Anda di halaman 1dari 21

Perubahan Lansia Yang Mempengaruhi

Komunikasi & Strategi Komunikasi Terapeutik


Sesuai Masalah dan Kondisi Perkembangan
Lansia
TIK 8 ISS 1
Definisi komunikasi pada lansia
Suatu proses penyampaian
pesan/gagasan dari perawat atau
pemberi asuhan keperawatan
kepada lansia dan diperoleh
tanggapan dari lansia sehingga
diperoleh kesepakatan Bersama
tentang isi pesan komunikasi.

( Nugroho ,2009)
• Komunikasi yang efektif tergantung pada
kemampuan keduanya untuk terlibat dalam
proses berbagi tidak hanya kata-kata, tetapi
Komunikasi juga konsep, emosi, dan pikiran.

Efektif • Komunikasi yang efektif tidak memerlukan


kesepakatan, tetapi perlu mendengarkan dan
dengan mempertimbangkan arti dari suatu ide,
peristiwa atau pengalaman yang di jelaskan
oleh orang lain.
(Mauk,2006)
Faktor Penghambat
• Faktor penghambat komunikator meliputi
tidak menguasai pesan, kurang menguasai
unsur lain, suasana kurang mendukung,
penyampaian pesan tidak jelas (karena
suara terlalu kecil/cepat) sehingga susah
ditangkap oleh penerima.

(Nugroho,2009)
Faktor Pendukung

Faktor penunjang dari aspek komunikator (perawat atau pemberi asuhan )


adalah memiliki kelebihan fisik maupun mental, memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman yang cukup mengenai komunikasi, menguasai isi
pesan, menguasai media, dan adanya lingkungan yang mendukung (tenang,
bebas dari kebisingan, ventilasi baik, kamar tidak terlalu panas atau dingin,
adanya privasi) akan memperlancar komunikasi.

Faktor penunjang dari aspek komunikan (lansia) adalah mempunyai sifat


terbuka, pengetahuan cukup, sehat fisik dan mentalnya.

(Nugroho, 2009)
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
a). Manusia
1) Tingkat pengetahuan
2) Perkembangan
3) Sosio-kultural
4) Jenis kelamin
5) Peran dan tanggung jawab
6) Atensi
7) Sikap
8) Persepsi.
9) Hubungan.
10) Status fisik, mental dan emosional.
b). Pesan
• Isi pesan
• Penyampaian pesan

c). Lingkungan
• Stimulus eksternal
• Nilai dan budaya
• Jarak antara penyampai pesan dengan
penerima pesan/teritorial

• (Nugroho, 2009)
Modalitas Sensori yang Terlibat
1. Perubahan pada sistem penglihatan
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada penglihatan
akibat proses menua. Terjadinya awitan presbiopi dengan
kehilangan kemampuan akomodasi. Kerusakan ini terjadi karena
otot otot siliaris menjadi lemah dan kendur, dan lensa kristialin
menjadi sklerosis sehingga sulit untuk memusatkan penglihatan
jarak dekat.
2. Perubahaan pada sistem perabaan
perabaan merupakan sistem sensori pertama yang menjadi
fungsional apabila terdapat gangguan pada penglihatan dan
pendengaran.
.
3. Perubahan pada sistem
pendengaran
Berikut ini merupakan perubahan
yang terjadi pada pendengaran akibat
menua. Pada telinga bagian dalam
terdapat perubahan sensorineural. Ini
terjadi karna telinga bagian dalam
dan komponen saraf tidak berfungsi
dengan baik. Hal ini dapat
menyebabkan kehilangan
pendengaran secara bertahap.

(Muhith, 2016)
Perubahan Normal dan Patologis Komunikasi

Perubahan normal Perubahan patologis Dampak terhadap


komunikasi
penglihatan Perubahan lensa, pupil, dan Degenerasi makula, Isolasi, rasa tidak
iris; menghasilkan ketajaman retinopati diabetikum, aman, penurunan
visual yang buruk, presbiopia, glaukoma, katarak pertukaran
dan peningkatan sensitivitas pikun, ablasi retina komunikasi, rasa malu,
terhadap cahaya dan silau depresi

Pendengaran Masalah konduktif, masalah Gangguan Isolasi, komunikasi


sensorineural, presbikusis; pendengaran total, terbatas tanpa
mengakibatkan hilangnya Kehilangan frekuensi gangguan
sensitivitas untuk nada dengan rendah
konsonan frekuensi tinggi, nada
pengenalan kata yang buruk
Perubahan normal Perubahan patologis Dampak
Sentuhan Pengurangan jumlah reseptor, Kurangnya sensasi Gunakan mulut untuk
pengurangan aliran darah; sentuhan, Gangguan mengeksplorasi kualitas
menghasilkan pengurangan propriosepsi objek;
sensasi sentuhan dan getaran keamanan mungkin
dan penurunan sensitivitas terganggu
terhadap rangsangan hangat atau
dingin

Bicara dan bahasa Berkurangnya pernapasan, Disartria, apraxia verbal, Defisit bervariasi secara
kelebihan produksi lendir / aphasia, penyakit paru dramatis tetapi dapat
berkurangnya air liur, kehilangan obstruktif kronik, ventilasi menyebabkan kesulitan
gigi, elastisitas menurun dan mekanik, laringektomi memproduksi
tonus otot; menghasilkan suara bahasa, atau kesulitan
gemetar dan terengah-engah, dalam memahami
suara mungkin terdengar komunikasi verbal
bergetar, upaya sering
membersihkan tenggorokan,
perubahan artikulasi, kesalahan
semantik
Perubahan normal Perubahan patologis dampak
Gerakan Karena penurunan banyak organ Ataxia Berkurangnya kemampuan untuk
sensorik, fungsi kognitif, dan Bradykinesia mengkomunikasikan informasi
kekuatan tubuh; menghasilkan Dystonia nonverbal, rasa tidak aman,
pengurangan kecepatan dan Kekakuan hilangnya kemandirian,
akurasi serta variabilitas yang lebih Tremor peningkatan risiko jatuh
besar di seluruh individu Kelenturan

Psikologis Secara umum, orang dewasa yang Depresi Respon melambat, kurangnya
lebih tua melaporkan tingkat motivasi, penurunan aktivitas
kepuasan yang serupa dengan sosial
orang dewasa yang lebih muda

Kognitif Penurunan kecepatan pemrosesan Delirium, demensia; Tergantung pada gangguan


informasi, perhatian terbagi, Penyakit Alzheimer kognitif,
perhatian berkelanjutan, tugas kehilangan dapat mengakibatkan
visual-spasial, memori jangka disorientasi lengkap dan respons
pendek yang tidak sesuai, kesulitan
menemukan kata-kata, depresi,
kehilangan wawasan, isolasi, dan
gangguan dalam kemampuan
untuk mempelajari informasi baru
Teknik-teknik Komunikasi dengan Lansia:

1. Teknik asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, mendengarkan dan
memperhatikan dengan baik. Sikap ini akan sangat membantu perawat
untuk menjaga hubungan teurapetik dgn klien lansia

2. Responsif
Responsif adalah berespon yang berarti bersikap aktif tidak
menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari perawat ini
akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang diinginkan, karena umunya klien lansia
senang menceritakan hal-hal yg mungkin tidak relevan untuk petugas
kesehatan.

4. Supportif
Dengan memberi ungkapan-ungkapan yg bisa memberi motivasi,
meningkatkan kepercayaan diri klien, serta menghargai selama lansia
berbicara.
5. Klarifikasi
Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih
dari satu kali dengan maksud pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan
sama oleh klien.

6. Sabar dan ikhlas


Seiring dengan perubahan yang terjadi pada lansia, perubahan ini perlu disikapi
dengan sabar dan ikhlas agar tetap terciptanya komunikasi yg teurapetik dan juga
tidak menimbulkan kerusakan hubungan antara perawat-klien

(Anjaswarni, 2016)
Strategi Komunikasi pada lansia
yang mengalami gangguan
komunikasi
Strategi Komunikasi pada lansia yang mengalami
gangguan komunikasi

• Lansia dengan gangguan penglihatan


• Lansia dengan gangguan Wicara
• Lansia yang tidak sadar
• Lansia dengan penurunan daya ingat
• Lansia dengan gangguan pendengaran

(Wahjudi Nugroho,2009)
Perawat dalam mendukung anggota keluarga
yang merawat lansia yang mengalami
ganguan komunikasi
Pentingnya komunikasi keluarga pada lansia

• Keluarga lansia adalah keluarga yang didalamnya


terdapat penduduk lansia atau anggota keluarganya
yang berusia lanjut
• Keluaga merupakan support system utama bagi lansia
dalam mempertahankan kesehatannya
• Pola komunikasi yang tidak baik antara lansia dan
keluarga dapat mengakibatkan terjadinya depresi pada
lansia, baik itu depresi ringan, sedang maupun berat

(Mubarok, Dkk 2011)


Perawat berperan dalam membantu keluarga mengenai Peran keluarga
untuk lansia yaitu
 menjaga atau merawat lansia
 mempertahankan atau meningkatkan status mental lansia
 mengantisipasi perubahan sosial ekonomi
 Memberikan motivasi

Beberapa hal yang dapat dilakukan anggota keluarga dalam melakukan


perannya

 membantu mencukupi kebutuhannya


menghormati dan menghargai
tidak menganggap sebagai beban
mengajak bepergian
mempertahankan kehangatan keluarga
 melakukan komunikasi terarah
(Maryam dkk, 2008)
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai