Anda di halaman 1dari 24

PROSES MANAJEMEN

RESIKO

DISAMPAIKAN OLEH :
ARIF K.Z., S.Kep, Ns
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko didefinisikan sebagai
proses, mengidentifikasi, mengukur dan
memastikan risiko dan mengembangkan
strategi untuk mengelolah risiko tersebut.
Identifikasi risiko
Identifikasirisiko adalah usaha
mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau
kerugian secara finansial. Identifikasi
akan membantu langkah-langkah yang
akan diambil manajemen terhadap risiko
tersebut.
Instrument:

1. Laporan
KejadianKejadian(KTD+KNC+Kejadian
Sentinel+dan lain-lain)
2. Review Rekam Medik (Penyaringan
Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada
praktik dan prosedur)
3. Pengaduan (Complaint) pelanggan
4. Survey/Self Assesment, dan lain-lain
Pendekatan terhadap identifikasi risiko
meliputi:
 Brainstorming
 Mapping out proses dan prosedur
perawatan atau jalan keliling dan
menanyakan kepada petugas tentang
identifikasi risiko pada setiap lokasi.
 Membuat checklist risiko dan
menanyakan kembali sebagai umpan balik
Penilaian risiko
(Risk Assesment) merupakan proses untuk
membantu organisasi menilai tentang luasnya
risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol
frekuensi dan dampak risiko risiko. RS harus
punya Standard yang berisi Program Risk
Assessment tahunan, yakni Risk Register:
1. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim
litigasi dan komplain, investigasi eksternal &
internal, external assessments dan Akreditasi
3. Informasi potensial risiko maupun risiko
actual (menggunakan RCA&FMEA)
Penilaian risiko
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua
pihak yang terlibat termasuk Pasien dan
publik dapat terlibat bila memungkinkan.
Area yang dinilai:
 Operasional
 Finansial
 Sumber daya manusia
 Strategik
 Hukum/Regulasi
 Teknologi
Risk Assessment Tools yang digunakan
dalam menangani risiko yang terjadi :
 Risk Matrix Grading
 Root Cause Analysis
 Failure Mode and Effect Analysis
A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk
Assessment)

 Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial


(dengan pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi
(dengan pendekatan reaktif / responsif).
 Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam
sumber, misalnya:
a. Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit, incident
report, klaim, komplain)
b. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi
profesi, lembaga penelitian)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
 Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan
peringkatnya (grading) dengan
 memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
B. Analisis Risiko
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata
laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden
dengan
kategori hijau dan kuning maka evaluasi
cukup dengan investigasi sederhana
sedangkan untuk kategori ungu dan merah
perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam
dengan metode RCA (root cause analysis –
reaktif / responsive) atau HFMEA
(healthcare failure mode effect analysis –
proaktif)
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading
yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan meliputi
proses
berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi dan
menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan melakukan
verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk mengatasi risiko.
D. Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai
dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
pengelolaan risiko atau insiden dengan
target menghilangkan atau menekan risiko
hingga ke level terendah (risiko sisa) dan
meminimalisir dampak atau kerugian
yang timbul dari insiden yang sudah
terjadi.
E. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori hijau dan kuning, maka tindak
lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan investigasi sederhana, melalui
tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi:
- observasi
- Telaah dokumen
- Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung:
- individu
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung:
- individu
- tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
Perbedaan Penyebab akar masalah dan faktor kontributor:
Tanyakan:
1. Akankah timbul masalah apabila penyebab tersebut tidak ada ?
2. Akankah masalah timbul bila penyebab ini dikoreksi / dieliminasi?
3. Akahkah eliminasi / koreksi penyebab menimbulkan insiden serupa
lagi?

Bila jawabannya TIDAK: akar masalah, YA: faktor kontributor


Di dalam menganalisa penyebab masalah, jangan berhenti hanya
pada penyebab langsung namun harus terus menggali hinga kepada
akar masalah sehingga penyelesaian yang direkomendasikan
nantinya bukanlah penyelesaian simptomatik semata melainkan
benar-benar penyelesaian etiologi yang dapat mencegah
berulangnya insiden yang sama di kemudian hari.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai