
E. Perubahan pigmentasi dari iris
Jawaban E
Pembahasan : Peningkatan pigmentasi iris terjadi paling sering pada pasien dengan iris multi-warna pada
terapi analog prostaglandin jangka panjang. Mekanisme ini efeknya adalah dengan aksinya pada
melanosit iris, dimana iris menjadi lebih gelap karena meningkatnya produksi melanin di iris
Hubungannya perubahan pigmen dari iris dengan mekanisme obat yaitu ketika uveoscleral keluar
meningkat, stimulasi reseptor prostanoid dan prostamid di badan siliaris menyebabkan perubahan dari
matriks extraceluller, sehingga lebih permeabel terhadap humor aqoeus, sehingga meningkatkan humor
aqoeus keluar melalui otot siliaris.
Ini yg menyebabkan perubahan pigmentasi iris analog prostagladin itu juga buat nurunin TIOnya
melibatkan enzim metaloproteinase.. jadi diaktivasi matrik metaloproteinasenya, nah si melanin ini kan
berperan dalam pemberi warna pikmen kan... melanin ini berada di matrik protein... si enzim
metaloproteinasenya ini kan mendegradasi protein... akhirnyaa melanin banyak dan buat peningkatan
warna pigmen iris
Miopi = rabun jauh
Miosis = penyempitan pupil mata
Soal no 6
Seorang pasien telah lama mengalami glaukoma, tetapi setelah
menggunakan suatu obat pasien merasakan asma yang diderita semakin
berat. Obat apa yg digunakan pasien tersebut?
A. Timolol
B. Asetoheksamid
C. Pilokarpin
D. Latanoprost
E. Deksametason
Jawaban A. Timolol
Pembahasan: Obat mata memerlukan penggunaan obat terkonsentrasi
untuk menembus mata. Kelebihan obat akan mengalir ke hidung melalui
saluran nasolacrimal dimana diserap kedalam sistemik sirkulasi. Beta
bloker dapat menyebabkan efek samping sistemik yg signifikan. Efek
melalui jalur ini, sejak first-pass hepatik metabolisme dilewati,
menghasilkan serum yg signifikan secara farmakologis. Bronkospasme
adalah paru yg paling umum efek beta bloker topikal. Edema paru, status
penderita asma telah dilaporkan beta bloker juga
Soal no 7
Seorang pasien perempuan usia 20th didiagnosis dokter menderita
konjungtivitis, dokter selanjutnya meresepkan obat yg mengandung
steroid topical untuk mata. Apoteker menyampaikan informasi obat
kepada pasien, termasuk apa yg harus dilakukan pasien jika gejala
penyakitnya telah sembuh. Apakah informasi yg tepat yg disampaikan?
A. Obat tetap digunakan sampai habis
B. Penggunaan obat harus dihentikan
C. Frekuensi penggunaan obat harus dikurangi
D. Penggunaan obat dianjurkan selama 2 hari
E. Penggunaan obat dianjurkan selama 1 minggu
Jawaban C
Pembahasan: Pemberian steroid sebaiknya dimulai dari dosis tinggi
kemudian apabila gejala membaik diturunkan secara perlahan menurut
tanda klinis inflamasinya. Penggunaan steroid jangka panjang
penghentiannya harus dilakukan secara bertahap.

Taperring off : penurunan dosis secara perlahan.

Withdrawal Syndrome : pemberhentian obat secara tiba-tiba


Soal no 8
Seorang wanita 23th datang ke tempat anda praktek dengan keluhan utama mata merah,
keluhan disertai dengan mata gatal, nyeri, berair, pandangan kabur, terbentuk keropeng pada
kelopak mata ketika bangun pada pagi hari, mengeluarkan kotoran yg kental dan berwarna
putih. Keluhan tidak disertai dengan penurunan virus, dia mempunyai kebiasaan memakai
lensa kontak terus menerus selama beberapa hari, meskipun sedang tertidur. Apa diagnosis
anda yg paling mungkin untuk pasien ini?
A. Ulkus kornea
B. Abrasi kornea
C. Konjungtivitis virus
D. Konjungtivitis bakteri
E. Konjungtivitis vernal
Jawaban D
Pembahasan: Kata kuncinya tidak disertai dgn penurunan virus
brarti bukan konjungtivitis virus.. trs kalau konjungtivitis alergi
itu gejalanya lebih ringan sprti mata kering

Profilaksis untuk konjungtivitas: gunakan penstabil sel mast


secara profilaksis. Respon penuh mungkin memakan waktu 4-6
minggu. Jika stabilisator sel mast tidak berhasil bisa
menggunakan NSAID topical.

Fristline konjungtivitis pada ibu hamil, pediatric, dan


geriatric : Kloram fenicol/ asam fusidic
Soal No 9

Seorang wanita yang baru saja di sumpah apoteker ingin


bekerja di Rumah sakit sehingga ia harus membuat SIPA
.Syarat membuat SIPA sudah dipenuhi dimana apoteker
selanjutnya mengajukan pembuatan SIPA?
A. Ikatan Apoteker Indonesia
B. KFN
C. Kementrian Kesehatan
D. Dinas Kesehatan Propinsi
E. Dinas Kesehatan Kota/kabupaten
JawabanE
Soal No 10
Rumah sakit dibedakan menajdi beberapa kelas,
dimana masing2 kelas memiliki jumlah apoteker
minimal.Jika RS A memiliki apoteker sebanyak 8,
maka RS tersebut termasuk tipe kelas..
A. Kelas A
B. Kelas B
C. Kelas C
D. Kelas D
E. Kelas E
Jawaban C
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai