Anda di halaman 1dari 13

A S U H A N K E P E R AWATA N PA D A I N S U F I S I E N S I

KELOMPOK
1. ANISA HARYATI
2. DELA SAFITRI NURADWINTAN
3. IRMAYANI AMALIA
4. MUHAMMAD SAIBAN AMRULLOH
5. NURPAIZAH
6. VIRA AYU LESTARI
7. IFAN MUTIARA HATI
8. IRIANINGSIH
DEFINISI

• Insufisiensi adalah ketidakmampuan untuk menjalankan fungsinya


secara memadai. Misalnya, insufisiensi jantung terjadi ketika jantung
tidak berhasil memompa darah secara memadai ke seluruh tubuh
karena terjadi gangguan pada katup jantung.
J E N I S - J E N I S I N S U F I S I E N S I K A R D I O VA S K U L E R

 Insufisiensi Mitral
Insufisiensi mitral adalah kondisi ketika terjadi arus balik abnormal darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Hal
ini disebabkan oleh adanya gangguan pada katup mitral yang seharusnya menutup.

 Insufisiensi Aorta
Infusiensi aorta atau kebocoran aorta adalah kondisi dimana katup aorta tidak dapat menutup rapat sehingga
sebagian darah bocor keluar jantung. Hal ini memungkinkan darah mengalir dari aorta (pembuluh darah besar)
ke ventrikel kiri. Insufisiensi aorta menyebabkan suplai darah ke seluruh tubuh berkurang.

 Insufisiensi Trikuspidalis
Infusifiensi trikuspidalis adalah kebocoran pada katup trikuspidalis yang terjadi setiap kali ventrikel kanan
berkontraksi (sistole).

 Insufisiensi Pulmonal

Insufisiensi pulmonal merupakan inkompetensi dari katup pulmonal, dimana pada pulmonal terjadi aliran balik
dari arteri pulmonalis ke ventrikel kanan pada saat diastole.
ETIOLOGI

a. Insufisiensi mitral

bawaan sejak lahir, prolapse atau kebocoran katup mitral, adanya gangguan penyakit jantung rematik, endocarditis infeksi (infeksi
jantung oleh mikroba bakteri atau jamur), kalsifikasi (penumpukan kalsium pada jaringan tubuh), kardiomiopati (kelainan otot
jantung), dan penyakit jantung iskemik.

b. Insufisiensi aorta

kelainan bawaan, penyakit jantung rematik, endocarditis infektif, cedera di jantung, komplikasi operasi, degeratif (penuaan),
hipertensi yang tidak terkontrol, sindrom marfan, sifilis, dan penyakit autoimun seperti artritis takayasu dan giant cell arthritis.

c. Insufisiensi Trikuspidalis.

Penyebab insufisiensi katup trikuspidalis yang lain diantaranya penyakit jantung rematik, endocarditis infektif (infeksi jantung
karena bakteri atau jamur), anomaly ebstein (kelainan bawaan katup jantung), cedera pada jantung, efek samping obat, sindrom
marfan (kelainan bawaan yang terjadi pada jaringan ikat), dana osteogenesis imperfect (jenis penyakit yang menyebabkan
gangguan pembentukan tulang).

d. Insufisiensi Pulmonal
Penyebab insufisiensi pulmonal adalah karena hipertensi pulmonal berat dan biasanya terjadi mengiringi penyakit kardiovaskuler.
TA N D A D A N G E J A L A I N S U F I S I E N S I

 Insufisiensi Mitral
Palpitasi jantung (berdebar), napas pendek saat latihan, dan batuk akibat kongesti paru pasif kronis adalah gejala yang
sering timbul.

 Insufisiensi Aorta
Insufisiensi aorta biasanya berkembang tanpa disadari dan manifestasi awalnya adalah pasien merasakan debar jantung
yang bertambah kuat.

 Insufisiensi Trikuspidalis

Tanda dan gejala insufisiensi katup trikuspidalis antara lain peningkatan tekanan atrium kanan akan diteruskan ke vena
kava superior dan vena kava inferior, perasaan berdenyut pada leher (JVP meningkat), adanya perasaan perih diperut
akibat adanya hepatomegali, mudah lelah, nyeri dada, napas cepat, dan anoreksia.

 Insufisiensi Pulmonal
Tanda dan gejala insufisiensi pulmonal antara lain pembesaran ventrikel kanan, bising ejeksi atau bising sistolik yang
singkat, bising diastolik yang singkat dan halus, sesak napas selama aktivitas fisik, cepat lelah, nyeri kepala, edema
perifer, dan nyeri dada.
PATO F I S I O L O G I I N S U F I S I E N S I

 Insufisiensi Mitra
Insufisiensi mitral terjadi bila bilah bilah katup mitral tidak dapat saling menutup selama sistole. Chordae tendineae
memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi atau aliran balik dari
ventrikel kiri ke atrium kiri.

 Insufisiensi Aorta
Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta, sehingga masing-masing bilah
tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke
ventrikel kiri.

 Insufisiensi Trikuspidalis
Stenosis katup trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan selama diastolic.

