Etbis 1 Kelompok 8
Etbis 1 Kelompok 8
LEADERSHIP Kelompok 8 :
Julius Alvin Hermawan 19.G1.0063
Grace Suwandi 19.G1.0074
Linda Crysna 19.G1.0185
MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
ETIS
Kepemimpinan adalah kemampuan atau otoritas untuk membimbing dan mengarahkan orang lain menuju
suatu tujuan. Kebanyakan orang setuju bahwa kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk organisasi
mana pun. Kepemimpinan etis yang kuat harus ditunjukkan melalui penerus, manajer lain, dan karyawan
untuk melanjutkan kesuksesan perusahaan.
Kepemimpinan memiliki dampak signifikan pada pengambilan keputusan etis karena pemimpin memiliki
kekuatan untuk memotivasi orang lain dan menegakkan norma, kebijakan, dan sudut pandang organisasi.
Pemimpin etis memastikan tujuan ini terpenuhi dengan cara yang etis.
Pemimpin yang Dikagumi karena
Perilaku Beretika
Warren Buffett (Berkshire Hathaway) :
• Mempromosikan perilaku etis sebagai kebutuhan bisnis
• Berbagi tanggung jawab dan pengambilan keputusan dengan manajer dari berbagai perusahaan
Howard Schultz (Starbucks) :
• Menawarkan perawatan kesehatan untuk pekerja paruh waktu
• Meluncurkan Starbucks College Achievement Plan yang menawarkan biaya kuliah berbayar ke Arizona State
University
Larry Merlo (CVS) :
• Menghentikan penjualan produk tembakau karena tidak sesuai dengan misi mereka sebagai perusahaan
perawatan kesehatan
• Berkomitmen untuk kesehatan masyarakat atas kerugian jangka pendek
Pemimpin yang Dikagumi karena
Perilaku Beretika
Elon Musk (Tesla) :
• Merangkul model bisnis yang berkelanjutan untuk memerangi perubahan iklim
• Prihatin dengan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab
Karena pelaporan karyawan adalah salah satu cara utama para pemimpin
menemukan masalah etika.
Teori pertukaran pemimpin mengklaim bahwa pemimpin membentuk hubungan unik dengan
pengikut melalui interaksi sosial.
Pemimpin yang memiliki sikap positif dan hubungan hormat dengan karyawan dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap perusahaan.
Komunikasi yang menggabungka rasa hormat, mendengarkan, dan umpan balik menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan.
Pemimpin harus proaktif sikap terhadap komunikasi nilai-nilai etika, harapan dan perhatian. Ini
sangat penting karena seorang pemimpin etis harus menggunakan komunikasi untuk
meyakinkan karyawan bahwa kekhawatiran akan ditanggapi dengan serius.
Komunikasi yang menggabungka rasa hormat, mendengarkan, dan umpan balik
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.