SISTEM
PENDIDIKAN
‘‘DALAM
KEPERAWATAN”
OLEH:
MERLYNA SURYANINGSIH,S.KEP.,NERS.,M.KEP.
Latar belakang …….
1. Sejarah
- Pendidikan berbasis rumahsakit
tidak dapat mengakomodasi perubahan dan
perkembangan.
kurang dibekali oleh landasan keilmuan yang kokoh.
bentuk pelayanan yang diberikan bersifat suplement,
tidak mandiri dan otonom.
tenaga keperawatan tidak ditumbuhkan menjadi
tenaga yang akuntabel
Perubahan demografik
Kompleksitas penyakit dan respon penyakit
Konsumen terdidik
Kemampuan memilih pelayanan kesehatan
Latar belakang…..
4. Perkembangan professionalisme
Globalisasi
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kebutuhan pendidikan interdisiplin
Kualitas pelayanan dan pengendalian biaya
Pendidikan Tinggi:
- Diploma
- Sarjana
- Magister
- Doktor
Perguruan tinggi
- Bentuk : akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut, atau Universitas
- Kegiatan : tridarma (pendidikan, penelitian, dan
peng. Masy)
- Program : akademik, profesi, dan / atau vokasi.
UU No. 20 / 2003
Program Pendidikan D III
Situasi lapangan :
Program D III (terutama swasta): Depkes
Jenis program pendidikan bukan kedinasan tapi
umum.
Dua acuan: Depdiknas dan Depkes.
Kendali: lemah kualitas bervariasi
Program D III Keperawatan
Kompetensi DIII sulit dibedakan dengan S1
Keperawatan
Kendala :
Tahap profesi - dapat berhenti
Bidang kekhususan:
Keperawatan Komunitas
Keperawatan Klinik
Program pendidikan akademik
MUDA A3
S D4
1 D
TEKNISI
D3
PIL UTAMA B1
Univ. B B2
D2 MADYA
Ins.
C B MUDA
S.T. B3
D1
AA
PELAKSANA
Kursus UTAMA C1
SMU SMK Udiklat PIM
Kejuruan C MADYA C2
KETERANGAN : MUDA C3
SP : Spesialis
PIT : Pelatihan Industri Tinggi
PIL : Pelatihan Industri Lanjutan Jalur Formal / diperbolehkan
orientation PIM : Pelatihan Industri Mula
SLP
Permeabilitas Akademik A
melalui bridging course
Permeabilitas Profesional
B Syarat - syarat bridging system
SD bridging training C
Orientasi pada pengembangan keilmuan
dan keahlian
NERS
S I
Orientasi
Entry level D pada
keahlian /
(SLTA) 3 ketrampil
an
Care Provider
Community Leader
Educator
Manager
Researcher
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
38, ayat 3; Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan
tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk setiap program studi.
Ayat (4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.
UU No.29 Tahun 2003 tentang Praktik Kedokteran (Sebagai bahan
Komparasi);
(2) Standar pendidikan profesi kedokteran dan standar pendidikan
profesi kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) :
a. untuk pendidikan profesi dokter atau dokter gigi disusun oleh
asosiasi institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi;
dan
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional ;
PP No. 14 tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan; Pasal 1 ayat (1)
dan (2),
PP No.17 Tahun 2010
ttg Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan
Pasal 143 : Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan
yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara
maju.
Terdiri dari dua tahapan :
NERS
TH-1 TH-2 TH-3 TH-4 TH-5
Scientific problem
Etika solving
Keperawatan Perilaku
Belajar aktif dan
CARING
Keragaman mandiri
budaya
Pendidikan di
masyarakat
Hubungan
Ners-Klien Berorientasi ke
masa depan
Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan
KURIKULUM KURIKULUM
INTI INSTITUSIONAL
ELEMEN Kompetensi Kompetensi Kompetensi
KOMPETENSI Utama Pendukung Lainnya
1. Landasan Kepribadian
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi
Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan
KUR
PENCIRI= 20%
(28-29% SKS)
KUR GLOBAL
= 20% ( 28-29
SKS)
144 – 160
KUR INTI = 60
SKS
% (87 SKS)
Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi
Stase Mata Kuliah Jumlah SKS
Kurikulum inti Kurikulum
institusi
I Keperawatan Medikal Bedah 5
II Keperawatan Anak 2
III Keperawatan Maternitas 3
IV Keperawatan Jiwa 2
V Manajemen keperawatan 2
VI Keperawatan Gadar 2
VII Keperawatan Gerontik 2
VIII Keperawatan Keluarga dan 4
Komunitas
Jumlah 22 36
Kompetensi Ners
Care provider: Menerapkan keterampilan berfikir kritis
dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah
serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks
pemberian askep yang komprehensif dan holistik
berlandaskan aspek etik dan legal.
Community leader: Mampu menjalankan
kepemimpinan di berbagai komunitas, baik komunitas
profesi maupun komunitas sosial.
Educator: Mampu mendidik pasien dan keluarga yang
menjadi tanggung jawabnya
Kompetensi Ners
Manager: Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam asuhan klien
Kewenangan
sebagai profesi
PERENCANA IMPLEMENTASI
Facilitator
Curriculum Teaching
Assessor Role
evaluator role model
Model
Information
Provider Lecturer
Curriculum Planner
planner
Resource
Developer
Course Clinical or
organizer practical Harden 2000
teacher
Study guide Resource Material
producer Creator
Pendayagunaan tenaga keperawatan
- Yankep bagian penting Yankes kontributor
utama kualitas pelayanan.
- Perlu pembedaan kompetensi antar jenjang tenaga
yang ada saat ini (sistem registrasi).
- Perlu penataan sistem pengakuan dan penghargaan.
- Program pendidikan berlanjut untuk menjamin
kesesuaian kompetensi dan kewenangan (sertifikasi
dan lisensi).
Upaya penjaminan mutu pendidikan
1. Evaluasi (UU No.20/2003, psl 57, 58, 59)
a. Akuntabilitas penyelenggara
b. Peserta didik, satuan dan program pendidikan
c. Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
d. Oleh pendidik, unit khusus, dan lembaga mandiri.
2. Akreditasi
a. Bentuk akuntabilitas publik.
b. Menilai kelayakan program dan satuan pendidikan.
c. Dasar kriteria bersifat terbuka.
d. Oleh pemerintah atau lembaga mandiri
Penutup
Sistem pendidikan nasional ditetapkan untuk
meningkatkan harkat dan derajat bangsa melalui
pengaturan pendidikan yang memungkinkan setiap peserta
didik untuk memiliki pekerjaan setelah lulus dengan
dibekali iman, takwa, ilmu, kecakapan, kreatif, mandiri,
dan bertanggung jawab.