 Insufisiensi Pulmonal
Patofisiologinya adalah karena variasi tekanan diastolik antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan, perbedaan sering sangat
kecil, tetapi meningkatkan regurgitasi. Peningkatan insufisiensi paru karena peningkatan tekanan intratoraks relevan pada
pasien berventilasi (memiliki fisiologi ventrikel kanan restriktif akut).
KOMPLIKASI INSUFISIENSI

 Insifisiensi Mitral

a. Disfungsi ventrikel kiri yang parah

b. Congestive heart failure (CHF) kronis

c. Fibrilasi atrial dan komplikasinya (thrombus pada atrial kiri dengan embolisasi dan stroke)

d. Kematian mendadak

e. Ruptured chordae tendineae

f. Endocarditis

 Insufisiensi Aorta

Insufisiensi aorta dapat menyebabkan overload ventrikel kiri, disfungsi, syok, dan kematian. Insufisiensi aorta merupakan proses yang lebih
endolen ang juga akhirnya menimbulkan gejala yang disertai disfungsi ventrikel dan gagal jantung.

 Insufisiensi Trikuspidalis

Kelainan pada katup trkuspidalis data menyebabkan terjadinya gagal jantung kanan.

 Insufisiensi Pulmonal

Komplikasi dari insufisiensi pulmonal yaitu hipertensi pulmonal.


PENCEGAHAN INSUFISIENSI

Untuk mengurangi terjadinya insufisiensi dapat dilakukan dengan :

a. Mencegah demam rematik dengan mengobati infeksi radang tenggorokan dengan antibiotic.

b. Menjaga tekanan darah agar tetap normal.

c. Istirahat : Kerja jantung dalam keadaan dekompensasi harus benar-benar dikurangi dengan tirah baring
mengingat kebutuhan oksigen yang relative meningkat. Dengan beristirahat, gejala-gejala jantung dapat
berkurang.

d. Diet : Umumnya diberikan makan lunak dengan rendah garam.

e. Memperhatikan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.


PENCEGAHAN INSUFISIENSI

1. Insufisiensi Mitral

A. Medikamentosa

Terapi utama adalah reduksi preload dan afterload, terutama pada regurgitasi mitral dengan edema pulmonary.

 Diuretik (Furosemide)

Diuretik digunakan untuk menurunkan reload dan volume ventrikel kiri.

 ACE inhibitor

ACE inhibitor diberikan untuk menurunkan afterload. Penurunan afterload dapat menurunkan chambersize dan jumlah regurgitasi.

 Beta bloker, digoxin, dan verapamil

Golongan obat ini dapat membantu memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi.

B. Pembedahan

Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif, intervensi bedah meliputi pergantian katup mitral.

2. Insufisiensi Aorta

A. Medikamentosa
Terapi pemberian obat pada insufisiensi aorta kronik yang stabil dan asimtomatik biasanya melibatkan jenis obat vasodilator .
B. Pembedahan

Penggantian katup aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat untuk penggantian katup masih kontroversial.

3 Insufisiensi Trikuspidalis

Tindakan medis dapat berupa :

a. Konservatif, meliputi istirahat dan pembatasan aktivitas fisik, obat-obatan seperti digitalis dan diuretic.

b. Operatif, meliputi valvuloplasty bersamaan pada katup mitral yang timbul bersama, tricuspid valve replacement (TVR), bila
ada kerusakan organ yang berat.

4. Insifisiensi Pulmonal

Terdapat beberapa penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan, diantaranya :

a. Terapi umum dengan istirahat dan diet

b. Terapi antibiotic

c. Kardiotinikum dan diuretic

d. Komisurotomi, yaitu tindakan pemotongan semua komisura garis tengah.

e. Valvuloplasti transluminal perkutan

f. Penggantian katup pulmonal


KONSEP ASKEP

1. PENGKAJIAN
Meliputi:
a) Identitas diri dan demografi
b) Keluhan Utama
c) Riwayat penyakit terdahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
e) Pemeriksaan keadaan umum
f) Pemeriksaan tanda-tanda vital
g) Bio-psiko-sosio-kultural
h) Pemeriksaan fisik
i) Pemeriksaan penunjang berupa
Elektrokardiograf (EKG), Rontgen, EKG Treadmill, Ekokardiografi, Kateterisasi jantung, Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung,
Fonokardiogram, Pemeriksaan laboratorium.
2. DIAGNOSA
j) Penurunan curah jantung
k) Pola nafas tidak efektif
l) Intoleransi aktivitas
3. INTERVENSI.
1. Penurunan curah jantung’
Intervensi :
a) Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung
b) Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanul atau masker sesuai indikasi
c) Kolaborasi pemberian cairan intravena, pembatasan jumlah total cairan sesuai dengan indikasi, hindari cairan dan natrium
d) Kolaborasi pemberian obat
2. Pola nafas tidak efektif
Intervensi:
a. Kaji adanya edema
b. Pertahankan pemasukan total cairan
c. Kolaborasi pemberian diet tanpa garam
d. Kolaborasi pemberian obat
3. Intoleransi aktivitas
Intervensi:
a) Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TTV selama dan sesudah ativitas
b) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
c) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas
d) Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai