Dosen Pengampuh :
OLEH
MARLINA LIDIA FRAGA
NIM 151602620
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunia-Nyalah,
makalah yang berjudul “Resusitasi” ini bisa diselesaikan. Tujuan dari penulisan makalah ini
ialah untuk menambah pengetahuan tentang pengertian,tujuan, faktor-faktor dan tindakan yang
dilakukan tentang resusitasi. Sehingga dengan mengetahui penanganannya yang benar, seorang
tenaga kesehatan dapat segera mengambil tindakan sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan neonatus yang optimal.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas
untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisannya,
yang senantiasa memotivasi.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis telah
berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah
ini belumlah sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Resusitasi
B. Tujuan Resusitasi
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Resusitasi
D. Tanda-tanda Resusitasi Perlu Dilakukan
E. Rumus ABC Resusitasi
F. Resusitasi pada Bayi Baru Lahir (BBL)
1. Definisi Asfiksia
2. Penyebab Asfiksia
3. Pemeriksaan Fisik
4. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL)
5. Langkah-langkah Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL)
6. Resusitasi BBL jika Air Ketuban Bercampur Mekonium
7. Asuhan Pascaresusitasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik resusitasi bayi baru lahir mengalami perkembangan yang pesat dalam 40tahun
terakhir. Secara teoritis, fasilitas dan tenaga ahli resusitasi harus tersedia di tempat kelahiran
bayi, baik di rumah sakit maupun di rumah. Resusitasi bayi baru lahir harus mengikuti
pendekatan yang sistematis. Resusitasi dasar dilakukan dan diteruskan dengan resusitasi
lanjutan hanya apabila bayi tidak membaik.
Waktu adalah hal yang paling penting. Keterlambatan resusitasi akan membahayakan
bayi. Bertindaklah dengan cepat, akurat dan lembut. Tindakan dianjurkan untuk setiap situasi
spesifik. Setelah tindakan dilakukan, evaluasi ulang harus dilakukan dan tindakan selanjutnya
dikerjakan sampai situasi stabil tercapai. Hal ini merupakan prinsip resusitasi yang sederhana
dan sering diabaikan. Tiga parameter kunci yang perlu dievaluasi adalah frekuensi jantung,
aktifitas pernapasan dan warna kulit.
Sementara asfiksia saat lahir merupakan alasan utama untuk resusitasi bayi baru lahir,
terjadi sejumlah situasi lain diruang bersalin yang membutuhkan tindakan tambahan.
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi
bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang
sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas,
bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dan sesuai dengan judul makalah
resusitasi, maka dalam hal ini rumusan masalah
1. Apa pengertian dari resusitasi ?
2. Apa tujuan dari resusitasi ?
3. Apa faktor faktor yang mempengaruhi resusitasi ?
4. Pada saat kapan tanda tanda resusitasi perlu dilakukan ?
5. Bagaimana rumus resusitasi ?
6. Bagaimana resusitasi jantung pada ibu hamil ?
7. Bagaimana tindakan resusitasi setelah persalinan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa
pernafasan tidak adekuat. Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan
selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan,
misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya 30 – 50
x/menit dan menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.
Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi tidak
teratur. Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan cepat
adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria
mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus
menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 =frekuensi denyut jantung selama 1
menit) Hasil penilaian:
a. Apabila frekuensi>100x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai
warna kulit.
b. Apabila frekuensi < 100x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk
dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif).
Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat atau bisa sampai
sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi kemerahan.
Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis purifier,
oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih lamban, antara
lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.
3. sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang jatuh
ke posterior.
4. kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya
obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainya
5. kerusakan neurologis.
6. kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan / atau
kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.
7. syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan.
1. Airways
Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari tangan di
bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit
mendorong dagu pasien.
2. Breathing
Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi anda
sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.
3. Circulation
Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10 detik. Untuk
bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak,
raba denyut karotid di leher di rongga antara trakhea(saluran udara)dengan otot besar leher.
Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada
tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan CPR. Pada Asuhan Kebidanan ada resusitasi
jantung paru pada ibu hamil , Bayi Baru Lahir (BBL),serta anak yang membutuhkan
pertolongan
Resusitasi pada bayi baru lahir ( BBL ) bertujuan untuk memulihkan fungsi pernapasan bayi
baru lahir yang mengalami asfiksia dan terselamatkan hidupnya tanpa gejala sisa di kemudian
hari. Kondisi ini merupakan dilema bagi penolong tunggal persalinan karena disamping
menangani ibu bersalin, ia juga harus menyelamatkan bayi yang mengalami asfiksia.
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia
pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil,
kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah
uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam
rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep)
c. Kejang
Semua bayi dengan tanda-tanda asfiksia memerlukan perawatan dan perhatian segera.
Untuk menilai bayi segera setelah lahir, dapat dinyatakan sehat atau tidak, maka dilakukan
pemeriksaan nilai APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam menentukan tingkat
keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang harus diambil.
Jumlah nilai seluruhnya didapat dengan jalan mengevaluasi kelima tanda, yaitu:
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran,
dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah s Interpreta
Catatan
kor si
Bayi
8-10
normal
Agak Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat
4-7
rendah jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.
Sangat ren
4 Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
dah
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang
baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu
mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika
terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap
dibawah 6 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko
bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga
ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun, tujuan tes
Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir
tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan tidak didisain untuk
memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan keluarga, tempat, alat untuk resusitasi dan
persiapan diri (bidan).
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi
dalam keadaan siap pakai, yaitu:
B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami tentang resusitasi pad bayi
baru lahir karena merupakan salah satu masalah yang harus dikuasai karena berkaitan dengan
profesinya nanti. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya
dalam kehidupan secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA