DALAM KEPERAWATAN
JIWA
PRESENTED BY
TRI SUMARSIH, S.KEP.NS,MNS
ETIK KEPERAWATAN
• SUDUT PANDANG PD APA YG BAIK DAN
BENAR UNTUK KESEHATAN DAN KEHIDUPAN
MANUSIA.
4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
UU No.38/2014 tentang Praktek
Keperawatan
• Ekstrimitas tubuh
• Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
• Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV,
waktu merokok, komunikasi
• Aktivitas yang bermakna, misal akses untuk ikut
rekreasi
• Pilihan perawatan
• Kontrol sumber keuangan
• Ekspresi verbal dan emosional
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomy / self determination/otonomi
2. Beneficience/Berbuat baik
3. Nonmaleficience/tidak merugikan
4. Justice/Keadilan
5. Kejujuran (Veracity)
6. Kesetiaan/komitmen (Fidelity/keeping promise)
7. Kerahasiaan (confidentiality)
8. Akuntabilitas /dapat dipertanggungjawabkan
1. Autonomi
• Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih
rencana kehidupan dan cara mengatur dirinya
Perawat sebagai
warga negara
Perawat sebagai
pemberi pelayanan
Perawat
sebagai Hak-hak
pegawai pasien
MASALAH LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
Seorang pasien gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa “X”
sering merepotkan perawat. Kerepotan dan ‘gangguan’ pasien tersebut
dialami perawat ruangan yang disebabkan oleh perilaku pasien yang sering
menelepon dengan suara keras sehingga mengganggu pasien lain dan
perawat ruangan, sering juga meminjam telepon ruangan, meminjam
handphone perawat, atau meminjam hp pengunjung pasien lain. Atau
menitipkan surat untuk diposkan sementara perawat tidak ada yang merasa
harus mengirimkan lewat pos, pasien juga bersikeras menerima kunjungan
dari teman dan keluarganya tanpa memperhatikan peraturan waktu
kunjungan dan jumlah pengunjung. Perawat ruangan berpendapat bahwa
pasien yang di rawat, berkewajiban untuk mengikuti program terapi rumah
sakit, sedangkan komunikasi tidak ada kaitannya dengan ‘program rehabilitasi
pasien’ sehingga pasien seharusnya tidak perlu mengganggu dengan
kebiasannya surat-menyurat atau komunikasi yang lain seperti tersebut di
atas.
Pertanyaan soal:
Bagaimana pendapat anda tentang sudut pandang perawat ruangan rumah
sakit X tersebut?
Analisa kasus :
•Seorang pasien dengan gangguan jiwa yang memiliki kebiasaan dan tidak
bisa untuk di tinggalkan tidak dapat dipaksakan untuk meninggalkan kebiasaan
tersebut. Apabila hal tersebut dilakukan akan membuat pasien merasa tertekan
dan membuat keadaan semakin memburuk. Apabila apa yang dilakuan oleh
pasien mengganggu lingkungan sekitar harus diberikan terapi secara bertahap
untuk meninggalkan kebiasaan yang mengganggu lingkungan. Sebagai
perawat seharusnya dapat memahami dan memaklumi tingkah laku pasien
karena mengingat pasien tersebut menderita gangguan jiwa, perawat dilarang
memaksakan kehendak tanpa memperdulikan hak – hak pasien.