Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

REPRODUKSI: MENSTRUASI
Anggota Kelompok 4 :
 Baiq Annisa Indah Cahyani
 Dini Wulandari
 Hidayatul Laela
 Nurul Aulia Aprianti
 Ratih Kurniati
 Zahwa Fira Niz’ah

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


KONSEP MENSTRUASI
• Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifat
nya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus
menstruasi), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat p
erubahan hormonal yaitu estrogen dan progesterone. Menstruasi
adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
1. Lamanya 3-6 hari
2. Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
3. Satu siklus normal 21-35 hari
4. Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus menstruasi ya
ng berovulasi
FISIOLOGI MENSTRUASI
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah 12 ata
u 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mun
gkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni
sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, menstruasi tetap datang han
ya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus menstruasi/ me
nstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama me
nstruasi berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami menstruasi tidak nor
mal. Diantaranya mulai dari usia menstruasi yang datang terlambat, darah menstruasi sangat ban
yak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat menstruasi, geja
la PMS (pree menstruasi syndrom), siklus menstruasi yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
• Menstruasi Dipengaruhi berbagai hormon:
• GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hor
mon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dal
am jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (pene
balan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis u
ntuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovu
lasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sen
diri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase
sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus menstruasi
bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk
menentukan masa subur.
JENIS-JENIS GANGGUAN MENSTRUASI

1. Hipermenore (Menorraghia)
• Perdarahan menstruasi lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
• Etiologi

Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi ute


rotonika. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendun
gan pembuluh darah balik. Hipertensi Dekompensio cordis
• Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili.
• Patofisiologi

• Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon


(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FS
H). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada p
ertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. P
erkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometri
um agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.

• Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan ko
rpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endo
metrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah men
struasi. pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang
berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
• Manifestasi Klinis

Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga s
ering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

• Pemeriksaan Penunjang

• Uji Lab:

 Mencakup uji hemoglobin dan hematokrit untuk menentukan apakah perdarahan


yang terjadi pada wanita mengarah ke keadaan anemia.

 Ultrasonografi panggul juga dapat menjadi alat diagnostic yang efektif untuk me
nunjukkan adanya hyperplasia atau arsinoma.

 Sonografi mampu mendeteksi miomata serta polip endometrium (pertumbuhan b


enign yang dapat mengakibatkan menoragi)
2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
• Suatu keadaan dimana perdarahan menstruasi lebih pendek atau lebih kurang da
ri biasanya. Lama perdarahan : Secara normal menstruasi sudah terhenti dalam 7
hari. Kalau menstruasi lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir
kurang. Misal pada endometritis, mioma.
• Etiologi

Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin


kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal.
• Patofisiologi Manifestasi klinis

Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting.
3. Polimenorea (Epimenoragia)
• Adalah siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan ju
mlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
• Etiologi
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulas
i, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan,en
dometriosis,dan sebagainya.
• Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal.Stadium proliferasi dapat di
perpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrog
en-progesteron.
• Manifestasi klinisl;
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari)
4. Oligomenorrhoe
• Suatu keadaan dimana menstruasi jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 3
5 hari.
• Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan
kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse
atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.Oligomenorrhea sering ter
dapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium p
olikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pa
da wanita normal.Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, p
enyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe
dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
• Gejala

• Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya
didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hami
l. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan
penyakit kardiovaskular.Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

• Pengobatan

• Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea dengan anovulatoi


r serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan stat
us gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligo
menorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien de
ngan sindrom ovarium polikistik juga sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adan
ya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur
atau ramuan herbal.
5. Amenorea
• Adalah keadaan tidak datang menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.
• Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah me
ngalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
• Etiologi
• Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium),
dan vagina. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaa
n, uji estrogen dan progesteron negatif. penyakit TB, penyakit hati, diabetes
melitus, kanker, infertilitas, stress berat, kelainan kongenital, ketidastabilan e
mosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
• Patofisiologi
• Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis hip
otalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dim
ana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan
hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estro
gen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyeba
bkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang.
• Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus- hipofosis-ovar
ium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fun
gsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap
aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi
ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
• Tanda dan Gejala

• Gejala aminorea bervariasi tergantung dari penyebabnya, jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, m
aka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan r
ambut ketiak saat perubahan bentuk tubuh.

• Jika penyebabnya kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pemebsaran perut. Jika penyebabnya adalah kad
ar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

• Gejala lain yang mungkin ditemukan antara lain;

 Sakit kepala

 Galaktore(pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui)

 Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)

 Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti

 Vagina kering

 Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara, dan perubahan ukura
n payudara.
• Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
 Biopsi Endometrium
 Progestin withdrawal
 Kadar prolaktin
 Kadar hormon
 Tes fungsi tiroid
 Tes kehamilan
 Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimula
ting hormone)
 Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
 CT Scan kepala
6. Metroragia
• Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan menstruasi.

• Etiologi

Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinom
a cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormon
al.

Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor
atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulat
oar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit
akut ataupun kronis.

• Manifestasi klinis

Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering diangga
p oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.

• Terapi : kuretase dan hormonal.


• Pra Menstruasi Syndrom
• Ketegangan sebelum menstruasi terjadi beberapa hari sebelum menstruasi bahkan samp
ai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan pro
gesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30- 40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 s
ampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
• Disebabkan oleh :
 Sekresi estrogen yang abnormal
 Kelebihan atau defisiensi progesteron
 Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
 Kelebihan hormon anti diuresis
 Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
• Etiologi

• Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esteroge
n dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kad
ang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi lute
al dan pengurangan produksi progesteron.

• Patofisiologi

• Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyeba
bkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridok
sin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.

• Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilka
n sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang diha
silkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekani
sme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-m
enstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
• Manifestasi klinis
• Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. E
mosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, da
n perasaan negatif lainnya.
7. Dismenore
• Adalah nyeri sewaktu menstruasi. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan me
merlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang b
elum jelas.
 Dismenorrhea primer
• dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari
alat kandungan atau organ lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita
dan biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengah
an 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita dismenorrhea p
rimer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejala nya mulai terasa pada 1 at
au 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid dimulai. Biasanya nyeri berakhir s
etelah diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesik.
 Dismenorrhea sekunder

• Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche. Biasanya disebabkan ha


l lain.Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap haid, namun berlangsung lebih lama dan bis
a berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi abdomen.Dismenorrhe
a sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana jaringan uterus tumbuh di luar uter
us dan ini dapat terjadi pada wanita tua maupun muda.

• Tanda dan gejala Disminorhea


– Nyeri bersifat kejang berjangkit jankit pada a bawah tetapi dapat menyebar ke daer
ah pinggang dan paha.
– Mual dan muntah
– Sakit kepala
– Diarea
– Iritabilitas
• Etiologi

• Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismmenorea primer,tetepi patofisiolog

isnya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa factor memegang peranan sebagai dismenorea primer, an

tara lain :

• Factor kejiwaan : pada gadis gadis yang emosionalnya tidak stabil

• Factor konstitusi : factor ini , yang erat dengan factor yang tersebut diatas,dapat juga menurunkan ketahan

an terhadap nyeri. Factor – factor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya.

• Factor obstruksi kanalis servikalis : pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi

stenosis kanalis servikalis. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan di

smenorea karena otot – otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

• Factor endokrin : mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus.

• Factor alergi : teori ini di kemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dimenorea dengan urti

karia,migraine, atau asma bronchial. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksis haid.
• Pengobatan secara umum yaitu;
 Obat-obatan analgesic sebaiknya bukan dari golongan narkotik seperti morphin dan codein.
 Obat-obatan tecolitic, yaitu obat-obatan untuk mengurangi kontraksi otot rahim, dan memperla
ncar aliran darah ke dalam rongga panggul, khususnya rahim.
 Pengobatan hormonal berupa obat-obatan KB yang kombinasi untuk menghambat te
rjadinya pelepasan telur dari kelenjar ovarium.
 Obat-obat penghambat pengeluaran hormon prostaglandin, seperti jeni I, aspirin, indo metchin
e, asam mefenamat.
 Operasi seperti curet , dan operasi pemotongan syaraf daerah pinggul.
– Penatalaksanaan

• Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofe

n, naproxen dan asam mefenamat). obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum men

struasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi, selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa diku

rangi dengan:

• a. Istirahat yang cukup.

• b. Olah raga yang teratur (terutama berjalan).

• c. Pemijatan.

• d. Yoga atau senam

• e. Orgasme pada aktivitas seksual.

• f. Kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghil

ang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secar

a teratur
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3 .1 Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan


mengadakan wawancara mengenai aspek-aspek umum seperti:
1 . Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit dahulu

pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri


serupa yang timbul pada setiap siklus menstruasi. Dismenore primer
biasanya mulai sesaat setelah menarche. Kadang-kadang pasien
mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan saraf.
b. Riwayat Penyakit Sekarang

c. Riwayat Penyakit Keluarga

2 . Nutrisi

3 . Pola Latihan

4 . Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya

5 . Konsep diri (body image)

6 . Skala nyeri 4-6


• Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6

1. B1 (Breath) : Pernapasan tidak teratur

2. B2 (Blood) : Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg), Akral Basah dan dingin

3. B3 (Brain) : Penurunan Konsentrasi, Pusing, Konjungtiva Anemia

4. B4 (Bladder) : Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari

5. B5 (Bowel): Nyeri pada adomen, Nafsu makan Menurun

6. B6 (Bone): Badan mudah capek, Nyeri pada punggung

• Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda depresi volume berat ( ex: anemia), ini dapat membantu mengonfirmasi sejarah pasien perdarahan sangat berat

dan/ atau rawat inap promp segera.

2. Obesitas : hal ini merupakan factor resiko independen untuk kanker endometrium. Jaringan adipose adalah local untuk konve

rsi esterogen. Oleh karena itu, semakin besar pasien, semakin meningkat resiko.

3. Tanda-tanda kelebihan androgen( misalnya, hirsutisme): ini biasanya menunjuk ke polycystic ovarian syndrome (PCOS), meny

ebabkan perdarahan anovulasi.

4. Ecchymosis, ptekie dan pupura: ini biasanya adalah tanda trauma atau ganggua perdarahan.
5. Pemeriksaan umum mencakup evaluasi dari:

• Visual field

• Perdarahan gusi

• Thyroid evaluasi

• Galaktorea

• Pembesaran limpa atau hatI

• Pembesaran panggul harus mengevaluasi untuk kehadiran lesi genital eksternal

6. Vagina/debit serviks : cari debit berlebihan menunjukkan infeksi, dan pastikan situs sebenarnya dari perdarahan (jika ada), nilai sebagai

berikut:

7. Ukur rahim, bentuk, dan kontur : sebuah rahim membesar berbentuk tidak teratur menunjukkan fibroid jika pasien berusia 30-50 tahun.

Sebuah rahim seragam berbentuk membesar pada pasien dengan perdarahan postmenopause menunjukkan kanker endometrium sampai

terbukti sebaliknya.

8. Kelembutan gerak Serviks : Ini adalah gejala umum dari penyakit radang panggul (PID) yang biasanya disebabkan oleh gonoroe atau kla

mdia.

9. kelembutan Adenexal atau massa : Halini terutama menyangkut pada pasien yang lebih tua dari 40 tahun. Kanker ovarium dapat hadir

dengan perdarahan intermenstrual sebagai gejala satu-satunya.


10. Pemeriksaan papsmear,

11. Pemeriksaan bimanual mencakup pengkajian terhadap adanya massa dala


m ovarium dan uterus serta adanya nyeri.
12. Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan perito
neum atau suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal

13. Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis ada
lah normal.
– Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis : perdarahan endometrium
2. Keletihan b/d Anemia akibat kehilangan darah berlebih
3. Nyeri akut b/d agen cedera biologis: perdarahan endometrium
4. Mual b/d Kehamilan: Peningkatan estrogen
5. Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik: tumor ovarium
6. Nyeri akut (haid) b/d kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus
INTERVENSI • NIC

1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis  Aktivitas Keperawatan:

Tujuan NOC: • Lakukan pengkajian nyeri secara Konprehensif

meliputi lokasikarakteristik, awitan/durasi,


Setelah dilakukan tindakan dalam ...x24 jam nyeri
frekuensi,kualitas, intensitas,atau keperahan
teratasi.
nyeri.
Kriteria Hasil: Menunjukkan tingkat nyeri, dibuktikan
• Berikan informasi tentang nyeri, penyebab nyeri
dengan indicator:
• Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis:
• Ekspresi nyeri lisan atau pd wajah
relaksasi, distraksi,
posisi tubuh melindungi bagian nyeri
 Aktivitas Kolaboratif:Laporkan pada dokter jika
• kegelisahan atau ketegangan otot
tindakan tidak berhasil.
• perubahan dalam kecepatan pernapasan, denyut
 Aktivitas lain:Pastikan pemberian analgesic ketika
2. Keletihan b/d Anemia akibat kehilangan darah berlebih. NIC

• Tujuan NIC • Aktivitas Perawat:

• Setelah dilakukan tindakan dalam waktu ....x24 jam 1. Pantau bukti adanya keletihan fisik yang berlebihan pada

keletihan teratasi. pasien.

• Kriteria hasil: 2. Tentukan presepsi pasien tentang penyebab keletihan:

1. Pasien akan menunjukkan pengehematan energy, menoragia

dibuktikan dengan indicator: 3. Ajarkan pasien untuk mengenali tanda dan gejala

2. Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas keletihan yang memerlukan pengurangan aktivitas.

3. Mempertahankan nutrisi yg adekuat • Aktivitas Kolaboratif:

4. Keseimbangan aktivitas dan istirahat • Konsulltasikan dengan ahli gizi tentang cara untuk

5. Gunakan teknik penghematan energy meningkatkan asupan makanan berenergi tinggi (untuk

mengatasi anemia)
• Kriteria lain:
• Aktivitas lain:
1. Pasien menyatakan tidak merasa lelah terus menerus

2. Tidak lesu • Kurangi ketidaknyamanan fisik pada pasien


3. Nyeri akut b/d agen cedera biologis: • Aktivitas Keperawatan:

perdarahan endometrium 1. Lakukan pengkajian nyeri secara

• Tujuan NOC konprehensif meliputi lokasi, karakteristik,

• Setelah dilakukan tindakan dalam ...x24 jam awitan/durasi, frekuensi, kualitas,intensitas,

nyeri teratasi. atau keperahan nyeri.

• KriteriaHasil: Menunjukkan tingkat nyeri, 2. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab

dibuktikan dengan indicator: nyeri.

1. Ekspresi nyeri lisan atau pd wajah 3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis:

relaksasi, distraksi,
2. Posisi tubuh melindungi
Aktivitas Kolaboratif:
3. kegelisahan atau ketegangan otot
• Laporkan pada dokter jika tindakan tidak
4. Perubahan dalam kecepatan pernapasan,
berhasil.
denyut jantung atau tekanan darah
4. Mual b/d Kehamilan: Peningkatan estrogen
• Tujuan:
• Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 jam mual dapat dikurangi Kriteria
Hasil: Menunjukkan status nutrisi dengan indicator:
• Asupan makanan oral
• Asupan cairan

NIC
• Aktivitas Keperawatan:
• Pantau status nutrisi pasien
• Pertahankan kekuatan pencatatan asupan dan haluran cairan; pantau mak
anan/ cairan yang diingestikandan perhitungkan asupan kalori setiap hari.
• Ajarkan untuk makan secara berlahan.
5. Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik: tumor 1. Pendidikan Untuk pasien

ovarium 2. Jelaskan semua pemeriksaan dan pengobatan untuk

• Tujuan / Kriteria Evaluasi pasien atau keluarga

1. Pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan, 3. Aktifitas Kolaborasi

dibuktikan dengan indicator sebagai berikut (Ketentuan 4. Kaji kebutuhan akan layanan social dan atau intervensi
1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau psikiatrik
secara konsisten menampilkan
5. Dukung diskusi pasien-dokter tentang ketakutan pasien
2. Mencari information untuk menurunkan ketakutan

3. Menghindari sumber ketakutan bila mungkin


• Aktifitas Lain
4. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan

ketakutan 1. Sering berikan penguatan positif bila pasien

mendemonstrasikan Perilaku yang dapat menurunkan


5. Mempertahankan control terhadap kehidupan
atau mengurangi takut.
6. Mempertahankan penampilan peran dan hubungan
2. Tetap dengan pasien selama dalam situasi baru
social.
6. Nyeri akut (haid) b/d kontraktilitas uterus, • Aktivitas Keperawatan:

hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus. 1. Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensif
meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi,
• Tujuan:
frekuensi, kualitas, intensitas, atau keperahan
1. Stelah dilakukan tindakan selama ...x24
nyeri.
jam rasa nyeri haid teratasi Kriteria
2. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab
Hasil: Menunjukkan tingkat nyeri, nyeri yaitu desmenorea.
dibuktikan dengan indicator: 3. Management nyeri

2. Ekspresi nyeri lisan atau pd wajah 4. Berikan diuresis natural (vitamin) tidur dan istirahat.

5. Lakukan latihan ringan


3. posisi tubuh melindungi

4. kegelisahan atau ketegangan otot

5. perubahan dalam kecepatan


pernapasan, denyut jantung atau nadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai