Anda di halaman 1dari 28

WARTAWAN

CITRA PUSPA MAULIDINA


PENGETAHUAN BAGI WARTAWAN

ETIKA DAN KODE ETIK


Etika merupakan cabang ilmu filsafat Seorang insan pers harus mempelajari
yang mempelajari baik dan buruk apa yang akan diberitakan. Oleh
berdasarkan norma yang difungsionalkan. karena itu, setiap profesi pasti
Etika berarti budi luhur yaitu suatu niat yang berhubungan dengan manusia dan
terkandung dalam diri manusia. Hal ini pasti mempunyai pengaruh kepadaz
berhubungan dengan pekerti yaitu manusia lainnya secara langsung
perbuatan yang timbul secara fisik atau niat maupun tidak langsung. Artinya,
yang dikerjakan. akibat profesinya seseorang
Etika pers adalah tata cara atau perilaku mempunyai dampak kepada
insan pers. Terdapat empat variabel yang masyarakat luas. Demikian juga
dapat diamati yaitu: profesi wartawan atau dunia pers.
1. Tujuannya baik tetapi cara melakukanya
tidak baik.
2. Tujuan jelek tetapi cara melakukannya
baik
3. Tujuan baik dan cara baik
4. Tujuan tidak baik tetapi caranya baik
Dalam kenyataan sehari-hari
perlu dibedakan kode etik bagi 1. Mewajibkan para pengemban
kewartawanan pers (media profesi untuk tidak melakukan
cetak) dan profesi kewartawanan perbuatan dengan cara yang
bagi penyiaran (media elektronik dapat merusak profesi.
radio dan televisi) karena memiliki
kekhasan yang harus
diperhitungkan. 2. Para pengemban profesi
seyogianya berperilaku dalam
Secara umum kewartawanan itu kehidupan pribadinya dengan
mencakup ketentuan-ketentuan cara yang tidak menimbulkan
berikut: konflik pribadinya dengan
berbagai kepentingan.
3. Para pengemban profesi b. Menghindari distorsi,
seyogiyanya bertindak adil seleksi, dan misrepresentasi
(fairly) dalam berurusan fakta.
dengan rekan seprofesi.
c. Menghindari bias dan
4. Para pengemban profesi parsialitas (keberpihakan).
seyogiyanya berupaya
menjaga reliabilitas informasi d. Berupaya tidak
yang disajikan dengan selalu melakukan dan/atau
berupaya: membangkitkan dugaan-
dugaan (conjecture) dan
a. Memaparkan bahan berita mencampuradukan fakta
secara cermat, objektif, dan dengan opini.
konsideratif.
7. Para pengemban profesi
5. Para pengemban profesi seyogianya menghormati dan
seyogianya memiliki sejauh mungkin tidak
integritas dalam menjalakan memasuki lingkungan
profesinya. kehidupan pribadi (the right
to privacy). Asas ini
6. Para pengemban profesi mengimplikasikan:
seyogianya menghormati a. Kewajiban untuk
konfidentsialitas sumber memperkenalkan diri secara
informasinya sepanjang jelas sebelum melakukan
sumber informasinya wawancara atau sebelum
menghendakinya. memperoleh izin memasuki
lingkungan seseorang.
b. Berkewajiban menghindari cara pengembanan profesi yang
menimbulkan harassmen (situasi yang sangat menggangu) bagi subjek
pemberitaan dan orang lain yang terkait (misalnya keluarga).

c. Tidak menggunakan misrepresentasi dan dalih pada waktu berupaya


memperoleh informasi.

8. Para pengemban profesi seyogianya menghormati hak jawab dan


hak koreksi.

9. Para pengemban profesi seyogianya tidak menggunakan bahasa


diskriminatif.

10. Para pengemban profesi seyogianya tidak melakukan plagiat

11. Para pengemban profesi seyogianya tidak melakukan cheque book


journalism.
KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA DAN HUKUM PERS

Organisasi profesi wartawan, yaitu Persatuan Wartawan


Indonesia (PWI) yang didirikan di Surakarta, 9 Februari 1946
memiliki Kode Etik Jurnalistik yang pada awalnya disusun
pada rapat par Pimpinan Redaksi Surat Kabar di Jakarta 1-2
Mei 1954. Sejak 1 Januari 1995 berlaku Kode Etik Jurnalistik
(KEJ) PWI yang telah disempurnakan.

Undang-undang Dasar 1945 memberikan pedoman


bahwa pasal-pasal dalam UUD adalah penjabaran lebih lanjut
dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan
UUD dan terutama adalah Pancasila. Oleh karen itu Indonesia
menggunakan Sistem Pers Pancasila.
KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA DAN HUKUM PERS

Setelah para jurnalis diikat dengan Kode Etik Wartawan


Indonesia, selanjutnya kehidupan mereka di era reformasi
dipayungi oleh Undang-Undang No. 40 tentang Pers yang
mengatur kehidupan pers di Indonesia dan lebih menjamin
keberadaan pers di Indonesia. Terutama kegiatan wartawan
dalam melakukan tugas jurnalistik dijamin oleh hukum.

Pada UU No. 40 tentang pers, khususnya Bab III Pasal 7 ayat 1


dikatakan “Wartaawan bebas memilih organisasi wartawan”.
Maka bermunculanlah berbagai macam organisasi wartawan
dengan masing-masing KEJ.
KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA DAN HUKUM PERS

Atas dasar hal yang sudah di jelaskan di slide sebelumnya


tersebut, wartawan Indonesia menetapkan kode etik yang
telah disetujui oleh 26 organisasi wartawan pada Agustus
1999 sebagai Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang
bersifat nasional, yaitu:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk
memperoleh dan menyiarkan informasi serta
memberikan identitas kepada sumber berita.
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak
bersalah. Tidak mencampurkan fakta dengan opini,
berimbang, selalu meneliti kebenaran informasi serta
tidak melakukan plagiat.
KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA DAN HUKUM PERS

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang


bersifat dusta, fitnah, sadis, dan cabul, serta tidak
menyebutkan identitas korban kejahataan asusila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak


menyalahgunakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai


ketentuan embargo, informasi latar belakang, off the record
sesuai kesepakatan

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat


kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.
KESADARAN (AWARENESS)
Dalam melaksanakan pekerjaanya
wartawan dituntut menyadari
norma-norma etika dan ketentuan
hukum. Dengan kesadaran ini
wartawan pun akan tepat dalam
menentukan kelayakan berita atau
menjaga kerahasiaan narasumber. STANDAR
KOMPETENSI
KESADARAN ETIKA DAN HUKUM
Kesadaran hukum juga penting untuk
WARTAWAN
wartawan. Misalnya, wartawan wajib
menyerap dan memahami Undang-
Undang Pers, menjaga kehormatan,
dan melindungi hak-haknya.
Wartawan juga perlu tahu hal-hal yang
mengenai penghinaan, pelanggaran
terhadap privasi, dan berbagai
ketentuan dengan narasumber.
KEPEKAAN JURNALISTIK
Kepekaan jurnalistik adalah naluri
dan sikap diri wartawan dalam
memahami, menangkap, dan
mengungkap informasi tertentu
yang bisa dikembangkan menjadi
suatu karya jurnalistik.
STANDAR
JEJARING DAN LOBI KOMPETENSI
Wartawan memerlukan jejaring dan WARTAWAN
lobi yang seluas-luasnya dan sebanyak-
banyaknya untuk melakukan tugas
demi kepentingan rakyat dalam
memberikan informasi yang dapat
dipercaya, akurat, terkini dan
komprehensif.
PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Wartawan dituntut untuk memiliki
teori dan prinsip jurnalistik,
pengetahuan umum, serta
pengetahuan khusus. Wartawan
juga perlu mengetahui berbagai
perkembangan informasi mutakhir
di bidangnya. STANDAR
PENGETAHUAN UMUM KOMPETENSI
Pengetahuan umum mencakup WARTAWAN
pengetahuan umum dasar tentang
berbagai masalah seperti sosial,
hukum, sejarah, dan ekonomi.
PENGETAHUAN KHUSUS
Pengetahuan khusus mencakup
pengetahuan yang berkaitan
dengan bidang liputan.
Pengetahuan ini diperlukan agar
peliputan dan karya jurnalistik
spesifik wartawan lebih bermutu.
STANDAR
PENGETAHUAN TEORI DAN KOMPETENSI
PRINSIP JURNALISTIK
WARTAWAN
Pengetahuan teori dan prinsip
jurnalistik mencakup pengetahuan
tentang teori dan prinsip jurnalistik dan
komunikasi.
KETRAMPILAN (SKILLS)
Wartawan mutlak menguasai
ketrampilan jurnalistik seperti
teknik menulis, teknik wawancara,
dan teknik menyunting. Selain itu,
juga harus mampu melakukan
riset, investigasi, analisis, dan
penentuan arah pemberitaan serta
terampil menggunakan alat STANDAR
kerjanya termaasuk menggunakan
teknologi informasi KOMPETENSI
KETERAMPILAN PELIPUTAN WARTAWAN
Keterampilan peliputan mencakup
keterampilan mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi. Format dan
gaya peliputan terkait dengan medium
dan khalayak.
KETRAMPILAN MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Keterampilan menggunakan alat
mencakup keterampilan
menggunakan semua peralatan
termasuk teknologi informasi yang
dibutuhkan untuk menunjang
profesinya.
STANDAR
KETERAMPILAN RISET DAN
KOMPETENSI
INVESTIGASI
Keterampilan riset dan investigasi
WARTAWAN
mencakup kemampuan menggunakan
sumber-sumber referensi dan data
yang tersedia, serta keterampilan
melacak dan memverivikasi informasi
dari berbagai sumber.
KETRAMPILAN ANALISIS DAN
ARAH PEMBERITAAN

Keterampilan analisis dan penentuan arah


pemberitaan mencakup kemampuan
mengumpulkan, membaca, dan STANDAR
menyaring fakta dan data kemudian
mencari hubungan berbagai fakta dan KOMPETENSI
data tersebut. Pada akhirnya wartawan
dapat memberikan penilaian atau arah
WARTAWAN
perkembangan dari suatu berita.
 Memahami dan menaati etika jurnalistik
 Mengidentifikasi masalah terkait yang
memiliki nilai berita.
 Membangun dan memelihara jejaring dan
lobi .
 Menggunakan bahasa
 Megumpulkan dan menganalisis informasi.
KOMPETENSI  Menyajikan berita.
KUNCI  Menyunting berita.
WARTAWAN  Merancang rubric atau kanal halaman
pemberitaan dan slot program
pemberitaan.
 Manajemen redaksi.
 Menemukan kebijakan dan arah
pemberitaan.
 Menggunakan peralatan teknologi
pemberitaan.
Manusia berkomunikasi untuk menyampaikan
pesan peerasaan dan harapan-harapan.
Komunikasi dapat dilakukan secara perorangan
dengan cara tatap muka atau dengan lisan.

Komunikasi juga dapat dilakukan secara massal,


SURAT KABAR, baik dari seorang saja, kepada orang banyak,
RADIO, DAN TV kepada massa, atau dari suatu lembaga kepada
lembaga massanya lainnya. Komunikasi
SEBAGAI MEDIA semacam itu disebut komunikasi massa.
KOMUNIKASI
MASSA Komunikasi massa, karena berhubungan dengan
orang yang lebih banyak, maka harus
menggunakan suatu alat/media. Media
komunikasi massa dapat berupa pengeras suara
untuk berpidato di lapangan, radio, televisi, dan
dengan surat kabar, tentu dengan karakteristik
masing-masing
SURAT KABAR,
RADIO, DAN TV  FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
SEBAGAI MEDIA Komunikasi massa dalam masyarakat pada
KOMUNIKASI
umumnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
MASSA
1. Menyiarkan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)


3. Menghibur (to entertain)
 CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA
Untuk keberhasilan komunikasi massa, perlu
kita mengetahui ciri-ciri komunikasi massa yang
meliputi:
1. Komunikator dari komunikasi massa adalah
suatu lembaga, yaitu suatu kelompok atau
SURAT KABAR, organisasi yang mempunyai syarat-syarat
keberadaan dan tercapainya suatu tujuan.
RADIO, DAN TV
2. Pesan-pesan komunikasi masssa bersifat
SEBAGAI MEDIA umum. Ia terbuka untuk diterima oleh
KOMUNIKASI siapa pun yang menaruh minat dan
perhatian terhadapnya.
MASSA
3. Penyebaran pesan bersifat serentak.
Dilakukan pada waktu yang sama.
4. Komunikasi dari sistem komunikasi massa
melibatkan sejumlah orang atau massa
yang jumlahnya relatif besar, heterogen,
dan anonim.
RAGAM JURNALISME
Terdapat banyak mazhab dalam jurnalisme. Setiap jurnalis
mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan misinya.
Seorang pewarta akan selalu dihadapkan dengan fenomena.
Maka dia akan memilih untuk melawan atau mendukung siapa
pun yang menurutnya patut dilawan atau didukung. Dan setiap
mazhab itu lah yang menjadi penentu keputusan seorang
jurnalis.

Segelintir aturan semacam kode etik tak mampu secara


penuh mengendalikan kinerja wartawan agar sesuai dengan
fungsinya. Setiap wartawan harus mempunyai kematangan
ideologi agar kuat menahan beban moral yang terpanggul di
pundaknya.
RAGAM JURNALISME

 JURNALISME IDEOLOGIS
 JURNALISMEBERDASARKAN KHALAYAK Jurnalisme ideologis merupakan
jurnalisme yang lebih menekankan
segi ideologi atau visi misinya, tidak
Misalnya, apakah kita akan menulis
peduli siapa pun khalayaknya,
untuk newsletter, majalah wanita, koran
jurnalisme jenis ini datang dengan
harian, tabloid, atau majalah agama.
mengusung idealisme merek sendiri.
Dari titik itu, kita mengenal segi bahasa
atau juga bisa tumbuh saat
jurnalistik. Beda khalayak pembaca akan
masyarakat membutuhkan perhatian
berbeda juga bahasa yang digunakan.
khusus dari sisi publik.
JURNALISME WARGA
Jurnalisme warga dikenal sebagai
“jurnalisme partisipatoris”. Jurnalisme
warga dilakukan atas inisiatif warga
biasa yang tidak memiliki latar belakang
pofesi media. Sedangkan jurnalisme
kewarganergaraan dipraktikan kalangan
professional jurnalisme.
RAGAM
JURNALISME SASTRAWI JURNALISME
Jurnalisme sastrawi adalah nama
sebuah genre dalam dunia
penulisan yang memadukan
liputan/reportase dan penulisan
dengan gaya sastrawi sehinggan
enak dibaca.
JURNALISME INVESTIGASI
Menurut Dhandy Dwi Laksono (2010)
Jurnalisme investigasi memiliki elemen-
elemen sebagai berikut: 1)
Mengungkapkan kejahatan terhadap
kepentingan publik, atau tindakan yang
merugikan orang lain. 2) Skala dari kasus
yang diungkapkan cenderung terjadi
secara luas atau sistematis (ada kaitan RAGAM
atau benang merah). 3) Menjawab
semua pertanyaan penting yang muncul JURNALISME
dan memetakan persoalan dengan
gamblang. 4) Mendudukkan actor-actor
yang terlibat secara lugas, didukung
dengan bukti-bukti yang kuat. 5) Publik
bisa memahami kompleksitas masalah
yang dilaporkan dan bisa membuat
keputusan atau perubahan berdasarkan
laporan itu.
JURNALISME ONLINE
Jurnalisme online adalah proses
penyampaian informasi atau pesan
yang menggunakan internet sebagai
medianya. Selama ini online dipahami
sebagai tampilan di sebuah situs web.
Padahal online mencakup berbagai
tempat perkara (venue): web, email,
bulletin board system (BBS), IRC, dan
RAGAM
lainnya. JURNALISME
Jurnalisme Online di Indonesia mulai
muncul saat jatuhnya pemerintahan
Suharto di tahun 1998, saat itu
alternatif media dan breaking news
menjadi komoditi yang di cari banyak
pembaca.
KARYA JURNALISTIK
1. Berita Lugas
Berita lugas biasanya terikat pada ketentuan-ketentuan demi
kepentingan pembaca, yakni bahwa pembaca itu ingin segera
mengetahui pokok persoalan karena keterbatasan waktu. Oleh
sebab itu, berita lugas selalu memuat fakta yang paling
penting di alenia pertama, dalam jurnalistik disebut lead
berita.
2. Feature
Feature adalah suatu bacaan yang ringan, tetapi berisi
informasi yang berguna. Feature penuh dengan human
interest, selain menghibur dan informatif, juga diwarnai rasa
pribadi penulisnya.
3. Depth Reporting
Laporan mendalam ini ditulis dengan bahasa ingan tetapi
dengan fakta-fakta dan angka” yang ilmiah.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai