Anda di halaman 1dari 23

PERUBAHAN NORMAL, MASALAH

SISTEM IMUN, ASUHAN KEPERAWATAN


DAN DIAGNOSA SINDROMA PADA LANSIA

TIK 7
Perubahan Sistem Imun
Pada Lansia
Sistem Imunitas
Sistem imunitas adalah jaringan sel dan biokimia yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh dari
mikroorganisme asing seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Sel-sel sistem kekebalan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah
dan cairan limfatik. Faktor yang mempengaruhi imunitas ada
internal dan eksternal. Usia, jenis kelamin, dan genetik adalah
factor internal yang tidak dapat diubah. Adapun factor eksternal
yaitu polutan lingkungan, radiasi, sinar ultraviolet, dan obat-
obatan.
(Tabloski, 2014)
Karakteristik unik system imun
Tiga karakteristik unik dari sistem kekebalan:
• pengenalan diri
sistem imun membedakan antara bagian yang merupakan penyusun normal
tubuh seseorang dan yang tidak.
• Spesifisitas
berarti bahwa respon imun hanya bereaksi ke satu antigen
• memori.
berarti bahwa sistem kekebalan memiliki kapasitas untuk mengembangkan
perlindungan jangka panjang terhadap penyerang tertentu.

(Tabloski,2014)
IMMUNOSENESCEN
Immunosenescen adalah istilah untuk disfungsi
imunitas karena umur, yang dapat timbul pada hampir
semua sel sistem imun. Konsekuensi hal ini adalah
meliputi peningkatan kerentanan terhadap infeksi,
keganasan, penyakit autoimun, dan penurunan respon
vaksinasi serta gangguan proses penyembuhan luka pada
pada pasien geriatri.

(Widya wasiyastuti, 2020)


IMMUNOSENESCEN

Imunosenescen yaitu efek kumulatif penuaan pada fungsi


menua, sehingga mempengaruhi sel-sel dan jalur molekular
padasemua level respons imun, mengakibatkan gangguan
respons imun adaptif dan alamiah yang akut. Akibat yang
ditimbulkan adalah meningkatnya sitokin proinflamasi dan
faktor pembekuan pada lansia yang disebut inflammaging
(shaw and bandranayke, 2017)
Thymic Involution
Thymic involution adalah berkurangnya volume jaringan timus.
Jaringan timus yang terletak di atas jantung di belakang tulang
dada merupakan organ tempat sel limfosit T menjadi matang.
Proses thymic involution menyebabkan penurunan jumlah
limfosit T pada usia lanjut sehingga tubuh kurang mampu
mengontrol penyakit dibanding saat usia muda.
(Prahasanti, 2019)
Perubahan morfologi yang paling menonjol yang menandai
imunosenescence adalah involusi, atau atrofi timus. Timus
mengalami atrofi pada masa pubertas dan berlanjut sebagai usia
individu
(Mauk, 2006)
Rasio Sel T. Naïve / Memori
● Sel T naif adalah sel yang belum terpapar antigen; ini adalah sel-sel
yang merespon antigen baru yang mungkin menyerang tubuh. Sel
T memori, seperti yang dibahas sebelumnya, adalah sel T yang
diprogram untuk merespons antigen spesifik dan yang sebelumnya
ditemui.
● sebagai akibat dari involusi timus, produksi sel T naif berkurang.
Oleh karena itu, rasio sel T naif dengan sel T memori sangat
rendah pada orang tua. Akibatnya, orang lanjut usia merespon jauh
kurang efisien terhadap antigen baru yang dapat mengancam
tubuh (Linton & Korshkind, 2004; Whitman, 1999), membuat
mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
(Mauk, 2006)
Penuaan Replikatif/Replicative Senescence
• Penuaan replikatif adalah hasil bukan dari berlalunya waktu itu
sendiri, tetapi dari pembelahan sel berulang (Effros & Pawelec,
1997).
• sel hanya dapat mengalami pembelahan dalam jumlah terbatas,
setelah itu tidak ada lagi proliferasi sel
• Hasil utama dari penuaan replikatif adalah penurunan jumlah
keseluruhan sel kekebalan yang tersedia untuk menangkal antigen
yang menyerang.
• Seiring bertambahnya usia, respons kekebalan sangat melemah
karena ketidakmampuan sel-sel kekebalan untuk membelah tanpa
batas.
(Mauk, 2006)
Cell Signaling/Pensinyalan Sel
• Keefektifan mediasi (perantara) system kekebalan akan terjadi
ketika sel T berikatan dengan antigen, sehingga keberadaan
antigen harus dikomunikasikan atau diisyaratkan ke bagian
dalam sel. Salah satu sel yang berperan dalam proses
pensinyalan ini adalah CD28 yang terletak di permukaan sel T.
• Seiring bertambahnya usia, ada peningkatan progresif dalam
jumlah sel T yang kekurangan CD28. Akibatnya, ada
kemungkinan peningkatan gangguan pada jalur pensinyalan
dan, pada akhirnya, fungsi sel T terganggu

(Mauk, 2006)
Autoimmunity
• Meskipun Pada usia lanjut terjadi penurunan kekebalan tubuh
terhadap antigen asing, ada peningkatan dalam autoimunitas,
yaitu terjadi peningkatan persentase dari sel T dan sel B yang
menghasilkan antibody.

• Sel T yang diarahkan ke sel tubuh sendiri biasanya dihancurkan di


timus sebelum mereka sepenuhnya matang, involusi timus seiring
bertambahnya usia memungkinkan sel-sel ini untuk bertahan.
Pada gilirannya, sel T ini juga dapat mendorong sel B untuk
memproduksi autoantibodi — antibodi terhadap sel tubuh sendiri.
Akhirnya, terjadi peningkatan autoimunitas.
(Mauk,
2006)
Respon imun yang berlebihan
1. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respons berlebihan terhadap rangsangan antigen atau
respons normal yang tidak tepat. Biasanya tidak terjadi pada pajanan pertama ke
antigen ketika respon imun primer terjadi (sensitisasi).
a. Hipersensitivitas (hipersensitivitas tipe I, II, III, dan IV)
 Hipersensitivitas tipe I, contoh : Asma
 Hipersensitivitas tipe II, Contoh dari jenis reaksi ini termasuk reaksi transfusi,
reaksi obat, miastenia gravis, tiroiditis, dan anemia hemolitik autoimun.
 Hipersensitivitas tipe III, contoh : Systemic lupus erythematosus (SLE), dan
Rheumatoid arthritis
 Hipersensitivitas tipe IV, contoh : dermatitis kontak hipersensitivitas akibat alergi
lateks, reaksi tuberkulin, dan penolakan transplantasi
(Tabloski,2014)
Implikasi Klinis Dari Imunosenesens
Vaksinasi
Karena perubahan karakteristik imunosenescence, individu
yang lebih tua lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit
daripada individu yang lebih muda. Salah satu metode
untuk memperkuat pertahanan kekebalan adalah dengan
memberikan vaksin seperti untuk melawan influenza dan
pneumonia. Namun, respon antibodi individu yang lebih tua
terhadap vaksin lebih lambat dan lebih lemah daripada yang
terlihat pada individu yang lebih muda.

(Mauk, 2006)
Infeksi dan Penyakit
Immunosenescence dikaitkan dengan peningkatan insiden penyakit
menular seperti bronkitis dan influenza. Ini juga berimplikasi pada
peningkatan insiden tumor dan kanker yang terjadi seiring
bertambahnya usia. Selain itu, imunosenescence telah dikaitkan dengan
sejumlah penyakit autoimun terkait usia dan reaksi inflamasi, termasuk
diabetes, artritis, osteoporosis, penyakit kardiovaskular, dan demensia.
Tidak dapat disangkal, penuaan sistem kekebalan memiliki implikasi luas
terhadap kejadian penyakit dan kesehatan secara keseluruhan pada
populasi lansia.

(Mauk, 2006)
Pengkajian
1. Umur
2. Nutrisi 7. Nyeri
3. Riwayat Infeksi 8. Obat-Obatan
4. Status Imunisasi 9. Transfusi Darah
5. Alergi 10. Gaya Hidup, Stres, dan Faktor
6. Kelainan dan penyakit lainnya
• Penyakit Autoimun
• Penyakit neoplastic
• Penyakit kronis
• Pembedahan
(Tabloski, 2014)
Diagnosa Sindroma Pada Lansia

1. Sindrom Lansia Lemah


(Domain 1, Kelas 2, kode Diagnosis 00257)

Status dinamik dari ekuilibrium yang tidak stabil yang memengaruhi


individu lansia dalam mengalami penyimpangan pada satu atau lebih
domain kesehatan (Fisik, Fungsi, Psikologis, atau sosial) dan
menimbulkan peningkatan kerentanan untuk mengalami efek
pemnyimpangan kesehatan, terutama disabilitas
Batasan Karakteristik

1. Intoleransi aktivitas
2. Defisit perawatan diri : 8. Ketidakseimbangan
mandi nutrisi : kurang dari
3. Penurunan curah jantung kebutuhan tubuh
4. Defisit perawatan diri : 9. Hambatan memori
berpakaian 10. Hambatan mobilitas fisik
5. Keletihan 11. Hambatan berjalan
6. Defisit perawatan diri : 12. Isolasi social
makan 13. Defisit perawatan diri :
7. Keputusasaan eliminasi
Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Sindrom lansia
You could Setelah
enter a dilakukan intervensi
subtitle here Bantuan
if you need it perawatan diri :
lemah keperawatan selama 3x24 • Pertimbangkan usia pasien ketika
jam, klien dapat : meningkatkan perawatan diri
• Perawatan diri : • Monitor perawatan diri secara mandiri
kebersihan • Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-
mempertahankan alat kebersihan diri
kebersihan tubuh • Berikan lingkungan yang terapeutik
• Perawatan diri : aktifitas • Berikan peralatan kebersihan pribadi (mis :
sehari-hari (ADL) deodorant, sikat gigi)
melakukan pekerjaan rumah • Berikan bantuan sampai pasien mampu
tangga tanpa atau dengan melakukan perawatan diri mandiri
bantuan yang minimal • Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
• Perawatan diri : normal sehari-hari sampai batas kemampuan
berpakaian • Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan dirI
memakai pakaian secara
mandiri
Diagnosa NOC NIC
Bantuan perawatan diri : IADL
• Tentukan kebutuhan individu terkait dengan
HOW ABOUT THE bantuan dalam hal IADL (mis :
membersihkan rumah)
PERCENTAGES? • Tentukan peningkatan kebutuhan di rumah
untuk mengatasi disabilitas
• Berikan teknik peningkatan kognitif
• Memfasilitasi alat-alat untuk membantu
40% dalam aktifitas sehari-hari

VENUS Bantuan perawatan diri : berpakaian


25%
• Pertimbangkan usia pasien saat
Venus has amempromosikan aktivitas perawatan diri
30% beautiful •name
Sediakan pakaian pasien
dapat dijangkau
di area yang
MERCURY
MARS • Mercury
Sediakan pakaian pribadi is thetepat
dengan
Mars is actually a • Memberikan bantuan smallest
dalam planet
berpakaian
cold place sesuai kebutuhan
• Jaga privasi saat pasien berpakaian
• Puji usaha untuk berpakaian sendiri
2. Risiko sindrom lansia lemah
(Domain 1. kelas 2, kode diagnosis 00231)

Rentan terhadap status dinamik dari ekuilibrium yang


tidak stabil yang memengaruhi individu lansia dalam
mengalami penyimpangan pada satu atau lebih domain
kesehatan (fisik, fungsi, psikologis, atau sosial) dan
menimbulkan peningkatan untuk mengalami efek
penyimpangan kesehatan, terutama disabilitas.
Faktor Risiko

• Intoleransi Aktivitas • Imobilitas


• Ansietas • Gangguan keseimbangan
• Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari • Hambatan mobilitas
yang dianjurkan untuk gender dan usia • Kurang dukungan sosial
• Penurunan energi • Malnutrisi
• Penurunan kekuatan otot • Kelemahan otot
• Depresi • Obesitas
• Kelelahan • Kesedihan
• Takut Jatuh • Gaya hidup kurang gerak
• Isolasi sosial
Diagnosa NOC NIC
Risiko Sindrom Setelah dilakukan intervensi Dukungan Mobilisasi:
lansia lemah keperawatan selama 3x24 • Identifikasi toleransi fisik lansia melakukan
jam, klien dapat : pergerakan monitor frekuensi jantung dan
• Melakukan pergerakan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
ekstremitas • Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
• Kekuatan otot • Fasilitasi melakukan pergerakan
meningkat • Libatkan keluarga untuk membantu pasien
• Reantang gerak (ROM) dalam emningkatkan pergerakan
meningkat • Ajarkan mobilisasi sederhana yang dapat
• Kelemahan fisik dilakukan
menurun • Bantu pasien melakukan ROM
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai