Kelompok 1
AINNISHA IBRAHIM HAMID
ALMAIDAH TENDA
ARI M.A. NAHAK
FEBI YANTI TIMULI
FELIKSIA J. ASA
JUWINDA HONIN
NEFRIANA SABNENO
ORIN RIHI
SOFIA A. SONBAI
LIBNI A. TANEO
Pemenuhan eliminasi
01 PENILAIAN POLA MIKSI
(berkemih)
Pola miksi
Your Picture Here
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut
bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari
beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga
bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam
kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan
individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh
dua refleks defekasi yaitu :
Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu
signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik
pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan
feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal interna
tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.
Refleks
defekasi
parasimpatis
Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2 ,
4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal
parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus internal
dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau
bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya.
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan
diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh
kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang
menggerakkan feses melalui saluran anus.
Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang
meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.
Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara
sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal,
maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat
menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan feses.
Lanjutan
GANGGUAN ELIMINASI URINE
85% 35% 65% 45%
Penyakit ginjal utamanya akan berdampak pada sistem
tubuh secara umum. Salah satu yang tersering ialah
gangguan urine. Gangguan eliminasi urine kemungkinan
disebabkan : (Supratman. 2003)
Inkopenten outlet kandung kemih;
Penurunan kapasitas kandung kemih;
Penurunan tonus otot kandung kemih;
Kelemahan otot dasar panggul.
Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara
lain :
Retensi
Retensi Urine ialah penumpukan urine
acuan kandung kemih dan
ketidaksanggupan kandung kemih untuk
mengosongkan sendiri.
. .
Tinusis
Tinusis ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada
anak-anak umumnya malam hari.
Inkontinensis
Inkontinesia
.
Urine ialah bak yang tidak
terkontrol.
.
THANK YOU